Surat Ar-Rum Ayat 29
بَلِ ٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ فَمَن يَهْدِى مَنْ أَضَلَّ ٱللَّهُ ۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ
Arab-Latin: Balittaba'allażīna ẓalamū ahwā`ahum bigairi 'ilm, fa may yahdī man aḍallallāh, wa mā lahum min nāṣirīn
Artinya: Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat Ar-Rum Ayat 29
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran berharga dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penjelasan dari beragam mufassirun terkait kandungan surat Ar-Rum ayat 29, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Akan tetapi orang-orang musyrik itu mengikuti hawa nafsu mereka dengan bertaklid kepada nenek moyang mereka tanpa ilmu, sehingga mereka dengan leluhur mereka sama-sama bodoh dan sesat. Tiada yang mampu memberi petunjuk kepada siapa yang disesatkan oleh Allah karena kegigihannya dalam kekafiran dan penentangan. Mereka juga tidak memiliki penolong-penolong yang akan membebaskan mereka dari azab Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
29. Mereka tidak memiliki alasan untuk menyekutukan Allah, namun yang mereka lakukan itu hanyalah karena mengikuti hawa nafsu tanpa landasan ilmu dan bukti. Maka tidak ada orang yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan Allah akibat kebebalannya dalam kekafiran, dan tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
29. Penyebab kesesatan mereka bukanlah karena kurangnya dalil-dalil atau tidak adanya keterangan atas dalil itu, akan tetapi karena mengikuti hawa nafsu dan taklid terhadap nenek moyang mereka. Adakah orang yang mendapatkan petunjuk dari kalangan orang-orang yang disesatkan oleh Allah? Tidak ada seorang pun yang mendapatkannya, dan mereka tidak mempunyai penolong-penolong yang menghindarkan mereka dari siksa Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
29. بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم (Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya)
Sehingga mereka tidak memahami ayat-ayat Allah.
بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ( tanpa ilmu pengetahuan)
Yakni mereka tidak mengetahui bahwa mereka dalam kesesatan.
فَمَن يَهْدِى مَنْ أَضَلَّ اللهُ ۖ (maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?)
Yakni tidak ada yang mampu memberinya hidayah jika Allah tidak mentakdirkannya mendapat hidayah.
وَمَا لَهُم مِّن نّٰصِرِينَ (Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun)
Yakni penolong yang mampu menghalangi mereka dari azab Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
29. Tetapi (Bal adalah huruf untuk berpindah dari satu kalam ke kalam lain) orang-orang zalim itu mengikuti hawa nafsu mereka dengan melakukan kesyirikan dan meniru leluhur mereka tanpa tahu bahwa mereka itu berada dalam kesesatan. Tidak ada satupun orang yang mampu memberi petunjuk bagi orang yang disesatkan oleh Allah karena terus melakukan kekufuran dan keras kepala. Tidak ada bagi mereka penolong yang membebaskan mereka dari kesesatan dan tidak pula dari (azab) Allah SWT.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Akan tetapi, orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsu mereka tanpa ilmu. Maka siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah Tidak ada seorang penolong pun bagi mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
29. apabila sudah diketahui dari perumpamaan di atas bahwa orang yang mengambil sekutu dari selain Allah yang ia sembah dan bertawakal kepadanya dalam segala urusannya, maka ia sama sekali tidak memiliki kebenaran. Apa gerangan yang telah membuat mereka lancang melakukan perkara yang batil (palsu) yang sangat jelas kepalsuannya, sudah tampak buktinya? Yang membuat mereka melakukan semua itu adalah sikap menurut hawa nafsu. Maka dari itu Allah berfirman ”tetapi orang-orang yang zhalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan,” mereka diseret oleh nafsu mereka yang lemah itu, yang dari kelemahannya tampak apa yang disukai oleh hawa nafsunya, suatu perkara yang diyakini secara pasti akan kesesatannya oleh akal, dan ditolak oleh fitrah tanpa dilandasi ilmu yang menunjukkan mereka padanya ataupun Burhan (argument) yang membimbing mereka kepadanya, “maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?” maksudnya, jangan heran akan ketiadaan hidayah mereka, karena sesungguhnya mereka disesatkan oleh Allah karena kezhaliman mereka; dan tidak ada jalan untuk memberi hidayah kepada orang yang disesatkan Allah, karena tidak ada seorang pun yang dapat melawan Allah atau merampas kerajaanNya. “dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun,” yang bisa menolong mereka saat keputusan azab diputuskan terhadapnya, dan terputuslah semua hubungan dan ikatan dari mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 28-29
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah tentang orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain bersamaNya dan menjadikan sekutu-sekutu bagiNya, padahal mereka mengakui bahwa sekutu-sekutu yang terdiri dari berhala dan tandingan-tandingan itu juga hamba-hambaNya dan milikNya, sebagaimana mereka berkata dalam talbiyah mereka,"Aku penuhi seruanMu, tidak ada sekutu bagiMu melainkan yang menjadi milikMu, sedangkan sekutu itu tidak memiliki" Jadi Allah SWT berfirman: (Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri) yaitu yang kalian saksikan dan pahami dari diri kalian sendiri (Apakah ada di antara hamba sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu) yaitu seseorang di antara kalian tidak rela jika mempunyai sekutu dari hamba sahayanya untuk harta miliknya. Dia dan sekutunya sama-sama mempunyai hak yang sama pada hal itu (kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri?) yaitu, kalian takut jika mereka berbagi harta dengan kalian.
