Surat Al-Insyiqaq Ayat 18

وَٱلْقَمَرِ إِذَا ٱتَّسَقَ

Arab-Latin: Wal-qamari iżattasaq

Artinya: Dan dengan bulan apabila jadi purnama,

« Al-Insyiqaq 17Al-Insyiqaq 19 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Berkaitan Surat Al-Insyiqaq Ayat 18

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Insyiqaq Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir mendalam dari ayat ini. Ada beberapa penjabaran dari berbagai ulama mengenai isi surat Al-Insyiqaq ayat 18, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

16-19. Allah bersumpah dengan warna merah ufuk saat matahari terbenam, Juga dengan malam dan apa-apa yang mereka kumpulkan berupa hewan-hewan, serangga-serangga, binatang-binatang kecil lainnya, Dan juga rembulan saat dia menjadi purnama, Bahwa kalian (wahai manusia) akan mengalami fase-fase yang bermacam-macam dan keadaan yang berbeda-beda,dari setetes air lalu menjadi segumpal darah lalu menjadi segumpal daging hingga ditiupnya ruh hingga kematian lalu kebangkitan dan pengumpulan. Dan makhluk tidak boleh bersumpah kepada selain allah,dan siapa yang melakukannya,maka dia telah berbuat syirik.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

18. Dan bersumpah dengan bulan apabila telah sempurna dan menjadi purnama.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

17. وَالَّيْلِ وَمَا وَسَقَ (dan dengan malam dan apa yang diselubunginya)
Yakni dan apa yang dikumpulkannya. Sebab malam akan mengumpulkan apa yang sebelumnya tersebar di siang hari, karena jika malam datang maka makhluk-makhluk akan kembali ke tempat tinggalnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

16-18. Aku (Allah) bersumpah demi cahaya merah di waktu senja, yaitu cahaya yang tampak setelah terbenamnya matahari sampai menjelang waktu ‘isya. Dan Aku bersumpah demi malam dan segala apa yang terselubungi dalam kegelapannya. Dan Aku bersumpah demi bulan yang sinar cahayanya terang pada malam 13, 14, dan 15 setiap bulan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{dan demi bulan apabila jadi purnama} terkumpul dan purnama


