Surat Al-Isra Ayat 83

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَـُٔوسًا

Arab-Latin: Wa iżā an'amnā 'alal-insāni a'raḍa wa na`ā bijānibih, wa iżā massahusy-syarru kāna ya`ụsā

Artinya: Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.

« Al-Isra 82Al-Isra 84 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Isra Ayat 83

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Isra Ayat 83 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran mendalam dari ayat ini. Ditemukan bermacam penjabaran dari beragam mufassir terhadap isi surat Al-Isra ayat 83, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan apabila kami mencurahkan kenikmatan kepada manusia sebagaimana adanya, berupa harta benda dan keafiatan, dia akan berpaling dan menjauh dari ketaatan kepada tuhannya. Dan apabila dia ditimpa kesulitan hidup seperti kemiskinan atau penyakit, maka dia menjadi manusia yang putus asa, sebab sesungguhnya dia tidak percaya terhadap karunia Allah , kecuali orang-orang yang dijaga Allah dalam kedua keadaan itu; kemudahan dan kesulitan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

83-84. Allah menyampaikan ketidaksempurnaan manusia kecuali jika dia berpegang teguh kepada petunjuk Allah. Jika Allah memberinya nikmat kesehatan dan kebahagiaan, dia enggan bersyukur kepada Allah dan berpaling dari ibadah dengan menyibukkan diri dengan syahwat dunia. Namun jika dia tertimpa musibah, maka dia akan menjadi orang yang berputus asa.

Kemudian Allah memerintahkan Rasulullah untuk memberi peringatan orang-orang kafir dan memberi kabar gembira bagi orang-orang beriman: “Setiap kami dan kalian berbuat dan berjalan di atas jalan yang dia yakini, dan Tuhan kalian Maha Mengetahui siapa yang paling benar jalannya.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

83. Dan apabila Kami berikan nikmat kesenangan pada manusia, seperti nikmat kesehatan, dan kekayaan, ia berpaling untuk tidak mensyukuri dan mentaati Allah, dan bahkan menjauhi-Nya dengan sikap sombong, namun apabila ditimpa penyakit kemiskinan, atau semisalnya, maka ia akan sangat putus asa dari rahmat Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

83. وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسٰنِ (Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia)
Dengan kenikmatan-kenikmatan yang melazimkan rasa syukur seperti kesehatan dan kekayaan.

أَعْرَضَ(niscaya berpalinglah dia)
Yakni berpaling dari mensyukuri dan mengingat Allah.

وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ ۖ( dan membelakang dengan sikap yang sombong)
Yakni mengabaikan perasaannya dan memalingkan punggungnya, sehingga yang muncul dari dirinya hanyalah kesombongan dan kejauhan dirinya dari rasa syukur atas kenikmatan tersebut.

وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ(dan apabila dia ditimpa kesusahan)
Berupa penyakit atau kemiskinan.

كَانَ يَـُٔوسًا(niscaya dia berputus asa)
Yakni sangat berputus asa dari rahmat Allah.
Orang seperti ini apabila mendapatkan apa yang mereka inginkan maka akan melupakan Sang Pencipta, dan apabila tidak mendapatkan keinginannya maka akan dipenuhi kesedihan dan dikuasai keputus-asaan. Dan dua sifat ini sangat buruk.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

83. Dan ketika Kami berikan nikmat kesehatan dan kebahagiaan kepada manusia, dia tidak mau bersyukur atas nikmat Tuhannya. Dan apabila penyakit dan kefakiran menimpanya, dia putus asa dari rahmat Tuhannya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apabila Kami memberi kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri} tidak mau bersyukur dan taat kepada Allah karena sombong {dan apabila dia ditimpa kesusahan} penderitaan dan kerugian {niscaya dia berputus asa} sangat berputus asa dari rahmat Allah


