Surat Al-Mu’minun Ayat 61
أُو۟لَٰٓئِكَ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَهُمْ لَهَا سَٰبِقُونَ
Arab-Latin: Ulā`ika yusāri'ụna fil-khairāti wa hum lahā sābiqụn
Artinya: Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
« Al-Mu'minun 60 ✵ Al-Mu'minun 62 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Mengenai Surat Al-Mu’minun Ayat 61
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 61 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Didapati sekumpulan penjabaran dari berbagai mufassirin terkait makna surat Al-Mu’minun ayat 61, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
mereka yang sungguh-sungguh dalam ketaatan (kepada Allah) itu, kebiasaan mereka bersegera melakukan setiap amal kebaikan, dan mereka berlomba dalam kebaikan-kebaikan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
61. Mereka yang memiliki sifat-sifat yang agung ini bersegera dalam mengerjakan amal saleh, dan mereka lah orang-orang yang terlebih dahulu memperolehnya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ayat ini sebagai dalil bahwa bergegas untuk mengerjakan amalan shalih, sperti menunaikan shalat di awal waktu dan ibadah-ibadah lainnya adalah suatu keutamaan dalam mengerjakan amalan shalih tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
61. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, serta mencintai ketaatan dengan sepenuh hati. Merekalah orang-orang yang menyegerakan dalam melakukan kebaikan dan juga segera memasuki surga
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka itu bersegera} bergegas {dalam (melakukan) kebaikan dan mereka itu terhadap kebaikan itu} terhadap kebaikan itu {adalah orang-orang yang lebih dahulu
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
61 “mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan,” yaitu dalam kancah perlombaan amalan kebaikan. Obsesi mereka adalah segala yang mendekatkan diri mereka kepada Allah. Minat mereka terforsikan pada urusan-urusan yang menyelamatkan mereka dari siksaanNya. Setiap kebaikan yang telah mereka dengar, dan muncul kesempatan bagi mereka untuk [menyusulnya], niscaya mereka memanfaatkannya dan bersegera mengerjakannya.
Sungguh, mereka telah memandang para wali Allah dan para kekasihNya di depan mereka di sisi kanan dan sisi kiri (dan ingin menyerupai mereka). Mereka sigap kepada setiap kebaikan, berkompetisi meraih kedekatan di sisi Rabb mereka. Mereka (berusaha) mendahului mereka (para wali kekasih Allah).
Ketika ada orang yang berhasil mendahului dan lebih cepat daripada yang lain, karena ketekunan dan kesungguhannya, atau kadang tidak dapat mengalahkan (orang lain) lantaran sikap penyepelean yang muncul darinya, maka Allah mengabarkan bahwa mereka itu masuk dalam golongan orang-orang yang berlomba. Allah berfirman, ”dan merekalah kepadanya,” kepada kebaikan-kebaikan “bersegera memperolehnya,” sungguh mereka telah mencapai titik puncaknya dan saling berlomba dengan generasi awal. Kendatipun demikian, telah berlalu ketetapan kebahagiaan dari Allah bagi mereka, bahwa mereka adalah orang-orang sabiqun (yang bersegera dalam berbuat baik).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 57-61
Firman Allah: (Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka (57))
yaitu keadaan mereka yang selalu mengerjakan kebaikan, beriman, mengerjakan amal shalih, dan takut kepada Allah serta selalu dicekam rasa khawatir akan tertimpa tipu daya Allah. Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al-Bashri, bahwa sesungguhnya orang mukmin itu menggabungkan dalam dirinya kebaikan dan rasa takut. Dan sesungguhnya orang munafik itu menggabungkan dalam dirinya keburukan dan rasa aman dari azab Allah
(dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka (58)) yaitu, mereka beriman kepada ayat-ayat Nya, baik yang ada di dalam semesta maupun yang bersifat syari’at, sebagaimana firman Allah SWT yang memberitahukan tentang Maryam: (dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitabNya) (Surah At-Tahrim: 12) yaitu dia merasa yakin bahwa sesungguhnya apa yang terjadi pada dirinya tidak lain merupakan takdir dan keputusan Allah, serta syariat yang telah Dia tetapkan. Syariat Allah itu jika berupa perintah, maka itu dari apa yang Dia sukai dan ridhai. Dan jika berupa larangan, maka dari apa yang Dia benci dan tolak. Dan jika kebaikan, maka itu adalah kebenaran. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun) (59)) yaitu mereka tidak menyembah selain Dia bersamaNya, melainkan mengesakanNya dan mengamalkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, segala sesuatu bergantung kepadaNya, tidak memiliki istri dan anak dan bahwa tidak ada tandingan dan tidak sesuatu yang menyamaiNya.
