Surat Ali ‘Imran Ayat 59
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Arab-Latin: Inna maṡala 'īsā 'indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun fa yakụn
Artinya: Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
« Ali 'Imran 58 ✵ Ali 'Imran 60 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 59
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 59 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir penting dari ayat ini. Didapati beberapa penafsiran dari berbagai pakar tafsir terhadap kandungan surat Ali ‘Imran ayat 59, antara lain seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya penciptaan Allah kepada Isa tanpa bapak, perumpamaannya seperti penciptaan adam tanpa bapak dan tanpa ibu, ketika Allah menciptakannya dari tanah bumi, kemudian Dia berkata kepadanya “jadilah manusia” maka jadilah. Maka adapun pengakuan ketuhanan Isa karena dia diciptakan tanpa bapak merupakan pengakuan yang batil. Maka Adam diciptakan tanpa bapak dan tanpa ibu, dan semua bersepakat bahwa dia adalah sorang hamba dari hamba-hamba Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
59. Perumpaman Isa yang diciptakan tanpa seorang ayah seperti penciptaan Adam dari tanah kemudian Allah membuatnya ada dengan firman-Nya ‘jadilah’.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
59. Sesungguhnya penciptaan Isa -'alaihissalām- itu bagi Allah sama seperti penciptaan Adam yang diciptakan dari tanah, tanpa ayah dan tanpa ibu. Allah hanya berfirman kepadanya, “Jadilah kamu manusia!” maka jadilah ia seperti apa yang dikehendaki-Nya. Jadi, bagaimana mungkin kamu menganggap dia (Isa) sebagai tuhan dengan alasan bahwa dia diciptakan tanpa ayah, sementara mereka mengakui bahwa Adam adalah manusia biasa, padahal Adam diciptakan tanpa ayah dan tanpa ibu?!
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
59. إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ اللهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ ( Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam)
Yakni dalam hal bahwa ia diciptakan tanpa adanya bapak sebagaimana Adam, bahkan Adam lebih menakjubkan lagi karena ia diciptakan tanpa adanya bapak dan ibu.
خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ(Allah menciptakan Adam dari tanah )
Lalu mengapa kalian menjadikan Isa sebagai Tuhan? Padahal kalian mengakui bahwa Adam adalah manusia yang diciptakan dan bukan Tuhan. Maka seperti itulah Isa, bahkan Isa lebih utama untuk kalian jadikan makhluk.
ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ( kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah dia)
Yakni jadilah manusia, maka jadilah ia sebagai manusia.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
59 Sesungguhnya permisalan penciptaan Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah seorang manusia! Maka jadilah dia. Namun kondisi penciptaan Adam adalah lebih tidak seperti biasanya sebab dia ada tanpa ayah dan ibu, yang diciptakan dari tanah. Seorang dari dua tukang kayu berkata kepada Nabi: Apa gerangan engkau menyumpahi teman kami? Nabi menjawab: Apa yang aku katakan? Mereka menjawab: Kamu berkata bahwa dia adalah seorang hamba. Nabi berkata: Ya, dia adalah hamba Allah, rasul Allah dan kalimat Allah yang diciptakan kepada adzra’ dan batul. Kemudian mereka marah dan berkata: Apakah engkau mengetahui manusia yang lahir tanpa peran ayah? Jika kamu memang benar maka tunjukkan kami permisalah seperti itu. Maka Allah menurunkan ayat ini.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah itu seperti Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
59-62. Ketika Allah memberitakan tentang kisah Maryam dan Nabi Isa, dan berita tersebut adalah suatu kebenaran, dan bahwasanya beliau adalah seorang hamba yang telah diberikan oleh Allah karunia atasnya, dan bahwa barangsiapa yang menduga bahwa ada suatu sifat ketuhanan padanya, ia telah mendustai seluruh nabi-nabiNya dan mendustai Isa. Sesungguhnya syubhat yang terjangkit pada orang yang menjadikan beliau itu sebagai tuhan adalah syubhat yang sangat batil. Sekiranya ada sedikit saja kebenaran dalam hal itu, maka pastilah Nabi adam lebih berhak dikultuskan sebagai tuhan, karena beliau diciptakan tanpa ayah dan ibu. Tapi sekalipun demikian, seluruh manusia bersepakat bahwasanya beliau itu adalah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, maka klaim ketuhanan Isa yang didasari oleh penciptaannya hanya dengan seorang ibu tanpa ayah merupakan klaim yang paling batil dari tuduhan-tuduhan yang ada. Inilah yang haq, yang tidak ada keraguan padanya yaitu bahwa Isa itu adalah sebagaimana yang beliau sendiri katakan tentang dirinya.
