Surat Al-Kahfi Ayat 66
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Arab-Latin: Qāla lahụ mụsā hal attabi'uka 'alā an tu'allimani mimmā 'ullimta rusydā
Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-Kahfi Ayat 66
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 66 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah mendalam dari ayat ini. Tersedia aneka ragam penjelasan dari kalangan mufassir berkaitan kandungan surat Al-Kahfi ayat 66, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kemudian musa mengucapkan salam kepadanya, dan berkata kepadanya, ”apakah engkau mau mengizinkanku mengikutimu supaya engkau dapat mengajariku ilmu yang Allah telah ajarkan padamu yang dapat aku pegangi sebagai petunjuk dan bermanfaat bagiku?”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
66-70. Setelah Musa mengucapkan salam dan berkenalan dengan Khadhir, Musa berkata: “Apakah kamu mengizinkanku untuk menyertaimu, agar kamu dapat mengajariku ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu sehingga dapat menunjukkanku kepada kebenaran?”
Khadhir menjawab: “Kamu tidak akan mampu bersabar melihat apa yang aku lakukan.” Dan dia menegaskan lagi: “Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang tidak kamu ketahui hakikatnya?”
Musa menjawab dengan mantap: “Dengan kehendak Allah, kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan taat terhadap perintahmu.”
Maka Khadhir menyetujuinya dengan syarat Musa tidak bertanya atas apa yang dia perbuat hingga dia sendiri yang menjelaskan hakikat dan sebab perbuatan itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
66. Dengan penuh rendah hati dan lemah lembut, Musa berkata kepadanya, "Bolehkan aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku sebagian ilmu yang diajarkan oleh Allah kepadamu yang bisa memberiku petunjuk ke jalan yang benar.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
66. قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”)
Nabi Musa meminta izin agar dapat menjadi pengikutnya, agar Khidhir mengajarinya sebagian ilmu yang telah diajarkan kepadanya. Terkadang orang yang lebih mulia mengambil ilmu dari orang yang kemuliaannya di bawahnya, hal ini jika salah satunya memiliki ilmu yang belum dimiliki oleh yang lain. Dan ilmu Nabi Musa adalah ilmu yang berhubungan dengan hukum-hukum agama sedangkan ilmu Khidhir adalah ilmu tentang sebagian hal yang ghaib.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Qatadah berkata : Jika seseorang merasa cukup dengan sedikitnya ilmu yang ia miliki, maka Musa juga akan merasa cukup dengan apa yang ia miliki, akan tetapi justru beliau mengatakan kepada khidir { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا } "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" pada Musa adalah seorang Nabi dan Rasul.
2 ). { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا } Ayat ini sebagai dalil bahwa seorang penuntut ilmu mengikuti gurunya, sekalipun martabat sosial sang guru lebih rendah.
3 ). { هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا } Memulai dengan meminta izin kepada khidir untuk ikut dengannya, dan bahwasanya Musa tidak akan mengikutinya sebelum mendapat izin darinya, dan lafadz : { أَن تُعَلِّمَنِ } menunjukkan bahwa tujuan Musa bukan untuk menguji dan menjadi keras kepala, melainkan beliau datang untuk menuntut belajar dan menambah ilmu.
4 ). Ayat ini juga mengajarkan bagaimana sebaiknya adab seorang pelajar kepada gurunya, dan tutur kata yang lembut dan sopan kepadanya, dan mengikrarkan bahwa ia belajar dari sang guru, berbeda dengan sikap orang-orang sombong yang merasa dirinya tidak butuh dengan seorang guru.
