Sampaikanlah Walau Satu Ayat

Sampaikan dariku walaupun satu ayat.”

Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiallahu anhuma, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda : Sampaikan dariku walaupun satu ayat, dan sampaikan kisah tentang Bani Israil dan itu tidak mengapa. Dan barangsiapa yang berdusta atasku dengan menyengaja, maka tempat duduknya adalah di neraka. (HR. Bukhari)

Berkata Rasulullah ﷺ : Janganlah kalian berdusta atas namaku; Karena sungguh barangsiapa yang berdusta atas namaku akan masuk ke dalam neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berkata Rasulullah ﷺ : Barangsiapa yang berbicara tentangku sedangkan ia menyangka (ucapannya) terdapat kedustaan, maka ia termasuk salah seorang pendusta; Al Kadzibin yang pertama maksudnya adalah mereka yang membuat kedustaan, dan pendusta yang lainnya adalah ia yang menyebarkan kedustaan dan kemudian menyampaikan kepada orang lain. Maka makna secara dzahir dari hadits ini adalah barangsiapa yang meriwayatkan dari Nabi ﷺ satu hadits sedangkan ia masih ragu-ragu, apakah shahih atau tidak datangnya (dari Nabi ﷺ), maka ia termasuk salah seorang pendusta; Karena sebab Nabi ﷺ berkata : “Barangsiapa yang berbicara tentangku sedangkan ia menyangka (ucapannya) terdapat kedustaan”, Nabi ﷺ tidak berkata : “Ia meyakini bahwa ucapannya adalah sebuah kedustaan”.

Dari Anas bin Malik berkata : Sesungguhnya Nabi ﷺ melarang kalian untuk berbicara tentang banyak hadits, bahwasanya Nabi ﷺ berkata : Barangsiapa yang bermaksud berdusta atasku, maka menempati (tempat duduknya) di neraka; (HR. Bukhari dan Muslim).

Syubhat : Telah berkata salah seorang : “Bahwasanya aku ketika menyebarkan hadits-hadits yang dhaif ini, maka aku tidak menyengajanya (memiliki niat), maka tiada dosa bagiku.”

Maka bantahan atas syubhat ini dibantah oleh Muhaddits (Ahli Hadits) zaman ini yaitu Al Albani, ia berkata : “Maka mereka yaitu yang menyebarkan hadits-hadits dhaif, meskipun dengan tanpa niat (menyengaja) untuk berdusta secara langsung, maka sungguh mereka telah berdosa; Karena sebab mereka menukil hadits-hadits yang seharusnya mereka semua berhenti melakukan hal itu, dan (yang) mereka paham dari hadits-hadits tersebut dari mana yang dhaif dan mana yang palsu secara yakin”.

Dan telah diisyaratakan makna ini dalam ucapan Nabi ﷺ : Cukuplah seseorang dikatakan pendusta, (dengan sebab) ia berkata dengan semua yang ia telah dengar.

Pada hadits ini terdapat teguran bagi seseorang agar tidak berkata dengan semua yang ia dengar, sampai ia merasa yakin akan kebenarannya.

Pada hadits “Sampaikan dariku walau satu ayat” adalah landasan agung dari inti ajaran islam. Hadits tersebut mengajak untuk menyampaikan syariat Allah kepada seluruh alam, dan agar menyampaikan sesuatu yang berada di jalan Allah.

Balligu adalah fi’il amr :

Yaitu Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk menyampaikan walaupun satu ayat, maka ketika disampaikan satu ayat maka engkau akan memiliki semangat yang tinggi dan hasrat untuk berbuat serta mempelajarinya, kemudian akan tersibukkan (dengan hal yang kecil ini) sembari menyatukan hasrat (keinginan), serta semangat di dalam mempelajari (syariat). Maka ketika engkau kerjakan (apa yang telah disampaikan), engkau akan terus mempelajari semakin banyak hal yang lain, Allah berfirman : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”, (QS. Fathir : 28); Maka ketika engkau tahu dan mengajarkan kepada selain dirimu, engkau akan semakin banyak belajar.

Dan dengan menyampaikan (mengajarkan) kepada selain dirimu sendiri dan menerapkan hadits balligu ini, maka terdapat banyak faidah (di antaranya) :

1. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu untuk mempelajari ke-Maha Esaan Allah, maka ketika engkau menyampaikan jalan Allah dengan penyampaian secara jujur, karena sebab engkau meyakininya, dan bahwasanya yang engkau sampaikan adalah perbuatan yang dicintai oleh Allah Yang Maha Esa dan Rasul-Nya, maka sungguh engkau akan menjadi orang yang tenang, yaitu memiliki ketenangan jiwa, dan mengamalkan kalimat Laa Ilaha Illallah, yang kalimat tersebut adalah sebesar-besar sesuatu yang disampaikan.

2. Ia merupakan hal kecil yang akan menjadikan Rasul ﷺ sebagai suri tauladan dan contoh dalam kebaikan, serta beramal dengan amalan Rasul dan apa yang diamalkan oleh para sahabatnya, dan mereka yang setelahnya yang mengikuti jalan Allah.

3. Ia merupakan hal kecil yang akan meningkatkan keinginan (hasrat) dan percikan pertama yang menjadikan dirimu beramal dan sibuk (dengan beramal), terus meningkatkannya, terus berkeinginan untuk peduli kepada manusia dengan kepedulian yang dalam, dan akan menjadikan dirimu memiliki tujuan yang benar. Maka mengapa sebagian dari kita memiliki keinginan yang besar, sebagian lagi memiliki keinginan yang setengah-setengah, padahal kita adalah orang-orang islam yang sama pada segala kondisi ? Maka sudah semestinya (kita sebagai orang muslim) memiliki hasrat (keinginan) dalam jiwa selama masih dalam koridor sumber asli (yang kita miliki), yaitu jalan Allah. Lantas apakah kita akan terus menjadi orang-orang yang menyelisihi jalan Allah dan Rasul-Nya ﷺ ?!

4. Ia merupakan hal kecil yang akan menjadikan dirimu tahu bagaimana cara mentadabburi Al Qur’an, Hadits, ayat-ayat Allah dan makhluk-Nya, serta mengetahui akan kehidupan melalui kuatnya pertanyaan-pertanyaan yang engkau lemparkan kepada selain dari dirimu, Allah berfirman : “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”, QS. An Nahl : 43. Atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut engkau lemparkan kepada dirimu sendiri dengan merenungi atas jawabannya. Maka ketika engkau menyampaikan, engkau akan mengetahui bagaimana cara untuk bertadabbur, dan mengetahui bagaimana cara untuk memikirkannya, serta mengetahui bagaimana agar menjadi orang-orang yang senantiasa berakal, senantiasa mengingat dan mengajarkan kepada sesama.

5. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali seseorang untuk belajar, ia merupakan hal kecil untuk agar mengetahui bagaimana cara mengajar, ia adalah hal kecil untuk mengajarkan kepada selain dari dirinya; Karena dia memiliki ilmu yang berkesesuaian, dan dengan hal tersebut dia dapat menyampaikan ilmu kepada orang lain yang tidak mengetahui; Nabi ﷺ berkata : “Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga dia ditanya akan empat hal : tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya darimana diperoleh, dan tentang ilmunya sudahkah diamalkan atau tidak”. Maka wajib untuk beramal dengan yang dirimu telah mengetahui, salah satunya dengan jalan menyampaikan ilmu dan mengajarkan kepada selain dirimu, maka Allah akan mengajarkan kepadamu apa yang engkau tidak ketahui.

6. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu untuk mengajarkan kepada selainmu (mau tidak mau) untuk menjadikan dirimu sebagai contoh, meskipun engkau merasa maupun tidak, dan meskipun engkau menjadi pelajar (dengan melanjutkan belajar, dll.) ataupun hanya seorang awam; Dirimu akan menjadi contoh yang baik, maka seorang pelajar dan awam sama saja, ketika memandang dirimu untuk dijadikan contoh dalam kebaikan dan akan menjadikan dirimu bertambah baik dalam bersikap; Sebab mengajarkan melalui perbuatan, akan menjadi sama saja bagi pelajar dan awam. Dan contoh yang baik dituntut dari dirimu, untuk menjadi pengajar yang mengajarkan kepada selain dirimu, dan engkau akan mampu melakukan hal itu dengan mudah. Maka mencoba untuk melakukannya, akan menghasilkan penguasaan, sesuatu yang penting dan amalan serta berhubungan dengan urusan yang sudah-sudah (telah engkau lewati). Dengan kata lain : Engkau akan memiliki urusan yang engkau lakukan dengan bentuk yang lebih baik, engkau akan dapat tambahan dari amalan tersebut. Ketika engkau mencoba untuk mengajarkan kepada selain darimu, maka sungguh dirimu akan menggunakan pengetahuanmu yang telah lampau, yaitu segala sesuatu yang telah engkau ketahui dan akan mengingatnya kembali, serta menerapkan pengetahuanmu yang dulu dalam bentuk (penerapan) yang baru dengan tujuan yang baru pula. Dan mengajar akan menjadikan dirimu mendapatkan pemikiran-pemikiran yang baru dan perasaan-perasaan yang baru, yang kemudian menjadikannya untuk bekal (mu) dikemudian hari, yang dibina di atas pengetahuanmu serta untuk sebuah perubahan (bagi dirimu dan orang lain).

7. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu untuk membahas tentang sesuatu yang berkenaan dengan hadits shahih; Hingga dirimu tidak berdusta atas nama Rasul ﷺ.

8. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali untuk mendapatkan cahaya (penerangan) bagi harapan sesorang yang akan beramal.

9. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu memiliki jembatan untuk mencintai dalam hal membaca; Maka sebuah bacaan akan menumbuhkan rasa cintamu, dan menjadikan dirimu lebih baik dalam memilih sikap, Allah berfirman : “Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Menciptakan”, (QS. Al Alaq : 1). Dan akan menjadikan dirimu memiliki keinginan untuk (terus) belajar dan mengajarkan.

10. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu dalam berkhidmat kepada Islam, serta bagi : Orang tuamu, anak-anakmu, istri-istrimu dan saudara-saudaramu dengan tanpa kecuali.

11. Ia merupakan hal kecil yang akan menyatukan suri tauladan-suri tauladan yang baik, yaitu dengan memberi pengajaran kepada selain dirimu, agar dia dapat mengetahui bagaimana cara agar dapat mengetahui apa yang telah engkau miliki dari sebuah kebaikan.

12. Ia merupakan hal kecil sebagai dasar dalam engkau mengetahui berbagai sikap (perbuatan), melalui kata “balligu” yaitu ketika engkau mengajarkan kepada selain dirimu, engkau akan tahu berkenaan dengan ketakwaan dalam tindak-tanduk sebuah perbuatan, engkau akan tahu akan dirimu, dan bagaimana semestinya dalam berbuat atau engkau akan tahu bagaimana cara menguasai diri dan sebagai bantahan bagi sikapmu yang semestinya kemudian bagaimana cara mengajarkan kepada selainmu dengan cara bagaimana agar dapat bertakwa dala tindak-tanduk perbuatan semisal : hasrat (keinginan dalam kebaikan), kehendak (diri), kesabaran, dan ketetapan (dalam berbuat kebaikan) dan selainnya. Agar juga dapat menjadikan dirimu orang yang shalih, untuk juga menyebarkan jalan Allah dengan mengajarkan kepada selainmu dari ketakwaan tindak-tanduk perbuatan serta bagaimana agar mendapatkan cara aga menjadi paling awal (dalam kebaikan).

13. Ia merupakan hal kecil yang akan menjadikan dirimu untuk sampai kepada titik puncak, penguasaan dalam bersikap dan bertaubat (menyesal) dengan terus menurus meningkatkan keinginan dan harapan (yang baik).

14. Ia merupakan hal kecil untuk menjaga waktu : maka sebuah keinginan akan selalu terikat dengan waktu, dan kita selalu akan dapat mengkoreksi waktu kita dan kenapa (waku kita) bisa hilang dalam segala urusannya.

15. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu dalam bermuamalah, maka ketika engkau menyampaikan walaupun satu ayat, engkau akan bersentuhan dengan selain dari dirimu dari kalangan manusia, engkau akan bergaul bersama mereka, dan engkau akan dapat memulai dalam bermuamalah.