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu" QS –Al- Maidah: 117-
Pernah Datang kepada Nabi delegasi kaum Nasrani daerah Najran di mana mereka bersikeras dalam kebatilan mereka setelah Nabi menegakkan atas mereka hujjah-hujjah dan keterangan yang jelas bahwasanya Isa itu adalah seorang hamba Allah dan RasulNya dimana mereka meyakini ketuhanannya. Sikap keras kepala mereka telah sampai pada titik dimana Allah memerintahkan kepada beliau agar menantang mereka untuk bermubahalah karena sesungguhnya kebenaran itu telah jelas bagi mereka, akan tetapi kedurhakaan dan fanatisme telah menghalangi mereka dari menerima kebenaran tersebut. Maka Rasulullah menantang mereka untuk bermubahalah di mana mereka menghadirkan keluarga dan anak-anak mereka dan beliau pun menghadirkan keluarga dan anak-anak beliau kemudian mereka semua berdoa kepada Allah agar menurunkan siksa dan laknatNya atas orang-orang yang berdusta. Kemudian mereka mengadakan musyawarah dahulu apakah mereka menerima tantangan itu, dan akhirnya keputusan mereka sepakat untuk tidak akan meladeni tantangan tersebut karena mereka yakin bahwa beliau itu benar-benar Nabi Allah dan bahwa apabila mereka menerima tantangan itu, pastilah mereka beserta keluarga dan anak-anak mereka akan celaka, maka akhirnya mereka meminta perjanjian damai dengan beliau dengan memberikan kepada beliau bayaran jizyah, lalu Rasulullah menerima keputusan mereka tersebut dan tidak mengusir mereka, karena maksud yang diinginkan telah terpenuhi yaitu jelasnya kebenaran. Tampak jelaslah kedurhakaan mereka di mana mereka bersikeras untuk tidak menerima tantangan tersebut, dan hal itu menjelaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.
Oleh karena itu Allah berfirman, “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar,” yaitu kisah yang tidak ada keraguan padanya. “Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Mahaperkasa,” yakni, yang dengan kekuasaan dan kekuatanNya menguasai seluruh makhluk yang tunduk patuh kepadaNya dari penghuni langit dan bumi. Dan bersama itu, Dia “mahabijaksana” Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan menempatkannya pada posisinya yang tepat.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 59-63
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah) dalam kekuasaan Allah SWT sebagaimana Dia menciptakannya tanpa ayah (adalah seperti (penciptaan) Adam) Allah SWT menciptakannya tanpa ayah dan ibu. Bahkan (Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia) Dia menciptakannya dari tanah tanpa ayah. Dia mampu menciptakan nabi Isa dengan cara yang lebih baik dan lebih pantas. Jika diperbolehkan klaim bahwa dia adalah anak Tuhan karena dia diciptakan tanpa ayah, maka penciptaan nabi Adam melebihi hal itu melalui cara yang pertama. Diketahui secara sepakat bahwa klaim itu adalah salah. Mereka mengklaim hal itu untuk nabi Isa adalah kebathilan yang parah dan kerusakan yang nyata. Akan tetapi, Tuhan yang Maha Luhur menginginkan untuk menunjukkan kekuasaanNya dalam menciptakannya ketika Dia menciptakan nabi Adam tanpa ada laki-laki maupun perempuan, Dia juga menciptakan Hawa dari seorang laki-laki tanpa seorang perempuan. Dia menciptakan nabi Isa dari seorang perempuan tanpa seorang laki-laki, seperti halnya dengan ciptaan yang lainnya dari laki-laki dan perempuan. Itulah sebabnya Allah berfirman dalam Surah Maryam: (dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia) [Surah Maryam: 21], dan di sini Allah SWT berfirman: (itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu) yaitu yaitu bahwa firman yang benar ini tentang nabi Isa yang tidak ada yang menyingkirkannya dan tidak ada yang benar selain itu, serta tidak ada sesuatu setelah kebenaran selain kesesatan.
