Surat ‘Abasa Ayat 29
وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا
Arab-Latin: Wa zaitụnaw wa nakhlā
Artinya: Zaitun dan kurma,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Mendalam Tentang Surat ‘Abasa Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat ‘Abasa Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Didapati aneka ragam penafsiran dari berbagai ulama tafsir berkaitan kandungan surat ‘Abasa ayat 29, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
24-32. Maka hendaknya manusia merenungkan bagaimana Allah menciptakan makanannya yang menjadi pilar kehidupannya? Kami mencurahkan air hujan ke bumi, Kemudian membelah bumi dengan apa yang keluar darinya berupa berbagai jenis tanaman, Kami menumbuhkan biji-bijian padanya, Anggur dan rumput makanan hewan ternak, Pohon zaitun,dan pohon kurma, Kebun-kebun dan pohon besar, Buah-buahan dan padang savana, Kalian menikmatinya begitu juga ternak-ternak kalian.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. Dan Kami tumbuhkan padanya pohon zaitun dan kurma.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29-30. Juga pohon zaitun dan kurma, dan kebun-kebun yang dipenuhi dengan pepohonan yang lebat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{zaitun, pohon kurma
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 24-32
Kemudian Allah mengarahkannya untuk merenung dan berpikir pada makanannya, bagaimanakah makanan itu sampai padanya setelah melalui berbagai fase dan dimudahkan oleh Allah untuknya seraya berfirman, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit).” Yakni Kami turunkan hujan ke bumi dengan lebat, “kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya” untuk tumbuh-tumbuhan,, “lalu Kami tumbuhkan di bumi itu,” berbagai macam makanan lezat dan hidangan nikmat, “biji-bijian,” dan ini mencakup seluruh macam biji-bijian dengan berbagai macamnya, “anggur dan sayur-sayuran,” yaitu sayur-sayuran hijau, “zaitun dan pohon kurma.” Allah menyebutkan empat macam di atas secara khusus karena manfaatnya yang besar. “Dan kebun-kebun (yang) lebat,” yakni, kebun-kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon yang saling berjubel satu sama lain, “dan buah-buahan serta rumput-rumputan,” buah-buahan yang disenangi orang lain, seperti buah tin, anggur, dalima, dan lainnya. Sedangkan rumput-rumputan adalah makanan hewan dan binatang ternak. Karena itu Allah berfirman, “untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu,” yang diciptakan dan ditundukkan Allah bagi kalian. Maka siapa pun yang memperhatikan berbagai nikmat ini, wajib baginya bersyukur kepada Rabbnya dan mencurahkan daya untuk kembali padaNya dan mengarah pada ketaatan, serta membenarkan berita-beritaNya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 17-32
Allah SWT berfirman seraya mencela orang yang memngingkari hari kebangkitan dan penghidupan anak cucu Adam (Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya (17)) ini untuk jenis manusia yang mendustakan karena sangat banyak kedustaannya yang tanpa sandaran, bahkan hanya menurut ilusi yang menganggap hal itu mustahil dan tidak adanya pengetahuan.
Kemudian Allah SWT menjelaskan kepadanya tentang bagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang hina? dan bahwa Dia mampu untuk mengembalikannya hidup sebagaimana saat Dia memulai penciptaannya; jadi Allah SWT berfirman: (Dari apakah Allah menciptakannya? (18) Dari setetes mani, Allah menciptakannya, lalu menentukannya (19)) yaitu menentukan ajal, rezeki, dan amalnya, apakah dia termasuk orang yang berbahagia atau orang yang celaka (Kemudian Dia memudahkan jalannya (20)) kemudian Allah memudahkannya keluar dari perut ibunya. Demikian juga dikatakan Qatadah, dan As-Suddi, dan dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa ini semakna dengan firman Allah SWT: (Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir (3)) (Surah Al-Insan) yaitu, Kami telah menerangkan kepadanya, menjelaskannya kepadanya, dan mumudahkan baginya untuk mengamalkannya. Demikian juga dikatakan Al-Hasan dan Ibnu Zaid, dan pendapat inilah yang paling kuat; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (kemudian Dia mematikannya dun memasukkannya ke dalam kubur (21)) yaitu setelah Allah