Surat Al-Baqarah Ayat 149
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۖ وَإِنَّهُۥ لَلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Wa min ḥaiṡu kharajta fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa innahụ lal-ḥaqqu mir rabbik, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ta'malụn
Artinya: Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
« Al-Baqarah 148 ✵ Al-Baqarah 150 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 149
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 149 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan penting dari ayat ini. Diketemukan variasi penjelasan dari para ulama terkait isi surat Al-Baqarah ayat 149, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan dari tempat manapun kamu keluar -wahai nabi- dalam keadaan musafir, dan kamu hendak mengerjakan shalat, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan sesungguhnya posisimu menghadap kepadanya benar-benar merupakan kebenaran yang sudah tetap dari Tuhanmu. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian perbuat dan Dia akan memberikan balasan kepada kalian atas semua itu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
149-150. Allah memerintahkan Rasulullah dan umatnya untuk memperhatikan arah kiblat mereka agar menghadap Ka’bah: “Dari manapun kamu bepergian maka tetaplah menghadap Ka’bah dalam shalatmu. Ini merupakan perintah yang ditetapkan Allah, dan Dia tidak lalai terhadap apa yang kalian kerjakan, kemudian Dia akan membalas kalian atas amalan itu.
Dan dimanapun kamu berada maka menghadaplah ke arah Ka’bah dalam shalatmu. Dan di negeri manapun kalian hai kaum muslimin maka menghadaplah ke arah Ka’bah, agar orang-orang yang menyelisihi kalian tidak mendebat kalian dalam urusan kiblat. Namun orang-orang yang menyukai permusuhan akan tetap mendebatmu, maka janganlah kalian takut terhadap mereka, namun takutlah kepada-Ku agar Aku sempurnakan karunia-Ku kepada kalian dan agar kalian mendapat petunjuk untuk senantiasa mengikuti kebenaran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
149. Dari manapun dan di manapun engkau -wahai Nabi - dan para pengikutmu, jika engkau hendak menunaikan salat maka menghadaplah ke arah Masjidil Haram, karena itu adalah kebenaran yang diwahyukan kepadamu dari Rabbmu. Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu perbuat. Dia senantiasa melihat perbuatanmu dan akan memberimu balasan yang setimpal.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
149. Wahai orang muslim, dimanapun kalian berada baik di darat ataupun laut, dan dimanapun arah kalian baik timur ataupun barat, tetap arahkanlah pandangan kalian ketika shalat kea rah Masjidil Haram. Arah ini adalah kebenaran pasti dari Allah yang tidak bisa diragukan dan Dia akan memberi penghargaan jika mengikutinya. Dan Allah itu tidak akan melupakan amal yang telah kalian perbuat, sehingga tidak ada satupun yang tersisa.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dari mana pun kamu keluar} dari tempat manapun kamu keluar {hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram. Sesungguhnya itu pasti kebenaran dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kalian kerjakan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
149. Maksudnya “Dan dari mana saja kamu keluar” dalam perjalananmu atau selainnya; dan ini bersifat umum, “maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram,” maksudnya, menghadaplah kepadanya kemudian Allah mengarahkan firman-nya kepada seluruh umat secara umum,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 149-150
Ini adalah ketiga kalinya Allah SWT memerintahkan untuk menghadap Ka'bah dari seluruh penjuru bumi.
Mereka berbeda pendapat mengenai hikmah pengulangan perintah ini sebanyak tiga kali. Dikatakan bahwa ini adalah penegasan karena ini adalah nasakh pertama dalam Islam, sesuai dengan penjelasan Ibnu Abbas dan yang lainnya.
Dikatakan juga bahwa ini adalah firman yang diturunkan sesuai dengan keadaan. Perintah pertama untuk mereka yang berada di dekat Ka'bah. Perintah kedua untuk mereka yang berada di Mekah tetapi tidak berada di dekatnya, dan perintah ketiga untuk mereka yang berada di daerah lain. Ini adalah pandangan Fakhruddin Ar-Razi.
