Surat Al-An’am Ayat 72
وَأَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّقُوهُ ۚ وَهُوَ ٱلَّذِىٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Arab-Latin: Wa an aqīmuṣ-ṣalāta wattaqụh, wa huwallażī ilaihi tuḥsyarụn
Artinya: Dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepada-Nya". Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Surat Al-An’am Ayat 72
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 72 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penafsiran dari banyak pakar tafsir terhadap isi surat Al-An’am ayat 72, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan demikian pula kita semua diperintahkan untuk mendirikan shalat secara sempurna dan supaya kita takut kepadaNya dengan cara melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. ”Dia lah Allah yang kepadaNya semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
72. Kami diperintahkan untuk mendirikan shalat, bertakwa kepada Allah dan takut kepada-Nya ketika sedang sendiri maupun saat di keramaian; Ini merupakan bukti kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk pada hari kiamat.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
72. Dan Dia juga memerintahkan kepada kita agar kita mendirikan salat dengan sebaik-baiknya, dan memerintahkan kepada kita agar kita bertakwa kepadanya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena hanya kepada Dia lah kelak semua makhluk akan dikumpulkan di hari Kiamat untuk menerima balasan yang setimpal dengan amal perbuatan masing-masing.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
72. وَأَنْ أَقِيمُوا۟ الصَّلَوٰةَ وَاتَّقُوهُ ۚ (dan agar mendirikan sembahyang serta bertakwa kepada-Nya)
Yakni kita diperintahkan untuk berserah diri dan menegakkan shalat serta bertakwa kepada Allah; maka inilah yang disebut dengan petunjuk.
وَهُوَ الَّذِىٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ(Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan)
Yakni kalian akan dikumpulkan kepada-Nya, tidak bermanfaat bagi kalian di hari itu kecuali amalan-amalan shaleh yang telah kalian kerjakan, dan yang paling utama adalah ketakwaan dan shalat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
72 Juga memerintahkan kita agar mendirikan sholat secara sempurna pada waktunya serta bertakwa kepada-Nya, menjauhi maksiat kepada Allah dan takut atas azab-Nya”. Itulah petunjuk yang benar. Dialah Tuhan yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan di akhirat untuk dihisab. Hanya milik-Nya lah kekuasaan untuk memberi keputusan di hari kiamat. Tidak akan ada yang bermanfaat bagi kalian kecuali ilmu yang baik berupa takwa, sholat dan sebagainya.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan agar mendirikan shalat dan bertakwa kepadaNya. Dialah Dzat yang hanya kepadaNya kalian akan dikumpulkan} dikumpulkan pada hari kiamat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
72. “Dan agar mendirikan shalat.” Maksudnya, kami diperintahkan untuk mendirikannya dengan rukun-rukun, syarat-syarat, Sunnah-sunnah dan penyempurna-penyempurnanya. “Serta bertakwa kepadaNYa,” dengan melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. “Dan Dia-lah Tuhan Yang kepadaNya-lah kamu akan dihimpunkan.’ Kamu dikumpulkan pada Hari Kiamat, lalu Dia membalasmu sesuai dengan perbuatanmu, baik dan buruknya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 71-73
(Katakanlah, "Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita, tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang) yaitu dalam kekafiran. (sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita) yaitu perumpamaan kami itu serupa dengan orang yang disesatkan oleh setan di bumi.
Qatadah berkata terkait firmanNya: (yang disesatkan oleh setan di bumi) yaitu, disesatkan di jalannya, sebagaimana firmanNya: (cenderung kepada mereka) (Surah Ibrahim: 37)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Katakanlah, "Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita, tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita) Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah untuk tuhan-tuhan dan orang yang mengajak kepada mereka, dan orang-orang yang mengajak kepada petunjuk Allah, sebagaimana perumpamaan seorang laki-laki yang tersesat jalan dengan keadaan bingung. Ketika orang yang menyeru, berseru kepadanya,"Hai Fulan bin Fulan, kemarilah di jalan ini!" dan dia mempunyai teman-teman yang menyerunya,"Hai Fulan, kemarilaah jalan ini" Jika dia mengikuti orang yang menyeru yang pertama, maka orang yang menyeru itu akan melemparkannya kepada kehancuran; dan jika dia mengikuti orang yang mengajaknya ke jalan petunjuk, maka dia akan mendapatkan petunjuk.
