Surat Al-An’am Ayat 69

وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَلَٰكِن ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Arab-Latin: Wa mā 'alallażīna yattaqụna min ḥisābihim min syai`iw wa lākin żikrā la'allahum yattaqụn

Artinya: Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.

« Al-An'am 68Al-An'am 70 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Tentang Surat Al-An’am Ayat 69

Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 69 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah penting dari ayat ini. Didapatkan sekumpulan penafsiran dari para mufassir mengenai kandungan surat Al-An’am ayat 69, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan tidak ada pertanggung jawaban atas orang-orang yang beriman yang takut kepada Allah dengan menaati perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNYa, sedikitpun di hadapan hisab Allah, terhadap orang-orang yang hanyut dalam pembicaraan batil lagi memperolok-olok ayat-ayat Allah. Akan tetapi, menjadi kewajiban mereka untuk memberi nasihat kepada orang-orang tersebut supaya menghentikan ucapan-ucapan batil mereka, semoga mereka takut kepada Allah .


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

69. Hai Rasulallah, jika kamu telah pergi meninggalkan majelis orang-orang musyrik yang sedang berbicara buruk terhadap ayat-ayat Allah, maka kamu dan orang-orang yang bertakwa kepada Allah tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas dosa-dosa mereka. Dan perbuatanmu meninggalkan majelis mereka merupakan pengingat bagi mereka agar takut kepada Allah, sehingga mereka dapat menjauhkan diri dari berkata buruk terhadap ayat-ayat Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

69. Orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya itu tidak bertanggungjawab sedikit pun terhadap perbuatan orang-orang yang zalim itu. Tugas mereka hanyalah melarang orang-orang tersebut melakukan perbuatan mungkar agar mereka bertakwa kepada Allah, sehingga mereka mau menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

69. وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka)
Yakni tidak ada dosa bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah apabila meninggalkan mejelis yang didalamnya terdapat olok-olok terhadap ayat-ayat Allah ketika mereka sedang duduk dengan orang-orang yang mengolok-olok tersebut, karena dosa orang yang mengolok itu adalah tanggungan dirinya sendiri.

وَلٰكِن ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa)
Yakni akan tetapi berdiri dan tinggalkanlah mereka untuk mengingatkan mereka akan besarnya dosa yang mereka lakukan saat mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah, dengan begitu semoga mereka meninggalkan perbuatan mereka tersebut.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

69 Orang-orang yang bertakwa tidak mempunyai pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang menyangkal ayat-ayat Allah, mereka juga tidak mempunyai tanggung jawab atas dosa mereka, atau duduk bersama mereka sedangkan mereka menyanggah hal lain lagi. akan tetapi kewajiban mereka ialah mengingatkan mereka akan dosa-dosa besar yang disebabkan oleh pembangkangan mereka itu agar mereka meninggalkan perbuatan itu dan bertakwa kepada Allah, sehingga mereka tidak berkata tentang kebatilan.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas perhitungan mereka} dosa orang-orang yang mencela {tetapi mengingatkan} ingatkanlah dan berilah pelajaran kepada mereka {agar mereka bertakwa


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

69. “dan tidak ada pertanggung jawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa-dosa mereka; akan tetapi kewajiban mereka ialah mengingatkan agar mereka bertakwa.” