Surat Al-Munafiqun Ayat 7
هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
Arab-Latin: Humullażīna yaqụlụna lā tunfiqụ 'alā man 'inda rasụlillāhi ḥattā yanfaḍḍụ, wa lillāhi khazā`inus-samāwāti wal-arḍi wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahụn
Artinya: Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
« Al-Munafiqun 6 ✵ Al-Munafiqun 8 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Mengenai Surat Al-Munafiqun Ayat 7
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penjelasan dari kalangan ulama tafsir terkait kandungan surat Al-Munafiqun ayat 7, di antaranya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
7. Orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang berkata kepada orang-orang Madinah, ”Jangan membantu para sahabat Rasulullah dari orang-orang Muhajirin, agar mereka meninggalkannya.” Hanya milik Allah semata pembendaharaan langit dan bumi, serta apa yang ada di antara keduanya, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami bahwa rizki adalah dari sisi Allah, karena mereka adalah orang-orang yang jahil tentang Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
7. Allah membeberkan keburukan orang-orang munafik; bahwa mereka berkata kepada para penduduk Madinah: “Janganlah kalian berinfak bagi kaum Muhajirin yang merupakan para sahabat Nabi Muhammad, agar mereka meninggalkannya.” Orang yang mengatakan ini secara langsung adalah Abdullah bin Ubay yang merupakan pemimpin orang-orang munafik.
Hanya Allah yang memiliki seluruh perbendaharaan tujuh langit dan bumi; Dia memberi rezeki bagi seluruh makhluk. Akan tetapi orang-orang munafik tidak memahami bagaimana Allah mengatur makhluk-makhluk-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
7. Mereka adalah orang-orang yang mengatakan, “Janganlah kalian menafkahkan harta kalian kepada orang-orang fakir yang ada di sisi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan orang-orang Badui di sekitar Madinah sehingga mereka meninggalkannya.” Padahal hanya milik Allah semata perbendaharaan langit dan bumi, Dia memberikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya, akan tetapi orang-orang munafik tidak mengerti bahwa perbendaharaan rezeki hanya berada di tangan Allah -Subḥānahu-.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
7. هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ (Mereka yang berkata (kepada orang-orang Anshar), “Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar)
Yang mereka maksud adalah orang-orang fakir dari kaum Muhajirin.
وَلِلَّـهِ خَزَآئِنُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ(Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi)
Yakni Allah-lah yang akan memberi rezeki pada orang-orang muhajirin tersebut.
وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami)
Yakni tidak mengerti bahwa rezeki berada di tangan Allah, sehingga mereka mengira Allah tidak akan melapangkan rezeki orang-orang beriman.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
{ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ } "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)" Mereka mengira kalau bukan karena harta mereka, umat Islam tidak akan berkumpul untuk mendukung agama Allah! sungguh mengherankan bahwa orang-orang yang paling fanatik menyatakan meninggalkan agama atas klaim seperti itu, dan klaim ini hanya didukung oleh mereka yang tidak mengetahui fakta-faktanya: { وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ } "Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7. Mereka yaitu para pemimpin orang-orang munafik itu berkata kepada sahabat-sahabat anshar mereka di Madinah: “Kalian jangan menafkahkan (harta kalian) kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulallah SAW, yaitu orang-orang fakir Muhajirin sampai mereka memisahkan diri dari Rasulallah saat mereka sudah tidak sanggup lagi (mengikutinya)”. Di tangan Allah, kunci-kunci rejeki itu ada. Dialah Dzat yang Maha Memberi Rejeki bagi kaum Muhajirin itu. Akan tetapi karena ketidaktahuan mereka tentang Allah, orang-orang munafik itu tidak mengetahui bahwa gudang-gudang rejeki itu ada di tangan Allah
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka adalah orang-orang yang berkata,“Janganlah berinfak kepada orang-orang yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar} meninggalkannya {milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi orang-orang munafik itu tidak mengerti