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan, dalam keadaan bingung) dia berkata, seorang laki-laki yang bingung, lalu dia diseur oleh teman-temannya untuk ke jalan itu. Itu perumpamaan orang yang tersesat setelah mendapat petunjuk. Dia memounyai teman yang berada pada tujuan yang mereka jalani, lalu mereka mengajaknya pada jalan itu dan bergabung bersama mereka di jalan yang serupa. Maksud perkataan itu adalah dia menolak mereka dan tidak menoleh kepada mereka. Jika Allah berkehendak, sungguh Dia akan memberinya petunjuk dan mengembalikannya ke jalan itu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk) Sebagaimana firman Allah: (Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya) (Surah Az-Zumar: 37) dan (Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong (37)) (Surah An-Nahl: 37)
Firman Allah: (dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam) yaitu Kami ikhlas dalam beribadah kepadaNya, tidak ada sekutu bagiNya (dan agar mendirikan salat serta bertakwa kepada-Nya) yaitu kami diperintahkan untuk mendirikan shalat dan bertakwa kepada Allah di semua keadaan (Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya lah kalian akan dihimpunkan) yaitu kiamat (Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar) yaitu dengan adil. Dia adalah Pencipta, Pemilik, dan Pengatur keduanya dan apa ada di keduanya. Firman Allah: (di waktu Dia mengatakan.”Jadilah" lalu terjadilah) yaitu hari kiamat yang difirmankan oleh Allah, "Jadilah" Maka terjadilah atas perintahNya dalam sekejap mata atau lebih cepat. Kata (yauma) menjadi manshub baik sebagai ‘athaf atas firmanNya (takutlah) artinya adalah,”Takutlah kepada hari di mana Allah berfirman,"Jadilah” maka terjadilah” atau ‘athaf pada firmanNya: (menciptakan langit dan bumi) yaitu Dia menciptakan hari di mana Dia berfirman,"Jadilah" maka terjadilah. Dia menyebutkan itu pada awal mula penciptaan dan ketika mengembalikannya, dan hal ini sesuai. Bisa juga kata (yauma) ‘athaf atas fi’il yang bentuknya adalah,”Ingatlah hari dimana DIa berfirman,”Jadilah” maka terjadilah hal itu.
Firman Allah: (Benarlah perkataan-Nya, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan) dua kalimat itu mengandung I’rab jar karena keduanya menjadi sifat dari (Tuhan semesta alam (71)) Firman Allah: (di waktu sangkakala ditiup) bisa juga menjadi badai dari firmanNya (di waktu Dia mengatakan.”Jadilah" lalu terjadilah) hari dimana sangkakala ditiup. Bisa juga menjadi zharaf pada firmanNya: (dan di tangan-Nyalah kekuasaan di waktu sangkakala ditiup) sebagaimana firmanNya: (Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) (Surah Ghafir: 16) dan (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir (26)) (Surah Al-Furqan) dan ayat lain yang serupa.
Patra mufasir berbeda pendapat terkait firmanNya: (di waktu sangkakala ditiup) Beberapa dari mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan (Shur) di sini adalah jamak dari “Shurah”, yaitu hari ditiupkan pada hari itu, lalu dia menjadi hidup. Ibnu Jarir berkata,”Sebagaimana dikatakan “Sur” pada kata “Suurul Balad” (tembok-tembok negeri), yang bentuk jamak dari “surah”. Pendapat yang benar bahwa makna “Ash-Shur” adalah sangkakala yang ditiup oleh malaikat Israfil. Ibnu Jarir berkata,"Pendapat yang benar menurut kami adalah pendapat yang menunjukkan berita-berita dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,"Sesungguhnya malaikat Israfil telah memasukkan sangkakala pada mulutnya dan mengernyitkan dahinya, dia menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniupnya”
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 72: Dengan mengerjakan rukun, syarat, sunah dan penyempurnanya.
Lalu Dia akan memberikan balasan terhadap amalmu; yang baik maupun yang buruk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 72
Tuntunan Allah kepada kaum muslim dalam menghadapi kaum musyrik dilanjutkan dalam ayat ini, khususnya ketika menghadapi ajakan mereka untuk kembali kepada ajaran nenek moyang mereka. Katakanlah, wahai nabi Muhammad dan setiap muslim, "apakah kita, kaum muslim, akan memohon dan menyembah kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang yaitu masa lalu kita sebelum beriman dengan murtad meninggalkan agama islam, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan'" kemudian kawan-kawannya dari yang telah beriman mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, "tinggalkan penyembahan selain Allah dan ikutilah kami. " namun dia tetap menolak, maka katakanlah, wahai nabi dan kaum muslim, "jika itu yang menjadi pilihanmu, maka ketahuilah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya; dan karena itulah kita diperintahkan agar berserah diri kepada tuhan seluruh alam. Dan kita diperintahkan juga agar melaksanakan salat dengan khusyuk, sempurna syarat dan rukunnya, dan istikamah dalam mengerjakannya, serta bertakwa kepada-Nya. " dan dialah tuhan yang kepada-Nya kamu semua akan dihimpun untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kamu. Kaum musyrik atau non-Muslim yang mengajak kepada kemurtadan pada ayat di atas dipersamakan dengan setan-setan yang mengganggu, dan orang yang akhirnya murtad dipersamakan dengan orang yang hilang akal atau gila. Ajakan kepada kebenaran di jalan Allah adalah petunjuk yang sebenarnya sering kali kaum musyrik menyatakan bahwa yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah, namun faktanya mereka menyembah selain Allah. Ayat ini meluruskan kekeliruan mereka dengan menegaskan bahwa dialah Allah, bukan selain-Nya, yang menciptakan langit dan bumi dengan hak, yakni untuk tujuan yang benar. Sungguh benar pula ketika dia berfirman, jadilah! maka jadilah segala sesuatu yang dikehendaki-Nya itu. Sungguh firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup yaitu pada hari kiamat. Dia mengetahui yang gaib yang tidak terjangkau oleh makhluk dan yang nyata. Dialah yang mahabijaksana, mahateliti.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beberapa penjelasan dari beragam ahli tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 72 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.