Abu Mijlaz berkata bahwa sesungguhnya budakmu tidak takut jika berbagi denganmu dalam hartamu, dimana dia tidak memiliki hak atas harta itu. Begitu juga Allah SWT, tidak ada sekutu bagiNya. Maknanya adalah seseorang dari kalian pasti tidak mau dalam hal itu, maka bagaimana bisa kalian menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu dari kalangan makhlukNya? Ini sebagaimana firmanNya: (Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya) (Surah An-Nahl: 62) yaitu anak-anak perempuan, dimana mereka menjadikan malaikat-malaikat yang merupakan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu berjenis perempuan, lalu mereka menjadikannya sebagai puteri-puteri Allah. Padahal seseorang dari mereka jika diberi kabar gembira (dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah (58) Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?) (Surah An-Nahl: 58,59) Mereka benci terhadap anak perempuan, tetapi mereka menjadikan para malaikat sebagai puteri-puteriAllah. Mereka menghubungkan kepada Allah apa yang tidak mereka sukai untuk diri mereka sendiri. Ini merupakan kekafiran yang paling berat. Begitu juga dalam kedudukan ini, mereka menjadikan bagiNya sekutu-sekutu dari kalangan hamba-hamba dan makhluk-makhlukNya. Padahal seseorang dari mereka menolak dengan keras hal itu, yaitu jika budak miliknya bersekutu dengannya secara sama dalam hartanya. Seandainya dia mau, maka dia berbagi harta dengan budaknya. Maha Tinggi Allah dari semua itu dengan ketinggian Maha Besar.
Ketika Allah memberi peringatan dengan perumpamaan ini maka jelas kebersihan dan kesucian Allah SWT dengan penjelasan yang lebih utama dan lebih kuat. Allah SWT berfirman: (Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal) Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahwa orang-orang musyrik itu menyembah selainNya itu hanya karena kebodohan dan kurangnya akal mereka (Tetapi orang-orang yang zalim mengikuti) yaitu, orang-orang musyrik (hawa nafsunya) yaitu dalam peribadatan mereka kepada sekutu-sekutu itu (maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?) yaitu maka tidak ada seorangpun yang dapat memberi mereka petunjuk jika Allah menyesatkan mereka (Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun) yaitu tidak ada penyelamat, pelindung dan pemberi jalan keluar pun bagi mereka dari kekuasaanNya, karena sesungguhnya apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 29: Akan tetapi orang-orang yang dzalim kepada diri-diri mereka serta menerobos aturan-aturan dan mengikuti hawa nafsu mereka di atas kebodohan, meninggalkan ilmu dan terus berjalan di atas kesesatan mereka dan penyimpangan mereka begitu juga yang mereka tidak diberikan Allah hidayah apapun, bagi mereka tidak ada seorang pun yang menolong mereka jika keadaan mereka telah di adzab oleh Allah serta telah diturunkan adzab bagi mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dengan berbuat syirk.
Yakni jangan kamu heran karena mereka tidak mendapatkan hidayah, karena Allah Ta’ala telah menyesatkan mereka karena kezaliman mereka, dan tidak ada jalan untuk menunjuki orang yang disesatkan Allah, karena tidak ada yang dapat menentang Allah atau menentang-Nya dalam kerajaan-Nya.
Yang menolong mereka dari azab Allah.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 29
Tanda-tanda eksistensi, keesaan, dan kekuasaan Allah sudah begitu jelas, tetapi karena pada dasarnya ingin menolak hal tersebut maka orang-orang yang zalim itu hanya mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan yang benar dan logis. Ia secara sadar memilih jalan kesesatan, maka siapakah yang dapat memberi petunjuk menuju jalan kebenaran kepada orang yang telah disesatkan oleh Allah akibat pilihan sikapnya yang sesat itu' tentu tidak ada. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka di akhirat kelak. 30. Setelah memaparkan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah serta meminta rasul dan umatnya bersabar dalam berdakwah, melalui ayat berikut Allah meminta mereka agar selalu mengikuti agama islam, agama yang sesuai fitrah. Maka hadapkanlah wajahmu, yakni jiwa dan ragamu, dengan lurus kepada agama islam. Itulah fitrah Allah yang dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Manusia diciptakan oleh Allah dengan bekal fitrah berupa kecenderungan mengikuti agama yang lurus, agama tauhid. Inilah asal penciptaan manusia dan tidak boleh ada seorang pun yang melakukan perubahan pada ciptaan Allah tersebut. Itulah agama yang lurus, agama tauhid, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui dan menyadari bahwa mengikuti agama islam merupakan fitrahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penjelasan dari para ahli ilmu mengenai kandungan dan arti surat Ar-Rum ayat 29 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita semua. Support usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.