Firman Allah: (Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (60))
yaitu mereka memberikan pemberiannya dengan rasa takut dan malu jika tidak diterima, yang hal ini berasal dari perasaan takut mereka jika diri mereka dinilai Allah telah berlaku sembrono terhadap persyaratan pemberian. Ini termasuk ke dalam bagian "bersikap hati-hati dan merasa takut"
Ulama lain ada yang membaca ayat ini dengan bacaan: “wal ladziina ya’tuuna maa aatuu wa quluubuhum wajilatun” (Dan orang-orang yang mengerjakan amal perbuatan mereka dengan hati yang takut (kepada Allah)
Maknannya sesuai dengan bacaan pertama dan bacaan mayoritas ulama qiraah sab'ah dan lainnya itu lebih jelas, karena itu Allah berfirman: (mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya (61)) Allah menjadikan mereka termasuk orang-orang yang bersegera. Seandainya makna yang dimaksud adalah seperti bacaan yang lainnya, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka tidak termasuk orang-orang yang disegerakan, melainkan orang-orang yang pertengahan atau orang-orang yang membatasi dirinya. Hanya Allahlah yang lebih Mengetahui.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 61: Perhatian mereka tertuju kepada sesuatu yang mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan keinginan mereka tertuju kepada sesuatu yang menyelamatkan mereka dari azab-Nya. Oleh karena itu, semua kebaikan yang mereka dengar dan ada kesempatan bagi mereka melakukannya, maka mereka segera melakukannya. Mereka melihat wali-wali Allah dan orang-orang pilihan-Nya di hadapan mereka, di mana mereka bersegera kepada kebaikan dan berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka mereka pun ikut berlomba-lomba. Oleh karena peserta lomba biasanya ada yang menang dan ada yang kalah, maka Allah jelaskan di ayat tersebut bahwa mereka semua menang.
Maksudnya orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat 57, 58, 59, dan 60 itu adalah orang yang bersegera mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu akan diberikan kepada mereka dengan segera sejak di dunia ini.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 61
57-61. Setelah menjelaskan sifat-sifat orang yang lengah dan larut dalam durhaka, Allah lalu menguraikan sifat orang-orang yang menjaga hati untuk taat kepada Allah. Sungguh, orang-orang yang karena takut akan azab tuhannya, mereka sangat berhati-hati agar tidak melanggar perintah-Nya, dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda kekuasaan tuhannya, baik yang tersurat dalam Al-Qur'an maupun yang terhampar di alam semesta, dan mereka yang tidak mempersekutukan tuhannya dengan apa pun dan kapan pun, baik syirik kecil seperti ria maupun syirik besar, dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan seperti sedekah, zakat, dan lainnya, dengan hati penuh rasa takut jika pemberian itu tidak diterima oleh Allah karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada tuhannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka; mereka itu, yaitu orang-orang dengan sifat-sifatnya demikian, bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan bersemangat dalam menjalankan ibadah, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya, yaitu surga, sebagai ganjaran atas amal kebaikannya. 62. Para pendurhaka yang disebut pada ayat sebelumnya boleh jadi menganggap bahwa ajaran agama sangat memberatkan. Menyanggah anggapan ini Allah berfirman, 'dan kami tidak membebani seseorang dengan amalan-amalan ibadah melainkan menurut kesanggupannya, maka tidak sewajarnya bila seseorang merasa tidak mampu; dan pada kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya apa saja yang dilakukan oleh manusia, dan mereka tidak dizalimi atau dirugikan dengan bertambahnya dosa atau berkurangnya pahala. Allah tidak akan pernah berbuat zalim kepada manusia, tetapi manusialah yang menzalimi diri sendiri (lihat juga: surah y'nus/10: 44).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjelasan dari para mufassirin terhadap isi dan arti surat Al-Mu’minun ayat 61 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Support usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.