Surat Al-An’am Ayat 66
وَكَذَّبَ بِهِۦ قَوْمُكَ وَهُوَ ٱلْحَقُّ ۚ قُل لَّسْتُ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ
Arab-Latin: Wa każżaba bihī qaumuka wa huwal-ḥaqq, qul lastu 'alaikum biwakīl
Artinya: Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Mengenai Surat Al-An’am Ayat 66
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 66 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjelasan dari berbagai ahli tafsir mengenai makna surat Al-An’am ayat 66, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan telah mendustakan kepada al-qur’an ini orang-orang kafir dari kaummu wahai rosul, sedang ia adalah kitab yang benar dalam seluruh ajaran yang di kandungnya. Katakanlah kepada mereka, ”aku bukanlah orang yang di suruh menjaga dan mengawasi kalian. Aku hanyalah seorang utusan Allah, yang bertugas menyampaikan kepada kalian risalah yang aku diutus untuk menyampaikannya kepada kalian.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
66. Hai Rasulallah, kaummu telah mendustakan Al-qu'ran.
Penyebutan orang-orang yang mendustakan dengan ungkapan 'kaummu' adalah untuk mengungkapkan keburukan perbuatan mereka kepada orang yang berasal dari golongan mereka dan hidup di antara mereka. Dan kezaliman kepada kerabat lebih berat daripada kezaliman kepada orang asing.
Mereka mendustakan janji dan ancaman yang ada dalam al-Qur'an, padahal al-Qur'an merupakan kitab yang benar yang tidak mengandung kebatilan baik itu di masa lalu maupun di masa yang akan datang.
Katakanlah hai Muhammad: "Aku bukanlah penjaga amal perbuatan kalian sehingga dapat memberi balasan bagi kalian atas amal tersebut."
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
66. Dan kaummu telah mendustakan Al-Qur`ān ini. Padahal ia adalah kebenaran yang datang dari sisi Allah tanpa keraguan sedikit pun.” Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, “Aku bukanlah pengawas atas amal perbuatan kalian. Tugasku hanyalah memberikan peringatan kepada kalian akan datangnya azab yang sangat keras.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
66. وَكَذَّبَ بِهِۦ قَوْمُكَ (Dan kaummu mendustakannya)
Yakni kaum quraisy.
وَهُوَ الْحَقُّ ۚ( padahal azab itu benar adanya)
Yakni mendustakan al-qur’an atau azab, padahal itu merupakan kebenaran.
قُل لَّسْتُ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ(Katakanlah: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”)
Yakni aku bukan orang yang diutus mengawasi amal perbuatan kalian sehingga aku dapat membalasnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
66 Kaummu Quraisy telah mendustakan Alquran, padahal Alquran adalah haq tanpa ada keraguan. Katakanlah kepada mereka wahai Nabi: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu, sehingga juga bukan aku juga yang akan memberi balasan kepadamu, aku hanyalah pemberi peringatan ”.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Telah mendustakannya} Al-Qur’an {Kaummu, padahal itu benar. Katakanlah,“Aku ini bukanlah penanggung jawab atas kalian.”} pengawas kalian
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
66. “Dan kaummu mendustakannya,” yakni al-Quran. “Padahal azab itu benar adanya,” yang tak ada kebimbangan dan keraguan yang menyusupinya. “Katakanlah, ‘Aku ini bukanlah orang yang diserahi untuk mengurus urusanmu’, “ menjaga amalmu dan membalas kejahatanmu, akan tetapi aku hanyalah penyampai dan pemberi peringatan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 66-69
Firman Allah: (Dan mendustakannya) yaitu terhadap Al-Qur'an yang kamu sampaikan kepada mereka, serta hidayah dan penjelasan (kaummu) yaitu orang-orang Quraisy (Padahal Al-Qur'an itu benar adanya) yaitu
tidak ada yang lebih benar daripada Al-Qur'an (Katakanlah, Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus kalian") yaitu aku tidak diwajibkan sebagai pemelihara kalian, tidak pula orang yang menolong kalian. Sebagaimana firmanNya: (Dan katakanlah "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman; dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir”) (Surah Al-Kahfi: 29) Sesungguhnya kewajibanku hanyalah menyampaikan, dan kewajiban kalian hanyalah mendengarkan dan taat. Maka siapa saja yang mengikuti aku, maka dia berbahagia di dunia dan akhirat. Dan siapa saja yang menentangku, maka sesungguhnya dia akan celaka di dunia dan akhirat. Oleh karena itu Allah berfirman: (Untuk tiap-tiap berita ada (waktu) terjadinya) Ibnu Abbas dan lainnya berkata yaitu setiap berita adalah berita yang sebenarnya, yaitu setiap berita itu adalah kejadiannya, meskipun waktunya sudah lama, Sebagaimana Allah berfirman: (Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur'an setelah beberapa waktu lagi (88)) (Surah Shad) dan (Bagi tiap-tiap masa ada kitab (tertentu)) (Surah Ar-Ra'd: 38) Ini adalah ancaman dan peringatan yang ditegaskan. Oleh karena itu Allah berfirman setelahnya: (dan kelak kalian akan mengetahui)
Firman Allah: (Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yaitu mendustakan dan memperolok-olokkannya (maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain) yaitu sehingga mereka menempatkannya pada hal yang bukan pada tempatnya karena kedustaan mereka (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) Maksud dari itu adalah bahwa setiap orang dari umat ini dilarang duduk bersama orang-orang yang mendustakan, yaitu mereka yang mengubah ayat-ayat Allah dan menafsirkannya bukan pada tempatnya. Jika seseorang duduk bersama mereka karena lupa: (maka janganlah kamu duduk setelah teringat)
setelah ingat (bersama orang-orang yang zalim itu) Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits,”Dimaafkan dari umatku (perbuatan) keliru, lupa, dan hal yang dipaksakan kepada mereka”
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) dia berkata,”jika kamu lupa, lalu kamu ingat (maka janganlah kamu duduk) bersama mereka.