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
7. Ini adalah di antara kerasnya permusuhan mereka terhadap Nabi dan kaum Muslimin, ketika mereka melihat persatuan para sahabat dan segeranya mereka melakukan apa pun yang membuat Rasulullah ridha. Mereka berkata dengan dugaan keliru, “Janganlah kamu memberikan infak kepada orang-orang (MUhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah),” karena mereka mengira, andai bukan karena harta orang-orang munafik dan dana yang mereka berikan, tentu mereka tidak bersatu padu dalam menolong Agama Allah. Inilah hal paling aneh dari orang-orang munafik. Mereka membuat dugaan seperti itu padahal mereka adalah orang yang paling getol dalam mencela Agama Islam dan menyakiti kaum Muslimin. Dugaan seperti ini hanya diucapkan oleh orang yang tidak mengerti hal sebenarnya. Karena itulah Allah berfirman seraya membantah pernyataan mereka, “Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi.” Allah memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendaki, menahan rizki dari siapa saja yang dikehendaki, memudahkan sebab-sebab rizki untuk siapa saja yang dikehendaki dan mempersulit sebab-sebab rizki untuk siapa saja yang dikehendaki. “Tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” Karena itulah mereka mengucapkan perkataan seperti itu yang pengertiannya adalah perbendaharaan rizki berada di tangan mereka dan di bawah kehendak mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 5-8
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang munafik, semoga laknat Allah menimpa mereka bahwa mereka itu: (apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu," mereka membuang muka mereka) yaitu mereka menghalang-halangi dan berpaling dari apa yang dikatakan kepada mereka dengan sombong dan menghina. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan kamu lihat mereka berpaling, sedangkan mereka menyombongkan diri) Kemudian Allah membalas mereka atas hal itu. Maka Allah SWT berfirman: (Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (6)) Sebagaimana yang disebutkan di dalam surah At-Taubah. Pembahasannya telah dijelaskan sebelumnya dan hadits-hadits yang diriwayatkan tentangnya.
Ibnu Abu Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar Al-’Adani yang berkata bahwa Sufyan berkata tentang firmanNya: (mereka membuang muka mereka) Ibnu Abu Umar berkata bahwa Sufyan memalingkan mukanya ke arah kanan seraya melirikkan pandangan matanya dengan pandangan yang sinis, lalu berkata bahwa seperti inilah sikap mereka.
Telah disebutkan beberapa ulama salaf, bahwa konteks ayat ini diturunkan tentang dengan Abdullah bin Ubay bin Salul, sebagaimana yang akan kami terangkan, jika Allah SWT menghendaki.
Qatadah dan As-Suddi berkata bahwa ayat ini diturunkan terkait Abdullah bin Ubay bin Salul. Demikian itu karena ada seorang pemuda dari kerabatnya melapor kepada Rasulullah SAW dan menceritakan kepada beliau tentang Ibnu Salul. Maka Rasulullah SAW memanggilnya, tetapi ternyata dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa dirinya tidak mengatakannya dan berlepas diri dari hal itu. Maka orang-orang Anshar mendatangi pemuda itu dan mencacinya. Lalu Allah menurunkan firmanNya mengenai peristiwa ini, sebagaimana yang kalian dengar. Kemudian dikatakan kepada musuh Allah, "Sebaiknya kamu datang menghadap kepada Rasulullah SAW" tetapi dia memalingkan mukanya, yaitu aku tidak melakukannya.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,"Ketika kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu peperangan, maka ada seorang lelaki dari kalangan Muhajirin mendorong seorang lelaki dari kalangan Anshar. Maka orang Anshar berkata,”Hai orang-orang Anshar!” Sedangkan orang Muhajirin berkata, “Hai orang-orang Muhajirin!”. Maka Rasulullah SAW bersabda: “Mengapa seruan jahiliah itu muncul lagi?Tinggalkanlah itu, karena sesungguhnya itu busuk"
Abdullah bin Ubay bin Salul berkata,"Sungguh mereka melakukan itu. Demi Allah, sesungguhnya jika kita kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya"
