Surat An-Nahl Ayat 43
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Wa mā arsalnā ming qablika illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta'lamụn
Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Berkaitan Surat An-Nahl Ayat 43
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 43 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Didapatkan kumpulan penjabaran dari banyak ulama tafsir terhadap makna surat An-Nahl ayat 43, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan tidaklah kami mengutus di tengah orang-orang terdahulu sebelummu (wahai rasul), kecuali utusan-utusan dari kaum lelaki bangsa manusia, bukan dari kalangan malaikat, yang kami berikan wahyu kepada mreka. Dan bila kalian (wahai kaum musyrikin quraisy), tidak mengimaninya, maka tanyakanlah kepada umat-umat terdahulu yang diberi kitab suci, supaya mereka mengabarkan kepada kalian bahwa sesungguhnya nabi-nabi terdahulu berwujud manusia-manusia biasa juga, jika kalian tidak mengetahui bahwasanya mereka itu manusia.
Ayat ini bersifat umum pada setiap masalah-masalah agama, jika seorang manusia tidak memiliki pengetahuan tentangnya, hendaknya ia bertanya kepada orang yang mengetahuinya dari ulama-ulama yang berilmu mendalam.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
43. Hai Rasulallah, tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelummu melainkan dia berasal dari golongan manusia laki-laki, dan bukan dari para malaikat. Kami memberi mereka wahyu dengan perantara para malaikat.
Hai orang-orang musyrik Quraisy, jika kalian tidak mempercayai hal ini, Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang memiliki ilmu tentang kitab-kitab jika kalian tidak mengetahui kebenaran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
43. Kami tidak mengutus sebelummu wahai Rasul kecuali kaum laki-laki dari manusia yang Kami beri wahyu, Kami tidak mengutus para Rasul dari kalangan Malaikat. Ini adalah ketentuan Kami yang berlaku umum, jika kalian mengingkarinya, maka bertanyalah kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian niscaya mereka akan mengatakan kepada kalian bahwa para Rasul adalah manusia dan bukan Malaikat bila kalian tidak mengetahui bahwa mereka adalah manusia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
43. وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ (Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka)
Ini merupakan bantahan terhadap kaum Quraisy yang mengatakan bahwa Allah tidak pantas untuk mengutus seorang rasul dari golongan manusia.
فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ(maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui)
Yakni hai orang-orang musyrik, bertanyalah kepada para ahli kitab yang beriman jika kalian tidak mengetahui, karena mereka akan memberitahu kalian bahwa seluruh nabi berasal dari golongan manusia.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
43. Wahai Rasul, kami tidak mengutus para rasul sebelummu kecuali mereka adalah para laki-laki bukan malaikat, maka bertanyalah kalian wahai orang-orang musyrik yang membangkang kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan kitab-kitab Allah terdahulu seperti Taurat dan Injil tentang kemanusiaan para rasul, jika kalian memang tidak mengetahui bahwa seluruh rasul itu manusia
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kami tidak mengutus sebelummu, melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan} memiliki pengetahuan tentang kitab {jika kalian tidak mengetahui
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
43. Allah berkata kepada NabiNya, Muhammad, ”dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang orang lelaki” maksudnya engkau bukanlah orang baru dari kalangan rasul. Kami tidak pernah mengutus malaikat sebelummu, tetapi kaum lelaki yang sempurna, bukan kalangan wanita, ”yang kami beri wahyu kepada mereka” berupa syariat syariat dan hukum hukum yang menjadi bagian kemurahan dan curahan kebaikan Allah kepada para hambaNya tanpa menyodorkan sesuatu dari diri mereka pribadi, ”maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan” maksudnya orang orang yang mempunyai pengetahuan kitab kitab terdahulu. “jika kamu tidak mengetahui” sejarah orang orang terdahulu dan kalian dihinggapi keraguan, apakah Allah itu mengutus kaum lelaki (dari bangsa manusia)? maka tanyakanlah kepada orang orang yang berpengetahuan mengenai itu, yang mana kitab kitab dan bukti bukti yang nyata telah diturunkan kepada mereka, lalu mereka mengetahui dan memahaminya. Sesungguhnya telah mapan pada keyakinan mereka bahwasannya Allah tidak mengutus kecuali kaum lelaki yang telah diwahyukan kepada mereka (wahyu) dari kalangan penduduk kampung setempat.