5. Kisah dengan khidir merupakan contoh sorang penuntut ilmu yang giat dan menjunjung tinggi adab kepada ulama, Musa adalah seorang Rasul, akan tetapi kedudukan itu tidak menghalanginya untuk mengambil ilmu seseorang yang lebih rendah darinya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang diajarkan oleh Allah yang yang menuntunku menuju kebaikan? Dan terkadang orang yang utama itu meminta kepada orang yang diutamakan, dan orang alim itu rendah hati terhadap orang yang lebih alim darinya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Musa berkata kepadanya,“Bolehkah aku mengikutimu agar kamu mengajarkan kepadaku dari apa yang telah diajarkan kepadamu sebagai petunjuk} ilmu yang menuntunku kepada kebenaran
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
66. Manakala Musa berhasil berkumpul dengan Khidhir, maka beliau berkata kepadanya dengan penuh kesopanan dan permohonan persetujuan sembari memberitahukan apa yang ia inginkan, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu,” maksudnya apakah aku boleh mengikutimu agar engkau mengajariku dari ilmu-ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu, yang akan kujadikan sebagai pegangan dan petunjuk, dan dengan itu aku pun bisa mengetahui kebenaran dari persoalan-persoalan itu? Khidhir telah di anugerahi Allah ilham dan karamah hingga sanggup meneropong rahasia-rahasia permasalahan yang tersembunyi pada pandangan Musa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 66-70
Allah SWT memberitahukan tentang perkataan nabi Musa kepada lelaki alim itu yaitu nabi Khidhir yang diberi keistimewaan Allah dengan suatu ilmu yang tidak diketahui nabi Musa. Sebagaimana Allah telah memberi nabi Musa ilmu yang tidak Dia berikan kepada nabi Khidhir (Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu?") permintaan secara halus, bukan untuk membebani atau memaksa. Demikianlah pertanyaan seorang murid kepada gurunya.
Firman Allah: (Bolehkah aku mengikutimu?) yaitu menemani dan mendampingimu (supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu) yaitu ilmu yang diajarkan Allah kepadamu,-agar aku bisa menjadikannya sebagai petunjuk dalam urusanku, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Maka saat itu nabi Khidir (berkata) kepada nabi Musa (Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku) yaitu kamu tidak kuat menemaniku karena kamu akan melihat dariku berbagai macam perbuatan yang bertentangan dengan syariatmu. Sesungguhnya aku mempunyai ilmu dari Allah yang tidak Dia ajarkan kepadamu. Sedangkan kamu mempunyai ilmu dari Allah yang tidak Dia ajarkan kepadaku. Masing-masing kita mendapat tugas atas perkara-perkara dari Allah secara berbeda satu sama lain. Dan kamu tidak akan kuat menemaniku (Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?(68)) Aku mengetahui bahwa kamu akan mengingkari hal-hal yang kamu dimaafkan tidak mengikutinya, tetapi aku tidak akan menceritakan hikmah dan kebaikan hakiki yang telah diperlihatkan kepadaku, bukan kamu. (Musa berkata "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar”) atas apa yang aku lihat dari perkaramu (dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun) yaitu, aku tidak akan menentangmu sedikitpun; dan pada saat itu nabi Khidhir memberikan syarat (Dia berkata, "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun") yaitu memulai pertanyaan (sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu) yaitu sehingga aku yang menjelaskannya kepadamu, sebelum kamu bertanya kepadaku.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Kahfi ayat 66: Musa berkata kepadanya secara sopan, bermusyawarah dan memberitahukan keinginannya.
Nabi Musa ‘alaihis salam meminta kepada Khadhir agar diajarkan ilmu yang diajarkan Allah kepadanya karena menambah ilmu itu disyari’atkan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 66
Nabi musa berkata kepadanya, bolehkah aku mengikutimu, yakni menjadi pengikut dan muridmu yang senantiasa bersamamu ke mana pun engkau pergi, agar engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari ilmu yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku'mendengar keinginan nabi musa itu, dia, yakni nabi khidr, menjawab, sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar, menahan diri bersamaku ketika engkau menyaksikan sesuatu yang aku perbuat di hadapanmu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penafsiran dari beragam pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Kahfi ayat 66 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Dukung kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.