Surat An-Nisa Ayat 149
إِن تُبْدُوا۟ خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا۟ عَن سُوٓءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Arab-Latin: In tubdụ khairan au tukhfụhu au ta'fụ 'an sū`in fa innallāha kāna 'afuwwang qadīrā
Artinya: Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Surat An-Nisa Ayat 149
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 149 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Tersedia kumpulan penafsiran dari para ahli ilmu terhadap kandungan surat An-Nisa ayat 149, sebagiannya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah mengajak untuk memberikan maaf dan mengawali ajakan itu dengan menyebut bahwa seorang Mukmin kadang menampakkan kebaikannya atau menyembunyikannya. Begitu pula sikapnya terhadap perbuatan yang buruk, dia kadang memperlihatkannya ketika meminta keadlian dari pelaku keburukan,atau memberi maaf dan berlapang dada. Dan memberikan maaf itu lebih baik. Sesungguhnya diantara sifat Allah adalah pemaaf terhadap hamba-hambaNya, meskipun Dia Mahakuasa untuk menyiksa mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
149. Setelah Allah memperbolehkan untuk menyebutkan kezaliman orang yang zalim, maka kemudian Allah menganjurkan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, karena menampakkan kebaikan merupakan perbuatan terpuji jika dimaksudkan untuk memberi motivasi, menguatkan semangat, dan mengingatkan orang yang lalai.
Adapun menyembunyikan kebaikan adalah perbuatan yang harus dilakukan jika pelakunya tidak dapat menjamin dirinya akan selamat dari kesombongan dan sifat riya; dan salah satu hal yang dapat menjadi pertimbangan untuk menyembunyikan suatu kebaikan adalah untuk menjaga kehormatan dan perasaan para fakir miskin.
Allah juga menganjurkan hamba-hamba-Nya untuk saling memaafkan, karena memberi maaf merupakan perbuatan mulia. Dan berbuat baik kepada orang lain, dan bersabar atas gangguan mereka, serta mengampuni kesalahan mereka merupakan kebaikan yang besar. Allah akan mengampuni mereka dengan ampunan yang luas dan Dia Maha Kuasa untuk melakukan itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
149. Apabila kalian memperlihatkan ucapan atau tindakan yang baik, atau menutupinya, atau memaafkan orang yang berbuat jahat kepada kalian, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa. Maka hendaklah sifat pemaaf itu menjadi bagian dari akhlak kalian, semoga Allah memaafkan kesalahan kalian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
149. أَوْ تَعْفُوا۟ عَن سُوٓءٍ (atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain))
Yakni kesalahan yang ditimpakan kepada kalian.
فَإِنَّ اللهَ كَانَ عَفُوًّا(maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf)
Yakni pemaaf hamba-hamba-Nya.
قَدِيرًا (lagi Maha Kuasa)
Berkuasa untuk membalas perbuatan mereka, maka teladanilah Allah yang memaafkan meski ia mampu untuk membalas.
Dalam hadist Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “jika terdapat dua orang yang saling mencaci maka dosanya atas orang yang memulai diantara keduanya selama yang dizalimi tidak membalas melebihi batas”.
Dan orang yang menuntut haknya secara sempurna adalah sebuah kebaikan namun apabila ia memaafkan dan merelakan maka itu lebih utama, akan tetapi ini berlaku bagi orang yang mampu menuntut haknya namun ia merelakannya karena Allah, adapun orang yang merelakan karena memang ia tidak mampu untuk menuntut maka kerelaannya ini tidak berarti.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
149 Jika kamu wahai orang-orang mukmin menyatakan suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan dadri orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf bagi para hamba-Nya yang melakukan dosa, lagi Maha Kuasa untuk memberi balasan atas perbuatan mereka, maka dari itu berpegang teguhlah dalam jalan Allah dengan memberi maaf atas apa yang ditakdirkan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Jika kalian menampakkan} menunjukkan {atau menyembunyikan suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan} membiarkan orang yang berbuat salah kepada kalian {sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha kuasa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
149. Kemudian Allah berfirman, : "jika kamu menampakan suatu kebaikan atau menyembunyikannya,” ini mencakup segala kebaikan, perkataan ,perbuatan, lahir maupun batin dan berupa wajib maupun sunah, “ atau memaafkan kasalahan orang lain,” maksudnya, dari seorang yang telah berbuat buruk pada tubuh, harta, dan kehormatan kalian, maka maafkanlah kesalahannyan tersebut. Karena balasan itu sesuai dengan perbuatan. Barangsiapa yang memaafkan karena Allah, niscaya Allah akan memaafkannya, dan barangsiap yang berbuat baik niscaya Allah akan berbuat baik kepadanya. Karena itulah Allah berfirman,” Maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Kuasa” maksudnya, maksudnya Allah memaafkan segala ketergelinciran hamba-hambanya dan dosa-dosa mereka yang besar. Allah menutup kekurangan mereka kemudian melakukan mereka dengan maaf yang penuh yang bersumber dari kekuatanNya.