Di dalam kandungan umum ayat ini terdapat pujian bagi para ahli ilmu, dan bahwasannya jenis ilmu yang paling tinggi kedudukannya ialah ilmu tentang kitabullah yang diturunkan. Sesungguhnya Allah telah menyuruh orang yang tidak berilmu (tidak tahu) untuk mendatangi para ahli ilmu dalam semua permasalahan. Dalam keterangan ini, termuat ta’dil (penetapan citra baik) bagi mereka, lantaran Allah memerintahkan untuk bertanya kepada mereka. Dengan tindakan ini, seorang yang jahil (tidak tau) akan keluar dari lingkaran ikut ikutan saja. maka hal ini menunjukan bahwa Allah mempercayakan mereka atas wahyu dan kitab yang diturunkanNya, dan (menandakan) bahwa mereka diperintah untuk membersihkan jiwa jiwa mereka dan menghiasi diri dengan sifat sifat yang baik.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 43-44
Diriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan “Ahlu Adz-Dzikri” adalah adalah Ahli Kitab. Pendapat ini dikatakan juga oleh Mujahid dan Al-A'masy.
Abdurrahman bin Zaid, berkata bahwa yang dimaksud “adz-dzikru” adalah Al-Qur'an. dia menguatkannya dengan firman Allah: (Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (9)) (Surah Al-Hijr) Pendapat ini benar, tetapi bukan itu yang dimaksud di sini, karena orang yang menentang tidak bisa dijadikan sebagai rujukan untuk membuktikannya sesudah dia mengingkarinya. Demikian juga dikatakan Abu Ja'far Al-Baqir, bahwa kami adalah “Ahlu Adz-dzkiri” Maksudnya adalah bahwa umat ini adalah “Ahlu Adz-dzkiri” itu benar, karena sesungguhnya umat ini lebih berpengetahuan daripada umat-umat terdahulu. dan para ulama dari kalangan ahlul bait Rasulullah SAW adalah sebaik-baik ulama jika mereka tetap pada sunnah yang lurus, dan para ulama’ yang semisal dan serupa dengan mereka yang berpegang teguh kepada tali Allah yang sangat kuat dan jalan yang lurus. Dia mengetahui hak setiap orang serta menempatkan kedudukan masing-masing sesuai dengan apa yang telah diberikan kepadanya oleh Allah dan RasulNya, dan telah disepakati hati para hambaNya yang beriman.
Maksud dari ayat ini adalah bahwa para rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad SAW adalah manusia, sebagaimana beliau juga seorang manusia, sebagaimana Allah berfirman: (Katakanlah, "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (93) Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka, "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” (94)) (Surah Al-Isra’) Kemudian Allah SWT memberikan petunjuk kepada orang yang meragukan bahwa para rasul itu adalah manusia, agar mereka bertanya kepada Ahli Kitab terdahulu tentang para nabi terdahulu, apakah mereka dari kalangan manusia atau malaikat?
Kemudian Allah SWT menyebutkan bahwa Dia mengutus mereka yaitu: (dengan membawa keterangan-keterangan) yaitu hujjah dan dalil (dan kitab-kitab) yaitu kitab-kitab sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, dan lainnya. “Az-zubur” adalah bentuk jamak dari “zabur”. Orang-orang Arab berkata “zabartu al-kitaba” (saya telah menulis kitab). Allah SWT berfirman: (Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan (52)) (Surah Al-Qamar) dan (Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hambaKu yang saleh (105)) (Surah Al-Anbiya’)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yaitu Al-Qur'an (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka) yaitu dari Tuhanmu, karena kamu telah mengetahui apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, dan karena keinginanmu yang besar kepada Al-Qur'an serta selalu mengikuti petunjuknya. Karena Kami mengetahui bahwa kamu adalah makhluk paling utama, tuan anak cucu nabi Adam, maka kamu memberikan keterangan kepada mereka sesuatu yang menyeluruh, serta memberi penjelasan tentang hal-hal yang sulit bagi mereka (dan supaya mereka memikirkan) yaitu, agar mereka merenungkannya untuk diri mereka sendiri, lalu mereka akan mendapat petunjuk dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata:
(فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ) fas`aluu ahladz dzikr : “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan.” Yaitu wahai orang-orang yang ragu akan apa yang dibawa oleh Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, tanyalah para ahli Taurat dan Injil untuk menghilangkan keraguan kalian serta untuk menemukan kebenaran, bahwa yang dibawa oleh Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah kebenaran, dan seluruh rasul sebelumnya adalah manusia sepertinya.
Makna ayat:
adapun ayat yang ketiga (43) dan empat (44) mengandung isi yang sama, yaitu penegasan kebenaran secara ilmiah dan peniadaan kerancuan kaum musyrikin yang berkata, “Bagaimana Allah mengutus Muhammad sebagai rasul, sedangkan dia adalah manusia seperti kita, kenapa Dia tidak mengutus malaikat?” ayat tersebut adalah yang Allah firmankan : “Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad)” mengutus para rasul “melainkan laki-laki” bukan malaikat “yang Kami beri wahyu kepada mereka” dengan perintah Kami “maka bertanyalah” wahai kaum musyrikin yang mengingkari adanya rasul dari kalangan manusia, bertanyalah kepada Ahli Az-Zikr yaitu kitab yang pertama, mereka adalah Ahlul Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani: “Apakah dahulu Allah ta’ala pernah mengutus para rasul dari selain kalangan manusia?” ”jika kamu tidak mengetahui.” Karena mereka akan memberitahu kalian, tidaklah Musa dan Isa kecuali seorang manusia.
Pelajaran dari ayat:
• Kewajiban bertanya kepada Ahlul Ilmi jika seseroang tidak mengetahui perkara agamanya, seperti dalam hal aqidah, ibadah, dan hukum.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nahl ayat 43: Bukan malaikat, dan bukan wanita.
Berupa syari’at dan hukum-hukum sebagai karunia dan ihsan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dan lagi bukan dari sisi (menurut keinginan) mereka bentuk syari’at itu.
Yakni orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.
Tentang berita orang-orang terdahulu, dan jika kamu masih meragukan apakah nabi yang Allah utus itu malaikat atau manusia? Dalam ayat ini terdapat pujian bagi ahli ilmu, terutama sekali yang memiliki ilmu terhadap kitab Allah (Al Qur’an), karena Allah memerintahkan untuk merujuk kepada mereka dalam semua peristiwa. Di dalam ayat ini juga terdapat tazkiyah (rekomendasi) terhadap ahli ilmu, karena Allah memerintahkan orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada mereka, dan bahwa tugas orang awam adalah bertanya keada ahli ilmu.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 43
Pengutusan para nabi dan rasul adalah sesuatu yang hak dan benar adanya. Dan kami tidak mengutus kepada umat manusia sebelum engkau, wahai Muhammad, melainkan orang laki-laki terpilih yang memiliki keistimewaan dan ketokohan dari kalangan manusia, bukan malaikat, yang kami beri wahyu kepada mereka melalui utusan kami, jibril agar disampaikannya kepada umat mereka; maka bertanyalah, wahai orang yang meragukan keesaan Allah dan tidak mengetahui tuntunan-Nya, kepada orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab Allah, jika kamu tidak mengetahui. (lihat: surah al-anbiya'/21: 7'8 dan al-jinn/72: 6)para rasul itu kami utus dengan membawa keterangan-keterangan berupa mukjizat yang membuktikan kenabian dan kerasulan mereka. Dan sebagian dari mereka membawa kitab-kitab yang berisi hukum, nasihat, dan aturan yang menjadi pedoman bagi kehidupan kaumnya. Dan kami turunkan adz-dzikr, yakni Al-Qur'an, kepadamu, wahai nabi Muhammad, agar engkau menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka berupa tuntunan dan petunjuk dalam kitab tersebut agar mereka tahu dan mengikuti jalan yang benar dan agar mereka memikirkan hal-hal yang menjadi pelajaran untuk kemaslahatan mereka di dunia dan akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penjabaran dari para mufassirin terkait kandungan dan arti surat An-Nahl ayat 43 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.