Surat Ali ‘Imran Ayat 174

فَٱنقَلَبُوا۟ بِنِعْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوٓءٌ وَٱتَّبَعُوا۟ رِضْوَٰنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

Arab-Latin: Fangqalabụ bini'matim minallāhi wa faḍlil lam yamsas-hum sū`uw wattaba'ụ riḍwānallāh, wallāhu żụ faḍlin 'aẓīm

Artinya: Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

« Ali 'Imran 173Ali 'Imran 175 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Berkaitan Surat Ali ‘Imran Ayat 174

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 174 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati berbagai penafsiran dari para ahli ilmu terhadap kandungan surat Ali ‘Imran ayat 174, misalnya seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka mereka kembali dari hamra’al-asad menuju Madinah dengan meperoleh kenikmatan dari Allah berupa pahala yang besar dan keutamaan dariNYA berupa kedudukan yang tinggi. Dan sesungguhnya mereka telah bertambah keimanan dan keyakinan serta juga berhasil menghinakan musuh-musuh Allah dan beruntung dengan memperoleh keselamatan dari terbunuh dan peperangan, serta mereka mengikuti keridahaan Allah dengan ketaatan mereka kepadaNYA dan kepada rasulNYA. Dan Allah memiliki kebaiakan dan pemberian yang banyak yang meliputi mereka dan orang selain mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

174. ketika orang-orang Musyrik melihat tekat yang besar dari orang-orang beriman untuk melanjutkan jihad, mereka menjadi takut menghadapi mereka. Maka orang-orang beriman kembali dengan kenikmatan dan keselamatan tanpa terkena sesuatu yang membahayakan, dan dengan demikian mereka telah menitih jalan keridhaan Allah. Allah memiliki karunia yang besar bagi mereka dan bagi orang-orang beriman pada umumnya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

174. Maka setelah mereka kembali dari pertempuran ḥamrā`ul asad, mereka mendapatkan pahala yang sangat besar dari Allah dan mendapatkan derajat, serta selamat dari musuh, tidak ada yang terbunuh dan tidak ada yang terluka. Dan mereka melakukan apa yang mengundang rida Allah kepada mereka, yakni senantiasa patuh dan tidak durhaka kepada-Nya. Dan Allah memiliki anugerah yang sangat besar bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

174. فَانقَلَبُوا۟ (Maka mereka kembali)
Yakni maka mereka keluar dibelakang tantara kafir Quraisy.

بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ (dengan nikmat dari Allah)
Yakni keselamatan dari musuh mereka serta kesejahteraan..

وَفَضْلٍ (dan karunia (yang besar))
Yakni berupa pahala yang Allah karuniakan kepada mereka.
Dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah keuntungan dalam perniagaan.

وَاتَّبَعُوا۟ رِضْوٰنَ اللهِ ۗ (mereka mengikuti keridhaan Allah)
Yakni dalam apa yang mereka lakukan atau tinggalkan, dan salah satunya adalah ketaatan mereka untuk keluar pada peperangan ini.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Pendekatan Al-Quran dalam membangun optimisme diri di hati orang beriman, membangun kekebalan yang kuat tanpa memburuknya kekalahan psikologis, dan dampak negatifnya pada individu dan bangsa, dan ayat-ayat yang membahas tentang itu sangat banyak, contohnya : { الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا } "(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka".

2 ). Diantara sifat-sifat mukmin sejati adalah : senantiasa berbaik sangka kepada Allah, oleh karena itu tatkala mereka melihat kepada peristiwa-peristiwa yang terjadi mereka melihatnya dengan penuh optimis sekalipun nampak darinya tekanan yang amat besar, bersama dengannya mereka bersegera mengambil langkah terbaik dalam menyikapi sebab-sebab yang berkaitan dengan peristiwa itu, sehingga mereka dapat mempelajari setiap hikmah dari peristiwa itu.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

174. Mereka yang berangkat untuk perang Uhud itu kembali dengan selamat dari pasukan Quraisy. Allah melimpahkan pahala yang agung. Mereka tidak mendapatkan penderitaan dan musibah berupa kematian dan luka, karena mengabaikan musuh yang hendak menyerang. Melalui tindakan tersebut, mereka mengikuti keridhaan Allah yang diberikan untuk mereka, yaitu keridhaan yang melimpah. Dan Allah itu pemilik karunia yang agung atas hamba-hambaNya yang taat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Mereka kembali} kembali {dengan nikmat dan karunia dari Allah. Mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti ridha Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

