Surat Al-Baqarah Ayat 214

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

Arab-Latin: Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya`tikum maṡalullażīna khalau ming qablikum, massat-humul-ba`sā`u waḍ-ḍarrā`u wa zulzilụ ḥattā yaqụlar-rasụlu wallażīna āmanụ ma'ahụ matā naṣrullāh, alā inna naṣrallāhi qarīb

Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

« Al-Baqarah 213Al-Baqarah 215 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Tentang Surat Al-Baqarah Ayat 214

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 214 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah penting dari ayat ini. Didapati berbagai penafsiran dari kalangan ulama berkaitan isi surat Al-Baqarah ayat 214, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah kalian mengira (wahai kaum Mukminin) akan memasuki surga, sedang belum datang kepada kalian cobaan yang serupa dengan ujian yang telah menimpa kaum Mukminin yang telah berlalu sebelum kalian seperti cobaan kemiskinan, menderita berbagai penyakit, dilanda rasa takut dan cekaman kegelisahan, dan digoncang dengan berbagai macam rasa takut, hingga Rasul mereka dan kaum mukminin yang bersamanya mengatakan, lantaran menginginkan pertolongan yang segera dari Allah," Kapan Pertolongan Allah ( tiba )? " Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan kaum Mukminin.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

214. Hai orang-orang beriman, apakah kalian mengira akan dapat masuk surga hanya dengan keimanan semata, sedangkan keimanan kalian belum diuji dengan musibah seperti yang menimpa orang-orang beriman sebelum kalian; mereka telah tertimpa kemiskinan, penyakit, ketakutan, dan berbagai musibah lainnya. Rasulullah dan orang-orang beriman merasa bahwa pertolongan Allah lama kedatangannya dengan mengatakan: “Kapan akan datang pertolongan Allah yang telah dijanjikan kepada kita?” Bergembiralah dengan kedatangan pertolongan-Nya, karena sekarang telah datang waktunya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

214. Apakah kalian -wahai orang-orang mukmin- menyangka akan masuk surga sedangkan kalian belum menerima ujian seperti yang diterima oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka dahulu ditimpa kemiskinan dan penyakit yang berat, serta diguncang oleh beragam ketakutan. Bahkan ujian yang mereka terima memaksa mereka untuk meminta segera diberikan pertolongan dari Allah. Sehingga Rasul dan orang-orang mukmin yang menyertainya berkata, “Kapan pertolongan Allah akan datang?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

214. أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ (Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? )


مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ (Mereka ditimpa oleh malapetaka)
Yakni kemiskinan dan kefakiran.

وَالضَّرَّآءُ (dan kesengsaraan)
Yakni wabah penyakit dan luka-luka di jalan Allah.

وَزُلْزِلُوا۟ (serta digoncangkan)
Yakni ditakut-takuti dan diganggu dengan gangguan yang sangat.

حَتَّىٰ يَقُولَ (sehingga berkatalah Rasul)
Yakni keadaan ini terus berlangsung sampai pada titik dimana Rasul dan orang-orang yang bersamanya mengatakan perkataan ini.

مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ ( “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” )
Mereka mengatakan perkataan ini sebagai bentuk permohonan pertolongan dan merasakan lambatnya kedatangannya dan lamanya keterlambatannya. Maka Allah memberi mereka kabar gembira dengan firman-Nya: أَلَآ إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ (Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat)


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Jalan menuju surga tidak akan diraih kecuali dengan kesabaran, bacalah firman Allah : { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ } "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.".

2 ). Barangsiapa yang menginginkan ketenangan dan menolak gangguan dan tidak pula ingin menyalahi dirinya, serta tidak menghendaki berhadapan dengan rintangan, maka dia tidak akan menggapai jalan menuju surga. { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا }.

3 ). Sesungguhnya iman itu menetap di lubuk hati setiap orang, akan tetapi ia butuh getaran yang kuat yang membuatnya terangkat dan nampak, oleh karena itu terkadang musibah dan tekanan membuat iman itu nampak.

