Surat Al-A’raf Ayat 199

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ

Arab-Latin: Khużil-'afwa wa`mur bil-'urfi wa a'riḍ 'anil-jāhilīn

Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

« Al-A'raf 198Al-A'raf 200 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Berkaitan Surat Al-A’raf Ayat 199

Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 199 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah mendalam dari ayat ini. Didapatkan berbagai penjabaran dari banyak pakar tafsir terkait isi surat Al-A’raf ayat 199, antara lain sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Terimalah (wahai rasul kamu juga umatmu), apa yang berlebih dari perilaku-perilaku manusia dan tindak-tanduk mereka, dan janganlah kamu menuntut dari mereka hal-hal yang memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh. Dan perintahlah (orang) untuk bertutur kata yang baik dan perbuatan yang indah, dan berpalinglah dari setiap penentangan orang-orang yang bodoh dan duduk-duduk bersama orang-orang bodoh lagi dungu.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

199. Hai Muhammad, permudahlah dalam berinteraksi dengan manusia, Dan terimalah dari mereka amalan yang mampu mereka lakukan serta janganlah meminta sesuatu yang memberatkan mereka agar mereka tidak menjauh darimu. Jadilah orang yang lembut dalam berinteraksi dengan pengikutmu, perintah orang lain untuk melakukan amal kebaikan, yaitu segala amalan yang diakui syariat sebagai amalan baik, karena amalan itu akan mudah diterima. Dan lakukanlah bagi orang lain perbuatan berupa mengajarkan ilmu, menyuruh kebaikan, menyambung silaturahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan orang yang berselisih, atau melarang perbuatan buruk.

Dan karena Rasulullah pasti menghadapi gangguan dari orang bodoh dan jahil, maka Allah memerintahkannya untuk berpaling dari orang-orang yang tidak memahami nilai dari sesuatu, seseorang, atau ucapan mereka yang merupakan bentuk dari kejahilan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

199. Terimalah -wahai Rasul- perbuatan dan perangai yang mampu dan mudah dilakukan oleh manusia. Jangan membebani mereka dengan sesuatu yang sulit diterima oleh tabiat mereka, karena hal itu akan membuat mereka menjauh darimu. Berikanlah mereka perintah dengan kata-kata yang sangat lembut dan tindakan yang baik. Dan abaikanlah orang-orang yang bodoh. Jangan membalas kebodohan mereka dengan tindakan serupa. Siapa yang menyakitimu jangan kamu balas dengan menyakitinya. Dan siapa yang kikir kepadamu jangan kamu balas dengan kikir kepadanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

199. خُذِ الْعَفْوَ (Jadilah engkau pemaaf)
Atas perilaku orang lain dan sedekah mereka. Maka janganlah kamu membebankan mereka dengan sesuatu yang memberatkan mereka, kemudian setelah itu mereka dibebani lagi dengan penegakan had dan pembayaran zakat.
Rasulullah pernah bersabda: “mudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat kabur.

وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ(dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf)
Perbuatan ma’ruf adalah semua bentuk kebaikan yang dapat diterima oleh akal dan menenangkan hati.

وَأَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِينَ (serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh)
Jika kamu telah menegakkan hujjah atas mereka dengan menyuruh mereka berbuat ma’ruf lalu mereka tidak mengerjakannya, maka berpalinglah dari mereka dan janganlah kamu mendebat dan membodoh-bodohkan mereka sebagai balasan atas perdebatan dan pembodohan mereka kepadamu, karena mereka memang merupakan orang-orang yang bodoh.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Suatu ketika 'Uyainah bin hisn mendatangi 'Umar dan berkata : Sesunhguhnya kamutidak memberikan kepada hak-hak kami dan tidak pula kamu berlaku adil kepada kami, Umar kemudian marah dan hampir saja ia memukulnya, 'Uyainah kembali berkata : Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya Allah berfirman : { خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ } , dan sesungguhnya apa yang terjadi padamu termasuk kejahilan, maka Umar pun tersentak dan terhenti pada ayat yang dibacakan. Begitu indah adab sahabat RAsulullah terhadap kitab Allah.

2 ). Suatu ketika Salim bin Abdullah bin 'Umar melewati suatu kafilah yang didalamnya terdapat jaros, beliau kemudian berkata : sesungguhnya benda terlarang, mereka pun menanggapi perkataan Salim : kami lebih tahu daripada engkau wahai Salim dan sesungguhnya yang dilarang hanyalah lonceng yang besar, dan adapun lonceng ini tidak ada masalah dengannya, Salim seketika menangis, dan berkata : { وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِ } "serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

199 Jadilah engkau pemaaf atas perangai-perangai manusia, jangan bebani mereka dengan sesuatu yang berat, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan. Ma’ruf adalah perbuatan atau perkataan baik yang sesuai secara akal dan syariat. Serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Maka jangan kamu perlakukan mereka sebagaimana perlakuab mereka dengan keburukan, perdebatan dengan batil.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Terimalah maaf} terimalah kemudahan dari akhlak dan amal manusia {perintahlah pada kebaikan} kebaikan {dan berpalinglah dari orang-orang bodoh


