Surat Al-Qiyamah Ayat 3

أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَٰنُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُۥ

Arab-Latin: A yaḥsabul-insānu allan najma'a 'iẓāmah

Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

« Al-Qiyamah 2Al-Qiyamah 4 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Mengenai Surat Al-Qiyamah Ayat 3

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qiyamah Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir penting dari ayat ini. Didapatkan bermacam penjabaran dari beragam pakar tafsir terkait isi surat Al-Qiyamah ayat 3, antara lain seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-4. Allah bersumpah dengan hari perhitungan amal dan pembalasan. Allah juga bersumpah dengan jiwa beriman yang bertakwa yang mengkritik pemiliknya saat meninggalkan ketaatan dan melakukan kemaksiatan, bahwa manusia akan dibangkitkan. Apakah manusia kafir itu menyangka Kami tidak kuasa mengumpulkan tulang belulangnya sesudah ia berserakan? Dugan itu salah besar, sebaliknya Kami akan mengumpulkannya, Kami Mahakuasa sesudah mengumpulkannya dan menyatukannya untuk membentuk dan menyusun kembali jari-jari dan ruas-ruasnya sebagaimana sebelum dia mati.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

3-4. Orang yang kafir mengingkari hari kebangkitan dan perhitungan, dan merasa yakin tulang belulangnya tidak akan dapat dikumpulkan kembali setelah hancur.

Pertanyaan dalam ayat ini adalah sebagai olokan dan bantahan dari Allah bahwa Dia Maha Kuasa untuk menjadikan tubuhnya yang telah hancur kembali seperti semula; Dia Mampu untuk mengembalikan jari jemari dan hal-hal kecil lainnya dalam tubuhnya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

3. Apakah manusia mengira bahwa Kami sekali-kali tidak akan mengumpulkan tulang-belulangnya setelah kematiannya untuk dibangkitkan?


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

3. أَيَحْسَبُ الْإِنسٰنُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُۥ (Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?)
Yakni setelah menjadi tulang yang hancur kemudian akan Kami ciptakan kembali.
Ini merupakan sangkaan yang batil dari mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

3. Apakah orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu menyangka bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulang mereka setelah menjadi mayat yang sudah hancur


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apakah manusia mengira} mengira {bahwa Kami tidak akan mengumpulkan tulang-belulangnya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