menciptakannya, lalu mematikannya dan menguburnya, yaitu Allah menjadikannya mempunyai kuburan. Bangsa Arab berkata “qabartu ar-rajula” jika kamu mengurusi hal itu, dan dikatakan “aqbarahullah” (Allah menjadikannya memiliki kuburan). Dikatakan pula : “'adhabtu qarna ats-tsauru” (aku memotong tanduk banteng itu”. Bisa juga “a’dhabahullah”, (Allah menjadikan tanduknya terpotong”. Dikatakan “batartu dzanabal ba'iri”, (aku potong ekor unta itu) bisa juga dikatakan “abtarahullah” (Allah menjadikan ekor unta itu terputus). Dikatakan “taradtu fulanan 'anni” (aku mengusir Fulan dariku). Dikatakan “atradahullah”, Allah menjadikannya terusir
Firman Allah: (kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali (22)) yaitu membangkitkannya setelah mati. dan termasuk ke dalamnya ini kata kebangkitan dan berkembang biak (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kalian dari tanah, kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak (20)) (Surah Ar-Rum) dan (dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging) (Surah Al-Baqarah: 259)
Firman Allah SWT: (sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya (23)) Ibnu Jarir berkata bahwa Allah SWT berfirman, "Kalla," yaitu perkaranya tidak seperti apa yang dikatakan manusia yang kafir itu, bahwa dia telah menunaikan hak Allah yang ada pada dirinya dan hartanya (manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya) Allah SWT berfirman bahwa dia masih belum menunaikan kewajiban Allah SWT atas dirinya.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya (23)) yaitu tidak ada seorangpun yang ditetapkan dapat menunaikan apa yang diwajibkan atas dirinya. Al-Baghawi meriwayatkan hal yang serupa dari Hasan Al-Bashri.
Demikianlah yang saya dapati dari pendapat ulama terdahulu tentangnya, tidak ada hal lainnya. Tetapi menurut saya, makna yang dimaksud hanya Allahlah yang lebih mengetahui (kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali (22)) yaitu Dia membangkitkannya (tidaklah demikian; Allah masih belum menunaikan apa yang telah ditetapkan-Nya itu (23)) yaitu Allah tidak akan melakukannya sekarang sebelum masa yang telah Dia tetapkan atas anak cucu Adam yang akan menjalaninya habis dan dikeluarkan di dunia, sedangkan di pundaknya telah terbebani perintah dari Allah secara takdir. Maka ketika hal yang telah ditetapkan Allah itu habis, Allah membangkitkan semua makhluk dan menghidupkan kembali mereka sebagaimana Dia memulai penciptaannya.
Firman Allah SWT (maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (24)) Ini merupakan penyebutan nikmat Allah dan merupakan bukti yang menunjukkan bahwa jasad-jasad ini setelah menjadi tulang belulang yang hancur menjadi tanah dan tercerai-berai dengan menggunakan perumpamaan penghidupan tumbuhan dari tanah yang mati. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit) (25)) yaitu Kami menurunkan hujan dari langit ke bumi (kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya (26)) yaitu, Kami menempatkan air itu dalam bumi dan masuk melalui celah-celahnya, kemudian meresap ke dalam biji-bijian yang disimpan dalam tanah. Maka biji-bijian itu tumbuh menjadi tumbuhan yang muncul di permukaan bumi (lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu (27) anggur dan sayur-sayuran (28)) Kata “Al-habbu” adalah biji-bijian, “al-’inabu” adalah anggur. dan “al-qadhbu” adalah sayuran yang dimakan ternak dengan mentah-mentah. Hal itu juga disebut “Al-Qattu” Demikianlah menurut Ibnu Abbas dan Qatadah. Hasan Al-Bashri berkata bahwa “al-qadhbu” adalah makanan ternak.
(dan zaitun) yaitu sesuatu yang sudah dikenal dan dapat dijadikan lauk, begitu pula minyaknya. Bahkan minyaknya dapat digunakan untuk meminyaki tubuh dan bahan bakar (dan buah kurma) yang dapat dimakan dalam keadaan muda, atau masak, bisa juga basah, kering, belum masak, dan sudah masak, dan perasannya dapat dijadikan minuman dan cuka (kebun-kebun (yang) lebat (30)) yaitu kebun-kebun. Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa (ghulban) adalah pohon kurma yang besar dan rindang.
Ibnu Abbas juga berkata bahwa (ghulban) adalah pohon yang dapat dijadikan naungan.
DIriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (kebun-kebun (yang) lebat (30)) yaitu yang tinggi-tinggi.
