Surat Al-Hadid Ayat 16

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

۞ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ

Arab-Latin: A lam ya`ni lillażīna āmanū an takhsya'a qulụbuhum liżikrillāhi wa mā nazala minal-ḥaqqi wa lā yakụnụ kallażīna ụtul-kitāba ming qablu fa ṭāla 'alaihimul-amadu fa qasat qulụbuhum, wa kaṡīrum min-hum fāsiqụn

Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

« Al-Hadid 15Al-Hadid 17 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Berkaitan Surat Al-Hadid Ayat 16

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hadid Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penafsiran dari banyak mufassirun terkait makna surat Al-Hadid ayat 16, di antaranya seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

16. Apakah belum saatnya bagi orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya dan mengikuti petunjuknya untuk melunakkan hati mereka manakala berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah dan mendengar Al-Quran? Janganlah mereka seperti orang-orang yang diberi kitab sebelum mereka (yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani) dalam kerasnya hati, yaitu orang-orang yang masa berlalu panjang bagi mereka lalu mereka merubah Firman Allah, hingga hati mereka mengeras dan kebanyakan dari mereka keluar dari ketaatan kepada Allah.
Ayat ini mendorong kelembutan hati dan kekhusyu’an kepada Allah saat mendengar kitab (al-Quran) dan as-Sunnah yang dibacakan, serta berhati-hati dari sikap menyerupakan diri dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam kekerasan hati mereka dan kebengalan mereka dari ketaatan kepada Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

16. Bukankah telah datang waktunya hati orang-orang beriman menjadi lembut ketika berzikir kepada Allah Yang Maha Agung dan mendengar ayat-ayat al-Qur’an, dan tidak seperti hati orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah jauh masa antara mereka dengan para nabi mereka, sehingga mereka mengubah firman Allah dan banyak dari mereka yang menyelisihi perintah Allah?


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

16. Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya untuk lembut dan tenang hati mereka karena mengingat Allah -Subḥānahu- dan karena janji serta ancaman yang diturunkan di dalam Al-Qur`ān. Janganlah mereka menjadi seperti orang-orang Yahudi yang diberi kitab Taurat dan orang-orang Nasrani yang diberi kitab Injil dalam hal kekerasan hati, lalu berlalu waktu yang panjang antara mereka dengan diutusnya para Rasul kepada mereka, sehingga hati mereka menjadi keras karenanya, dan banyak dari mereka yang keluar dari ketaatan kepada Allah menuju kemaksiatan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

16. أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ (Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka)
Yakni bukankah telah datang waktu hati mereka untuk tunduk?
Al-Hasan mengatakan: Allah menganggap mereka terlalu lama, padahal mereka adalah makhluk yang paling Dia cintai.

لِذِكْرِ اللهِ(mengingat Allah)
Yakni seharusnya dengan mengingat Allah menjadikan hati mereka tunduk dan lembut; bukan seperti orang yang tidak berubah hatinya setelah berzikir.

وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ(dan kepada kebenaran yang telah turun)
Yakni al-Qur’an.

وَلَا يَكُونُوا۟ كَالَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ مِن قَبْلُ(dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya)
Yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi kitab Taurat dan Injil sebelum turunnya al-Qur’an.

فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ(kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka)
Yakni berlalu masa yang panjang setelah kepergian Nabi mereka.

فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ( lalu hati mereka menjadi keras)
Akibat hal tersebut, sehingga mereka tidak mendapat manfaat dari firman Allah yang mereka baca, dan Allah melarang umat nabi Muhammad menjadi seperti mereka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1). Ibnu Mas'ud berkata: Hanya ada empat tahun antara kami masuk Islam dan Allah memperingatkan kami dengan ayat ini.

Lalu berapa tahun yang kita miliki dalam Islam, dan mungkin dalam keistiqamahan?!

2). Hadirkan hatimu.. karena Al-Qur'an adalah yang pertama kali diturunkan ke dalam hati, maka jika hati diam mendengarkan dan terbuka untuk menerima firman Allah; Anggota badan lainnya mendengarkan dengan baik, dan jika dia berpaling. Mereka bagaikan kawanan ternak yang tidak mempunyai gembala, dan ini menjelaskan kepada anda bahwa Allah memperingatkan orang-orang mukmin karena tidak adanya kekhusyukan di hati mereka ketika mendengar Al-Qur’an: { أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ } "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

16. Apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya untuk hatinya takut saat mengingat tentang hisab, nasehat dan tuntunan, dan apa yang diturunkan dalam Al-Qur’an? Mereka tidak seperti ahli kitab (orang-orang Yahudi dan Nasrani) sebelumnya. Jarak waktu antara mereka dengan para nabi mereka sangat panjang sehingga hati mereka kaku dan tidak lembut saat mengingat Allah. Kebanyakan dari mereka tidak menaati Allah SWT dan melewati batas-batas agamaNya. Ayat ini diturunkan untuk para sahabat yang bersenda gurau dan tertawa.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apakah belum tiba} belum tiba {bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk} tunduk dan tenang {mengingat Allah dan apa yang turun berupa kebenaran. Janganlah mereka seperti orang-orang yang telah diberi kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang} masa {sehingga hati mereka menjadi keras. Banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

16. Pada saat Allah menjelaskan kondisi orang-orang Mukmin dan Munafik di akhirat, baik lelaki maupun perempuan, hal itu menyerukan hati agar khusyu’ terhadap Rabbnya serta merasa rendah karena keagunganNya. Allah mencela seraya mendidik orang Mukmin karena tidak mengkhusyukan dan merendahkan hati di hadapan keagunganNya seraya berfirman, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka terhadap dzikrullah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),” maksudnya, apakah belum tiba waktunya bagi hati untuk melunak dan merasa khusyu’ terhadap dzikrullah, yaitu al-Quran, serta taat terhadap perintah-perintah dan laranganNya dan kebenaran byang diturunkan pada Muhammad.
Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mengkhusyukan hati kepada Allah secara sungguh-sungguh, mengkhusuyukan hati terhadap al-Quran dan as-Sunnah serta mengingat petuah-petuah ilahiyah serta hukum-hukum syariat di setiap waktu serta mengintrospeksi diri untuk hal itu, “Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlallulah masa yang panjang atas mereka,” maksudnya, jangan menjadi seperti orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya yang mengharuskan mereka untuk khusyu dan taat secara total, namun mereka tidak bisa menunaikannya dengan lama bahkan masa pun berlalu, kelalaian mereka berlanjut hingga keimanan dan keyakinan mereka lenyap, “lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” Hati setiap saat memerlukan peringatan al-Quran yang diturunkan Allah dan berbicara dengan hikmah, tidak sepatutnya lalai dari hal itu, karena lalai dari al-Quran dan berdzikir merupakan sebab kerasnya hati dan membekunya air mata.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-17
Allah SWT berfirman bahwa bukankah telah datang waktunya bagi orang-orang mukmin untuk hati mereka tunduk mengingat Allah? lunak di saat mengingat Allah, mendengar nasihat dan mendengar bacaan Al-Qur'an, lalu hati mereka memahaminya, tunduk patuh dan mendengarkannya. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, dia berkata, bahwa tidak ada tenggang waktu antara keislaman kami dan teguran Allah dengan firmanNya: (Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah) selain dari empat tahun
Firman Allah SWT: (dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras) Allah SWT melarang orang-orang mukmin menyerupai orang-orang yang telah diberikan kepada mereka Al-Kitab sebelumnya, dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah berlalu cukup panjang atas mereka, mereka mengganti kitab Allah yang ada pada mereka dan menukarnya dengan harga yang murah, dan meninggalkannya. Mereka menggantinya dengan pendapat yang berbeda-beda dan ucapan yang dibuat-buat. Mereka mengikuti pendapat orang banyak dalam agama Allah, dan mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Maka pada saat itulah hati mereka menjadi keras dan tidak mau menerima pelajaran serta tidak mau lunak dengan janji dan tidak pula ancaman.
(kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik) yaitu dalam perbuatan mereka, hati mereka telah rusak, dan amal mereka bathil. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya) (Surah Al-Maidah: 13) yaitu hati mereka rusak dan keras membatu, dan sudah menjadi watak mereka suka mengubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya, dan meninggalkan amal-amal yang mereka diperintahkan untuk mengerjakannya, dan mereka lebih senang melakukan hal-hal yang mereka dilarang melakukannya. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin menyerupai apa pun dari urusan mereka, baik yang pokok maupun yang cabang.
Firman Allah SWT: (Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya (17)) Di dalamnya terdapat makna bahwa Allah SWT bisa melunakkan hati yang keras dan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang bingung dari kesesatannya, dan dapat melenyapkan semua kesulitannya. Sebagaimana Dia dapat menghidupkan bumi setelah matinya yang kering dan tandus, dengan hujan yang deras. Maka demikian juga Dia memberi petunjuk kepada hati-hati yang keras melalui bukti-bukti dan dalil-dalil Al-Qur'an; serta memasukkan ke dalamnya cahaya, padahal sebelumnya tertutup rapat tidak dapat ditembus. Maha suci Tuhan yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki setelah tersesat, dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, padahal sebelumnya telah beriman. Dzat yang Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki, Dia Maha Bijaksana dan Maha Adil dalam semua perbuatanNya, lagi Maha Lembut, Maha Mengetahui, Maha Besar, dan Maha Tinggi


