Surat An-Nisa Ayat 38

وَٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۗ وَمَن يَكُنِ ٱلشَّيْطَٰنُ لَهُۥ قَرِينًا فَسَآءَ قَرِينًا

Arab-Latin: Wallażīna yunfiqụna amwālahum ri`ā`an-nāsi wa lā yu`minụna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhir, wa may yakunisy-syaiṭānu lahụ qarīnan fa sā`a qarīnā

Artinya: Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.

« An-Nisa 37An-Nisa 39 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Mengenai Surat An-Nisa Ayat 38

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 38 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Terdapat kumpulan penafsiran dari berbagai ahli tafsir terhadap kandungan surat An-Nisa ayat 38, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan demikian pula kami telah menyediakan siksaan ini bagi orang-orang yang menginfakkan harta mereka karena dorongan riya dan sum’ah, dan mereka tidak beriman kepada Allah baik berupa keyakinan kuat dan amal, dan tidak beriman kepada hari kiamat. Perbuatan-perbuatan buruk ini termasuk perkara-perkara yang diserukan oleh setan. Dan barangsiapa yang setan menjadi pendampingnya, maka dialah seburuk-buruk pendamping dan teman dekat.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

38. kemudian Allah mengolok-olok orang yang menginfakkan hartanya untuk tujuan riya dan sum’ah, bukan karena dasar dan keimanan kepada Allah serta mengharapkan pahala-Nya di akhirat. Ini merupakan langkah-langkah setan yang menyertai mereka. sungguh itulah seburuk-buruk makhluk yang menyertai, yang menjauhkan temannya dari surga dan menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

38. Kami juga menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya dengan tujuan supaya dilihat dan dipuji oleh manusia, tidak beriman kepada Allah dan tidak percaya akan adanya hari Kiamat. Yang membuat mereka tersesat tidak lain hanyalah kegemaran mereka mengikuti setan. Barangsiapa yang berteman dan bersahabat dengan setan, maka setan adalah seburuk-buruk sahabat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

38. وَالَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُمْ رِئَآءَ النَاسِ (Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia)
Yakni sebagaimana yang dilakukan orang agar orang lain menganggap dirinya dermawan atau banyak bersedekah.

وَمَن يَكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهُۥ قَرِينًا (Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya)
Makna (القرين) adalah teman dekat atau sahabat.

فَسَآءَ قَرِينًا (maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya)
Kerena ia menjerumuskannya kepada kebinasaan, menyuruh agar berbangga diri, sombong, berbuat kikir, dan berinfak dengan maksud pamer; sehingga menghalanginya untuk mendapatkan pahala dari infak di jalan kebaikan dan menghanguskan hartanya dengan berinfak di jalan kebathilan. Maka inilah seburuk-buruk teman.
Dalam hadist disebutkan: “tiga golongan yang pertama-tama diseret ke neraka pada hari kiamat, dan disebutkan diantaranya orang yang memiliki harta kemudian ia menginfakkan dan mensedekahkannya agar disebut sebagai orang yang dermawan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

38. Dan juga orang-orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ dan ingin mendapatkan popularitas. Sedangkan mereka tidak beriman hanya kepada Allah, tidak juga kepada akhirat layaknya orang-orang munafik dan penduduk Mekkah, karena mereka adalah para sahabat setan. Dan barangsiapa menjadikan setan sebagai sahabatnya, maka ini adalah sahabat paling buruk baginya di neraka, karena setan itu membimbingnya menuju kehancuran seperti kesombongan, kebakhilan dan riya’


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{dan orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya kepada orang lain} supaya manusia melihat dan memuji mereka {dan tidak beriman kepada Allah, tidak pula kepada hari akhir. Siapa saja yang menjadikan setan sebagai temannya, dia adalah seburuk-buruk teman} teman sejati


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

38. Kemudian Allah memberitakan tetang nafkah yang bersumber dari suatu tindakan riya (ingin di lihat) dan sum’ah (ingin di dengar) serta tidak beriman kepad firmaNya,”Dan juga orang-orang yang manefkahkan harta mereka karena riya kepada manusia,” maksudnya, agar orang lain melihat, memuji, dan menghormati mereka.
“ Dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian,” yaitu infak mereka tidak bersumber dari hati yang bersih yang ihklas dan keimanan kepada Allah serta mengharap balasannya, artinya adalah hal ini dari langkah-langkah setan dan perbuatan-perbuataNya, di mana ia mengajak golonganya melakukan hal tersebut, agar mereka semua menjadi penghuni-penghuni neraka yang menyala, dan terjadilah perbuatan itu dari mereka yang di sebabkan oleh setan yang selalu mengiringi mereka dan bantuanya kepada mereka dengan hal tersebut, karena itu Allah berfirman, “barangsiapa yang menjadikan setan itu sebagai temanya, maka setan itu adalah seburuk-buruk teman,” yaitu seburuk-buruknya teman dan pendamping yang menghendaki kehancuran orang yang ditemani dengan usaha yang keras untuk dapat merealisasikanya. Dan sebagaiman orang yang berlaku kikir akan apa yang telah Allah karuniakan kepadanya dan menyembunyikan apa yang telah Allah berikan kepadanya adalah seorang pendosa lagi berpaling dari Rabbnya, begitu pula orang-orang yang berinfak dan beribadah kepada selain Allah,sesungguhnya ia telah berdosa, durhaka terhadap Rabbnya, sehingga ia berhak mendapat hukuman, karena Allah memerintahkan untuk taat kepadaNya dan menunaikan perintah-perintahNya dengan ihklas,sebagaimana Allah berfirman,
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
-Al-bayinah:5-
Inilah perbuatan yang akan diterima,dimana pelakunya berhak mendapatkan pahala dan pujian, oleh karena itulah Allah menganjurkan hal tersebut dalam firmanya,


