Surat Al-A’raf Ayat 132
وَقَالُوا۟ مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِۦ مِنْ ءَايَةٍ لِّتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Wa qālụ mahmā ta`tinā bihī min āyatil litas-ḥaranā bihā fa mā naḥnu laka bimu`minīn
Artinya: Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu".
« Al-A'raf 131 ✵ Al-A'raf 133 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-A’raf Ayat 132
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 132 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjabaran dari kalangan ulama tafsir terhadap kandungan surat Al-A’raf ayat 132, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Para pengikut fir’aun berkata kepada Musa , ”apapun mukjizat yang engkau bawa kepada kami dan apapun petunjuk dan hujjah yang engkau terangkan untuk mengalihkan kami dari keadaan kami dalam meyakini ajaran fir’aun, maka kami tetaplah tidak akan membenarkan dan beriman kepadamu.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
132. Mereka berkata kepada Musa setelah melihat bukti-bukti Musa yang menunjukkan kebenarannya: “Hai Musa, meskipun kamu mendatangkan kepada kami segala jenis mukjizat yang menjadi bukti kebenaran dakwahmu agar kami meninggalkan apa yang kami yakini, maka kami sekali-kali tidak akan mempercayaimu dan tidak akan mengikuti risalahmu.”
Mereka telah menampakkan perlawanan yang tidak mungkin berguna lagi bukti maupun bujukan. Mereka telah menampakkan kebebalan mereka dalam mendustakan risalah, meski nabi mereka telah mendatangkan segala bukti yang mereka minta.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
132. Para pengikut Fir’aun menolak kebenaran seraya berkata kepada Musa -‘Alaihissalām-, “Manakah tanda serta dalil yang kamu bawa kepada kami? Manakah hujah yang menunjukkan bahwa keyakinan yang kami anut ini salah sehingga kamu menyuruh kami meninggalkannya? dan Manakah bukti yang menunjukkan bahwa ajaran yang kamu bawa itu benar? Kami tidak akan percaya kepadamu.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
132. وَقَالُوا۟ مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِۦ مِنْ ءَايَةٍ لِّتَسْحَرَنَا بِهَا (Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan mukjizat itu)
Kedurhakaan dan kebebalan telah merasuki diri mereka, dengan menganggap bahwa tidak ada perbedaan antara mukjizat dan sihir.
Yakni untuk mengalihkan kami dari keadaan kami ini sebagaimana yang dilakukan para penyihir dengan sihir mereka.
فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ(maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu)
Mereka ingin membuat Musa putus asa agar tidak kembali mendakwahi mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
132. Para pengikut Fir’aun berkata kepada Musa: “Bagaimanapun kamu mendatangkan mukjizat kepada kami untuk memalingkan kami dengan lembut dan manis dari keyakinan atas agama kami sebagaimana sihir yang dibuat para penyihir, niscaya kami tetap menolaknya, tidak akan beriman kepadamu, dan tidak mempercayai risalahmu.” Dengan itu mereka bermaksud untuk menyampaikan kesia-siaan atas keimanan mereka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka berkata} kaum Fir’aun berkata kepada Musa {Bukti apa pun yang kamu bawa kepada kami untuk menyihir kami dengan itu, maka kepadamu kami bukanlah orang-orang yang beriman”} orang-orang yang membenarkan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
132 “dan mereka berkata” menjelaskan kepada Musa bahwa mereka senantiasa dan tetap akan berada pada kebatilan. ”bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” Yakni kami telah yakin bahwa dirimu adalah penyhir, meskipun kamu dengan membawa mukjizat, kami tetap yakin bahwa kamu adalah penyihir, maka kami tidak mempercayaimu dan beriman kepadamu. Ini adalah puncak pengingkaran orang-orang kafir itu, dimana keadaannya adalah sama saja, mukjizat turun atau tidak.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 132-135
Ini adalah pemberitahuan dari Allah SWT tentang pertentangan, kesombongan dan pembangkangan Fir'aun dan kaumnya terhadap kebenaran, serta keteguhan mereka atas kebathilan dengan berkata (Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”) Mereka berkata,”yaitu mukjizat yang kamu bawa kepada kami, dan dalil serta hujjah yang kamu tegakkan kepada kami, maka kami tetap menolaknya. Kami tidak akan menerimanya dan tidak beriman kepadamu serta tidak pula kepada apa yang kamu bawa. Allah SWT berfirman: (Maka Kami kirimkan kepada mereka topan)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dalam riwayat lain darinya bahwa itu adalah banyaknya kematian. Demikian juga dikatakan oleh ‘Atha’.
Mujahid berkata “Ath-Thufan” adalah air bah dan wabah di berbagai keadaan.
Ibnu Jarir meriwayatkan ‘Aisyah, dia berkata,”Rasulallah SAW bersabda,””Ath-Thufan”adalah kematian”
Demikian juga yang diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih dari hadits Yahya bin Yaman dan itu adalah hadits yang gharib.