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Hadid ayat 16: Allah menujukan perkataan-Nya kepada hamba-Nya yang beriman yang tunduk terus menerus di atas ketaatan, Allah berkata : Belumkah datang waktu bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasulullah ﷺ dan mereka yang mengikuti hidaya yang lembut hati mereka dengan mengingat Allah dan mendengarkan ayat-ayat-Nya, mereka tidak sebagaimana kondisi orang-orang yahudi dan nashrani yang telah panjang masa bagi mereka kemudian mereka ganti firman-firman Allah dan hati mereka menjadi keras; Kebanyakan dari mereka keluar dari ketaatan kepada Allah, akan tetapi Allah mengecualikan di antara mereka yang terbaik yang mereka menjaga kemulian dirinya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Menurut penyusun tafsir Al Jalaalain, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan para sahabat yang terlalu banyak bercanda.

Ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan kaum mukmin laki-laki dan perempuan serta keadaan kaum munafik laki-laki dan perempuan di akhirat, dimana hal tersebut mendorong hati untuk khusyu’ kepada Tuhannya dan tunduk kepada kebesaran-Nya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mencela kaum mukmin karena tidak seperti itu.

Maksudnya, belumkah datang waktu bagi orang-orang yang beriman untuk lunak dan khusyu’ hati berdzikr mengingat Allah, yaitu dalam membaca Al Qur’an, tunduk kepada perintahnya dan menjauhi larangannya, serta kepada kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk berusaha menjadikan hati khusyu’ kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan kepada yang diturunkan-Nya berupa Al Qur’an dan As Sunnah, dan agar kaum mukmin dapat mengingat nasihat-nasihat ilahi dan hukum-hukum syar’i di setiap waktu serta menghisab diri mereka dengannya.

Yakni janganlah mereka seperti orang-orang sebelum mereka dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang telah Allah turunkan kepada mereka kitab yang mengharuskan mereka khusyu’ hatinya dan tunduk sikapnya, namun mereka malah tidak istiqamah di atasnya, bahkan masa yang panjang berlalu kepada mereka namun membuat mereka tetap lalai sehingga iman mereka sedikit demi sedikit terkikis.

Tidak lunak ketika berdzikr kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Dengan demikian, hati terus-menerus butuh mengingat apa yang Allah turunkan dan tidak lalai terhadapnya, karena jika tidak demikian maka dapat menyebabkan hati menjadi keras.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hadid Ayat 16

Usai menjelaskan balasan bagi orang munafik dan kafir, pada ayat ini Allah memberi teguran kepada orang mukmin yang lalai pada ibadahnya. Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang tidak meragukan janji Allah, untuk secara khusyuk mengingat Allah dengan berzikir dan beribadah, dan mematuhi kebenaran Al-Qur'an yang telah diwahyukan kepada mereka' dan janganlah mereka berperilaku seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, di mana sebagia dari mereka mengingkari hukumnya dan sebagian yang lain menyembunyikan atau mengubah isinya, kemudian mereka melalui masa yang panjang tanpa adanya rasul yang mengingatkan mereka se-hingga pada akhirnya hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik karena tidak ada yang mengingatkan kekeliruannya. 17. Wahai orang yang beriman, ketahuilah bahwa Allah berkuasa menghidupkan bumi setelah mati dan kering-Nya dengan menurunkan hujan sehingga bumi menjadi subur dan menjadi media tumbuh tanaman. Sungguh, telah kami jelaskan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami, baik yang ada di alam semesta atau pada dirimu sendiri, agar kamu mengerti.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian pelbagai penjabaran dari banyak mufassir berkaitan isi dan arti surat Al-Hadid ayat 16 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Terbanyak Dikaji

Telaah banyak konten yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Insyirah 6, Ali ‘Imran 110, Al-Jumu’ah 10, Al-Baqarah 168, An-Nur 26, Al-Ahzab 56. Termasuk An-Nisa 146, Al-Anfal, Al-Baqarah 152, Thaha, An-Nisa 29, Al-Jatsiyah.

  1. Al-Insyirah 6
  2. Ali ‘Imran 110
  3. Al-Jumu’ah 10
  4. Al-Baqarah 168
  5. An-Nur 26
  6. Al-Ahzab 56
  7. An-Nisa 146
  8. Al-Anfal
  9. Al-Baqarah 152
  10. Thaha
  11. An-Nisa 29
  12. Al-Jatsiyah

Pencarian: surat al baqarah ayat terakhir dan artinya, surat al imron ayat 1, ula artinya, tasnim artinya, yasin arab saja lengkap

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: