Surat Al-Baqarah Ayat 130
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَٰهِۦمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُۥ ۚ وَلَقَدِ ٱصْطَفَيْنَٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Arab-Latin: Wa may yargabu 'am millati ibrāhīma illā man safiha nafsah, wa laqadiṣṭafaināhu fid-dun-yā, wa innahụ fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīn
Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
« Al-Baqarah 129 ✵ Al-Baqarah 131 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 130
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 130 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah menarik dari ayat ini. Terdokumentasi berbagai penjelasan dari banyak ulama terhadap makna surat Al-Baqarah ayat 130, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan tidak ada seorangpun yang berpaling dari ajaran agama Ibrahim (yaitu Islam) kecuali dia seorang yang dungu lagi bodoh. dan sungguh kami telah memilih Ibrahim di dunia ini sebagai nabi dan rasul, dan sesungguhnya di akhirat kelak dia termasuk orang-orang shaleh yang mereka memiliki kedudukan tertinggi.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
130. Orang yang meninggalkan agama Islam hanyalah orang yang merendahkan dan menzalimi dirinya sendiri.
Sungguh Kami telah memilih Ibrahim di dunia sebagai nabi dan rasul, dan di hari kiamat dia termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah dan mendapat derajat yang tinggi. Syeikh as-Syinqithi berkata: “Allah tidak menjelaskan dalam ayat ini apa itu millah Ibrahim. Namun Allah menjelaskannya dalam firman-Nya:
قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِّلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۚ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". (al-An’am:161).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa millah Ibrahim adalah agama Islam yang Allah mengutus Nabi Muhammad dengannya. Demikian pula dijelaskan dalam firman-Nya:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (an-Nahl: 123).
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
130. Tidak ada yang berpaling dari agama Ibrahim -'alaihissalām- dan memilih agama lain kecuali orang yang menzalimi dirinya dengan kebodohan dan pengaturan yang jelek dengan meninggalkan kebenaran menuju kesesatan, dan merelakan dirinya menerima kehinaan. Sungguh Kami telah memilih Ibrahim sebagai rasul dan khalīl. Dan sesungguhnya di akhirat kelak dia termasuk orang-orang saleh yang menunaikan kewajiban yang Allah berikan kepada mereka, sehingga mereka meraih derajat tertinggi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
130. إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ ۚ (melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri)
Yakni siapa yang membenci millah Ibrahim berarti itu adalah dari kebodohan hakikat dirinya. Dan tidak pernah memikirkan nasib dirinya sehingga membinasakan diri sendiri.
اصْطَفَيْنَاهُ (Kami telah memilihnya)
Yakni Kami telah memilihnya ketika Kami memerintahkan dia untuk tunduk dan patuh (ber-Islam)
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Adapun orang yang tidak percaya dan membenci agama (akidah tauhid) yang dibawa Ibrahim tidak lain hanyalah orang-orang yang membodohi diri mereka sendiri. Orang seperti itu tidak pernah mau berfikir, meremehkan dan memandang rendah kepada ajaran Ibrahim. Padahal Kami telah memilih Ibrahim sebagai seorang rasul di dunia. Kelak di akhirat, Ibrahim termasuk golang orang yang beruntung karena memperoleh ridha Allah. Ayat ini turun kepada kedua putera dua saudara Abdullah bin Salam, yang diajak untuk beriman kepada Allah dan rasulnya. Maka berimanlah mereka berdua: Salamah dan Abu Muhajir
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Siapa yang membenci} melawan dan meninggalkan {agama Ibrahim selain orang yang memperbodoh dirinya sendiri} menyesatkan diri sendiri dengan kebodohan dan perilakunya yang meninggalkan kebenaran menuju kesesatan {Kami benar-benar telah memilihnya} Kami telah memilihnya {di dunia dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang shalih
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
130. Tidaklah ada orang yang benci “kepada agama Ibrahim” setelah dia mengetahui keutamaanya, “melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, ” maksudnya membodohi dan menghinakannya , ridha dengan kehinaan dan menjualnya dengan transaksi yang merugikan, sebagaimana tidak lebih lurus dan tidak lebih sempurna dari orang yang menyukai agama Ibrahim. Kemudian Allah mengabarkan tentang kondisinya di dunia maupun di akhirat seraya berfirman, “Dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia, ” maksudnya Kami mengutamakan dan membimbing nya kepada amalan-amalan yang membuatnya termasuk orang-orang yang terpilih dan istimewa, “dan sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang yang shalih, ” yakni orang-orang yang memiliki derajat yang tinggi.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 130-132