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 16-19
Di tempat ini Allah bersumpah dengan tanda-tanda malam. Allah bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja yang merupakan sisa-sisa cahaya matahari dan sebagai pembuka malam. “Dan demi malam dan apa yang diselubunginya,” yakni segala hewan dan apa saja yang terdapat padanya. “Dan demi bulan apabila jadi purnama,” yakni penuh cahaya karena purnama. Itulah hal terindah dan banyak manfaatnya. Obyek sumpah adalah Firman Allah, “Sungguh kamu melalui,” wahai manusia “tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),” yakni berbagai fase dan kondisi yang berbeda dari setetes air, segumpal darah, segumpal daging hingga ditiupnya ruh, selanjutnya menjadi bayi mungil lalu remaja. Setelah itu pencatatan amal, perintah, dan larangan berlaku, kemudian setelah itu meninggal dunia. Selanjutnya dibangkitkan dan diberi balasan atas amal perbuatannya. Berbagai fase berbeda ini berlaku pada manusia yang menunjukkan bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, hanya Dia yang diesakan, Dia mengatur hamba-hambaNya dengan kebijaksanaan dan rahmatNya, sedangkan manusia adalah makhluk miskin, lemah di bawah pengaturan Allah yang Mahaperkasa lagi Mahah Penyayang.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-25
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa mereka berkata “asy-syafaq” adalah awan merah
“Asy-syafaq” adalah merahnya warna cakrawala yang adakalanya hal ini terjadi sebelum terbitnya matahari dan adakalanya setelah tenggelamnya matahari, sebagaimana yang diketahui di kalangan ahli bahasa
Dalam hadits shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr, dari Rasulallah SAW bahwa beliau bersabda,”waktu Maghrib selama sinar merah belum tenggelam”
Tetapi yang benar pendapat dari Mujahid bahwa dia berkata tentang firmanNya: (Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja (16)) itu adalah seluruh siang. Dalam riwayat lain darinya, bahwa “asy-syafaq” adalah matahari. Dan sesungguhnya hal yang mendorong Mujahid mengatakan demikian adalah karena dia membandingkan dengan firmanNya: (dan dengan malam dan apa yang diselubunginya (17)) yaitu menggabungkan, seakan-akan menurutnya Allah bersumpah dengan menyebut cahaya dan kegelapan.
Ibnu Jarir berkata bahwa Allah bersumpah dengan menyebut siang hari yang pergi dan malam hari yang datang.
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah berkata tentang firmanNya, (Wama wasaq) yaitu apa yang dihimpunkan
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bintang-bintang dan hewan-hewan yang dihimpunkan.
Ikrimah berkata tentang firmanNya: (dan dengan malam dan apa yang diselubunginya (17)) yaitu apa yang dikumpulkan karena kegelapannya, jika malam hari tiba, maka semua makhluk pulang ke tempat tinggalnya.
Firman Allah SWT: (dan dengan bulan apabila jadi purnama (18)) Ibnu Abbas berkata terhimpun dan terlihat sempurna. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, dan Ibnu Zaid.
(dan dengan bulan apabila jadi purnama (18)) yaitu, ketika sempurna. Al-Hasan berkata, ketika penuh. Qatadah berkata, ketika bundar. Makna pendapat mereka bahwa ketika bulan itu sempurna cahayanya, yang hal ini dijadikan sebagai lawan kata dari malam yang apabila gelap gulita.
Firman Allah SWT (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) yaitu keadaan demi keadaan. Lalu dia berkata bahwa demikianlah Nabi kalian SAW. Hal ini bisa ditafsirkan bahwa Ibnu Abbas menyandarkan tafsir ini dari Nabi SAW seakan-akan dia berkata,”Aku mendengar ini dari nabi kalian SAW. Maka perkataannya,”nabiyyukum” sebagai marfu’ menjadi fa’il dari “qaala”. Dan itu adalah yang paling jelas.
Diriwayatkan dari Mujahid, bahwa Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) dia berkata bahwa menurut Nabi kalian yaitu “keadaan demi keadaan”;.
Bisa juga ditafsirkan bahwa yang dimaksud oleh firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) adalah keadaan demi keadaan. Lalu disebutkan bahwa orang yang dimaksud adalah Nabi kalian. Maka, kata “nabiyyukum” dimarfu’ dengan ketentuan bahwa “haza” dan “nabiyyukum” merupakan mubtada’ dan khabar; hanya Allah yang lebih Mengetahui. Hal ini diperkuat dengan adanya bacaan Umar, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan sebagian besar ulama Makkah dan Kufah (latarkabanna) dengan difathah huruf ta’ dan ba’nya.
Kemudian Ibnu Jarir setelah mengemukakan pendapat semua ulama qiraat dan tafsir tentang ayat ini berkata bahwa penafsiran yang benar adalah pendapat orang yang berkata bahwa sesungguhnya kamu, wahai Muhammad akan melalui keadaan demi keadaan, dan urusan demi urusan yang berat. Makna yang dimaksud sekalipun khitabnya hanya ditujukan kepada Rasulullah SAW, tetapi pengertiannya mencakup semua manusia, bahwa mereka pada hari kiamat akan mengalami banyak penderitaan karena menghadapi keadaan-keadaan dan kengerian-kengeriannya.
Firman Allah SWT: (Mengapa mereka tidak mau beriman? (20) Dan apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud (21)) yaitu apakah yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah dan RasulNya serta hari akhir, dan mengapa mereka ketika Al-Qur'an yang merupakan ayat-ayat dan kalam Allah ini dibacakan kepada mereka, mereka tidak mau bersujud menghormati dan mengagungkanNya?
Firman Allah SWT: (bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya) (22)) yaitu watak mereka yaitu mendustakan kebenaran, mengingkari dan menentang kebenaran (Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka) (23)) Mujahid dan Qatadah berkata bahwa mereka menyembunyikannya dalam dada mereka. (Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih (24)) yaitu maka beritahukanlah kepada mereka, wahai Muhammad, bahwa Allah SWT menyediakan bagi mereka azab yang pedih.
Firman Allah SWT: (Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh (25)) Ini merupakan isti'sna munqathi’, yaitu tetapi (orang-orang yang hatinya beriman) yaitu dengan hati mereka (dan beramal saleh) dengan seluruh anggota tubuh mereka (bagi mereka pahala) yaitu di akhirat (yang tidak putus-putusnya) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah tidak dikurangi


