Surat Al-Qalam Ayat 17

إِنَّا بَلَوْنَٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا۟ لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ

Arab-Latin: Innā balaunāhum kamā balaunā aṣ-ḥābal-jannah, iż aqsamụ layaṣrimunnahā muṣbiḥīn

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik (hasil)nya di pagi hari,

« Al-Qalam 16Al-Qalam 18 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Qalam Ayat 17

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qalam Ayat 17 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran mendalam dari ayat ini. Ada kumpulan penjabaran dari para mufassirin mengenai makna surat Al-Qalam ayat 17, antara lain seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

17-18. Sesungguhnya Kami menguji orang-orang Makkah dengan kekeringan dan kelaparan, sebagaimana Kami menguji para pemilik kebun saat mereka bersumpah di antara mereka bahwa mereka akan memanen hasil kebun mereka di pagi buta agar orang-orang miskin dan yang seperti mereka tidak datang meminta, dan mereka tidak berkata, “Insya Allah.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Pada ayat-ayat berikut ini (ayat 17-33) akan disebutkan kisah para pemilik kebun yang enggan menunaikan hak orang-orang miskin yang harus mereka tunaikan, maka Allah menghukum mereka dengan menghancurkan kebun yang mereka miliki; sehingga pada akhirnya mereka menyesal dan berusaha memperbaiki kesalahan mereka. Ini merupakan pelajaran bagi mereka dan bagi orang-orang yang mengetahui kisah ini.

17-18. Dalam ayat ini disampaikan bahwa musibah yang menimpa orang-orang musyrik Makkah seperti yang menimpa kaum sebelum mereka yang memiliki kebun; mereka bersepakat dan bersumpah untuk memanen buah dari kebuh mereka pada pagi hari tanpa menyisakan sedikitpun untuk orang-orang yang membutuhkan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

17. Sesungguhnya Kami memberikan cobaan kepada orang-orang musyrik dengan kekeringan dan kelaparan sebagaimana Kami telah memberi cobaan kepada para pemilik kebun ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti memetik hasil kebunnya pada pagi hari dengan segera sehingga orang miskin tidak memakan hasilnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

17. إِنَّا بَلَوْنٰهُمْ (Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka)
Yakni orang-orang kafir Makkah. Allah menguji mereka dengan kelaparan dan kekeringan akibat doa Rasulullah atas mereka.

كَمَا بَلَوْنَآ أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ(sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun)
Kisah mereka sangat dikenal oleh kaum Quraisy.
Terdapat pendapat mengatakan bahwa kebun itu terletak di negeri Yaman sejauh dua farsakh dari Sana’a. kebun itu milik seorang lelaki yang mau menunaikan zakat dari kebun itu; setelah ia meninggal, anak-anaknya mewarisi kebun itu; namun mereka enggan menyedekahkan hasil dari kebun itu untuk orang-orang dan tidak mau menunaikan zakatnya. Mereka berkata: “Harta ini hanya sedikit, sedangkan keluarga yang kita tanggung banyak, sehingga kita tidak dapat melakukan apa yang dahulu dilakukan oleh ayak kita.” Mereka bertekat untuk tidak memberi orang-orang miskin sebagian hasil kebun itu. Maka akibat perbuatan mereka itu sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surat ini.

إِذْ أَقْسَمُوا۟ لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ (ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari)
Yakni mereka bertekat untuk memanen buah dari kebun itu saat pagi hari.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Api niat buruk yang memporak-porandakan hati membakar surga mereka, maka kita harus memastikan bahwa hati kita terbebas dari niat-niat tersebut.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

17. Sesungguhnya kami menguji penduduk Mekah dengan kegersangan, kelaparan dan musibah lainnya yang merupakan bala’ dan wabah penyakit. Sebagaimana kami menguji orang-orang yang hidupnya di sekitar taman saat bersumpah akan memanen buah-buahan dari taman mereka saat pagi agar tidak dapat dinikmati oleh orang-orang miskin. Mereka tidak memberi orang-orang miskin apapun, sebagaimana yang dilakukan telah dilakukan oleh leluhur mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sesungguhnya Kami telah menguji mereka} Sesungguhnya Kami menguji penduduk Mekkah dengan kekeringan dan kelaparan {sebagaimana Kami telah menguji} Kami menguji {pemilik-pemilik kebun} kebun {ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti akan memetiknya} pasti memetik buahnya {pada pagi hari


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

17-18. Allah berfirman bahwa Dia menguji orang-orang yang mendustakan dengan kebaikan, Allah memberi mereka tangguhan dan memberikan berbagai hal yang dikehendakiNya berupa harta, anak, umur panjang dan lainnya yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, bukan karena kemuliaan mereka dalam pandangan Allah, bahkan (sebaliknya) bisa jadi merupakan penundaan (agar mereka mengintrospeksi diri) tapi mereka tidak menyadarinya. Mereka terlena dengan semua itu , mirip dengan keadaan para penghuni surga yang sama-sama diberi berbagai kenikmatan ketika pepohonan surga berbuah, buahnya meranum dan sudah waktunya diketam, mereka memastikan semua nikmat tersebut berada di tangan dan dalam kekuasaan mereka, tidak ada sesuatu pun yang menghalangi mereka untuk semua itu. Karena itu, mereka (orang-orang kafir yang tertipu dengan kesenangan dan kenikmatan dunia) bersumpah tanpa adanya pengecualian bahwa mereka akan mendapatkannya, sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa Allah mengintai mereka, siksaan akan mereka dapatkan dengan segera.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 17-33
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah SWT untuk menggambarkan tentang orang-orang kafir Quraisy yang telah Dia beri anugerah kepada mereka berupa rahmat yang agung, dan DIa telah memberi mereka nikmat yang besarnya, yaitu dengan pengutusan nabi Muhammad SAW kepada mereka. Lalu mereka membalasnya dengan mendustakan, menolak, dan memeranginya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menguji mereka) yaitu Kami menguji mereka (sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun) yaitu kebun-kebun yang mempunyai berbagai macam buah-buahan (ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari) yaitu mereka bersumpah di antara mereka, bahwa mereka benar-benar akan memetik buahnya di malam hari agar tidak ada seorang fakir dan peminta-minta pun yang mengetahuinya agar hasil buahnya melimpah bagi mereka, dan mereka tidak mau menyedekahkan sebagian darinya sedikit pun (dan mereka tidak mengucapkan, "jika Allah Menghendaki" (18)) yaitu dalam sumpah mereka ucapkan. Oleh karena itu Allah tidak memperkenankan sumpah mereka, lalu Allah SWT berfirman: (lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur (19)) yaitu, kebun mereka ditimpa wabah dan bencana dari langit, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita
Ats Tsauri dan As-Suddi berkata bahwa seperti sawah yang telah dipanen, yakni kering kerontang.
(lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari (21)) yaitu ketika waktu pagi datang, sebagian dari mereka memanggil sebagian lain untuk pergi memanen ("Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya” (22)) yaitu, jika kalian hendak memanen buahnya.
(Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23)) yaitu dengan saling berbicara di antara mereka dengan suara yang tidak terdengar oleh orang lain. Kemudian Allah SWT yang Mengetahui semua rahasia dan apa yang dibisikkan oleh mereka itu menjelaskan apa yang mereka bisikkan itu, Maka Allah SWT berfirman: (Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23) "Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu” (24)) yaitu, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian lain, bahwa janganlah membiarkan hari ini seorang fakir pun masuk ke dalam kebun kalian.
Allah SWT berfirman (Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin), padahal mereka mampu (menolongnya)) yaitu dengan sekuat tenaga.
(padahal mereka mampu (menolong orang-orang miskin itu)) yaitu mampu untuk memanen hasil kebunnya sesuai dengan apa yang mereka duga dan sangka (Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu ketika mereka sampai di kebun mereka dan menyaksikannya dalam keadaan yang telah digambarkan Allah SWT sebelumnya. yaitu kebun yang tadinya hijau, subur, dan banyak buah-buahannya, menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita, tidak ada sesuatupun yang dapat diambil manfaatnya dari kebun itu. Maka mereka berkeyakinan bahwa mereka salah jalan. Oleh karena itu mereka berkata: (Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu kita telah menempuh jalan yang bukan menuju ke arah kebun kita. Kemudian mereka menyadari atas apa yang mereka duga dan mereka yakin bahwa itu adalah kebun mereka. Lalu mereka berkata: (bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya) (27)) bahkan memang inilah dia, tetapi kita tidak beruntung dan tidak mendapatkan bagian (Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah seorang yang paling bijaksana dan paling baik dari mereka (Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?) yaitu mengapa kalian tidak mengucapkan jika Allah menghendaki sebelumnya?
As-Suddi berkata bahwa istisna mereka di masa itu berupa tasbih.
Ibnu Jarir berkata bahwa yang dimaksud adalah ucapan seseorang jika Allah menghendaki. Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah (Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)." (28)) yaitu, mengapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat yang telah Dia limpahkan dan berikan kepada kalian?" (Mereka mengucapkan, "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim” (29)) Mereka menunaikan ketaatan di saat itu tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka menyesal dan mengakui bahwa itu sudah tidak berguna. Oleh karena itu mereka berkata: ("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya saling mencela (30)) yaitu sebagian dari mereka mencela sebagian lain atas apa yang mereka alami yang mana mereka bersikeras tidak mau memberi orang-orang miskin dari hasil panen mereka. Maka tidak ada jawaban sebagian dari mereka kepada sebagian lain kecuali mengakui kesalahan dan dosa mereka sendiri (Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas" (31)) yaitu kami benar telah berbuat salah, berbuat aniaya, dan melampaui batas sehingga kita tertimpa musibah ini (Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita) DIkatakan mereka menginginkan agar diberi gantinya bagi mereka di dunia. Dikatakan bahwa mereka mengharapkan pahala di akhirat.
Allah SWT berfirman: (Seperti itulah azab (di dunia)) yaitu seperti itulah azab bagi orang yang menentang perintah Allah dan bersikap kikir terhadap apa yang diberikan dan dianugerahkan Allah kepadanya, menghalangi hak orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, dan menukar kenikmatan dengan kekafiran (Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui) yaitu, siksaan dunia sebagaimana yang kalian dengar, dan azab akhirat itu lebih berat daripada itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qalam ayat 17: Allah mengabarkan bahwa Ia menguji penduduk Mekkah dengan rasa lapar dan kekeringan karena sebab mereka kufur akan nikmat yang Allah berikan dan mendustakan utusan-Nya Muhammad ﷺ, sebagaimana Allah telah uji sebelumnya, yaitu pemilik kebun yang berkompot untuk merebut harta orang miskin; Pada saat itu, ketika mereka bersumpah akan memetik buah di kebun mereka di waktu pagi sekali, sebelum mereka mendatangi faqir dan miskin untuk memberikan kepada mereka apa yang menjadi kebiasaan mereka setiap tahunnya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Allah Subhaanahu wa Ta'aala menguji orang-orang yang mendustakan itu dan memberi tangguh mereka serta memberi harta dan anak sesuai yang Allah kehendaki dan memanjangkan umur mereka serta memberikan apa yang mereka sukai lainnya adalah bukan karena kemuliaan mereka, bahkan sebagai istidraj (penangguhan azab) dari arah yang tidak mereka sadari. Tertipunya mereka itu seperti tertipunya orang-orang yang memiliki kebun bersama-sama, ketika buah-buahnya telah matang, dan sudah tiba saat untuk memetiknya, dan mereka telah berniat jahat dengan tidak memberikan sebagiannya untuk orang-orang miskin serta mengira bahwa tidak ada yang dapat menghalangi mereka untuk mengambil semuanya sehingga mereka bersumpah tanpa mengucapkan ‘insya Allah’ (jika Allah menghendaki) bahwa mereka akan memetiknya pada pagi hari agar tidak diketahui oleh orang-orang miskin. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengintai mereka dan bahwa kebun mereka akan ditimpa bencana.