Ibnu Abbas berkata dalam riwayat lain bahwa itu adaalah perintah Allah yang meliputi mereka. Kemudian dia membacakan (lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur (19)) (Surah Al-Qalam)
Adapun “Al-jarad” yang dikenal sebagai sesuatu yang bisa dimakan, berdasarkan yang telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhaari Muslim dari Abu Ya'fur, dia berkata,”Aku bertanya kepada Abdullah bin Abu Aufa tentang “Al-Jarad” lalu dia menjawab,”Kami pernah ikut berperang bersama Rasulullah SAW sebanyak tujuh kali, makanan kami adalah belalang”
Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda,”Dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, yaitu ikan, belalang, hati, dan limpa” Hal itu juga diriwayatkan dari Abu Al-Qasim Al-Baghawi dari Ibnu Umar secara marfu dengan riwayat yang serupa.
Abu Dawud meriwayatkan dari dari Salman, dia berkata,”Rasulullah SAW pernah ditanya tentang “Al-Jarad”. Lalu beliau SAW bersabda: “Tentara Allah yang paling banyak. Aku tidak memakannya, tidak pula mengharamkannya”
Sesungguhnya Rasulullah SAW meninggalkan hal itu karena tidak suka, sebagaimana beliau yang mulia tidak suka memakan biawak, tetapi mengizinkan hal itu.
Al-Hafizh bin ‘Asakir meriwayatkan di bagian tentang "Belalang" yang dia kumpulkan dalam satu juz, dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW tidak memakan belalang, ginjal, biawak tanpa mengharamkannya. Adapun belalang, karena itu merupakan azab, Adapun kedua ginjal, karena kedekatannya dengan kantung kemih. Sedangkan biawak, beliau bersabda: “Aku merasa khawatir jika itu berasal dari kutukan” Kemudian dia berkata,”Riwayat ini gharib, dan aku tidak menulisnya melainkan hanya dari jalur ini”
Amirul Mukminin Umar bin Khattab sangat menyukainya. Abdullah bin Dinar meriwayatkan, dari Ibnu Umar, bahwa Umar ditanya tentang belalang. Lalu dia menjawab,"Aduhai, sekiranya kita mempunyai setumpuk atau dua tumpuk yang bisa kita makan"
Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas bin Malik,”Dahulu istri-istri Nabi SAW saling memberi hadiah belalang di atas piring besar"
Abu Al-Qasim Al-Baghawi meriwayatkan dari Abu Umamah, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Maryam binti Imran pernah memohon kepada Tuhannya agar Dia memberinya daging yang tidak ada darahnya. Lalu Allah memberinya belalang, dan Maryam berdoa, "Ya Allah, berilah dia kehidupan tanpa menyusu (yakni lsa), dan lahirkanlah dia tanpa bersuara” Numair berkata bahwa “Asy-Syiya’” adalah tangisan.
Abu Bakar bin Abu Dawud meriwayatkan Abu Zuhair An-Numairi, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,“Janganlah membunuh belalang, karena itu adalah tentara Allah yang sangat besar”
dan ini merupakan hadits yang sangat gharib.
Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya (Maka Kami kirimkan kepada mereka topan dan belalang) dia bererkata belalang-belalang itu memakan paku-paku dari pintu mereka dan menyisakan kayunya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 132
Karena asumsi yang salah seperti inilah mereka tetap mempertahankan kemungkaran. Dan tidak saja menuduh nabi musa sebagai penyebab kesulitan yang mereka hadapi, mereka kaum fir'aun juga berkata kepada nabi musa, bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami berupa mukjizat atau bukti kebenaranmu untuk menyihir atau mengelabui kami dengannya, agar kami meninggalkan seruan fir'aun. Kami tidak akan meninggalkan keyakinan kami dan kami tidak akan beriman kepadamu. Disebabkan kedurhakaan fir'aun dan kaumnya yang telah melampaui batas maka sebagai bentuk azab untuk mereka kami kirimkan kepada mereka siksa berupa topan yang menyebabkan banjir besar yang menenggelamkan tanaman mereka, belalang yang memakan tanaman, hasil pertanian, rumah, atap, dan pakaian mereka, kutu berupa serangan hama dan kuman yang merusak buah-buahan, tanaman, dan hewan ternak, katak yang memenuhi bejana minuman, makanan, dan tempat tidur mereka, dan darah dengan menjadikan air sungai dan sumur mereka tidak layak digunakan, sebagai bukti-bukti yang jelas agar mereka beriman. Tetapi watak mereka memang keras dan hati mereka pun membatu, sehingga mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka yang selalu berdosa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penjelasan dari banyak ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-A’raf ayat 132 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita semua. Dukung perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.