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

199 Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak dengan manusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul dengan manusia adalah memberi maaf, yakni perangai yang disukai oleh diri mereka. serta merupakan perbuatan dan akhlak yang mudah atas mereka. Jangan membebani mereka dengan apa yang tidak sesuai dengan tabiat mereka, akan tetapi berterima kasihlah kepada setiap orang atas apa yang dia dapatkan darinya dalam bentuk perbuatan dan ucapan yang baik, memaklumi kelalaian dan memaafkan kekurangan mereka. Tidak menyombongkan diri kepada yang lebih kecil karena kecilnya, atau kepada orang bodoh karena kebodohannya, atau kepada orang miskin karena kemiskinannya, akan tetapi dia bergaul dengan semuanya dengan lemah lembut dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi, dengan dada yang lapang. ”dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf” yakni mengerjakan semua ucapan yang dan perbuatan yang baik dan akhlak yang sempurna baik kepada orang yang dekat maupun kepada orang yang jauh. jadikanlah sesuatu yang kamu berikan kepada manusia dalam bentuk pengajaran ilmu atau dorongan kepada kebaikan, berupa silaturahmi, berbuat baik kepada kedua orang tua, mendamaikan perselisihan diantara dua manusia, memberi nasihat yang berguna, memberi pendapat yang benar, tolong menolong dalam kebaiak, dan takwa, melarang yang buruk, atau memberi petunjuk kepada kemaslahatan agama dan dunia. karena gangguan dari orang bodoh adalah suatu keniscayaan, maka Allah memerintahkan agar menyikapinya dengan berpaling darinya dan tidak membalas kebodohannya. Barangsiapa menyakitimu dengan ucapan atau perbuatannya, maka janganlah kamu menyakitinya. barangsiapa yang tidak memberimu, maka kamu jangan tidak memberinya. Barangsiapa yang memutuskanmu, maka kamu jangan memutuskannya. dan barangsiapa yang menzhalimimu, maka bersikap adil lah kepadanya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 199-200
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) yaitu ambillah dari kelebihan harta mereka sejumlah yang layak untukmu, dan apa yang mereka berikan kepadamu dari harta mereka. Hal ini sebelum diturunkan ayat tentang menyucikan harta dengan kewajiban, rincian, dan batasan sedekah. Pendapat ini dikatakan oleh As-Suddi.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkataa tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf) Allah memerintahkan beliau memaafkan dan berlapang dada terhadap orang-orang musyrik selama sepuluh tahun. Kemudian memerintahkan beliau untuk bersikap tegas kepada mereka. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Az-Zubair, dia berkata bahwa ayat (Jadilah engkau pemaaf) diturunkan tentang akhlak manusia.
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaafdan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) kata “Al-'urfu” adalah sesuatu yang baik.
Diriwwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (199)) Ini merupakan akhlak yang diperintahkan oleh Allah kepada NabiNya SAW, dan memberinya petunjuk kepada hal ini. Sebagian orang yang bijak ada yang mengambil pengertian ini dan menuangkannya ke dalam dua bait syair, dia berkata:
Jadilah kamu pemaaf dan perintahkanlah untuk berbuat kebajikan, sebagaimana engkau diperintahkan. Dan berpalinglah dari orang-orang bodoh
Dan lemah lembutlah dalam berbicara kepada semua orang, maka hal yang baik bagi orang yang memiliki kedudukan itu berkata lemah lembut.
Sesungguhnya Allah SWT mdalam ayat-ayat ini membimbing tentang tata cara menghadapi orang yang berbuat maksiat, dengan cara yang baik, yang mana hal itu merupakan sesuatu yang lebih baik karena hal ini bisa mencegahnya perbuatan yang dia lakukan dengan izin Allah SWT. Oleh karena itu Allah berfirman: (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang setia) (Surah Fushshilat: 34) Kemudian Allah membimbing agar meminta perlindungan kepadaNya dari setan yang ghaib, karena sesunguhnya setan menghalangi kebaikan dari dirimu, dan hanya ingin membinasakan dan menghancurkanmu secara keseluruhan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu dan leluhur sebelummu.
Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan) yaitu jika setan membuatmu marah dengan kemarahan yang memaksamu untuk berpaling dari orang yang tidak tahu, dan membawamu untuk membiarkannya (maka berlindunglah kepada Allah) dia berkata,”Mintalah perlindungan kepada Allah dari godaannya. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) Maha Mendengar terhadap kebodohan orang yang berbuat kebodohan terhadap dirimu, dan permohonan perlindungan dirimu dari godaan setan serta hal lain berupa ucapan makhlukNya. Tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagiNya, Maha mengetahui godaan setan yang merasukimu dan semua urusan makhlukNya.
Asal dari kata “An-nazghu” adalah kerusakan, baik karena kemarahan atau lainnya. Allah SWT berfirman: (Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka) (Surah Al-Isra: 53) dan katan “Al-'iyadz” adalah memohon perlindungan dan sandaran dari keburukan. Adapaun kata “Al-maladz” adalah memohon kebaikan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-A’raf ayat 199: Ayat ini mencakup akhlak mulia yang patut dilakukan terhadap orang lain dan bagaimana bergaul dengan mereka. Akhlah tersebut adalah:

Pertama, ‘afwu, yakni bersikap samahah (toleransi) atau memaafkan kesalahan orang lain dan tidak membesar-besarkannya, berterima kasih terhadap perkataan dan perbuatan baik orang lain, memaafkan kekurangan mereka dan menundukkan pandangannya dari melihat kekurangannya, tidak bersikap sombong terhadap anak kecil karena usianya, tidak bersikap sombong kepada orang yang kurang akal karena kelemahannya, demikian pula tidak bersikap sombong kepada orang miskin karena kefakirannya, bahkan ia bergaul dengan mereka menggunakan kelembutan dan dengan sikap yang sesuai keadaan dan sesuai hal yang menyenangkan hati mereka.

Kedua, menyuruh orang lain mengerjakan yang ma’ruf baik dengan menyampaikan ilmu atau mendorong mengerjakan kebaikan, seperti mendirikan shalat, silaturrahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan manusia, atau memberi nasehat yang bermanfaat, tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, melarang perbuatan buruk, memberikan pengarahan terhadap hal yang dapat menghasilkan maslahat agama maupun dunia.

Oleh karena mengarahkan kepada kebaikan terkadang mendatangkan gangguan dari orang-orang yang jahil (bodoh), maka Allah Ta’ala memerintahkan melakukan yang ketiga, yaitu:

Ketiga, menghadapi orang yang jahil dengan berpaling darinya dan tidak menghadapinya dengan kebodohannya. Siapa saja yang menyakitimu dengan perkataan atau perbuatannya, maka jangan balas menyakitinya. Siapa saja yang tidak memberimu, maka berilah dia, siapa saja yang memutuskan hubungan denganmu, maka sambunglah, dan siapa saja yang menzalimimu, maka berbuat adillah padanya.

Inilah tiga sikap yang perlu dilakukan dalam bermu’amalah dengan manusia, adapun sikap yang perlu dilakukan dalam bermu’amalah dengan setan dari kalangan jin dan manusia, maka dijelaskan dalam ayat selanjutnya (lihat ayat 200).

Yakni sebagaimana dalam pribahasa Indonesia, “Biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu.” Akan tetapi kata-kata yang digunakan dalam pribahasa ini kurang baik, yang baik adalah apa yang disebutkan dalam Al Qur’an di atas.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 199

Setelah ayat-ayat yang lalu mengecam dengan keras kaum musyrik dan sembahan mereka, pada ayat ini Allah menjelaskan kepada nabi Muhammad tentang cara menghadapi kesesatan mereka. Jadilah engkau wahai nabi Muhammad dan juga umatmu orang yang pemaaf, dan tidak meminta sesuatu yang akan menyulitkan orang lain dan suruhlah orang mengerjakan dan mengucapkan yang makruf, berupa kebajikan yang dipandang baik oleh akal, agama dan tradisi masyarakat, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh, teruslah melangkah dalam berdakwahrasul sebagai manusia, tentu saja dapat marah jika kemungkaran orang-orang musyrik telah mencapai puncaknya, dan setan akan memanfaatkan itu. Oleh karenanya, nabi dan umatnya diingatkan, dan jika setan datang menggodamu dengan merayu secara halus, melalui suatu bisikan, seperti saat dirimu murka karena hujatan-hujatan jahat mereka, maka berlindunglah kepada Allah, dengan memohon pertolongan kepada-Nya, niscaya dia akan mengusir bisikan-bisikan itu. Sungguh, dia maha mendengar setiap ucapan, termasuk permohonanmu itu, dan dia maha mengetahui setiap perbuatan, termasuk yang direncanakan oleh setan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari beragam ulama mengenai kandungan dan arti surat Al-A’raf ayat 199 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Bantu kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Tersering Dikaji

Baca banyak materi yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: Yasin, Asmaul Husna, Ar-Rahman, Al-Kahfi, Al-Mulk, Shad 54. Juga Al-Waqi’ah, Do’a Sholat Dhuha, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Kautsar, Al-Baqarah.

  1. Yasin
  2. Asmaul Husna
  3. Ar-Rahman
  4. Al-Kahfi
  5. Al-Mulk
  6. Shad 54
  7. Al-Waqi’ah
  8. Do’a Sholat Dhuha
  9. Ayat Kursi
  10. Al-Ikhlas
  11. Al-Kautsar
  12. Al-Baqarah

Pencarian: an nur, al fill, surat yusuf ayat 31, surat al ikhlas artinya, surah al isra ayat 23

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.