Surat Ali ‘Imran Ayat 92
لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Arab-Latin: Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqụ mimmā tuḥibbụn, wa mā tunfiqụ min syai`in fa innallāha bihī 'alīm
Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
« Ali 'Imran 91 ✵ Ali 'Imran 93 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Mengenai Surat Ali ‘Imran Ayat 92
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 92 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Terdapat beraneka penafsiran dari kalangan ahli tafsir terkait kandungan surat Ali ‘Imran ayat 92, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kalian tidak akan bisa mendapatkan syurga sehingga kalian menyedekahkan sesuatu dari apa yang kalian cintai. Dan apa saja yang kalian sedekahkan dengan itu,walau sedikit ataupun banyak, niscaya Allah Mengetahuinya, dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang yang berinfak sesuai dengan amalnya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
92. hai orang-orang beriman, kalian tidak akan meraih pahala kebaikan berupa surga hingga kalian menyedekahkan apa yang kalian cintai. Dan segala yang kalian sedekahkan baik itu banyak maupun sedikit diketahui oleh Allah, dan Dia akan membalas kalian atas sedekah itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
92. Kalian -wahai orang-orang mukmin- tidak akan mendapatkan pahala dan kedudukan orang-orang yang baik, sebelum kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian cintai di jalan Allah. Dan apapun yang kalian infakkan, sedikit maupun banyak, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui niat dan amal perbuatan kalian. Dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amalnya masing-masing.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
92. لَن تَنَالُوا۟ الْبِرَّ (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan)
Yakni tidak akan sampai pada derajat orang-orang yang berbuat kebajikan yang berupa kebenaran iman, dan kebaikan amal dan penerimaannya.
حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ (sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai)
Yakni sampai sedekah kalian di jalan Allah dalam jihad dan ketaatan lainnya dari harta kalian yang kalian cintai.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Tadabbur ayat membudahkan seseorang untuk mengerjakan suatu amalan :
Ibnu pernah berkata : Suatu ketika terbetik dalam hatiku ayat ini : { لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ }, maka kemudian aku berfikir tentang apa-apa yang telah Allah berikan kepadaku, dan tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai kecuali membabaskan seorang budak dengan mengaharap keridhoan Allah ta'ala.
2 ). Ibnu 'Utsaimin bertutur : hendaklah setiap insan mengemalkan ayat ini walaupun hanya sekali, jika ia mencintai sesuatu dari hartanya, maka hendaklah ia bersedekah dengannya; semoga ia meraih kebaikan ayat ini.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
92 Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada pahala kebajikan yang sempurna yaitu surga, sebelum kamu menyedekahkan sebagian harta yang kamu cintai. Sedekah paling baik adalah sedekah kepada keluarga dan kerabat. Dan apa saja yang kamu sedekahkankan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya dan akan memberi balasan atas itu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kalian tidak akan memperoleh kebajikan} surga {sebelum kalian menginfakkan apa yang kalian cintai. Apa pun yang kalian infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
92. Maksudnya, “Kamu sekali-kali tidak sampai” dan tidak akan mendapatkan “kebajikan”, yang artinya adalah sebuah kata yang menyeluruh tentang kebajikan, yaitu jalan yang menyampaikan kepada surga, “sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” dari harta kalian yang terbaik dan paling istimewa. Hal itu karena berinfak dengan apa-apa yang baik lagi disayangi oleh jiwa merupakan tanda yang paling besar dari kelapangan jiwa dan sifatnya yang mulia, kasih sayangnya dan kelembutannya, dan juga merupakan tanda yang paling jelas tentang kecintaannya kepada Allah dan sikap mendahulukan Allah atas kecintaan terhadap harta yang sangat dicintai oleh jiwa.
Karena itu, barangsiapa yang mendahulukan kecintaan kepada Allah atas kecintaan terhadap dirinya sendiri, maka sesungguhnya ia telah mencapai puncak kesempurnaan, demikian pula bagi seseorang yang menginfakkan hal-hal yang baik dan berbuat kebajikan kepada hamba-hamba Allah, niscaya Allah akan berbuat baik kepadanya dan membimbingnya kepada perbuatan-perbuatan dan akhlak-akhlak yang tidak mungkin dapat diperoleh dengan selain kondisi seperti ini.
