Surat Al-Anfal Ayat 5
كَمَآ أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَيْتِكَ بِٱلْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ لَكَٰرِهُونَ
Arab-Latin: Kamā akhrajaka rabbuka mim baitika bil-ḥaqqi wa inna farīqam minal-mu`minīna lakārihụn
Artinya: Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Berkaitan Surat Al-Anfal Ayat 5
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anfal Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan beraneka penafsiran dari kalangan ahli tafsir terhadap isi surat Al-Anfal ayat 5, di antaranya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sebagiaman kalian telah berselisih pendapat terkait harta rampasan perang, lalu Allah mengambil alih urusannya dari kalian, dan menjadikannya atas dasar pembagian dariNya dan pembagian RasulNya , demikian pula tuhanmu memerintahkan dirimu (wahai nabi), untuk keluar dari Madinah guna mengahadang kafilah dagang suku quraisy.Perintah itu melalui wahyu yang jibril datang kepadamu dengannya, meski terdapat ketidaksukaan segolongan dari kaum Mukminin untuk ikut keluar.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
5. Allah menjelaskan kepada Rasulullah keadaan beberapa sahabat yang mengikuti Perang Badar yang tidak suka dengan pembagian harta ghanimah secara sama rata yang dilakukan Rasulullah, keadaan mereka sama seperti keadaan sebagian sahabat yang tidak suka pergi bersamamu menuju peperangan; padahal dalam pembagian dan peperangan itu mengandung kebaikan dan keberkahan.
Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk memerangi kaum musyrikin di Badar demi kemaslahatan ketika sebagian orang beriman enggan pergi berperang. Sehingga dalam perang ini terdapat dua hal yang menunjukkan ketidakrelaan dari para sahabat, namun pada akhirnya mereka rela dan berserah diri pada ketetapan Allah dan rasul-Nya.
Hal pertama adalah sebagian sahabat menganggap bahwa pembagian harta ghanimah secara sama rata merupakan pengurangan hak mereka, sebab mereka telah berjuang lebih banyak dalam peperangan sedangkan yang lain tidak seperti mereka. Namun pada akhirnya Allah memperbaiki hubungan mereka sehingga mereka kembali pada keadaan saling merelakan dan damai.
Dan hal kedua adalah sebelum peperangan, sebagian mereka enggan memerangi kaum Quraisy setelah kafilah dagang mereka berhasil bebas dari kejaran; pada awalnya mereka keluar tanpa persiapan berperang dari sisi jumlah maupun perbekalan, sehingga keengganan mereka karena mereka tidak mampu, bukan karena ingin mendapatkan rampasan dari kafilah dagang atau karena takut berperang. Sehingga tidak mungkin dikatakan bahwa keengganan mereka tidak sepantasnya di lakukan oleh para sahabat. Akan tetapi mereka segera menjawab seruan Rasulullah untuk memenuhi kewajiban memerangi kaum Quraisy. Oleh sebab itu Allah menyerupakan keadaan mereka seperti keadaan orang yang bertanya tentang pembagian harta ghanimah; dan ini merupakan penjelasan yang gamblang dengan kalimat yang singkat.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
5. Sebagaimana Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- mencabut wewenang pembagian harta rampasan perang dari kalian, setelah kalian berselisih paham dan berseteru tentang hal itu, dan menyerahkannya kepada diri-Nya dan rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, Rabbmu juga memerintahkan kepadamu -wahai Rasul- untuk keluar dari kota Madinah guna menghadapi orang-orang musyrik melalui wahyu yang Dia turunkan kepadamu, walaupun sebagian orang mukmin tidak setuju dengan hal itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
5. كَمَآ أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran)
Allah menyebutkan dalam ayat ini dan ayat setelahnya bahwa kemenangan pada perang Badar adalah karunia dari Allah semata. Oleh sebab itu harta ghanimah menjadi milik Allah dan rasul-Nya. Dan sebagian dari karunia itu adalah bahwa Allah menyeru orang-orang beriman untuk keluar kota Madinah untuk memerangi orang-orang musyrik namun kebanyakan mereka merasa berat, dan memerintahkan mereka untuk menyerbu pasukan orang-orang kafir namun kebanyakan mereka enggan, serta Allah megirimkan para malaikat untuk membantu mereka menghadapi musuh, dan hal-hal lain yang dijelaskan dalam surat ini.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
5-6
1 ). Dari peristiwa perang Badr kita didik untuk senantiasa berserah diri dan tunduk kepada perintah baik itu perintah syar'i maupun kauni, sekalipun itu menyalahi tujuan yang kita harapkan, bukankah Allah berfirman : { ( 6 ) وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ ( 5 ) يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ } "padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya ( 5 ) mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu)" ? akan tetapi mereka tidak memahami bahwasnya ketentuan itu menggiring mereka kepada pertolongan yang lebih besar yang menjadi penopang dakwah islam semasa hidup Rasulullah.