4 ). Tadabburilah ayat ini jika ummat tertimpa suatu musibah keras : { حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } ketika musibah tengah menghampiri mereka hingga musibah itu mencapai derajatnya yang paling keras, mereka pun berkata : { مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } yakni : mereka memohon kemenangan atas musuh-musuh mereka, dan mereka berdoa kepada Allah memohon penyelesaian masalah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

214. Ataukah kalian mengira bahwa kalian akan dimasukkan surga hanya karena keimanan kalian saja dan tidak ditimpa sesuatu layaknya orang-orang sebelum kalian seperti penderitan, cobaan, ketakutan, kefakiran, sakit, lapar, dan diri mereka harus menerima ketakutan dan teror, serta dan mereka terus ditimpa musibah sampai pada keadaan dimana nabi dan orang-orang mukmin berkata ketika ditimpa musibah “Kapankah pertolongan Allah yang dijanjikan untuk kita datang?” Dan pertolongan Allah itu sangat dekat dengan orang-orang mukmin. Ayat ini turun pada hari peperangan khandaq, ketika orang-orang mukmin ditimpa kesusahan, penderitaan, panas, dingin, kehidupan yang sukar, an berbagai macam kesulitan, sebagaimana firman Allah SWT: {Hunaalikabtalal mu’minuuna wazulziluu zilzaalan syadiidaa} Al-Ahzab 33/11


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Apakah kalian mengira} kalian mengira {bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian sesuatu seperti orang-orang terdahulu sebelum kalian} dan kalian belum ditimpa oleh hal serupa yang menimpa orang-orang terdahulu sebelum kalian {Mereka ditimpa kemelaratan} kefakiran dan kesusahan {penderitaan} penyakit {mereka diguncang} mereka diguncang dengan berbagai cobaan {sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