Agar orang-orang miskin tidak mengetahui.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qalam Ayat 17

17-18. Apa yang dialami oleh para pengingkar ayat-ayat Allah yaitu kaum musyrik mekah itu memiliki kesamaan dengan kisah sekelompok pemilik kebun yang juga angkuh lagi kikir. Sungguh, kami telah menguji mereka, yaitu orang musyrik mekah, sebagaimana kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika dua dari tiga di antara mereka itu bersumpah pasti akan memetik hasilnya pada pagi hari, agar fakir miskin tidak melihatnya, tetapi mereka tidak menyisihkan dengan mengucapkan, 'lnsya Allah'


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjabaran dari para ulama tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Qalam ayat 17 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dicari

Kami memiliki berbagai topik yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: An-Nisa 146, Ali ‘Imran 110, An-Nur 26, Al-Jumu’ah 10, Al-Baqarah 152, Al-Ahzab 56. Serta Al-Insyirah 6, An-Nisa 29, Al-Anfal, Al-Jatsiyah, Al-Baqarah 168, Thaha.

  1. An-Nisa 146
  2. Ali ‘Imran 110
  3. An-Nur 26
  4. Al-Jumu’ah 10
  5. Al-Baqarah 152
  6. Al-Ahzab 56
  7. Al-Insyirah 6
  8. An-Nisa 29
  9. Al-Anfal
  10. Al-Jatsiyah
  11. Al-Baqarah 168
  12. Thaha

Pencarian: quran surat al a'raf ayat 57, surat yasin dengan latin, almaidah ayat 73, surah al muzzammil ayat 4, surah al hajj ayat 32

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.