Surat At-Taubah Ayat 1
بَرَآءَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Arab-Latin: Barā`atum minallāhi wa rasụlihī ilallażīna 'āhattum minal-musyrikīn
Artinya: (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Berkaitan Surat At-Taubah Ayat 1
Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah menarik dari ayat ini. Ada pelbagai penjabaran dari berbagai ulama terhadap kandungan surat At-Taubah ayat 1, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Ini adalah (penyataan) sikap berlepas diri dari Allah dan RasulNya, dan pengumuman untuk melepaskan diri dari perjanjian-perjanjian yang dahulu terjalin antara kaum muslimin dengan orang-orang musyrik.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
1-2. Setelah Allah menyebutkan dalam akhir surat al-anfal pembahasan tentang perjanjian, yang sekali waktu dengan membahas tentang pembatalannya dan orang yang ditakutkan akan berbuat khianat dalam perjanjian itu, dan di lain waktu dengan membahas tentang perintah untuk berpegang dengan perjanjian jika merasa aman dari pengkhianatan; maka Allah memulai surat at-Taubah dengan perintah untuk membatalkan perjanjian dengan orang-orang tertentu yang melanggar perjanjian atau ditakutkan akan melanggar perjanjian tersebut. Dan ini menjelaskan sindiran dari ayat-ayat yang membahas tentang saling tolong menolong dalam surat al-Anfal, bahwa satu golongan yang disebutkan dalam ayat tersebut tidak layak untuk memberi pertolongan kepada golongan yang lain. Allah berfirman: "Ini merupakan pernyataan dari Allah dan rasul-Nya yang berlepas diri dari orang-orang musyrik yang menentang, yang kalian buat perjanjian dengan mereka."
Kemudian firman Allah ditujukan bagi orang-orang beriman untuk menjelaskan apa yang harus mereka katakan kepada orang-orang musyrik ketika Allah dan rasul-Nya telah berlepas diri dari perjanjian mereka. Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata kepada mereka: "Berjalanlah di muka bumi dengan rasa aman, karena tidak ada seorang muslimpun yang akan menyerang kalian selama 4 bulan. Dan ketahuilah bahwa kalian tidak akan mampu melemahkan Allah dan tidak akan dapat melarikan diri dari-Nya jika kalian tetap berbuat kesyirikan dan memusuhi Allah dan rasul-Nya. Namun Allah akan menjadikan orang-orang beriman menguasai kalian dan menolong mereka dengan kemenangan yang telah dijanjikan Allah; dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Telah berlaku sunnatullah bahwa kehinaan di dunia dan di akhirat akan menimpa orang-orang kafir yang memusuhi dan memerangi orang-orang beriman dan para rasul."
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
1. Ini adalah pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya, dan pengumuman -wahai orang-orang muslim- tentang berakhirnya perjanjian-perjanjian yang kalian buat dengan orang-orang musyrik di jazirah Arab.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
1. بَرَآءَةٌ مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى الَّذِينَ عٰهَدتُّم ((Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian)
Makna perjanjian ialah akad yang diikat dengan sumpah.
Yakni ayat ini mengabarkan kepada kaum muslimin bahwa Allah dan Rasul-Nya telah berlepas dari perjanjian-perjanjian itu karena orang-orang kafir telah melanggarnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Ayat ini turun di Madinah satu tahun setelah Fathu Makkah pada tahun ke sembilan dari tahun Hijrah. Pada tahun perang Tabuk, tidak diawali basmalah, diawali dengan kesucian atau kebersihan Allah dan rasul-Nya dari orang-orang musyrik dan perintah untuk memerangi mereka, dan mengeluarkan mereka dari tanah Arab.
1 Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin atas perjanjian yang telah diadakan perjanjian dengan kaum muslimin sebab mereka telah menghianati janji.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Pemutusan hubungan} ini adalah pembiaran {dari Allah dan RasulNya kepada orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-2. “Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya yang di hadapkan”, kepada seluruh orang-orang musyrik yang berada dalam perjanjian damai, bahwa mereka memiliki empat bulan untuk berkeliling dunia sesuka mereka dalam keadaan aman dari orang-orang Mukmin, dan setelah empat bulan tersebut tidak ada lagi perjanjian dan jaminan. Ini berlaku bagi mereka yang dalam perjanjian mutlak, tidak terbatas atau terbatas, dengan empat bulan atau kurang, adapun yang mempunyi perjanjian lebih dari empat bulan, maka wajib disempurnakan sampai akhir, jika tidak dikhawatirkan pengkhianatannya, dan mereka tidak memulai membatalkan penjanjian.
Kemudian Allah memperingatkan orang-orang musyrik yang berada di dalam perjanjian, bahwa meskipun mereka aman, mereka tidak dapat melemahkan Allah dan mengelahanNya, barangsiapa diantara mereka yang terus berpegang dengan kesyirikan, maka Allah pasti akan menghinakannya. Hal ini termasuk pendorong bagi mereka untuk masuk Islam, kecuali orang-orang yang menyombongkan diri, dan menetang dan mengabaikan ancaman Allah.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-2
Surat yang mulia ini termasuk salah satu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bukhari, dia berkata,”Telah bercerita kepada kami Abu Al-Walid, telah bercerita kepada kami Syu'bah, dari Abu Ishaq, dia berkata,”Aku mendengar Al-Barra berkata bahwa akhir ayat yang diturunkan adalah (Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, "Allah memberi fatwa kepada kalian tentang kalalah”) (Surah An-Nisa: 176) dan surat yang terkhir diturunkan adalah surah Bara’ah
Permulaan surah ini diturunkan kepada Rasulullah SAW ketika beliau kembali dari perang Tabuk dan mereka menunaikan haji. Disebutkan bahwa orang-orang musyrik di musim haji tahun itu datang sebagaimana kebiasaan mereka. Mereka melakukan thawaf di Ka’bah dengan telanjang. Dan Nabi SAW tidak suka berbaur dengan mereka, lalu beliau mengirimkan Abu Bakar Ash-Shiddiq, sebagai pemimpin haji pada tahun itu, untuk memimpin manasik mereka, dan untuk memberitahukan orang-orang musyrik bahwa sesudah tahun itu mereka tidak boleh menunaikan haji lagi. Serta agar menyerukan kepada manusia ((Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan dari Allah dan Rasul-Nya); Setelah dia kembali, beliau menjadikan Ali bin Abi Thalib untuk mengiringinya sebagai utusan dari Rasulullah SAW karena dia adalah 'ashabah bagi beliau sebagaimana penjelasannya akan nanti.