214. Allah mengabarkan bahwasanya dia sudah pasti akan menguji hamba hambaNya dengan kesenangan dan kesengsaraan, serta kesulitan sebagaimana yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya, karena itu adalah sunnahNya yang berjalan, yang tidak berganti dan tidak berubah. Yaitu bahwa barangsiapa yang menegakkan agama dan syariatNya, ia pasti akan diuji, apabila dia bersabar dalam perintah Allah dan tidak mempedulikan kesulitan yang menghadang di hadapannya, maka dia adalah orang yang benar dan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan jalan kepemimpinan. Dan barangsiapa yang menjadikan fitnah (ujian) manusia seperti siksa dari Allah, yakni bahwa dia terhalang oleh segala kesulitan dari tujuan yang ditempuhnya, dan dia dibelokkan oleh cobaan-cobaan dari maksud dan sasarannya, maka dia adalah pembohong dalam pengakuan keimanannya ketika keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan, dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustakannya.
Sesungguhnya telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah tentang mereka, “mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,” yakni, kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, “serta digoncangkan (dengan bermacam macam cobaan),” dengan berbagai macam ketakutan seperti ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka merasa bahwa kedatangan pertolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan kedatangannya. Akan tetapi karena situasi yang dahsyat dan kesulitan itu hingga berkatalah “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya Pertolongan Allah?’” Dan ketika datang pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa sulit kemudian menjadi lapang, Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
Demikianlah setiap orang yang menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya, niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan segala kesulitan itu menjadi ketenangan, lalu Allah mengusulkan semua itu dengan kemenangannya atas musuh-musuhnya serta mengobati penyakit yang ada dalam hatinya.
Ayat ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." QS. Al-imran ayat 142
"ALIF LAM MIM. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta"
QS. Al-ankabut ayat 1-3
Ketika ujian itu ada, maka seseorang menjadi mulia atau menjadi hina (karenanya).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Allah SWT berfirman: (Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga) sebelum kalian diberi cobaan dan ujian sebagaimana yang diuji kepada umat-umat sebelum kalian (sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan) yaitu penyakit, malapetaka dan penderitaan.
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Abu Al-Aliyah, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Murrah Al-Hamdani, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Ar-Rabi' bin Anas, As-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan mengartikan "Al-Ba’sa’" dalam ayat ini adalah kefakiran.
Ibnu Abbas mengatakan "Adh-Dharra’” adalah penyakit, dan “Zulzilu” yaitu mereka takut terdahap musuh dengan goncangan yang dahsyat, dan diuji dengan ujian yang besar, sebagaimana yang tercantum dalam hadits shahih tentang Khabbab bin Al-Arat bahwa dia pernah berkata kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami?" Rasulullah menjawab: "Sungguh sebelum kalian ada orang yang diringkus kemudian digalikan lubang baginya dan ia ditimbun disana dan sebuah gergaji besi diletakkan di tengah kepala mereka sehingga gergaji tersebut membelah kepala mereka, tetapi mereka tidak menyimpang dari agama mereka. Lalu mereka disisir dengan sisir besi di antara daging dan tulang mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka menyimpang dari agama mereka”, lalu beliau melanjutkan “Demi Allah, sungguh Allah akan menyempurnakan urusan ini sehingga seorang yang mengendarai untanya dari Sana'a ke Hadramaut tidaklah merasa takut kecuali hanya kepada Allah dan serigala terhadap kambingnya, tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.
Allah SWT berfirman, (Alif laam miim (1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (2) Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (3)) (Surah Al-Ankabut) Terkait hal ini terjadi peristiwa yang agung bagi para sahabat Nabi, yaitu perang Ahzab, sebagaimana Allah SWT berfirman ((Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka (10) Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat (11) Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya"(12)) (Surah Al-Ahzab)
Ketika Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan, “Apakah kalian telah membunuhnya?”. Dia menjawab,”Iya”. Heraklius bertanya,”Bagaimana peperangan itu terjadi di antara kalian?”. Dia menjawab,”Pertempuran antara kami terjadi dengan bantahan dan cemoohan di antara kami, di mana kami saling mempertikaikan dan merendahkan satu sama lain" Heraklius berkata, "Demikianlah para rasul diuji. Kemudian akhirnya akan datang kemenangan bagi mereka.”
Firman Allah (sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?) yaitu sebagaimana firman Allah SWT (Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Al Quran) perumpamaan umat-umat masa dahulu (8)) (Surah Az-Zukhruf) dan firmanNya (Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?) yaitu mereka meminta kemenangan atas musuh mereka dan berdoa agar didekatkan dengan jalan keluar ketika dalam kesempitan dan penderitaan. Allah SWT berfirman (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)) (Surah Asy-Syarh) sebagaimana ketika mengalami penderitaan agar memohon pertolongan diturunkan untuk menyelesaikan penderitaan itu. Oleh karena itu Allah berfirman (Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata:
{ أَمۡ حَسِبۡتُمۡ } Am Hasibtum : Apakah engkau mengira. Kata Am di sini diartikan Al-munqathi’ah, terputus, mata diartikan seperti arti bal (tetapi) dan hamzah, sehingga menjadi pertanyaan untuk pengingkaran. Mengingkari perkiraan mereka karena tidak pada tempatnya.
{ لَمَّا } Lammaa : Huruf lam merupakan lam nafiyah yang bermakna belum.
{ َّثَلُ } Matsalu : Sifat dan keadaan orang-orang sebelum kalian.
{ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ } Al-Ba’saa wadh Dharraa’ : al-Ba’saa berarti kesusahan, yaitu kesusahan memenuhi kebutuhan atau yang lainnya. Sedangkan adh-Dharraa’ adalah penyakit, luka, ataupun pembunuhan.
{ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ } Mata nashrullah : pertanyaan berisi harapan, disebabkan lambatnya pertolongan datang.

Makna ayat:
Allah Ta’ala mengingkari kaum mukminin dan mereka sedang dalam keadaan kesulitan dan kesusahan bahwa mereka akan masuk surga tanpa ujian dan cobaan, baik dalam diri, harta. Akan tetapi akan menimpa mereka apa yang telah menimpa orang-orang sebelum mereka dengan berbagai bentuk kesulitan dan penyakit, dan kegoncangan. Dimana hal itu adalah kegoncangan dan kekhawatiran dari berbagai hal yang menakutkan. Sampai-sampai Rasul dan orang-orang mukmin yang bersamanya mempertanyakan datangnya pertolongan yang dijanjikan kepada mereka. “Kapankah datang pertolongan Allah?”. Maka Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman Nya: “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