Jabir berkata bahwa orang-orang Anshar di Madinah lebih banyak daripada orang-orang Muhajirin di saat Rasulullah SAW baru tiba di Madinah, kemudian setelah itu kaum Muhajirin bertambah banyak. Maka Umar berkata,"Biarkanlah aku memenggal batang leher orang munafik ini" Tetapi Rasulullah SAW bersabda: “Biarkanlah dia” agar orang-orang tidak membicarakan bahwa nabi Muhammad membunuh temannya sendiri”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Munafiqun ayat 7: Allah menyebutkan musuh-musuh-Nya yang nampak dan sesuatu yang mereka sembunyikan dari dosanya, dan ini sebelum peperangan Tabuk, Allah mengabarkan bahwa mereka orang-orang munafik berkata kepada orang-orang anshar : Janganlah kalian infakkan hartamu kepada sahabat Muhammad ﷺ dari muhajirin sampai mereka ditimpa kelaparan dan meninggalkan Nabi mereka (di Madinah). Mereka berkata dan menyangka bahwa tanpa infaq kepada mereka muhajirin yang hijrah karena Allah dan untuk menolong Rasul, yang mereka meninggalkan negeri-negeri mereka dan harta mereka, akan menjadikan mereka terpecah belah kemudian meninggalkan Nabi ﷺ, sungguh mereka berdusta, Allah akan mengadzab mereka karena dugaan mereka yang buruk. Allah mengabarkan bahwa perbendaharaan apa yang ada di langit dan di bumi, atau sesungguhnya rezeki wahai orang-orang munafik ada di tangan Allah saja, tidak di tangan-tangan kalian, akan tetapi kalian adalah kaum yang bodoh, yang bahwasanya apa yang ada di sisi Allah adalah rezeki yang sempurna dan besar.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhiy ia berkata: Aku mendengar Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu (berkata), “Ketika Abdullah bin Ubay berkata, “Janganlah kamu berinfak kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,” ia juga berkata, “Sungguh, jika kita telah kembali ke Madinah…dst.” Maka aku beritahukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu orang-orang Anshar mencelaku, dan Abdullah bersumpah bahwa dia tidak berkata demikian, maka aku pulang ke rumah dan tidur, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilku dan berkata, “Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu.” Dan turunlah ayat, “Mereka yang berkata (kepada orang-orang Anshar), "Janganlah kamu bersedekah…dst.”
Ini termasuk kerasnya permusuhan mereka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum muslimin ketika mereka melihat kaum muslimin bersatu. Mereka menganggap bahwa tanpa harta dan nafkah mereka (kaum munafik) tentu mereka (kaum muslimin) tidak akan berkumpul membela agama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sungguh hal ini merupakan sesuatu yang paling aneh, yaitu karena kaum munafik yang sangat senang agama Islam terlantar dan kaum muslimin tersakiti menyangka demikian, dimana sangkaan ini hanyalah laris di kalangan orang-orang yang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itulah dalam lanjutan ayat Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah mereka dengan firman-Nya, “Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi.” Yakni Dia yang memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menghalangi dari siapa yang Dia kehendaki, memudahkan sebab bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyusahkan kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dia akan memberi rezeki kepada kaum muhajirin dan selain mereka.
Sehingga mengatakan demikian yang isinya memberi kesan bahwa perbendaharaan rezeki ada di tangan mereka dan di bawah kehendak mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Munafiqun Ayat 7
Mereka itulah, yakni orang-orang munafik di madinah yang berkata dengan pentuh hasutan kepada orang-orang ansar, 'janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang yang ada di sisi rasulullah yaitu kaum muhajirin sampai mereka bubar, meninggalkan rasulullah agar umat islam pecah dan lemah. ' padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi yang menjamin rezeki setiap orang, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami bahwa rezeki, hidup, dan mati setiap makhluk berada di tangan Allah. 8. Mereka berkata kepada sesama orang munafik, 'sungguh, jika kita kembali ke madinah seusai perang bani mustalik, yaitu perang yang diiikuti orang-orang munafik bersama kaum muslim, pastilah orang yang kuat, yaitu orang-orang munafik akan mengusir orang-orang yang lemah, yakni kaum muslim dari sana, madinah. ' padahal kekuatan itu hakikatnya hanyalah milik Allah, rasul-Nya, dan milik orang-orang mukmin, selama mereka bersatu dan memiliki mental kejuangan, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui bahwa yang lemah itu mereka dan yang kuat itu rasulullah bersama para sahabat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penjabaran dari kalangan ulama berkaitan makna dan arti surat Al-Munafiqun ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.