Surat Al-Mulk Ayat 10

وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

Arab-Latin: Wa qālụ lau kunnā nasma'u au na'qilu mā kunnā fī aṣ-ḥābis-sa'īr

Artinya: Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

« Al-Mulk 9Al-Mulk 11 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Tentang Surat Al-Mulk Ayat 10

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mulk Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Ditemukan beraneka penafsiran dari kalangan ahli tafsir terkait makna surat Al-Mulk ayat 10, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

10. Mereka berkata mengakui, “Seandainya dulu kami mendengar untuk mencari kebenaran atau memikirkan apa yang diserukan kepada kami, niscaya saat ini kami tidak menjadi penghuni api neraka.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

10. Para penghuni neraka mulai menyesali diri mereka sendiri, mereka berkata satu sama lain: “Andai saja dulu kita memakai akal dan pendengaran kita, dan mengikuti ajakan rasul menuju kebaikan dan petunjuk, niscaya kita dapat selamat dari azab neraka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

10. Orang-orang kafir berkata, “Kalau seandainya kami dulu mendengar dengan pendengaran yang bermanfaat dan berfikir dengan akal orang yang membedakan kebenaran dari kebatilan, tentulah kami tidak menjadi bagian dari penghuni Neraka, akan tetapi kami akan beriman kepada para Rasul dan membenarkan apa yang mereka bawa sehingga kami menjadi penghuni Surga.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

10. وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحٰبِ السَّعِيرِ (Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”)
Seandainya kami mendengar seperti pendengaran yang yang perhatian atau memikirkan seperti pemikiran orang yang menghayati, niscaya kami tidak akan menjadi penghuni neraka, namun tentu kami akan beriman kepada apa yang diturunkan Allah dan kami menjadi pengikut rasul.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Akal yang sehat adalah yang menjaga pemiliknya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak patut, sebagaiman firman Allah ta'ala: { وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ } "Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala" adapun akal yang tidak menegur pemiliknya atas apa yang tidak pantas, maka itu adalah akal duniawi yang menjadi tempat hidup pemiliknya, dan itu bukanlah akal pikiran dalam arti sebenarnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

10. Mereka juga berkata: “Jika saja kami mendengar sesuatu yang kami pahami dari para Rasul, atau kami memahami apa yang mereka serukan kepada kami dan memikirkan ayat-ayat kauniyah (ayat yang ada di alam semesta), kami sekarang tidak akan termasuk para penduduk neraka”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Mereka juga berkata,“Andai saja dahulu kami mendengarkan atau memikirkannya, sungguh kami tidak termasuk para penghuni neraka Sa‘ir} neraka yang menyala-nyala


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

10. “Dan mereka berkata,” mengakui tidak berhak mendapatkan petunjuk dan arahan, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala ini.” Mereka menafikan jalan petunjuk dari diri mereka sendiri yaitu tidak mau mendengarkan apa yang diturunkan Allah dan dibawa oleh para rasul. Mereka juga tidak berpikir dengan akal yang seharusnya bisa membawa manfaat bagi mereka, mengakui berbagai kebenaran, lebih mengedepankan kebaikan serta menjauhi berbagai hal yang berakibat tercela. Orang-orang kafir tidak memiliki pendengaran dan akal. Lain halnya dengan orang yang memiliki keyakinan, pengetahuan, kejujuran, dan keimanan. Mereka menguatkan keimanan mereka dengan dalil-dalil naqli. Mereka mendengarkan apa pun yang datang dari sisi Allah dan yang dibawa Rasulullah untuk diketahui, dimengerti, dan diamalkan. Mereka juga menguatkan keimanan mereka dengan dalil-dalil aqli yang membedakan antara petunjuk dengan kesesatan, kebaikan dengan keburukan. Ukuran keimanan mereka berdasarkan keteladanan terhadap dalil naqli dan aqli yang Allah berikan pada mereka. Mahasuci Allah yang mengkhususkan karuniaNya pada siapa saja yang dikehendaki dan diberikan pada hamba-hambaNya yang dikehendaki, serta merendahkan orang yang tidak layak untuk kebaikan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 6-11
Allah SWT berfirman: (Dan) Kami sediakan bagi (bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali) yaitu seburuk-buruk tempat kembali (Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan) Ibnu Jarir berkata bahwa makna yang dimaksud adalah jeritan.
(sedangkan neraka itu menggelegak) Ats-Tsauri berkata bahwa neraka itu mendidih membakar mereka, sebagaimana sedikit biji-bijian dalam air yang banyak.
Firman Allah: (hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah) yaitu hampir-hampir neraka itu sebagian darinya terpisah dengan sebagian lainnya karena kemarahan dan dendamnya yang dahsyat terhadap mereka (Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir) penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (8) Mereka menjawab, "Benar ada," sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar” (9)) Allah SWT menyebutkan tentang keadilan yang Dia tetapkan terhadap makhlukNya, bahwa Dia tidak mengazab seseorang melainkan setelah menegakkan alasan terhadapnya dan mengutus seorang rasul kepadanya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan Kami tidak mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul) (Surah Al-Isra: 15) Demikian pula mereka menyalahkan diri mereka sendiri dan menyesali perbuatannya, di saat tidak ada gunanya lagi penyesalan bagi mereka. Mereka berkata: (Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala) yaitu sekiranya dahulu kami menggunakan akal kami dengan sebenarnya atau mendengarkan kebenaran yang diturunkan Allah, niscaya kami tidak akan terjerumus ke dalam kekafiran kepada Allah dan tidak teperdaya oleh kekafiran. Akan tetapi, kami tidak menggunakan pemahaman untuk menyadari apa yang disampaikan para rasul, dan tidak pula kami menggunakan akal yang memberi petunjuk kepada kami untuk mengikuti para rasul. Maka Allah SWT berfirman: (Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala (11))