Pelajaran dari ayat:
• Ujian dengan berbagai beban dari syariat, seperti jihad dengan mengorbankan jiwa, harta, merupakan hal yang penting sebagai jalan masuk ke dalam surga.
• Anjuran untuk mengambil tealad dan contoh dari orang-orang shalih dalam beramal dan bersabar.
• Kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang manusiawi pada diri rasul, seperti kekhawatiran dan merasa lambat datangnya janji ilahi yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.
• Penjelasan mengenai ujian yang menimpa Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berupa kesulitan dan kesusahan, tatkala sedang berjihad dan diboikot oleh orang-orang musyrik.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 214: Ini adalah arahan kepada nabi ﷺ dan pengikutnya yang pemberani serta anjuran bagi mereka tetap kokoh dan sadar mendapatkan pertolongan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat ini menunjukkan bahwa termasuk sunnatullah yang tidak dapat dirubah adalah memberikan ujian dan cobaan kepada orang yang menegakkan agama dan syari'at-Nya . jika seseorang bersabar terhadap perintah Allah dan tidak peduli terhadap rintangan yang menghadang, maka dia adalah orang yang benar imannya dan akan memperoleh kebahagiaan secara sempurna. Sebaliknya, orang yang menjadikan gangguan manusia sebagai azab Allah, yakni rintangan tersebut malah menjadikannya berpaling dari perintah Allah dan agama-Nya, maka imannya dusta.

Yakni kemiskinan yang sangat berat.

Seperti penyakit.

Misalnya diancam untuk dibunuh, diasingkan, diambil hartanya, dibunuh kekasihnya dsb. Cobaan tersebut bahkan sampai pada tingkatan menyangka lambatnya pertolongan Allah padahal mereka yakin terhadap pertolongan-Nya. Akan tetapi karena keadaan yang sangat kritis itu yang membuat mereka sampai berkata seperti itu.

Ayat ini menunjukkan bahwa kelonggaran datang ketika terjadi kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan. Setiap kali penderitaan semakin menjadi, maka ketika ia bersabar ujian berubah menjadi nikmat, kelelahan berubah menjadi istirahat, dan diakhiri dengan kemenangan terhadap musuh sekaligus obat terhadap rasa sakit di hati.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 214

Ketika orang-orang mukmin di madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di mekah dan juga akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, kapankah datang pertolongan Allah' ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang menghadapi bermacam kesulitan dan menumbuhkan keyakinan bahwa tidak lama lagi akan datang pertolongan Allah yang membawa mereka menuju kemenangan. Diriwayatkan bahwa seorang pria lanjut usia dan kaya raya bernama amr bin al-jamuh al-anshari bertanya kepada rasulullah, harta apa yang sebaiknya aku nafkahkan dan kepada siapa aku berikan' Allah lalu menurunkan ayat ini untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka bertanya kepadamu, wahai nabi Muhammad, tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, seperti saudara kandung, paman, bibi, dan anak-anak mereka, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Mereka hendaknya diprioritaskan untuk menerima infak sebelum orang lain. Infak pada ayat ini adalah sedekah yang bersifat anjuran, bukan zakat yang diwajibkan dalam agama dan telah ditentukan siapa yang berhak menerimanya seperti dibahas pada surah at-taubah/9: 60. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui. Dalam ayat ini kata al-khair disebut dua kali; yang pertama berarti harta (al-ma'l) dan yang kedua berarti kebajikan dalam arti umum.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah kumpulan penjelasan dari beragam ulama mengenai kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 214 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita. Sokonglah perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Terbanyak Dikunjungi

Kaji banyak halaman yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Do’a Sholat Dhuha, Asmaul Husna, Al-Mulk, Al-Kautsar, Ayat Kursi, Yasin. Ada pula Al-Ikhlas, Al-Baqarah, Al-Waqi’ah, Ar-Rahman, Shad 54, Al-Kahfi.

  1. Do’a Sholat Dhuha
  2. Asmaul Husna
  3. Al-Mulk
  4. Al-Kautsar
  5. Ayat Kursi
  6. Yasin
  7. Al-Ikhlas
  8. Al-Baqarah
  9. Al-Waqi’ah
  10. Ar-Rahman
  11. Shad 54
  12. Al-Kahfi

Pencarian: surat al baqarah ayat 1-5, surat al-kautsar, at tariq, al baqarah 275, surat al mulk lengkap

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.