Ayat ini mengandung makna untuk mendalami makna nama-nama Allah dan sipat-sipatnya, dan bahwa penciptaan dan perintahNya itu berawal dari padaNya, dan ia adalah tuntutanya, karena itulah ketetapan hukum-hukum tersebut dikaitkan dengan nama-nama Allah yang baik sebagaimana yang terjadi pada ayat ini. Tatkala allah menyebutkan perbuatan baik dan memaafkan orang yang bersalah, Allah merangkaikan FirmanNya dengan mengarahkan kita untuk mengetahui nama-namaNya, dan bahwa hal itu akan mencukupi dari penyebutan namaNya yang khusus.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 148-149
Ibnu Abi Tahlhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini, dia berkata, "Allah tidak suka seseorang berdoa untuk melawan seseorang kecuali jika dia dizalimi. Dia memberi kelonggaran baginya untuk berdoa untuk melawan orang yang telah menzaliminya, dan itulah firmanNya: (kecuali oleh orang yang dianiaya). Jika dia bersabar, maka itu lebih baik baginya.
Hasan al-Bashri berkata, "Dia tidak seharusnya berdoa buruk untuk seseorang, tetapi dia sebaiknya berkata, 'Ya Allah, bantulah aku melawan orang ini dan berikanlah hakku darinya” Dalam riwayat lain darinya, dia berkata, "Allah telah memberi kelonggaran baginya untuk berdoa melawan orang yang menzaliminya tanpa menyerangnya"
Abdul Karim bin Malik Al-Jazari berkata tentang ayat ini, "Ini adalah orang yang mengumpatmu, lalu kamu mengumpatnya kembali. Tetapi jika dia membuat tuduhan palsu terhadapmu, maka janganlah kau buat tuduhan palsu terhadapnya, berdasarkan firmanNya: (Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka (41)) [Surah Asy-Syura].
Firman Allah: (Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa (149)) yaitu wahai manusia, jika kalian menyebarkan kebaikan atau menyembunyikannya, atau memaafkan orang yang berbuat jahat terhadap kalian, maka itu adalah tindakan yang mendekatkan kalian kepada Allah dan itu akan memperbanyak pahala kalian di sisiNya, karena di antara sifat Allah adalah Dia memaafkan hamba-hambaNya meskipun Dia Maha Kuasa untuk menghukum mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman (maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa) Oleh karena itu juga di sebutkan dalam suatu riwayat bahwa para malaikat yang menyangga ‘Arsy itu mensucikan Allah, lalu sebagain mereka berkata,”Maha suci Engkau atas kemurahanMu atas pengetahuanMu” dan sebagian lainnya berkata,”Maha suci Engkau atas pemaafanMu atas kuasaMu” dalam hadits shahih disebutkan: "Tidaklah sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang dengan pemaafannya, melainkan akan bertambah kemuliaannya. Dan tidaklah seseorang tunduk kepada Allah, melainkan Dia mengangkat derajatnya"
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 149: Jika kamu nampakkan satu kebaikan atau kamu sembunyikan dia atau kamu ampunkan (seorang) dari satu kejelekan, maka sesungguhnya adalah Allah itu Pengampun, Maha kuasa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Kebajikan di sini mencakup perkataan dan perbuatan yang baik, nampak maupun tersembunyi, wajib maupun sunat.
Baik menimpa badanmu, hartamu maupun kehormatanmu, lalu kamu memaafkannya.
Dia memaafkan ketergelinciran hamba-hamba-Nya dan dosa-dosa mereka yang besar, Dia akan menutupinya dan akan memberikan maaf-Nya yang sempurna yang muncul dari kekuasaan-Nya. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mendalami makna dari nama-nama-Nya dan sifat-Nya, dan bahwa mencipta dan memerintah muncul daripadanya serta menjadi konsekwensinya. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala setelah menyebutkan hukum mengakhirinya dengan Asmaa'ul Husna sebagaimana dalam ayat ini.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 149
Jika kamu menyatakan suatu kebajikan sehingga diketahui orang lain, atau menyembunyikannya sehingga tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, atau memaafkan sesuatu kesalahan orang lain padahal engkau mampu membalasnya, maka sungguh Allah akan memaafkan kesalahan kamu, sebab dia maha pemaaf, mahakuasasesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasulrasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, seperti orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani, dengan mengatakan, kami beriman kepada sebagian, yakni beriman kepada nabi musa atau nabi isa, dan kami mengingkari sebagian yang lain, tidak beriman kepada nabi Muhammad, serta dengan ucapannya itu mereka bermaksud mengambil jalan tengah antara iman atau ingkar, merekalah, yaitu orang-orang yang beriman kepada sebagian rasul-rasul Allah dan ingkar kepada sebagian rasul-rasul yang lain, orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan sesuai dengan perbuatannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penjelasan dari banyak mufassir mengenai isi dan arti surat An-Nisa ayat 149 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita bersama. Dukung dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.