174. “Maka mereka kembali,” maksudnya, mereka pulang, ”dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tida mendapatkan bencana apa-apa, ” kabar itu sampai kepada kaum Musyirikin, bahwasanya Rasulloluh dan para sahabatnya telah bersiap memerangi kalian, serta orang-orang yang tidak ikut serta menyesal. Lalu Allah menjatuhkan rasa takut kepada mereka hingga akhirnya mereka terus kembali ke Mekkah.
Kaum Mukminin juga kembali ke Madinah dengan kenikmatan dari Allah dan karuniaNya, dimana Allah telah memberikan karunia kepada mereka dengan bimbingan untuk bersiap berperang dalam kondisi seperti itu dan bertawakal kepada Rabb mereka. Kemudian Allah menetapkan pahala bagi mereka dengan pahala para pejuang sempurna, lalu karena kewajiban mereka untuk mentaati Tuhan mereka dan ketakwaan mereka dari bermaksiat kepadaNya, maka mereka mendapatkan pahala yang besar, dan ini merupakan karunia Allah atas mereka.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 169-175
Allah SWT memberitahukan tentang para syuhada bahwa meskipun mereka terbunuh di dunia ini, maka jiwa mereka tetap hidup dan diberi rezeki di rumah yang menetap (surga) di akhirat.
Diriwayatkan dari Masruq, dia berkata,”Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini, (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki (169)) Dia menjawab, "Sesungguhnya kami telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal ini, dan beliau bersabda, “Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu, kemudian Tuhan mereka menengok mereka seraya berkata: “Apakah kalian menginginkan sesuatu? “ Mereka menjawab, “Apa lagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar masuk ke surga sesuka hati kami? “ Lalu Allah terus mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat kalau mereka tidak akan ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka merekapun menjawab, “Wahai Tuhanku, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad kami hingga kami dapat berperang lagi di jalanMu untuk kesekian kalinya.” Ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan sesuatu, akhirnya mereka ditinggal pergi"
Firman Allah SWT, (Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (170)) yaitu para syuhada yang terbunuh di jalan Allah hidup di sisi Tuhan mereka, mereka senang dengan apa yang mereka dapatkan berupa nikmat dan kebahagiaan, dan mereka juga bersukacita dengan orang-orang yang syahid di jalan Allah setelah mereka, yaitu orang-orang yang akan datang setelah mereka dan juga tidak merasa khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa depan, dan tidak merasa sedih atas apa yang mereka tinggalkan sebelumnya. Semoga Allah SWT memberi kita semua surga
Kemudian Allah berfirman: (Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman (171)) Muhammad bin Ishaq berkata: “Mereka bersukacita dan merasa senang saat mereka menyaksikan pemenuhan janjiNya dan pahala yang melimpah”.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ayat ini mengumpulkan seluruh orang mukmin, termasuk para syuhada’ dan yang lainnya. Jarang sekali Allah menyebutkan karuniaNya kepada para nabi dan pahala yang Dia berikan kepada mereka, kecuali untuk orang-orang mukmin setelah mereka.
Firman Allah SWT: ((Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka) Ini terjadi pada hari perang Hamra’ Al-Asad, ketika orang-orang musyrik ditimpa sesuatu yang telah menimpa orang-orang muslim. Mereka kembali ke kampung halaman mereka. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka menyesal mengapa mereka tidak melanjutkan penyerangan ke Madinah, Ketika berita itu sampai Rasulullah SAW, beliau mengutus wakil kaum muslim untuk mengikuti mereka dari belakang untuk menakut-nakuti mereka dan menunjukkan kekuatan mereka. Tidak ada satupun orang yang mendapatkan izin kecuali orang yang ada pada tempat itu pada hari perang Uhud, kecuali Jabir bin Abdullah, seperti yang akan kami sebutkan nanti. Lalu orang-orang muslim bangkit dari luka dan kekalahan sebagai bentuk ketaaatan kepada Allah dan RasulNya.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung" (173)) ‘Aisyah berkata kepada ‘Urwah, "Wahai saudaraku, ayahmu termasuk di antara mereka, (Az-Zubair dan Abu Bakar) ketika Rasulullah SAW mengalami kekalahan di hari perang Uhud, dan orang-orang musyrik mundur dari pertempuran, Rasulullah SAW khawatir mereka akan kembali, lalu beliau bersabda, “Siapa yang akan kembali melihat jejak mereka?” Kemudian tujuh puluh orang dari mereka, termasuk Abu Bakar dan Zubair, mengajukan diri untuk melakukan itu"
Firman Allah SWT: (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka) yaitu orang-orang yang diperingatkan untuk berkumpul, dan ditakut-takuti dengan jumlah musuh yang banyak, Akan tetapi mereka tidak peduli dengan itu, bahkan bertawakal kepada Allah, dan memohon pertolongan kepadaNya. Mereka berkata, (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung) itu telah diucapkan oleh nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api, dan nabi Muhammad SAW ketika orang-orang berkata kepada mereka, "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, jadi takutlah terhadap mereka". Kemudian iman mereka bertambah dan berkata (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) yaitu ketika mereka berserah diri kepada Allah, Cukuplah Dia bagi mereka yang memelihara mereka dari bahaya orang yang ingin mengikat mereka. Lalu mereka kembali ke negeri mereka (dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang disembunyikan oleh musuh mereka kepada mereka (mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya) yaitu membuat khawatir pengikutnya dan menimbulkan rasa takut terhadap musuh-musuh mereka, bahwa merekalah yang mengalami kerugian dan penderitaan. Allah SWT berfirman, (karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman) yaitu jika setan menggoda dan membuat kalian takut , maka bertawakallah kepadaKu, dan mohon perlindunganlah kepadaKu, maka cukuplah Aku bagi kalian sebagai penolong kalian atas mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah?) sampai ayat (Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri) (Surah Az-Zumar: 36-38) dan (dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah) (Surah An-Nisa’: 76)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 174: Maka kembalilah mereka" itu dengan ni'mat dan kurnia dari Allah, dalam keadaan tidak mengenai mereka satu pun bahaya lantaran Allah, karena Allah itu mempunyai kurnia yang besar. mereka mencari keridlaan Allah, karena Allah mempunyai karunia yang besar.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat 172, 173, dan 174, di atas membicarakan tentang Peristiwa perang Badar Shughra (Badar kecil) yang terjadi setahun setelah Perang Uhud. Sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang Quraisy menantang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya bahwa dia bersedia bertemu kembali dengan kaum muslimin pada tahun berikutnya di Badar. Tetapi karena tahun itu (4 H) musim paceklik dan Abu Sufyan sendiri merasa takut, maka dia beserta tentaranya tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, lalu dia menyuruh Nu'aim bin Mas'ud dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebutkan dalam ayat 173. Namun demikian, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beserta para sahabat tetap maju ke Badar. Oleh karena tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar sedang musim pasar, maka kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang disebutkan pada ayat 174.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 174