16. Ia merupakan hal kecil yang akan menjadikan dirimu terangkat karena sebab dipercaya, karena engkau dapat mengajarkan dan menjadi contoh yang baik, serta beramal dan selalu berbaik sangka kepada Allah seiring bertambahnya kejujuran dirimu.

17. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu mengetahui makna kebebasan dan memilih (sebuah amalan); Untuk supaya dirimu mengetahui dengan semestinya akan tindakan (amalan) yang harus dikerjakan atau ditinggalkan, dan ketika engkau mengajarkan selain dirimu, (seolah-olah) engkau memberikan kepadanya dengan sebenar-benarnya pilihan (kebebasan) dalam beramal atau tidak mengamalkannya, atau (dengan kata lain) memilih di antara keduanya. Allah berfirman : “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk”,(QS. Al Baqarah : 272).

18. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu mengetahui bagaimana agar segala amalan (baikmu) dapat kokoh, dan dirimu dapat kokoh dengan berbagai hikmah, maka ketika engkau menolak apa yang akan engkau kerjakan, engkau dapat mengetahui hikmahnya.

19. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu mengetahui individu manusia, maka ketika engkau mengajarkan kepada selain dirimu, engkau akan mendapatkan jalan berpikir yang baru, dengan sebab mengajar yang menjadikan satu kejadian di hadapanmu secara langsung. Yang akan menjadikan dirimu memulai dalam memahami individu manusia dan bahasa-bahasa lisan manusia serta muamalah yang menyangkut seluruh perbuatan; Engkau akan mempelajari seluruh aktivitas dari perbuatan, engkau juga akan belajar makna-makna yang terkandung dari sebuah perbuatan, belajar keahlian dalam mengenal suatu perbuatan, tujuan dari suatu perbuatan, dampak dari perbuatan, adab-adab dalam perbuatan, mengindari dari perbuatan-perbuatan (yang buruk), mempelajari akan indiviu, mempelajari bahasa tubuh dan ungkapannya, mempelajari metode-metode ungkapan dalam bahasa dan bergaul kepada sesame manusia serta bagaimana menerapkan adab yang baru (dalam bergaul). Dan setiap yang telah engkau ketahui dibangun di atas dasar yang lalu, yang telah disebutkan dan akan terus bertambah untuk mempelajari bagaimana cara agar bertambah ketakwaan dalam tindak-tanduk perbuatan.

20. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu mengetahui ikatan (hubungan) antara segala sesuatunya, dan pembahasan akan sebabnya; Dan ini akan memandu untuk mengikat di antara banyaknya pemahaman (meskipun engkau masih menjadi awam), dan melalui ketakwaan dalam tindak tanduk perbuatan seperti : keinginan, kemauan, kesabaran, dan keistiqamahan dan lain sebagainya. Engkau akan dapati bahwasanya ketakwaan terikat antara satu sama lain dengan bentuk yang kokoh, yang semakin bertambah secara dzatnya, dan terus bertambah dengan keinginan, kemauan, dan yang semisal ini.

21. Ia merupakan hal kecil yang akan mengawali dirimu mengetahui kebebasan dan perkataan yang akan engkau katakan ketika mengetahui suatu kekeliruan, atau engkau menginginkan mengajarkan kepada selain dirimu baik dalam bentuk adab yang baru (dipahami) dan adab lain yang baik.

Sumber: alukah.net/sharia/0/91245/

Bacaan Cukup Sering Dilihat

Ada berbagai halaman yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Hadid 20, Al-Isra 25, Al-Baqarah 45, Al-Qamar 49, At-Thalaq, Al-Baqarah 43. Ada pula Al-Jin, Al-Ma’idah 8, Ad-Dukhan, Ali ‘Imran 97, Ali ‘Imran 139, Tentang Al-Quran.

  1. Al-Hadid 20
  2. Al-Isra 25
  3. Al-Baqarah 45
  4. Al-Qamar 49
  5. At-Thalaq
  6. Al-Baqarah 43
  7. Al-Jin
  8. Al-Ma’idah 8
  9. Ad-Dukhan
  10. Ali ‘Imran 97
  11. Ali ‘Imran 139
  12. Tentang Al-Quran

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.