3-4. Kemudian Allah memberitahukan bersamaan dengan hal di atas bahwa sesungguhnya sebagian orang-orang menentang dan mendustakan Hari Kiamat seraya berfirman, “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan megumpulkan (kembali) tulang belulangnya,” setelah kematian, sebagaimana disebutkan dalam Firman lain,” Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"” -Yasin:78-
Karena kebodohan dan permusuhannya, ia menganggap mustahil kemampuan Allah untuk menciptakan tulang yang merupakan tonggak raga. Allah membantahnya dengan berfirman, “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna,” yakni ujung-ujung jari dan tulangnya sekalipun. Hal itu mengharuskan penciptaan seluruh anggota badan, karena bila ujung-ujung jari ada, berarti penciptaan raga sempurna.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-15
Pembahasannya telah disebutkan berkali-kali bahwa objek sumpah itu apabila merupakan hal yang dinafikan, maka boleh mendatangkan huruf “la” sebelum kata qasam untuk menegaskan nafi. Dan yang menjadi objek qasamnya adalah mengukuhkan adanya hari kebangkitan, dan menyanggah apa yang diduga oleh para hamba yang bodoh yang meniadakan hari kebangkitan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Aku bersumpah dengan hari kiamat (1) dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) Al-Hasan berkata bahwa Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan tidak bersumpah dengan jiwa yang menyesal
Qatadah berkata, bahkan Allah bersumpah dengan menyebut keduanya.
Diriwayatkan dari Sammak, bahwa dia bertanya kepada Ikrimah tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata setiap orang menyesali perbuatan yang baik dan yang buruk, dan seandainya aku melakukan ini dan itu. Ibnu Jarir meriwayatkan ini dari SA’id bin Jubair tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata bahwa dia mencela kebaikan dan keburukan.
Ibnu Jarir berkata bahwa semua pendapat itu saling berdekatan maknannya. Tetapi yang lebih mirip dengan makna yant tampak adalah jiwa yang menyesali dirinya atas perbuatan baik dan buruknya, dan menyesali yang telah lalu.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (3)) yaitu pada hari kiamat, apakah dia mengira bahwa Kami tidak mampu mengembalikan tulangnya, lalu mengumpulkannya dari tempat-tempatnya yang berserakan (Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (4)) Sa'id bin Jubair dan Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah kuku atau teracaknya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengemukakan alasannya, bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, bisa saja Dia melakukan hal itu di dunia. Makna yang jelas dari ayat ini menunjukkan bahwa firmanNya SWT: (Kami kuasa) merupakan haal dari firmanNya SWT (Najma'a) yaitu apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulangnya? Bukan, sebenarnya Kami akan mengumpulkannya kembali, dan Kami mampu untuk menyusun kembali jari jemarinya, yaitu kekuasaan Kami mampu untuk menghimpunkannya, dan seandainya Kami mengkehendaki, maka Kami membangkitkannya dengan lebih sempurna dari sebelumnya, maka Kami menjadikan jari jemarinya dalam keadaan rata yaitu sama panjangnya. Demikianlah makna dari pendapat Ibnu Qutaibah dan Az-Zujaj.
Firman Allah: (Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus (5)) Sa'id bin Jubair meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yakni terus-menerus dalam kedurhakaannya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (hendak membuat maksiat terus-menerus) yaitu, terus ke depan mengikuti kepalanya.
Al-Hasan berkata bahwa anak cucu nabi Adam tidak akan pernah merasa puas dalam mengikuti hawa nafsunya kepada perbuatan durhaka terhadap Allah terus-menerus kecuali orang yang dipelihara oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah orang kafir yang mendustakan hari penghisaban. Demikian juga yang dikatakan Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan yang dimaksud. Oleh karena itu, maka Allah berfirman setelahnya: (Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?” (6)) yaitu dia menanyakan kapan hari kiamat itu? Akan tetapi, pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang bermaksud menunjukkan kemustahilan kejadiannya dan mendustakan keberadaannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (29) Katakanlah.”Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan" (30)) (Surah Saba')
Allah SWT berfirman di sini: (Maka apabila mata terbelalak (ketakutan) (7)) Abu Amr bin Al-’Ala’ berkata bahwa “bariqa” dengan dikasrah huruf ra’nya yaitu terbelalak. Apa yang dia katakan mirip dengan pengertian firman Allah SWT: (sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip) (Surah Ibrahim: 43) yaitu, bahkan mereka memandang karena takut ini dan itu, mata mereka terbelalak ke sana kemari tidak menentu karena dicekam rasa takut yang hebat.
Ulama lainnya membaca “baraqa” dengan difathah, tetapi maknanya berdekatan dengan pendapat yang pertama. Makna yang dimaksud adalah bahwa pandangan-pandangan mata di hari kiamat terbelalak dan tidak berkedip serta bingung karena dahsyatnya kengerian hari kiamat, berupa besarnya peristiwa yang mereka saksikan pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (dan apabila bulan telah hilang cahayanya (8)) yaitu, sinarnya lenyap (dan matahari dan bulan dikumpulkan (9)) Mujahid berkata yaitu keduanya digulung.
Firman Allah SWT: (pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?” (10)) yaitu apabila manusia melihat huru-hara yang kedahsyatan hari kiamat ini, maka setiap orang menginginkan lari menyelamatkan diri seraya berkata, "Dimanakah tempat untuk melarikan diri?" yaitu tempat untuk berlindung dari itu? Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! (11) Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair dan selain mereka dari kalangan ulama salaf berkata bahwa makna yang dimaksud adalah tidak ada jalan selamat. Ayat ini sebagaimana firmanNya: (Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)) (Surah Asy-Syura: 47) yaitu tidak ada suatu tempat bagi kalian untuk bersembunyi. Demikian juga Allah berfirman di sini: (Tidak ada tempat berlindung) yaitu, tidak ada tempat untuk berlindung bagi kalian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) yaitu tempat kembali dan tempat pulang.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya (13)) yaitu memberitahukan semua amal perbuatan yang dia lakukan, baik yang di masa lalu dan di masa sekarang, dan baik yang pertama maupun yang terakhir, yang kecil maupun yang besar. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun) (Surah Al-Kahfi: 49) Demikian juga Allah berfirman di sini: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14) meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu dia menyaksikan dirinya, dan menetahui perbuatannya sekalipun dia beralasan dan mengingkarinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu) (Surah Al-Isra: 14)
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14)) dia berkata yaitu pendengaran, penglihatan, kedua tangan, kedua kaki, dan anggota tubuhnya
Qatadah berkata yaitu menjadi saksi terhadap dirinya sendiri.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu sekalipun dia mendebat untuk membela dirinya, tetapi dia melihatnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu bagaimanapun alasannya pada hari itu. tidak akan diterima darinya.
Pendapat yang shahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid dan para temannya, sebagaimana firmanNya: (Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan.”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah” (23)) (Surah Al-An'am: 23)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qiyamah ayat 3: 1-4. Allah mengawali surat ini dengan sumpah, Allah berkata : Aku bersumpah dengan hari kiamat, hari perhitungan dan balasan, dimana tidak ada keraguan dalam kejadaiannya. Allah bersumpah dengan jiwa manusia yang suci dan beriman, yang banyak berharap kepada-Ku, yang mencela dirinya sendiri atas kesalahan dan kekurangan dalam melaksanakan hak Allah. Sungguh kalian wahai jin dan manusia, akan dibangkitkan dan saling dihitung atas seluruh amalan-amalan kalian. Ketahuilah oleh kalian bahwa orang yang kafir ini menyangka bahwa Allah tidak kuasa mengumpulkan tulang-belulang setelah bercerai-berai yang kemudian dihidupkan kembali untuk kali yang lain; Maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kuasa atas apa yang dianggap menakjubkan (oleh manusia) atas hal itu; Sungguh Allah kuasa mengembalikan jari-jemari dengan sendi-sendinya secara sempurna, dimana tidak ada yang menyamapai satu sama lain.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa sebagian manusia mendustakan kebangkitan atau hari Kiamat.