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ وَالْقَمَرِ } Inilah sumpah ketiga dalam surah ini, { وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ } Dan dengan bulan apabila cahayanya sempurna menjadi bulan purnama, apabila bulan menjadi purnama yang indah bersinar yang menerangi langit dan bumi, inilah tanda-tanda kekuasaan Allah ﷻ, bulan juga merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling besar, Allah ﷻ berfirman : { وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ } { Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan } [ Fussilat : 37 ] .

{ وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ } Yakni bulan yang sempurna lingkarannya pada mala ke 14 dan malam ke 15, bulan adalah salah satu makhluk Allah yang menakjubkan.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ “dan dengan bulan apabila jadi purnama,” Rembulah sudah diketahui, kemudian makna إذا اتَّسَقَ [Idzattasaq] Yakni: Apabila cahayanya berkumpul secara sempurna, itu terjadi di malam-malam purnama. Allah ‘AzzaWaJallabersumpah dengan malam hari dan yang mengumpulkan. Dan dengan bulan karena bulan adalah tanda malam hari.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Insyiqaq ayat 18: 16-19. Allah bersumpah dengan sumpah yang tegas dengan cahaya merah di ufuk setelah matahari terbenam. Allah juga bersumpah dengan malam dan apa yang terkumpul padanya dari ciptaan-Nya. Dan bersumpah dengan bulan apabila sempurna cahaya dan sinarnya pada pertengahan bulan atau menjadi purnama. Kemudian datang pada ayat selanjutnya jawaban atas sumpah Allah, dan Allah berkata : Engkau itu berproses wahai manusia ! Dalam dunia kalian sejak dilahirkan sampai kalian mati, dari satu urusan menuju urusan yang lain, dari kondisi yang satu menuju kondisi yang lain, dari masa ke masa, menuju ke masa yang yang lain; Hingga kalian kembali kepada Rabb kalian.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Insyiqaq Ayat 18

Dan aku bersumpah pula demi bulan apabila jadi purnama, ketika bulan bercahaya penuh sehingga suasana malam menjadi menawan. Perubahan suasana alam menunjukkan adanya kekuatan luar biasa yang mampu mengendalikannya. Dialah Allah yang mahakuasa. 19. Sungguh, akan kamu jalani kehidupanmu tingkat demi tingkat. Kamu semula berupa nutfah, lalu menjadi alaqah, menjadi mudgah, lalu menerima ruh dari tuhanmu, terlahir ke dunia, tumbuh dari kanak-kanak hingga dewasa dan tua. Akan kamu rasakan dalam hidupmu berbagai keadaan, dari yang mudah hingga yang sulit. Setelah itu kamu mati, dibangkitkan, dan dipisahkan menjadi dua kelompok: penghuni surga dan penghuni neraka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penafsiran dari para ahli tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Insyiqaq ayat 18 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi ummat. Sokong usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dicari

Kaji berbagai topik yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: Al-Hadid 20, Tentang Al-Quran, Al-Qamar 49, Al-Baqarah 45, Ali ‘Imran 97, Ad-Dukhan. Serta Al-Jin, At-Thalaq, Al-Baqarah 43, Al-Ma’idah 8, Al-Isra 25, Ali ‘Imran 139.

  1. Al-Hadid 20
  2. Tentang Al-Quran
  3. Al-Qamar 49
  4. Al-Baqarah 45
  5. Ali ‘Imran 97
  6. Ad-Dukhan
  7. Al-Jin
  8. At-Thalaq
  9. Al-Baqarah 43
  10. Al-Ma’idah 8
  11. Al-Isra 25
  12. Ali ‘Imran 139

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.