Maka dengan bekal keimanan dan tekad yang kuat itu akhirnya mereka kembali pulang dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah berupa pahala kebaikan, kesejahteraan, dan kemuliaan, mereka tidak ditimpa suatu bencana atau suatu hal yang tidak mereka sukai, dan tidak berjumpa dengan seorang musuh dan mereka mengikuti keridaan Allah dengan mengikuti perintah-Nya. Allah mempunyai karunia yang besar yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berjuang di jalan Allah, baik di dunia berupa kemenangan, maupun di akhirat kelak berupa kebahagiaan abadi. Ketahuilah, wahai kaum mukmin, sesungguhnya mereka hanyalah setan yang berusaha untuk menakut-nakuti kamu dengan teman-teman setianya menebarkan rasa takut dalam hati orang-orang beriman, karena itu janganlah kalian takut kepada mereka dan terpengaruh oleh ucapan mereka, tetapi takutlah kepada-ku yang mahakuasa lagi mahaperkasa, yang memiliki kekuatan tak terkalahkan, jika kamu orang-orang beriman dan yakin akan pertolongan-ku.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjelasan dari kalangan ulama tafsir terkait isi dan arti surat Ali ‘Imran ayat 174 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Dukung dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Sering Dikunjungi

Telaah berbagai konten yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Fajr, Luqman 14, Al-‘Adiyat, Juz al-Qur’an, Al-Baqarah 153, Al-Maidah. Serta Ali Imran 190-191, Al-An’am, Ar-Ra’d 11, Al-Insyirah 5-6, Al-Balad, Al-Baqarah 185.

  1. Al-Fajr
  2. Luqman 14
  3. Al-‘Adiyat
  4. Juz al-Qur’an
  5. Al-Baqarah 153
  6. Al-Maidah
  7. Ali Imran 190-191
  8. Al-An’am
  9. Ar-Ra’d 11
  10. Al-Insyirah 5-6
  11. Al-Balad
  12. Al-Baqarah 185

Pencarian: qs yunus 99, surah al imran ayat 110, surat az-zumar ayat 53 beserta artinya, at taha ayat 39, tabarokalladzi biyadihil mulku wa huwa ala kulli syai-in qadir

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.