Yakni orang kafir.

Untuk dibangkitkan dan dihidupkan. Ia menganggap hal itu mustahil karena kebodohannya terhadap kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Oleh karena itulah, pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qiyamah Ayat 3

3-4. Atas penegasan tentang kepastian hari kiamat mestinya manusia percaya, tetapi banyak yang ingkar. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya yang telah berserakan setelah kematiannya' jangankan hanya mengumpulkan kembali tulang-belulang, bahkan kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penjabaran dari banyak mufassirin berkaitan isi dan arti surat Al-Qiyamah ayat 3 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokong usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dikunjungi

Kaji berbagai konten yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Shad 54, Al-Kahfi, Asmaul Husna, Al-Mulk, Yasin, Al-Ikhlas. Serta Al-Kautsar, Al-Baqarah, Ayat Kursi, Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Do’a Sholat Dhuha.

  1. Shad 54
  2. Al-Kahfi
  3. Asmaul Husna
  4. Al-Mulk
  5. Yasin
  6. Al-Ikhlas
  7. Al-Kautsar
  8. Al-Baqarah
  9. Ayat Kursi
  10. Ar-Rahman
  11. Al-Waqi’ah
  12. Do’a Sholat Dhuha

Pencarian: surat al hasyr 21-24, latin surat al hujurat ayat 13, at thaha 25-28, surat az zariyat ayat 49, surah al alaq beserta artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.