Kemudian Allah SWT memerintahkan RasulNya untuk bermubahalah dengan orang yang membantah kebenaran tentang perkara nabi Isa setelah adanya keterangan yang jelas: (Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu) yaitu kami mendatangi mereka dengan keadaan untuk melakukan mubahalah (kemudian marilah kita bermubahalah) yaitu memohon agar dilaknat (dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta) yaitu di antara kami atau kalian. Alasan turunnya perintah mubahalah ini dan ayat sebelumnya dari awal surah sampai sini adalah kunjungan delegasi Nasrani dari Najran, ketika mereka datang dan mengajukan argumen-argumen mengenai nabi Isa, mereka menganggap sesuatu yang mereka anggap bahwa nabi Isa adalah anak Tuhan dan bahkan Tuhan. Maka Allah menurunkan ayat-ayat ini sebagai dasar surah ini untuk membalas argumen mereka.
Diriwayatkaan dari Hudzaifah, dia berkata: Datanglah dua orang, Al-'Aqib dan As-Sayyid, dua penduduk Najran kepada Rasulullah SAW, mereka ingin mengutuk beliau. Salah seorang dari mereka berkata kepada temannya: “Jangan melakukannya, demi Allah, jika dia memang seorang nabi, jika kita mengutuknya, maka kita tidak akan berhasil dan begitu juga keturunan kita. Mereka berdua berkata: “Kami akan memberimu apa yang kalian minta dan kirimkanlah bersama kami seseorang yang terpercaya, dan janganlah kamu mengutus dengan kami kecuali seseorang yang terpercaya. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh aku akan mengirim bersama kalian seseorang yang terpercaya, sungguh, dia adalah orang yang benar-benar terpercaya” Lalu sahabat-sahabat Rasulullah SAW meninggikannya. Kemudian Nabi SAW bersabda,”Berdirilah wahai Abu Ubaidah bin Al-Jarrah” Ketika dia bangkit, Rasulullah SAW bersabda: 'Ini adalah amanah bagi umat ini.”
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar) yaitu ini adalah kisah yang telah Kami sampaikan kepadamu, wahai Muhammad, tentang perkara Isa. Ini adalah kebenaran yang tidak ada yang dapat mengubahnya atau menyingkirkannya. (dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (62) Kemudian jika mereka berpaling) yakni hal ini kepada yang lain (maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan) maka siapa yang berpaling dari kebenaran menuju kebathilan. Maka dia adalah orang yang berbuat kerusakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui hal itu. Dia akan membalas hal tersebut dengan balasan paling buruk. Dia Maha Kuasa yang tidak ada satupun yang luput dari Allah SWT dan Kami memohon perlindungan dari kemurkaanNya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 59: Sesungguhnya perbandingan 'Isa di sisi Allah adalah seperti adam; la jadikan dia dari tanah, kemudian la berkata kepadanya: "Jadilah" lalu jadilah la.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa bapak dan ibu.
Oleh karena itu, dakwaan bahwa Nabi Isa adalah tuhan karena diciptakan tanpa bapak merupakan dakwaan yang batil. Nabi Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa bapak dan ibu, dan semua sepakat bahwa dia adalah hamba Allah.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 59
Setelah Al-Qur'an menjelaskan tentang bukti-bukti kemuliaan isa bin maryam serta sikap pro dan kontra dari kaumnya, maka ayat ini menunjukkan kekeliruan mereka yang menganggap isa sebagai anak tuhan karena terlahir tanpa bapak. Sesungguhnya perumpamaan penciptaan nabi isa tanpa bapak bagi Allah bukanlah sesuatu yang mustahil, seperti penciptaan adam yang terlahir tanpa bapak dan ibu. Dia menciptakannya, nabi isa, sebagaimana adam, dari tanah, kemudian dia berkata kepadanya, jadilah! maka jadilah sesuatu itu. Allah mahakuasa. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Apa pun yang dikehendaki-Nya pasti akan terwujud dan tidak ada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya demikian itu, karena kebenaran itu dari tuhanmu, karena itu janganlah engkau, wahai nabi Muhammad, termasuk orang-orang yang ragu terhadap proses penciptaan nabi isa bin maryam.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penafsiran dari para ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 59 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Sokong dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.