2 ). Ketika kebenaran telah terungkap, maka tidak pantas bagi orang berakal dan beriman menentangnya. { يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ }.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5 Jika para sahabat tidak senang dengan cara pembagian harta rampasan perang Badar sebagaimana ketidaksukaan mereka untuk ikut keluar melakukan perang Badar. Maka ada dua kemaslahatan atas apa yang terjadi. Keberangkatanmu untuk perang dari Madinah Munawwaroh adalah keberangkatan yang haq, yang disertai dengan hikmah dan kebenaran. Namun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukai untuk berangkat perang sebab jumlah dan senjata mereka yang sedikit
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu keluar dari rumahmu dengan kebenaran meskipun sesungguhnya sebagian orang-orang yang beriman, itu tidak menyukainya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Allah mengemukakan dalam perang besar yang penuh berkah ini sifat sifat yang selayaknya bagi orang orang Mukmin untuk melakukannya, karena barangsiapa yang meakukannya maka keadaannya akan lurus dan amalnya akan baik, iman yang paling besar adalah berjihad di jalanNya.
5-6. sebagaimana iman mereka adalah iman yang hakiki dan balasan mereka adalah kebenaran yang Alah janjikan kepada mereka, maka begitulah Allah merintahkan rasulNya keluar dari rumahnya untuk berperang dengan orang-orang musyrik di badar dengan kebenaran yang dicintai dan diputuskan serta ditakdirkan oleh Allah meskipun orang orang mukmin tidak pernah menyangka akan terjadi perang antara mereka dengan orang orang musyik, maka ketika mereka mengetahui bahwa hal itu benar terjadi, muncullah sebagian orang-orang Mukmin yang membantah nabi, dalam hal itu dan tidak menyukai bertemu musuh seolah olah mereka itu digiring kepada kematian sedangkan mereka melihatnya. padahal hal ini tidak sepatutnya mereka lakukan, lebih-lebih setelah jelas bahwa keluarnya mereka adalah dengan kebenaran dan itu termasuk yang di perintahkan dan diridhai oleh Allah, keadaan seperti itu tidak membuka peluang untuk berbantah-bantahan, karena tempat dan faidah berbantah bantahan adalah pada saat perkara kebenaran itu samar. Adapun jika ia telah jelas dan nyata, maka yang ada hanya patuh dan tunduk. namun kebanyakan orang orang MUkmin saat itu tidak terpengaruh sedikitpun oleh bantahan bantahan ini, mereka juga tidak membenci bertemu musuh, demikian juga dengan orang orang yang di tegur oleh Allah mereka tetap patuh kepada jihad dengan sempurna, dan Allah meneguhkan mereka serta memudahkan sebab sebab yang menenangkan hati mereka sebagaimana sebagian darinya akan dijelaskan nanti.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 5-8
Imam Abu Ja'far Ath-Thabari berkata bahwa para mufasir berbeda pendapat tentang penyebab yang mendatangkan huruf “kaf” dalam firmanNya: (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi) Sebagian ulama’ berkata,”Diserupakan dengan perbaikan bagi orang-orang mukmin karena ketakutan mereka kepada Tuhan mereka dan perbaikan mereka di antara mereka, serta ketaatan mereka kepada Allah dan Rasulallah SAW. Kemudian diriwayatkan pendapat yang semacam itu dari Ikrimah. Makna dari hal ini adalah bahwa sesungguhnya Allah berfirman bahwa sebagaimana kalian berselisih dan bertenkar tentang harta rampasan, lalu Allah mencabutnya dari kalian, dan menjadikannya menjadi bagian milik Allah dan Rasulallah SAW. Kemudian Rasulullah SAW membagikannya dengan adil dan sama rata. Dan hal tersebut merupakan kebaikan yang sempurna bagi kalian. Demikian juga ketika kalian dipaksa keluar untuk berperang melawan musuh-musuh yang bersenjata. Mereka adalah pasukan yang berangkat yang pergi untuk membela agama mereka dan menjaga golongan mereka. Hasil dari keterpaksaan kalian untuk berperang adalah Allah menjadikan kalian mampu dan mempertemukan kalian dengan musuh-musuh kalian, tanpa ada penentuan waktu sebelumnya, sebagai bentuk bimbingan, petunjuk, pertolongan, dan kemenangan sebagaimana Allah SWT berfirman: (Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian; dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian; Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui (216)) (Surah Al-Baqarah)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata) dalam berperang.