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Mulk ayat 10: Kemudian penghuni nereka mencerca dan menyalahkan dirinya masing-masing, dengan berkata : Seandainya kami di dunia mendengar sungguh-sungguh kepada siapa yang membawa kebenaran dan menginginkan jawaban, atau menyadari dan berpikir atas apa yang ia (Rasul ﷺ) seru kepada kami, dari hidayah dan petunjuk, maka tidaklah kami tertimpa api nereka yang menyala-nyala.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Mengakui ketidaklayakan mendapat petunjuk.

Mereka singkirkan jalan-jalan petunjuk yaitu mendengar apa yang Allah turunkan dan apa yang dibawa para rasul serta akal yang bermanfaat bagi pemiliknya, yang mengarahkannya kepada hakikat segala sesuatu, mengutamakan kebaikan, membuat berhenti terhadap semua yang berakibat buruk, sehingga mereka tidak memiliki pendengaran dan akal lagi. Berbeda dengan orang-orang yang yakin dan berilmu; orang-orang yang jujur dan beriman, mereka perkuat keimanan mereka dengan dalil-dalil yang sam’i (naqli), mereka dengar semua yang datang dari Allah dan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengilmuinya dan mengamalkannya. Demikian pula mereka perkuat iman mereka dengan dalil-dalil ‘aqli (akal) sehingga mereka dapat mengetahui mana petunjuk dan mana kesesatan, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek, maka Mahasuci Allah yang telah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menelantarkan siapa yang tidak layak memperoleh kebaikan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mulk Ayat 10

10-11. Dan mereka orang-orang yang tersiksa di neraka itu berkata, 'sekiranya dahulu kami mendengarkan dengan sungguh-sungguh atau memikirkan dengan serius peringatan itu tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-Nyala yang azabnya sungguh tidak terbayang oleh kami. ' maka dengan ucapan itu mereka mengakui dosanya. Namun itu pengakuan yang tidak berguna. Tetapi kebinasaanlah yaitu jauhlah dari rahmat Allah bagi penghuni neraka yang menyala-Nyala itu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penjabaran dari beragam mufassirin terkait makna dan arti surat Al-Mulk ayat 10 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Sering Dibaca

Terdapat banyak halaman yang paling sering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Ahzab 56, Al-Baqarah 168, Al-Insyirah 6, Al-Jumu’ah 10, Al-Baqarah 152, Al-Anfal. Ada juga An-Nisa 29, Ali ‘Imran 110, Al-Jatsiyah, An-Nisa 146, Thaha, An-Nur 26.

  1. Al-Ahzab 56
  2. Al-Baqarah 168
  3. Al-Insyirah 6
  4. Al-Jumu’ah 10
  5. Al-Baqarah 152
  6. Al-Anfal
  7. An-Nisa 29
  8. Ali ‘Imran 110
  9. Al-Jatsiyah
  10. An-Nisa 146
  11. Thaha
  12. An-Nur 26

Pencarian: barang siapa menolong agama allah, kandungan qs al baqarah ayat 83, surat ad dukhan juz berapa, innallaha ma ashobirin, chordtela aku mau

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.