Surat Al-An’am Ayat 50
قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعْلَمُ ٱلْغَيْبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Arab-Latin: Qul lā aqụlu lakum 'indī khazā`inullāhi wa lā a'lamul-gaiba wa lā aqụlu lakum innī malak, in attabi'u illā mā yụḥā ilayy, qul hal yastawil-a'mā wal-baṣīr, a fa lā tatafakkarụn
Artinya: Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Surat Al-An’am Ayat 50
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 50 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir penting dari ayat ini. Ada beragam penjabaran dari para mufassirin terhadap makna surat Al-An’am ayat 50, misalnya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Katakanlah (wahai rasul), kepada kaum musyrikin, ”sesungguhnya aku tidak mengklaim bahwa aku memiliki pembendaharaan langit dan bumi sehingga aku bisa berbuat apa saja di dalamnya, dan aku pun tidak mengaku-ngaku mengetahui perkara-perkara ghaib, dan aku juga tidak mengaku bahwa aku adalah malaikat. Aku hanyalah seorang utusan yang di utus dari sisi Allah. Aku sekedar mengikuti apa yang di wahyukan (Allah) kepadaku dan kemudian aku sampaikan wahyuNya itu kepada umat manusia. ”Katakanlah (wahai rasul) kepada orang-orang musyrik itu, ”apakah sama orang kafir yang buta untuk menyaksikan ayat-ayat Allah sehingga dia tidak mengimaninya dengan orang mukmin yang dapat melihat ayat-ayat Allah lalu mengimaninya? . Apakah kalian tidak mau memikirkan ayat-ayat Allah agar dapat melihat kebenaran dan kemudian mengimaninya?”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
50. Hai Rasulallah, katakanlah kepada orang-orang musyrik: "Aku tidak memiliki perbendaharaan langit dan bumi, maka mengapa kalian meminta kepadaku rumah dan istana istana; dan aku tidak mengaku bahwa aku mengetahui ilmu ghaib, maka mana mengapa kalian meminta agar aku memberitahu apa yang akan terjadi di masa depan; dan aku tidak pernah berkata kepada kalian bahwa aku adalah seorang malaikat, maka mengapa kalian memintaku untuk melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh manusia? Aku hanyalah manusia biasa yang diutus sebagai Rasul untuk menyampaikan risalah dari Tuhanku, dan aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku."
Katakanlah: "Apakah sama antara orang kafir yang hatinya buta dari menerima petunjuk dan kebenaran serta berpaling dari ayat-ayat Tuhannya, dengan orang mukmin yang membuka hatinya untuk menerima cahaya keimanan sehingga dia dapat melihat petunjuk dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya? Apakah mereka tidak memikirkan ayat-ayat Allah sehingga mereka dapat beriman?"
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
50. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik, “Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku mempunyai wewenang atas perbendaharaan Allah berupa rezeki sehingga aku bisa mengaturnya sesuka hatiku. Aku juga tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui perkara gaib selain apa yang Allah beritahukan kepadaku melalui wahyu. Dan aku juga tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah seorang malaikat. Karena aku adalah utusan dari Allah, aku tidak mungkin mengikuti apa pun selain apa yang diwahyukan kepadaku. Dan aku tidak mungkin mengakui sesuatu yang bukan milikku.” Dan katakan -wahai Rasul- kepada mereka, “Apakah sama orang kafir yang mata hatinya buta terhadap kebenaran dengan orang mukmin yang mata hatinya melihat kebenaran dengan jelas kemudian beriman kepadanya? Tidakkah kalian -wahai orang-orang musyrik- mau memikirkan menggunakan akal kalian tanda-tanda yang ada di sekitar kalian?”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
50. قُل (Katakanlah)
Wahai Muhammad.
لَّآ أَقُولُ لَكُمْ عِندِى خَزَآئِنُ اللهِ (Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku)
Yakni dia tidak memiliki kenikmatan-kenikmatan dunia itu sehingga dapat mendatangkan kepada mereka ayat-ayat yang mereka minta.
وَلَآ أَعْلَمُ الْغَيْبَ (dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib)
Sehingga ia dapat memberitahu dan megabarkan mereka apa yang akan terjadi di masa depan.
وَلَآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّى مَلَكٌ ۖ (dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat)
Sehingga kalian membebani aku untk melakukan sesuatu diluar kewajaran yang tidak aku mampu.
إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۚ (Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku)
Apa yang diperintahkan kepadaku untuk menyampaikannya.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ (Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?”)
Yakni tidak sama antara orang yang sesat dengan orang yang mendapat petunjuk, dan tidak sama antara orang islam dengan orang kafir.
أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ (Maka apakah kamu tidak memikirkan?”)
Yakni memikirkan hal itu agar kalian mengetahui bahwa keduanya tidaklah sama, sehingga kalian memilih jalan orang yang melihat dan mendapat petunjuk.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Diantara berkah wahyu (al-qur'an dan sunnah) : bahwasanya orang yang mengikuti wahyu Allah senantiasa melihat dengan terang benderang, sedangkan orang yang berpaling dari wahyu Allah adalah buta :
{ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ }
"Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
50 Katakanlah wahai Nabi: Aku tidak mengatakan kepadamu wahai orang-orang yang membangkang lagi kafir bahwa perbendaharaan takdir dan rizki Allah ada padaku, sehingga aku dapat memberikan rizki ataupun mendatangkan mukjizat sebagaimana yang kalian minta. Dan aku tidak pula kepadamu bahwa aku seorang malaikat yang datang dengan berbagai hal yang menakjubkan. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku, kemudian aku sampaikan kepada kalian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Katakanlah,“Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, aku tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak pula mengatakan kepada kalian bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah,“Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat} orang yang kafir dan orang yang mukmin {Apakah kalian tidak berpikir
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
50. Allah berfirman kepada NabiNya agar berkata kepada orang-orang yang mengusulkan turunnya ayat-ayat Allahatau kepada orang-orang yang berkata kepadanya bahwa kamu hanya mengajak kami untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku.” Maksudnya, kunci-kunci rizki dan rahmatNya. “Dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib.” Karena itu semua hanyalah hak Allah, Dia-lah yang membuka rahmatNya kepada manusia, maka tidak ada yang bisa menghalangi, dan apa yang di halangi oleh Allah, maka tidak ada yang mampu melepaskan sesudahnya. Hanya dia yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata. Dia tidak menunjukan ghaibNya kepada seorang pun kecuali rasulNya yang diridhaiNya.
“Dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat.” Sehingga aku menjadi pelaksanaan perbuatan yang kuat. Aku tidak mengklaim mempunyai kedudukan tinggi daripada kedudukan lebih yang Allah berikan kepadaku. “ Aku tidak mengikuti kecuali apa yang di wahyukan kepadaku.” Ini adalah tujuanku, ujung dan akhir perkaraku, aku mengamalkannya untuk diriku sendiri dan mengajak seluruh manusia kepadanya. Jika kedudukanku di ketahui, maka untuk apa orang masih mencari-cari atau menuntut sesuatu dariku yang tidak aku klaim? Apakah seseorang diharuskan memikul sesuatu yang bukan kewajibanNya? Untuk apa apabila aku mendakwahimu dengan ayat yang di wahyukan kepadaku kamu telah menuduhku mengklaim kedudukan tinggi yang bukan milikku? Katakanlah kepada mereka tentang perbedaan antara orang yang menerima dakwahku, tunduk kepada apa yang di wahyukan kepadaku dengan orang yang tidak demikian, “ katakanlah, ‘ apakah sama orang yang buta yang melihat?’ maka apakah kamu tidak memikirkanNya?” lalau kamu menundukkan perkara di tempatnya yang semestinya, dan kamu memilih yang lebih baik dan lebih layak untuk di pilih.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 50-54
Allah SWT berfirman kepada RasulNya SAW: (Katakanlah, "Aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku") yaitu aku tidak memiliki dan mengaturnya (dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib) yaitu aku tidak berkata kepada kalian bahwa sesungguhnya aku mengetahui perkara ghaib, karena sesungguhnya itu merupakan ilmu Allah SWT; dan aku tidak mengetahuinya kecuali yang diperlihatkan oleh Allah kepadaku (dan tidak (pula) aku mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah malaikat) yaitu aku tidak mengklaim bahwa bahwa diriku adalah malaikat. Aku hanya seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah SWT. Dia memuliakan dan memberiku nikmat dengan itu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku) yaitu aku tidak menyimpang darinya meskipun hanya sejengkal, dan tidak pula kurang dari itu.
(Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat?”) yaitu apakah orang yang mengikuti kebenaran dan mendapat petunjuk kepada kebenaran itu sama dengan orang yang tersesat dari kebenaran sehingga dia tidak mengikutinya? (Maka apakah kalian tidak memikirkannya?) Ini semabagimana firman Allah: (Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (19)) (Surah Ar-Ra'd). Firman Allah (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedangkan bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun) yaitu berilah peringatan dengan Al-Qur'an ini, wahai Muhammad! (orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka) (Surah Al-Mu’minun: 57) yaitu orang-orang (yang takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk) (Surah Ar-Ra’d:21) (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) yaitu hari kiamat (sedangkan bagi mereka tidak ada) pada hari itu (seorang pelindung dan pemberi syafaat pun) yaitu tidak ada kerabat dan orang yang memberi syafaat bagi mereka dari azabNya, jika Allah menghendakinya (agar mereka bertakwa) yaitu peringatkanlah tentang hari yang tidak ada hakim saat itu selain Allah SWT (agar mereka bertakwa) jadi mereka beramal (shalih) di dunia ini, yang membuat Allah menyelamatkan mereka pada hari kiamat dari azabNya, dan Dia akan melipatgandakan kepada mereka pahalaNya dengan sangat banyak.
Firman Allah (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya) yaitu janganlah kamu menjauhkan orang-orang yang disifati dengan sifat itu darimu, melainkan jadikanlah mereka sebagai teman-teman duduk dan teman-teman dekatmu. Sebagaimana firmanNya: (Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (28)) (Surah Al-Kahfi). Firman Allah: (orang-orang yang menyeru Tuhannya) yaitu mereka menyembah dan memohon kepadaNya (di pagi hari dan petang hari)
Sa'id bin Al-Musayyib, Mujahid, dan Qatadah berkata yang dimaksud adalah shalat fardu. Ini sebagaimana firman ALlah: (Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku (serulah Aku), niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian”) (Surah Ghafir: 60) yaitu Aku menerima doa kalian. Firman Allah: (sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya) yaitu dengan amal itu mereka mengharapkan ridha Allah yang mulia, mereka kerjakan ikhlas dalam melakukan ibadah dan ketaatan.
Firman Allah: (Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu) sebagaimana nabi Nuh berkata untuk menjawab orang-orang yang berkata, (Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? (112) Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kalian menyadari (113)) (Surah Asy-Syu'ara) yaitu sesungguhnya hisab mereka intu di sisi Allah SWT, dan aku tidak bertanggung jawab sedikitpun atas hisab mereka, sebagaimana mereka tidak bertanggung jawab sedikit pun atas hisabku. Firman Allah: (Yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) yaitu jika kamu melakukan itu, dan keadaannya seperti itu.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, dia berkata,”Para pemuka Quraisy lewat di hadapan Rasulullah SAW dan di sisi beliau terdapat Khabbab, Shuhaib, Bilal, dan Ammar. Lalu mereka berkata, "Wahai Muhammad, apakah kamu rela bersama dengan orang-orang itu?" Lalu turunlah ayat: (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) sampai dengan firmanNya: (Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?)
Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Syuraih, dari ayahnya, dia berkata,”Sa'd berkata,”Ayat ini diturunkan terkait enam sahabat Nabi SAW, di antaranya adalah Ibnu Mas'ud” Dia berkata,"Kami menemani dan dekat Rasulullah SAW”. Lalu orang-orang Quraisy berkata, “Kamu selalu mendekati mereka dan menjauh dari kami" Lalu turunlah ayat: (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan di petang hari)
Firman Allah SWT: (Dan demikianlah Kami uji sebagian mereka dengan sebagian yang lain) yaitu Kami menguji mereka satu sama lain (supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”) Demikian itu karena di awal pengutusan Rasulullah SAW seringkali diikuti oleh orang-orang yang dari kalangan laki-laki, wanita, budak-budak lelaki, dan budak-budak perempuan, dan tidak ada yang mengikuti beliau dari golongan orang-orang terpandang kecuali sedikit. Sebagaimana yang dikatakan kaum nabi Nuh kepadanya (Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja) (Surah Hud: 27) Tujuan orang-orang musyrik Quraisy itu adalah menghina orang-orang mukmin dari kalangan orang-orang yang lemah. Mereka menyiksa siapa saja dari orang-orang lemah yang berada di bawahnya. Mereka berkata,(Orang-orang seperti inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?) yaitu bahwa Allah tidak layak memberi petunjuk kepada orang-orang ini berupa, jika apa yang mereka ikuti itu baik, dan kami dibiarkan" Sebagaimana firman Allah: (Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tidak mendahului kami (beriman) kepadanya) (Surah Al-Ahqaf: 11) dan (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuannya)?" (73)) (Surah Maryam) Allah SWT berfirman untuk hal itu: (Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedangkan mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata (74)) (Surah Maryam) Allah SWT juga menjawab mereka ketika mereka berkata: (Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka? (Allah berfirman menjawab mereka), "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?) yaitu tidaklah Allah itu lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepadaNya dengan ucapan, perbuatan, hati mereka. Allah memberi taufik dan memberi petunjuk kepada keselamatan (Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (16)) (Surah Al-Maidah) sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (69)) (Surah Al-'Ankabut) dan dalam hadits shahih disebutkan,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk kalian, dan tidak (pula) kepada warna kulit kalian, tetapi Allah memandang kepada kalbu dan amal perbuatan kalian”
Firman Allah: (Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah, "Salamun 'alaikum.”) yaitu muliakanlah mereka dengan menjawab salam mereka, dan sampaikan kabar gembira kepada dengan rahmat Allah yang luas mencakup mereka semua. Oleh karena itu Allah: (Tuhan kalian telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang) yaitu Dia mewajibkan rahmat atas DzatNya Yang Maha Mulia sebagai bentuk karunia, kebaikan, dan anugerahNya untuk mereka (Yaitu bahwa barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kalian lantaran kejahilan)
Beberapa ulama salaf berkata, setiap orang bermaksiat kepada Allah adalah orang yang bodoh.
(kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan) yaitu kembali dari apa yang mereka lakukan sebelumnya berupa perbuatan maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, dan memperbaiki amal perbuatannya di waktu mendatang (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 50: Kepada mereka yang mengusulkan didatangkan suatu mukjizat atau mereka yang berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya kamu mengajak kami agar kami menyembah kamu di samping Allah."
Yakni kunci-kunci rezki dan rahmat-Nya.
Aku tidak mendakwakan diriku melebihi kedudukan yang Allah berikan kepadaku. Jika kamu sudah mengetahui kedudukanku, lalu mengapa kamu meminta dariku perkara yang aku tidak mendakwakannya.
Maksudnya katakanlah kepada mereka untuk menerangkan perbedaan antara orang yang menerima dakwah dengan orang yang menolaknya?
Yakni orang kafir.
Yakni orang yang beriman.
Sehingga kamu dapat memposisikan sesuatu pada tempatnya, dan kamu memilih sesuatu yang lebih layak dipilih dan didahulukan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 50
Ayat ini menguatkan bahwa rasul hanyalah menyampaikan apa yang berasal dari Allah. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, aku tidak mengatakan kepadamu, hai orang-orang kafir, bahwa perbendaharaan Allah, yaitu aneka kekayaan dan kemewahan yang sering kalian jadikan ukuran kemuliaan hidup, ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib tanpa bantuan dari Allah , dan aku tidak pula mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat yang tidak makan, tidak minum, dan tidak memiliki kebutuhan biologis. Aku hanyalah manusia seperti kamu. Yang membedakan kita adalah bahwa aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, di antaranya berupa Al-Qur'an. Para pendurhaka menolak ajaran Allah, maka nabi Muhammad diperintahkan untuk mengajukan pertanyaan yang mengandung kecaman. Katakanlah, wahai Muhammad, apakah sama orang yang buta, terutama buta mata hatinya, dengan orang yang melihat' orang yang normal pasti akan menjawab berbeda. Maka, apakah kamu tidak pernah memikirkan-Nya' setelah pada ayat sebelumnya Allah mengecam orang-orang yang enggan menggunakan akal pikirannya secara benar, kini pembicaraan beralih kepada kelompok orang yang berpikir positif agar disampaikan pesan Allah. Peringatkanlah, wahai nabi Muhammad, dengannya, yakni dengan Al-Qur'an itu, kepada orang yang takut akan dikumpulkan menghadap tuhannya untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya pada hari kiamat, dan mereka menyadari bahwa pada hari itu tidak ada bagi mereka pelindung dari segala yang mereka takuti dan tidak juga ada pemberi syafaat atau pertolongan selain dari Allah. Yang demikian itu agar mereka selalu bertakwa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penjelasan dari para ahli ilmu berkaitan kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 50 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita semua. Sokonglah dakwah kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.