Allah SWT berfirman untuk merespons orang-orang kafir atas bid'ah dan penyimpangan mereka dengan berbuat syirik kepada Allah, yang bertentangan dengan agama nabi Ibrahim AS, imam dari orang-orang yang lurus, yang mengakui keesaan Allah SWT, tidak meninggalkanNya, tidak memyekutukanNya dengan selainNya sedikit pun, dan membersihkan diri dari setiap sesembahan selain Dia, dan kaumnya bertentangan dengannya dalam hal ini, bahkan sampai dia berpisah dari ayahnya, lalu dia berkata: (Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (78) Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik (79)) (Surah Al-An'am)
ayat semacam itu, Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim) yaitu dari aturan dan hukumnya. lalu agama itu ditentang dan dibenci (melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri) yaitu menzalimi diri sendiri dengan kebodohannya dan rencana buruknya dengan meninggalkan kebenaran menuju kesesatan, dimana dia melewatkan jalan orang yang telah dipilih di dunia untuk memberi petunjuk dan kebenaran (dari masa mudanya hingga Allah menjadikannya sebagai khalilNya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang shalih yang bahagia) orang yang zalim itu meninggalkan jalan ini dan agamanya, dan mengikuti jalan kesesatan dan kegelapan. Maka, adakah kebodohan yang lebih besar daripada ini? Atau adakah kedzaliman yang lebih besar daripada ini? Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah kezaliman yang besar)
Abu Al-'Aliyah dan Qatadah berlata ayat ini diturunkan mengenai orang Yahudi; mereka mengada-adakan jalan yang bukan berasal dari Allah dan menyimpang dari agama nabi Ibrahim AS dalam membuat bid'ah. Bukti kebenaran pendapat ini adalah firman Allah SWT, (Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik (67) Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (68)) (Surah Ali Imran)
Firman Allah SWT: ((“Tunduk patuhlah!”) Yakni berpegangteguhlah pada Islam sebagai agamamu. Wahai rasul, ingatlah ketika Allah berkata kepada Ibrahim: “Pegang teguhlah Islam ini sebagai agama bagimu.” Ibrahim menjawab: “Aku berserah diri untuk beribadah dalam agama Tuhan seluruh alam.”) Artinya: Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk ikhlas dan berserah diri sepenuhnya kepadaNya, dan Dia menjawabnya secara syar'i dan qadriy, dan firmanNya: (Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub) yaitu mewasiatkan kepada keturunannya agama ini, yaitu tunduk hanya kepada Allah, atau dhamir itu merujuk kepada "kalimat" yang ada dalam firmanNya (aku berserah diri kepada Tuhan semesta alam) sebagai kesungguhan dan kecintaan mereka terhadap agama ini, mereka melestarikannya sampai mati. Mereka mewasiatkan agama ini kepada anak-anak mereka setelah mereka. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, (Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya) (Surah Az-Zukhruf :28). Sebagian ulama' salaf membacanya "wa ya'kub" dengan dibaca nashab sebagai 'athaf kepada kata "Baniihi" seakan-akan nabi Ibrahim AS memberi wasiat anak-anaknya dan cucu-cucunya, yaitu nabi Ya'qub AS anak nabi Ishaq AS, itu hadir pada saat itu. Al-Qushayri berpendapat (tentang apa yang diungkapkan oleh Al-Qurtubi) bahwa nabi Ya'qub AS dilahirkan setelah wafagnya nabi Ibrahim AS, tetapi pendapat ini memerlukan bukti yang benar. yang jelas (hanya Allah yang lebih mengetahui) bahwa nabi Ishaq AS mempunyai anak nabi Ya'kub AS saat nabi Ibrahim AS dan Sarah masih hidup, karena berita gembira tentang lahirnya diberikan kepada keduanya dalam firman Allah SWT, (Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub) (Surah Hud :71), dan dibaca "Ya'kub" dengan dinashab dengan menghilangkan khafdnya, dan jika nabi Ya'kub AS tidak ada pada saat masa hidupnya nabi Ibrahim AS ketika menyebutkan keturunan nabi Ishaq AS. dan juga Allah SWT dalam surah Al-Ankabut (Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh) (Surah Al-Ankabut) dan dalam ayat lain (Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah) (Surah Al-Anbiya': 72)
Ini menunjukkan bahwa dia ada masa hidupnya, dan merupakan orang yang membangun Baitul Maqdis, seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab terdahulu. Hal ini juga telah dijelaskan dalam kitab hadits shahih dari riwayat Abu Dzar: Aku berkata, "Wahai Rasulullah, yang mana masjid yang pertama kali dibangun?" Beliau menjawab, "Masjidil Haram." Aku berkata, "Lalu yang mana?" Beliau menjawab, "Baitul Maqdis." Aku bertanya, "Berapa jarak antara keduanya?" Beliau menjawab, "Empat puluh tahun." Ini adalah hadits yang shahih.