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 37-39
Allah SWT berfirman seraya mencela orang-orang yang bakhil terhadap harta mereka untuk menafkahkannya dalam sesuatu yang diperintahkan Allah, berupa berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejalan, dan orang-orang yang dalam perjalanan, dan kepada budak. Mereka tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta itu, dan menyuruh orang lain untuk berbuat bakhil juga. Rasulullah SAW bersabda, “Penyakit mana yang melebihi bakhil” beliau juga bersabda, “Jauhilah sifat pelit, karena itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Mereka memerintahkan orang lain untuk memutuskan hubungan, lalu mereka memutus hubungan, dan mereka memerintahkan orang lain untuk durhaka lalu mereka durhaka"
Firman Allah (dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka) orang yang bakhil mengingkari nikmat Allah, sehingga nikmat itu tidak tampak dan tidak jelas baginya, tidak dalam makanan, pakaian, pemberian, dan pengorbanannya, sebagaimana firman Allah SWT (sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya (6) dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya (7)) (Surah Al-‘Adiyat) dengan keadaan dan kecukupannya (dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (8)) (Surah Al-‘Adiyat) dan disini Allah berfirman (dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka). Oleh karena itu Allah mengancam mereka dengan firmanNya (Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan) “Al-Kufru” adalah penutup dan penghalang. Maka orang bakhil itu menutup nikmat Allah yang diberikan kepadanya dan menyembunyikan serta mengingkarinya, sehingga dia kufur atas nikmat Allah kepadanya. Disebutkan dalam hadits “Sesungguhnya Allah ketika memberikan nikmat kepada hamba, Dia menyukai jika hambanya memperlihatkan nikmat yang diberikan Allah kepadanya.” Dalam doa Nabi "Jadikanlah kami orang-orang yang bersyukur atas nikmatMu, dan orang-orang memujiMu dengan nikmat itu sebagai orang yang menerimanya, dan sempurnakanlah nikmatMu kepada kami”
Beberapa ulama’ salaf berpendapat bahwa ayat ini terkait dengan kebakhilan orang Yahudi untuk menampakkan pengetahuan yang ada pada mereka berupa sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, dan mereka menyembunyikannya. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan) Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas. Hal itu juga diungkapkan oleh Mujahid dan lainnya. Tidak diragukan bahwa ayat ini mengandung makna demikian, Konteks yang tampak adalah tentang kebakhilan harta. Apabila yang dimaksud adalah kebakhilan terkait pengetahuan maka hal itu masuk pada pandangan pertama. Sesungguhnya konteksnya adalah tentang infak untuk kerabat dan orang-orang yang lemah, sebagaimana juga ayat setelahnya yang mengatakan, (Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia) Dia menyebutkan orang-orang yang menahan (untuk berinfak) yang dicela, dan mereka adalah orang-orang bakhil. Kemudian Dia menyebutkan orang-orang yang memberikan sesuatu kepada orang-orang dengan maksud agar dipuji oleh orang lain dengan pemberiannya yang diperdengarkan dan bukan karena Allah. Disebutkan dalam hadits bahwa ada tiga orang yang pertama kali digunakan sebagai bahan bakar neraka, mereka adalah orang alim, orang yang berperang dan orang yang berinfak yang memamerkan amalnya, orang memiliki harta itu berkata,"Aku tidak pernah meninggalkan infak pada jalan yang Engkau sukai” Lalu Allah menjawab, "Kamu berdusta, sesungguhnya kamu hanya ingin dikatakan,”Orang yang dermawan, sehingga hal itu dikatakan untukmu”, yaitu kamu telah mengambil balasanmu di dunia, yaitu sesuatu yang kamu inginkan dari perbuatanmu.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka (39)) yaitu hal mana yang memberikan mudharat kepada mereka yang beriman kepada Allah dan berjalan di jalan yang terpuji, menjauhkan diri dari perbuatan riya’, ikhlas dan beriman Allah serta mengharapkan apa yang dijanjikan olehNya di rumah akhirat bagi orang yang berbuat kebaikan, dan menafkahkan apa yang telah diberikan Allah kepadaNya dalam hal-hal yang disukai dan diridhai olehNya. Firman Allah (Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka) yaitu Dia Maha Mengetahui niat mereka, yang baik maupun yang buruk. Maha Mengetahui orang yang pantas mendapatkan taufikNya sehingga Dia memberikan taufik kepadanya, dan memberikan petunjuk kepadanya, serta menetapkannya agar melakukan amal shalih yang diridhai olehNya. Maha Mengetahui orang yang diabaikan dan ditolak dari sisi Tuhan yang Maha Agung dimana dia ditolak dari pintunya sehingga dia merugi di dunia dan akhirat. Semoga Allah melindungi dari hal tersebut.