Demikian juga, barangsiapa yang menunaikan infak dengan bentuk yang seperti ini, niscaya pelaksanaannya terhadap amalan-amalan shalih lainnya dan akhlak-akhlak yang mulia adalah lebih baik dan lebih patut. Di samping berinfak dengan hal-hal yang baik merupakan bentuk yang paling sempurna, maka seberapa pun seorang hamba berinfak, baik sedikit maupun banyak dari yang baik atau lainnya, “maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Allah akan memberikan ganjaran kepada setiap orang yang berinfak sesuai dengan amalannya, dan Allah akan membalasnya di dunia dengan segera memberikan gantinya dan di akhirat dengan kenikmatan yang tertunda.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Diriwayatkan ari Amr bin Maimun, tentang (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan) Dia berkata, "Kebajikan itu adalah surga"
Diriwayatkan dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah mendengar Anas bin Malik, dia berkata, "Abu Thalhah adalah salah satu kaum Anshar yang paling kaya di Madinah. Hartanya yang paling dia cintai adalah kebun kurma Bairuha’ yang berada di depan masjid. Nabi SAW sering masuk ke kebun itu dan minum air yang ada di sana. Anas berkara, ketika turun ayat: (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai) Abu Thalhah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah berfirman (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai) dan harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma Bairuha’, ini adalah sedekah untuk Allah. Aku berharap agar kebun ini menjadi amal kebajikan di sisi Allah. Tempatkanlah kebun ini, wahai Rasulullah, sesuai dengan kehendak Allah.” Lalu Nabi SAW bersabda, “Itu benar, itu adalah harta yang menguntungkan.” Aku telah mendengar “Aku melihat kamu memberikannya kepada kerabat” Lalu Abu Thalhah berkata “Aku akan melakukannya, wahai Rasulullah” Lalu Abu Thalhah membaginya kepada kerabatnya dan sepupunya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 92: Kami tidak akan mendapat (balasan) kebaikan kecuali kamu mendermakan sebagian daripada apa yang kami sayangi; dan sesuatu apa yang kami dermakan itu, Allah Mengetahui akan dia.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ayat ini merupakan dorongan Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk menginfakkan harta pada jalan-jalan kebaikan.
Orang yang lebih mencintai Allah akan rela mengorbankan harta yang dicintainya dengan menginfakkannya di jalan-jalan yang diridhai-Nya. Termasuk ke dalam menginfakkan harta yang dicintainya adalah berinfak ketika orang yang berinfak membutuhkannya dan berinfak ketika kondisi sehat dan berat mengeluarkannya; dalam kondisi di mana ia khawatir miskin dan mengharap kaya. Ayat ini menunjukkan bahwa tingkat kebajikan seorang hamba tergantung sejauh mana kerelaan menginfakkan harta yang dicintainya.
Agar tidak ada kesan bahwa menginfakkan harta jika tidak seperti yang disebutkan berarti tidak bermanfaat, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa apa saja yang kita infakkan, besar maupun kecil, dicintai atau tidak harta itu, maka Allah akan membalasnya sesuai niat dan manfaat barang yang diinfakkan.
Sehingga Dia pun akan memberikan balasan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 92
Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa orang yang meninggal dalam kekufuran, maka sebesar apa pun harta dan infak yang mereka keluarkan, tidak akan bisa dijadikan tebusan agar mereka bebas dari azab Allah. Pada ayat ini dijelaskan tentang harta dan infak yang bermanfaat hendaknya harta yang dicintai, karena kamu tidak akan memperoleh kebajikan yang paling utama dan sempurna sebelum kamu menginfakkan, dengan cara yang baik dan tujuan yang benar, sebagian harta yang kamu cintai, yang paling bagus dari apa yang kamu miliki. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah maha mengetahui niat dan tujuan kamu berinfak, apakah karena ingin dipuji atau dilihat orang (riya'), ingin dipuji orang yang mendengar (sum'ah), atau semata-mata karena Allah. Jika infak dilaksanakan hanya karena Allah maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan di dunia maupun akhirat. Setelah ayat sebelumnya Allah menjelaskan harta dan infak yang bermanfaat, maka pada ayat ini Allah menjelaskan makanan yang halal atau haram bagi bani israil. Semua makanan itu pada dasarnya halal bagi bani israil sebagaimana halal juga bagi selain mereka, kecuali makanan yang diharamkan oleh israil (yakub) atas dirinya sendiri sebelum taurat diturunkan dalam rangka meraih kebajikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Makanan tersebut adalah daging dan susu unta. Ada satu riwayat menyebutkan bahwa nabi yakub pernah sakit dan bernazar kalau Allah memberinya kesembuhan, maka dia tidak akan makan daging unta dan tidak minum susunya, meskipun kedua makanan tersebut sangat disukainya. Pengharaman nabi yakub atas kedua jenis makanan tersebut lalu diikuti oleh keturunannya. Setelah taurat diturunkan ada beberapa makanan yang diharamkan bagi mereka sebagai hukuman atas pelanggaran yang mereka lakukan (lihat: surah an-nisa''/4: 160 dan al-ana'm/6: 146), tetapi kaum yahudi membuat kebohongan dengan mengatakan bahwa ada makanan yang diharamkan Allah untuk mereka sebelum kitab taurat diturunkan. Oleh karena itu Allah menjawab, katakanlah, wahai nabi Muhammad, jika kamu berkata demikian, maka bawalah taurat lalu bacalah, dan tunjukkan kepada kami keterangan taurat tentang pengharaman makanan itu jika kamu orang-orang yang benar. Ternyata tidak seorang pun di antara mereka mampu menunjukkkan ayat taurat yang mendukung kebohongan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penafsiran dari beragam pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 92 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Dukung syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.