Firman Allah SWT, ("Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.") berarti, berusahalah dengan baik dalam kehidupan dan tetap teguh dalam hal ini, agar Allah memberi kalian kematian dalam keadaan ini, karena sebagian besar manusia akan mati sesuai dengan kondisi hidup mereka, dan akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan mereka pada saat kematian. Allah SWF telah mengatur sunnatullah bahwa siapa pun yang bermaksud baik akan diberi bantuan dan kemudahan
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِۧمَ } Wa man yarghabu ‘an millati Ibraahiim : Kata raghbah disusul dengan ‘an artinya membenci sesuatu dan tidak menyukainya sampai tidak mau menuntutnya. Millah Ibrahim artinya adalah beribadah kepada Allah saja dengan syariat yang diturunkan kepada hamba-hambaNya.
{ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥ } Illa man safiha nafsahu : Tidak ada yang membenci millah Ibrahim yaitu agama Islam, kecuali orang yang tidak mengetahui keadaan dirinya sendiri. Dia merendahkan dan menghinakan dirinya dengan cara meninggalkan jalan kemulian, kesempurnaan dan kebahagiaan dirinya yaitu Islam.
{ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ } Isthofainaahu : Kami memilihnya untuk menerima risalah kami dengan menjadi rasul dan menyampaikannya. Karena itulah kami angkat derajatnya dan kami tinggikan kedudukannya.
Makna ayat :
Allah Ta’ala menyebutkan pada ayat-ayat sebelumnya mengenai sikap Nabi Ibrahim yang benar pada akidah, keikhlasan, amal shalih, kejujuran, kesetiaannya maka itu memperjelas bahwa agama yang dibawanya adalah benar. Allah Ta’ala berfirman (وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِۧمَ ) “Siapa yang benci kepada agama Ibrahim” yaitu agama yang lurus, terang, dan mudah. Yang membencinya hanyalah orang yang tidak tau jati dirinya sendiri, tidak mengenal kebersihan dan kesucian, serta kesempurnaan dan kebahagiaan dirinya. Pada ayat iini juga Allah menyebutkan nikmatnya bagi Ibrahim dan keutamaan yang didapatkannya. Yaitu Allah Ta’ala telah memilihnya sebagai Rasul di dunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat bersama orang-orang yang shalih.
Pelajaran dari ayat :
• Hanyalah orang bodoh yang tidak tau keadaan dirinya siapa saja yang membenci agama Islam, ingin meninggalkannya atau mencari agama yang lain.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 130: Allah menjelaskan bahwasannya barangsiapa yang memilih agama selain agama Ibrahim maka Ia adalah orang yang bodoh.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah Allah menyebutkan keadaan Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang sungguh mulia dan menyebutkan tentang sifat-sifatnya yang sempurna, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa tidak ada yang membenci ajaran Nabi Ibrahim kecuali orang yang dungu dan jahil (bodoh).
Di antaranya menjadi; Imam, nabi dan rasul, banyak keturunannya yang menjadi Nabi, diberi gelar khalilullah (kekasih Allah).
Orang-orang yang saleh di akhirat mendapatkan derajat yang tinggi.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 130
Ayat-ayat sebelum ini memperlihatkan betapa agung dan mulianya nabi ibrahim. Ia dan ajarannya amat pantas untuk diteladani dan tidak sedikit pun pantas dibenci. Dan, karena itu, orang yang membenci agama nabi ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, kami telah memilihnya, ibrahim, di dunia ini sebagai rasul. Dan sesung guhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh yang memiliki tempat dan derajat yang amat tinggi. Kalau pada ayat 130 diuraikan kedudukan nabi ibrahim di dunia maupun di akhirat, maka pada ayat ini diuraikan faktor yang membawa beliau ke kedudukan tersebut. Ingatlah, wahai nabi Muhammad, ketika tuhan pemelihara nabi ibrahim berfirman kepadanya, ibra him, berserahdirilah! dia segera menjawab, aku tunduk, patuh, dan berserah diri kepada tuhan seluruh alam.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beberapa penjabaran dari para pakar tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 130 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.