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

83. Begitulah tabiat manusia dari sudut pandang dzatnya, kecuali orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah. Manusia itu saat meraih kenikmatan dari Allah, maka dia bersuka cita dengannya, menyombongkan diri dengannya, berpaling dan menjauhi Rabbnya, tidak bersyukur kepadaNya dan tidak mau mengingatNya, “dan apabila dia ditimpa kesusahan,” seperti sakit atau selainnya “niscaya dia berputus asa,” dari kebaikan. Dia putus asa dari harapan (mendapatkan rahmat) Rabbnya, dan menyangka bahwasanya keadaan yang menimpanya itu akan terjadi selamanya.
Adapun orang yang mendapatkan hidayah Allah, maka dia merendahkan diri dan bersyukur kepada Rabbnya tatkala mendapatkan kenikmatan. Apabila ditimpa musibah, maka dia memohon dengan merendahkan diri kepada Rabbnya dan mengharap kekuatan kepada Allah, supaya segera dihilangkan musibah yang telah menimpanya. Dengan itu, akan lebih meringankan beban cobaannya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 83-84
Allah SWT memberitahukan tentang kekurangan manusia secara apa adanya, kecuali orang-orang yang dipelihara Allah SWT dalam dua keadaan, yaitu keadaan senang dan susah. Karena sesungguhnya jika Allah memberinya nikmat berupa harta, kesehatan, kemenangan, rezeki, pertolongan, dan mendapatkan apa yang dia inginkan, maka dia berpaling dari ketaatan dan penyembahan kepadaNya, serta berpaling dariNya. Mujahid berkata maknanya adalah menjauh dari Kami.
Saya berkata, ini sebagaimana firmanNya SWT: (tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah ber­doa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya) (Surah Yunus: 12) dan (maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling) (Surah Al-Isra: 67) Bahwa manusia itu (apabila tertimpa malapetaka dan musibah) yaitu musibah, tragedi, dan kemalangan (niscaya dia berputus asa) yaitu putus harapan untuk kembali dan putus asa untuk mendapat kebaikan sesudah hal itu, sebagaimana firmanNya SWT: (Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang me­nimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana-bencana itu dariku, " sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga (10) kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar (11)) (Surah Hud)
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing") Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah berdasarkan keahliannya masing-masing.
Qatadah berkata bahwa mankannya adalah berdasarkan niatnya masing-masing.
Ibnu Zaid berkata bahwa maknannya adalah berdasarkan keyakinannya masing-masing. Semua pendapat ini berdekatan maknanya. Ayat ini mengandung (Hanya Allah yang lebih mengetahui) makna ancaman dan peringatan bagi orang-orang musyrik. Sebagaimana firman Allah: (Dan katakanlah (Muhammad) kepada orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut kedudukanmu; kami pun benar-benar akan berbuat (121) dan tunggulah, sesungguhnya kami pun termasuk yang menunggu” (122)) (Surah Hud)Oleh karena itu Allah berfirman: (Katakanlah, "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” Maka Tuhan kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya (84)) yaitu di antara kami dan kalian, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya. Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Isra ayat 83: Dari rahmat Allah. Inilah tabiat manusia selain orang yang diberi hidayah oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, di mana mereka apabila diberi nikmat oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, ia bergembira dengannya dan bersikap sombong, berpaling dan menjauh dari Tuhannya, tidak bersyukur kepada Tuhannya dan tidak menyebut-Nya. Tetapi apabila dia ditimpa kesusahan, seperti sakit, kemiskinan, dsb. ia berputus asa dari kebaikan atau dari rahmat Allah, ia memutuskan harapannya kepada Tuhannya dan mengira bahwa ia akan tetap terus seperti itu. Adapun orang yang diberi hidayah oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, maka ketika memperoleh nikmat, ia tunduk kepada Tuhannya, mensyukuri nikmat-Nya, sedangkan ketika mendapat kesusahan seperti sakit, ia merendahkan diri kepada Tuhannya, mengharap kesembuhan dari-Nya dan dihilangkan dari derita itu, sehingga cobaan pun terasa ringan baginya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Isra Ayat 83

Dan apabila kami berikan kenikmatan kepada manusia, seperti kesehatan atau kekayaan niscaya dia berpaling tidak bersyukur kepada Allah dan menjauhkan diri dari mengingat Allah dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, seperti sakit atau kemiskinan niscaya dia berputus asa kehilangan harapan dari rahmat Allah. Katakanlah wahai nabi Muhammad, setiap orang berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing, yakni sesuai pembawaannya, caranya dan kecenderungannya dalam mencari petunjuk dan menempuh jalan menuju kebenaran. Maka tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya dan siapa yang lebih sesat jalannya. Kepada setiap orang dari kedua golongan itu tuhan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjelasan dari beragam ahli tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Isra ayat 83 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dikaji

Telaah ratusan topik yang sering dikaji, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 2, Yunus 40-41, Al-Mujadalah 11, Az-Zalzalah, Asy-Syams, Ali Imran. Juga Al-Baqarah 286, Al-Baqarah 83, At-Takatsur, An-Nur 2, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12.

  1. Al-Ma’idah 2
  2. Yunus 40-41
  3. Al-Mujadalah 11
  4. Az-Zalzalah
  5. Asy-Syams
  6. Ali Imran
  7. Al-Baqarah 286
  8. Al-Baqarah 83
  9. At-Takatsur
  10. An-Nur 2
  11. Al-Isra 23
  12. Al-Hujurat 12

Pencarian: surat 8 ayat 15, ar rahman arab saja, wama atakumurrasulu, surat al mulk dan terjemahannya, al imran ayat 159

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.