Makna firman Allah: (sedangkan kalian menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untuk kalian) yaitu mereka menginginkan agar kelompok yang tidak bersenjata, tidak terlindungi, dan tidak ada peperangan, dan kelompok itu berhasil mereka kuasai. (dan Allah Menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya) yaitu Dia menghendaki agar kalian bertemu dengan golongan yang bersenjata dan ada peperangan, agar Dia memenangkan dan menolong kalian atas mereka. dan agamaNya pun menjadi menang dan kalimat Islam menjadi tinggi, Dia menjadikannya unggul di atas agama lainnya. Dia Maha Mengetahui hasil dari segala urusan. Dia adalah Dzat yang mengatur kalian dengan pengaturan yang baik, sekalipun hamba-hambaNya menginginkan sesuatu selain itu, dalam hal yang hanya tampak bagi mereka. Sebagaimana firmanNya: (Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian; dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian) (Surah Al-Baqarah: 216)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Anfal ayat 5: Sebelum menyebutkan peristiwa perang Badar, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan dahulu sifat yang perlu dimiliki oleh orang-orang mukmin, di mana apabila seseorang memilikinya, maka keadaannya akan istiqamah dan amalnya akan baik, yang di antaranya adalah kesiapan berjihad di jalan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Ada yang menafsirkan, bahwa maksudnya adalah Allah mengatur pembagian harta rampasan perang dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Ada pula yang menafsirkan, bahwa oleh karena iman mereka adalah hakiki, dan balasan yang dijanjikan Allah untuknya adalah hak (benar), demikian pula Allah mengeluarkan Rasul-Nya dari rumahnya di Madinah menemui kaum msyrikin di Badar juga dengan hak (kebenaran).
Ketika Abu Sufyan pulang bersama rombongannya dari Syam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya keluar untuk meraih barang bawaan mereka. Namun kaum Quraisy ternyata mengetahui hal itu, maka keluarlah mereka bersama Abu Jahal dan para pendekar Mekah untuk menyelamatkan rombongan itu, dan akhirnya Abu Sufyan bersama rombongannya pergi melewati jalan di pinggir laut, sehingga mereka lolos. Lalu dikatakan kepada Abu Jahal, “Pulanglah!” namun ia menolak dan tetap berangkat ke Badar, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bermusyawarah dengan para sahabatnya dan bersabda, “Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadaku (untuk memberikan kemenangan) terhadap salah satu dari dua golongan itu.” Maka para sahabat setuju untuk memerangi kaum Quraisy itu, sedangkan sebagian lagi tidak menyukainya dan berkata, “Kami belum bersiap-siap untuknya.”
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anfal Ayat 5
Sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah, tempat bergantungnya segala urusan. Persengketaan orang-orang beriman menyangkut soal pembagian harta rampasan perang itu mirip keadaan mereka ketika Allah memberi perintah kepada mereka untuk memerangi orang-orang musyrik di badar. Sebagaimana keadaan kaum muslim ketika berselisih soal pembagian harta rampasan, lalu Allah dan rasulnya mengambil alih pembagian itu, demikian pula ketika tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu di madinah untuk menghadang kafilah quraisy dan berperang di badar dengan cara dan tujuan yang benar melalui wahyu, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu benar-benar tidak menyukainya ikut keluar menghadang musuh. Ketidaksenangan mereka sekarang soal pembagian harta rampasan sama dengan ketidaksenangan mereka dahulu ketika diperintah ke badar, tetapi kemudian terbukti pilihan Allah-lah yang menghasilkan kemenangan dan kebahagiaan. Sebagai bukti ketidaksenangan mereka untuk keluar ke badar, mereka, yakni golongan yang enggan berperang itu membantahmu wahai nabi Muhammad tentang kebenaran, yakni keharusan keluar kota menghadang kafilah setelah nyata bahwa mereka pasti akan menang sesuai janji Allah. Karena ketidaksenangan mereka yang didasari rasa enggan dan takut pada akibat-akibat perang itu, seakan-akan ketika berangkat menuju medan laga, mereka bagaikan orang yang dihalau menuju kepada kematian, sedang mereka terus-menerus melihat sebab-sebab kematian itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penjelasan dari berbagai mufassir terkait isi dan arti surat Al-Anfal ayat 5 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Dukunglah dakwah kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.