Demikian juga dikatakan Muqatil bin Hayyan. Ini adalah ayat yang ditunjukkan dalam firmanNya: (Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) yaitu Jika kalian tetap duduk bersama mereka, dan berikrar atas hal itu, maka sungguh kalian sama dengan apa yang mereka lakukan. Firman Allah: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) yaitu jika kalian menjauhi mereka, maka tidak duduk dengan mereka dalam hal tersebut, sehingga terlepas dari mereka dan terbebas dari dosa mereka.
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) dia berkata,”Tidak ada bagimu, dosa dari memperolok-olok ayat-ayat Allah, yaitu jika kamu meninggalkan dan berpaling dari mereka”
Ulama’ lainnya berkata,”Maknanya adalah,”Jika mereka itu duduk bersama orang memperolok-olok, maka mereka mendapatkan hisab orang-orang itu sedikitpun. Mereka menduga bahwa ini dinasakh dengan ayat dari surah An-Nisa Madaniyyah, yaitu: (Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) Hal ini dikatakan oleh Mujahid, As-Suddi, Ibnu Juraij, dan lainnya. Berdasarkan pendapat mereka ini, maka makna firmanNya: (Akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa) yaitu tetapi Kami memerintahkan kalian untuk berpaling dari mereka ketika itu sebagai pengingat bagi mereka dari hal yang mereka lakukan, agar mereka mewaspadai dan tidak mengulangi hal itu.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 66: Sebagian mufassirin mengatakan bahwa yang didustakan itu adalah Al-Quran.
Sehingga bukan aku yang membalas kamu, aku hanyalah pemberi peringatan dan urusan kamu aku serahkan kepada Allah. Ada yang mengatakan, bahwa ayat ini turun sebelum ada perintah untuk memerangi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 66
Sebagaimana Allah mahakuasa menyelamatkan manusia dari bencana, Allah pun mahakuasa menimpakan bencana kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, wahai para pendurhaka, jangan kalian merasa aman dari siksa Allah, karena dialah yang berkuasa mengirimkan azab yang amat pedih kepadamu. Azab itu bisa datang dari atas seperti badai topan, kilat yang menyambar, atau dari bawah kakimu seperti gempa dan banjir bandang, atau dapat juga berupa dia mencampurkan kamu yakni memecah belah masyarakat kamu ke dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan saling bermusuhan sehingga merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain. Maka perhatikanlah, bagaimana kami menjelaskan dengan berbagai cara dan juga secara berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan kami agar mereka memahami-Nya. Dan ternyata kaummu, wahai nabi Muhammad, baik yang hidup pada masamu maupun sesudahnya, mendustakannya, yakni mendustakan azab, padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, hai nabi Muhammad, kalau kalian memang tetap durhaka kepada Allah, ketahuilah bahwa aku ini bukanlah penanggung jawab kamu yang dapat membela kamu ketika azab itu datang. Walau penjelasan sudah sedemikian gamblang, boleh jadi masih ada yang tetap mengejek dan mencela apa yang disampaikan nabi Muhammad tersebut, maka ayat ini secara singkat dan lugas menyatakan bahwa setiap berita yang benar dan dibawa oleh rasul ada tempat dan waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui, kapan dan di mana terjadinya apa yang telah diberitakan itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beberapa penjelasan dari beragam ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 66 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita. Bantulah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.