Al-Qurtubi berkata: Perintah pertama adalah untuk mereka yang berada di Mekah, perintah kedua adalah untuk mereka yang berada di daerah lain, dan perintah ketiga adalah untuk mereka yang berada dalam perjalanan. Pendapat ini lebih kuat menurut Al-Qurtubi.
Dikatakan juga bahwa pengulangan ini hanya disebutkan untuk mengaitkannya dengan konteks sebelum atau sesudahnya. Misalnya, Allah berfirman, Pertama (Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi) hingga (Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan) [Surah Al-Baqarah: 144]. Dalam konteks ini, Allah memberikan jawaban atas permintaan Rasulullah SAW dan memerintahkannya untuk menghadap kiblat yang beliau inginkan dan sukai.
Dalam perintah kedua, (Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan (149)). Allah SWT menyebutkan bahwa ini adalah kebenaran dari Allah. Ini mengonfirmasi perintah pertama di mana Rasulullah SAW menghadap kiblat sesuai dengan kehendaknya. Allah menjelaskan bahwa inijuga merupakan kebenaran dari Allah yang dicintai dan diridhai olehNya. Adapun perintah ketiga, adalah hikmah untuk melawan argumen orang-orang Yahudi yang selalu berargumen bahwa Rasulullah SAW menghadap ke arah yang sama dengan kiblat mereka sebelumnya. Mereka tahu dari kitab-kitab mereka bahwa Rasulullah SAW akan menghadap kiblat yang sama dengan nabi Ibrahim, yaitu Ka'bah, Demikian pula, orang-orang musyrik Arab yang kehilangan argumen mereka ketika Rasulullah SAW mengubah kiblatnya dari kiblat orang Yahudi yang mereka sukai, ke arah kiblat nabi Ibrahim yang lebih mulia. Mereka sangat menghormati Ka'bah dan sangat kaget ketika Rasulullah SAW menghadapkan kiblatnya kepada Ka'bah.
Firman Allah, (agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu)), yaitu Ahli Kitab, karena mereka tahu bahwa tindakan ini merupakan sifat umat ini, yaitu menghadap ke Ka'bah. Jadi, ketika mereka kehilangan sifat ini, mereka tidak bisa lagi menggunakan argumen ini terhadap kaum muslimin, atau bahkan mungkin mereka tidak bisa mengklaim bahwa orang-orang muslim setuju dengan mereka dalam hal menghadap kiblat yang sama dengan yang mereka kehendaki sebelumnya.
Abu Al-'Aliyah berkata: (agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu)). yang dimaksud adalah Ahli Kitab ketika mereka mengatakan: Muhammad berpindah arah ke Ka'bah, dan mereka berkata: Lelaki ini merindukan rumah ayahnya dan agama kaumnya. dan Hujjah mereka atas Nabi SAW ketika dia berpaling ke Baitullah yaitu mereka mengatakan: "Dia akan kembali ke agama kami sebagaimana dia kembali ke arah kiblat kami"
Ibnu Abu Hatim berkata, dan diriwayatkan dari Mujahid, 'Atha', Adh-Dhahhak, Ar-Rabi' bin Anas, Qatadah, dan As-Suddi yang semua pendapatnya sejalan dengan ini. Mereka berkata tentang firmanNya: (kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka) - yaitu orang-orang musyrik dari suku Quraisy.
Beberapa dari mereka hujjah yang sesat yaitu sebuah bantahan, bahwa mereka berkata: "Lelaki ini mengklaim bahwa dia berada di atas agama Ibrahim, jadi jika tujuannya adalah mengarah ke Baitul Maqdis berdasarkan agama Ibrahim, mengapa dia berbalik darinya?"
Jawabannya: Allah SWT memilihkan untuknya kiblat ke arah Baitul Maqdis terlebih dahulu, karena hikmah yang dimiliki olehNya dalam hal itu, lalu dia taat kepada Tuhannya dalam hal itu. Kemudian Allah mengubah arahnya menuju kiblat nabi Ibrahim yaitu Ka'bah, dan dia juga mentaati perintah Allah dalam hal itu. Rasulullah SAW adalah orang yang patuh kepada Allah dalam segala keadaan, tidak keluar sedikitpun dari perintah Allah, dan umatnya mengikutinya.