Firman Allah SWT: (Ini adalah pemutusan perhubungan dari Allah dan Rasul-Nya) Ini adalah pemutusan hubungan dari Allah dan Rasulallah (kepada orang-orang musyrik yang kalian (kaum muslim) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) (1) Maka berjalanlah kalian (kaum musyrik) di muka bumi selama empat bulan) Para mufasir berbeda pendapal sangat banyak di sini.
Sebagian berkayta bahwa ayat ini bagi orang yang telah mengadakan perjanjian perdamaian secara mutlak tanpa ikatan waktu. atau orang yang terikat perjanjian kurang dari empat bulan, lalu disempurnakan menjadi empat bulan. Adapun orang yang mempunyai perjanjian perdamaian yang memiliki ikatan waktu, maka batas waktunya adalah sampai habis masanya berapapun lamanya, berdasarkan firman Allah SWT (maka terhadap mereka itu patuhilah janjinya sampai habis waktunya) (Surah At-Taubah: 4) dan berdasarkan hadits yang akan dijelaskan nanti. Siapa saja antara dia dan Rasulullah SAW terdapat perjanjian perdamaian, maka batas perjanjiannya sampai habis masanya" Pendapat ini adalah yang paling baik dan paling kuat. Ibnu Jarir memilih pendapat ini.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat At-Taubah ayat 1: Sebelum turunnya ayat ini ada perjanjian damai antara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan orang-orang musyrik. Di antara isi perjanjian itu adalah tidak ada peperangan antara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan orang-orang musyrik, dan bahwa kaum muslimin dibolehkan berhaji ke Makkah dan tawaf di Ka'bah. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala membatalkan perjanjian itu dan mengizinkan kepada kaum muslimin memerangi kembali karena mereka melanggar perjanjian selain Bani Dhamurah dan Bani Kinanah. Turunlah ayat ini, dan kaum musyrik diberikan kesempatan selama empat bulan untuk berjalan di bumi sesuai yang mereka inginkan dalam keadaan aman.
Para mufassir berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar ke Tabuk, kaum munafik menyebarkan berita-berita yang menakutkan, sedangkan kaum musyrik membatalkan perjanjian yang terjadi antara mereka dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk membatalkan perjanjian mereka, yaitu dengan firman-Nya, “Wa imam takhaafanna min qaumin khiyaanah…dst.” (Al Anfaal: 58). Az Zajjaj berkata, “Baraa’ah, maksudnya Alah Ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri dari memberikan kepada mereka perjanjian dan dari memenuhinya jika mereka melanggarnya.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 1
Rasulullah telah melakukan beberapa perjanjian dengan kaum musyrik mekah, antara lain perjanjian agar kaum muslim tidak dihalangi untuk melaksanakan umrah, perjanjian untuk tidak melakukan perang di bulan-bulan haram (bulan-bulan mulia), dan perjanjian-perjanjian damai dengan kabilah-kabilah arab sampai waktu tertentu. Namun, pada akhirnya mereka merusak perjanjian tersebut. Maka, dengan turunnya surah at-taubah atau bara'ah ini, kaum muslim diperintahkan untuk tidak melakukan hubungan lagi dengan mereka. Karena itu, inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka, namun mereka merusak perjanjian tersebut. 2namun begitu, mereka tetap diberi waktu untuk memikirkan kembali apakah memilih untuk masuk islam dengan memegang perjanjian bersama, atau berperang. Di samping itu, penundaan tersebut agar mereka bisa mempersiapkan diri, seandainya harus memilih untuk berperang, sehingga perang berjalan secara adil. Maka di saat gencatan senjata tersebut, berjalanlah kalian, wahai kaum musyrik, di bumi mekah, selama empat bulan yaitu mulai 10 zulhijah sampai dengan 10 rabi'ul akhir, dengan leluasa dan tanpa takut diserang oleh kaum muslimin, sebagaimana keadaan kalian sebelum pemutusan hubungan ini. Dan setelah lewat empat bulan, maka ketahuilah bahwa kalian tidak dapat melemahkan Allah, meski didukung oleh personil tentara dan persenjataan yang lengkap; dan dengan kekalahan tersebut serta menjadi ta-wanan sesungguhnya Allah hendak menghinakan orang-orang kafir di dunia. Bahkan, di akhirat kelak, jika tidak bertobat, kalian merasakan siksa yang pedih (lihat: surah az-zumar/39: 25-26). Ini sikap toleransi islam, pada satu sisi, dan menunjukkan keperkasaan islam, pada sisi yang lain. Demikian ini, agar tidak muncul tuduhan bahwa kaum mus-lim sengaja menyerang mereka secara tiba-tiba tanpa memberi kesem-patan berpikir atau mempersiapkan diri.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penafsiran dari para pakar tafsir terhadap isi dan arti surat At-Taubah ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita semua. Dukunglah perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.