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
{ﻗﺮﻳﻨﺎ} Qoriina: orang yang selalu bersama tidak pernah terpisah dari sahabatnya terikat kental.

Makna ayat :
Maka ayat yang ke-38 adalah penjelasan tentang keadaan manusia yang selain Yahudi dan Nasrani, mereka adalah kaum munafik. Allah berfirman {وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ} “Dan orang-orang yang menafkahkan hartanya untuk berbuat riya’ dihadapan manusia”, yaitu berbuat agar diperhatikan untuk melindungi diri mereka dari celaan manusia dan mendapatkan pujian mereka. {وَلا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ} “Mereka tidak beriman kepada Allah dan tidak pula beriman kepada hari kiamat”, karena kaum munafik adalah orang-orang kafir yang melakukan kesyirikan, mereka menampakkan Islam bentuk penyamaran agar aman saja. Oleh karenanya mereka berinfak tiadalah kecuali untuk mencari perhatian (riya’).
{وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيناً فَسَاءَ قَرِيناً} “Barang siapa yang setan menjadi teman dekatnya, maka itu adalah seburuk-buruknya teman dekat.”, maksudnya adalah seburuk-buruknya teman yang dimiliki adalah setan yang menjadi teman.

Pelajaran dari ayat :
• Haramnya perbuatan riya’ dan celaan bagi orang yang melakukannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 38: Dan (ialah) yang membelanjakan hartanya supaya dilihat oleh manusia,) dan tidak beriman kepada Allah, dan tidak kepada hari Kemudian; dan barang siapa setan jadi sahabatnya, maka sejahat- jahat sahabatlah ia.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Riya ialah melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji orang lain.

Infak mereka tidak didasari keikhlasan, keimanan kepada Allah dan mengharap pahala di hari kemudian.

Tindakan mereka seperti yang disebutkan dalam ayat di atas tidak lain disebabkan mereka menjadikan setan sebagai kawannya. Padahal setan adalah seburuk-buruk kawan, karena usahanya untuk membinasakan kawannya dan berusaha merugikannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 38

Dan termasuk ke dalam orang-orag yang sombong dan membanggakan diri itu adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya karena ria kepada orang lain agar dilihat dan dipuji, dan juga orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari kemudian. Barang siapa menjadikan setan sebagai temannya, karena sombong dan membanggakan diri itu adalah sifat setan, maka ketahuilah bahwa dia, setan itu, adalah teman yang sangat jahat bagi manusiasebenarnya beriman kepada Allah dan hari kemudian serta menginfakkan sebagian dari karunia yang diberikan oleh Allah yang sangat banyak itu, tidaklah berat. Dan apa sebenarnya keberatan bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan apa kesulitannya jika mereka menginfakkan sebagian, bukan seluruhnya, dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya' sungguh tidak ada kesulitan sedikit pun untuk melakukan hal itu. Dan ingatlah bahwa Allah sesungguhnya maha mengetahui segala sesuatu tentang keadaan mereka


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penafsiran dari para ulama tafsir mengenai makna dan arti surat An-Nisa ayat 38 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita bersama. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Cukup Banyak Dikunjungi

Ada ratusan halaman yang cukup banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-‘Adiyat, Ali Imran 190-191, Al-Fajr, Al-Maidah, Ar-Ra’d 11, Juz al-Qur’an. Ada pula Luqman 14, Al-Balad, Al-Baqarah 185, Al-Insyirah 5-6, Al-An’am, Al-Baqarah 153.

  1. Al-‘Adiyat
  2. Ali Imran 190-191
  3. Al-Fajr
  4. Al-Maidah
  5. Ar-Ra’d 11
  6. Juz al-Qur’an
  7. Luqman 14
  8. Al-Balad
  9. Al-Baqarah 185
  10. Al-Insyirah 5-6
  11. Al-An’am
  12. Al-Baqarah 153

Pencarian: surat al-maidah ayat 32 beserta artinya, surat an nur ayat 27, surat maryam ayat 26, surat annabak, surat az zumar ayat 62

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.