Adapun firman Allah: (Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku) yaitu: Jangan takut pada orang-orang keras kepala yang berada dalam kegelapan. Takutlah kepadaKu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang layak untuk ditakuti. Dan firmanNya: (agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu) itu athaf kepada firmanNya (agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu)) agar Aku sempurnakan nikmatKu kepada kalian sesuai yang telah Aku tetapkan untuk kalian, yaitu menghadap Ka'bah Supaya Aku sempurnakan syariat bagi kalian dalam segala hal. (dan agar kamu mendapat petunjuk) yaitu: Menuju sesuatu yang dianggap sesat oleh umat-umat sebelumnya, Kami telah memberikan petunjuk kepada kalian dan mengistimewakan kalian dengan hal itu. Oleh karena itu, umat ini adalah umat yang paling mulia dan terbaik"
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna ayat :
Lantas Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya agar memalingkan wajahnya menghadap Masjidil Haram dimanapun berada baik ketika muqim (menetap) atau sedang bepergian, dan Allah memberitahukan bahwa perubahan kiblat itu adalah benar berasal dari Rabbnya maka jangan sampai merasa bimbang dan ragu.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 149: Allah mengarahkan firman-Nya kepada nabi-Nya agar menyampaikan kepada umatnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni keluar bersafar atau keperluan lainnya, kemudian hendak mendirikan shalat.
Pada ayat di atas menggunakan dua penguat, huruf "inna" dan "lam" (sesungguhnya dan benar-benar) agar tidak perlu lagi ragu dan agar tidak timbul perkiraan bahwa perintah menghadap ke Ka'bah itu hanyalah karena lebih enak, bahkan ia merupakan perintah yang sesungguhnya.
Yakni bagaimana pun keadaan kita, Dia senantiasa memperhatikan dan melihatnya. Hal ini menghendaki agar kita tetap menjaga perintahnya dan menjauhi larangan-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 149
Allah mengulangi lagi perintah untuk menghadap masjidilharam. Dan dari mana pun engkau keluar, wahai nabi Muhammad, hadapkanlah wajahmu ke arah masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Pengulangan ini penting karena peralihan kiblat merupkan peristiwa nasakh (penghapusan hukum) yang pertama kali terjadi dalam islam. Dengan diulang maka hal ini akan tertanam dalam hati kaum mukmin sehingga mereka tidak terpengaruh oleh hasutan orang yahudi yang tidak rela kiblat mereka ditinggaldan dari mana pun engkau keluar, wahai nabi Muhammad, maka hadapkanlah wajahmu ke arah masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, wahai umat islam, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Demikianlah, Allah mengalihkan kiblat agar tidak ada alasan bagi manusia untuk menentangmu; agar orang yahudi tidak bisa lagi berkata, mengapa Muhammad menghadap baitulmakdis, padahal disebutkan dalam kitab-kitab kami bahwa dia menghadap kakbah' dan agar orang musyrik tidak bisa lagi berkata, mengapa Muhammad menghadap ke baitulmakdis dan meninggalkan kakbah yang dibangun oleh kakeknya sendiri' dengan pengalihan ini maka ucapan-ucapan itu terjawab, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Mereka akan terus mendebat nabi dan berkata, Muhammad menghadap kakbah karena mencintai agama kaumnya dan tanah airnya. Terkait sikap orang-orang tersebut, Allah berkata kepada nabi dan para sahabatnya, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-ku, agar aku sempurnakan nikmat-ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk. Pengalihan kiblat ke kakbah adalah kenikmatan yang besar karena umat islam mempunyai kiblat sendiri sampai akhir zaman, dan dengan demikian mereka mendapatkan hidayah dari Allah dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penafsiran dari banyak ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 149 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.