Firman Allah SWT: (dan buah-buahan dan rumput-rumputan (31)) Adapun kata “Al-fakihah” adalah semua jenis buah-buahan yang dimakan. Ibnu Abbas berkata bahwa “Al-fakihah” adalah buah yang dimakan dalam keadaan segar, dan “al-abb” adalah tumbuhan yang hanya dimakan binatang ternak dan tidak dimakan manusia.
Mujahid berkata bahwa “al-abb” adalah rumput-rumputan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “al-abb” adalah tumbuhan yang dimakan hewan dan tidak dimakan manusia.
Diriwayatkan dari Anas bahwa Umar bin Khattab membaca firmanNya: (Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (1)) Ketika bacaannya sampai ayat: (dan buah-buahan dan rumput-rumputan (31)) dia berkata, "Kami telah mengetahui apa yang dimaksud dengan “Al-fakihah” , tetapi apakah itu “al-abb”?" dia berkata, "Demi usiamu, wahai Ibnu Al-Khattab, sesungguhnya ini benar-benar merupakan memaksakan diri" Sanad hal ini shahih, banyak ulama telah meriwayatkannya dari Anas. Hal ini mengandung penafsiran bahwa Umar bermaksud untuk mengetahui bentuk, jenis dan barangnya, karena sesungguhnya dia dan semua orang yang membaca ayat ini mengetahui bahwa “al-abb” adalah sejenis tumbuhan bumi karena firmanNya: (lalu Kami tumbuhkan biji-bijian dl bumi itu (27) anggur, dan sayur-sayuran (28) zaitun dan pohon kurma (29) kebun-kebun (yang) lebat (30) dan buah-buahan serta rumput-rumputan (31)) dan firman Allah SWT: (untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian (32)) yaitu untuk makanan kalian dan binatang ternak kalian di dunia ini sampai hari kiamat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Dan pohon buah zaitun yang sangat terkenal yang buahnya dapat dimakan dan dijadikan minyak yang bisa diminum, dan juga pohon kurma yang buahnya juga sangat dikenal.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
, وَزَيْتُونًا " Zaitun " : Sudah diketahui, وَنَخْلًا " dan pohon kurma " Diketahui
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat ‘Abasa ayat 29: 24-32. Kemudian Allah menunjukkan kepada manusia untuk mentadabburi terhadap urusan (mereka) yang berhubungan dengan makanan yang ia makan, dan bagaimana (makanan tersebut) bisa sampai kepadanya setelah melalui proses yang beraneka ragam. Lalu Allah mengabarkan bahwasanya Ia mampu menurunkan air dari awan menuju ke bumi. Kemudian mengalirlah air tersebut yang (kemudian) mengeluarkan tumbuhan darinya. Kemudian Allah tumbuhkan (dari bumi) macam-macam biji-bijian seperti gandum dan syaiir. Dan padanya juga Allah tumbuhkan macam-macam anggur yang lezat, dan macam-macam sayuran hijau semisal selada, parsley, daun mint dan jarjir. Allah juga tumbuhkan pohon-pohon zaitun dan pohon kurma. Dan Allah tumbuhkan di bumi kebun-kebun dan ladang-ladang yang di dalamnya banyak pepohonan beraneka ragam. Dan juga Allah tumbuhkan macam-macam buah-buahan, dan oleh karena itu pulalah yang dengannya Allah jadikan rumput ada di dalamnya; Dan rumput kering yang ia adalah makanan bagi hewan liar dan ternak. Kemudian Allah kabarkan bahwa dijadikan ini semua (yaitu makanan) karena sebab manfaat bagi mereka. Kalian dapat mengambil manfaat dan menikmatinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Disebutkan secara lebih khusus nama-nama tanaman itu karena banyak faedah dan manfaatnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat ‘Abasa Ayat 29
27-31. Lalu di sana kami tumbuhkan biji-bijian dengan segala macam dan ragamnya, seperti biji padi dan gandum. Dan kami tumbuhkan pula di sana anggur dan sayur-sayuran, dan demikian pula zaitun dan pohon kurma yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dan kami tumbuhkan juga dengan air hujan itu kebun-kebun yang rindang dan menyejukkan pandangan, menjadi tempat tinggal ber-bagai binatang, dan memproduksi oksigen. Dan dengan air hujan itu pula kami tumbuhkan pohon penghasil buah-buahan yang beraneka warna serta rerumputan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjabaran dari berbagai ulama tafsir terhadap isi dan arti surat ‘Abasa ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi ummat. Bantulah syi'ar kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.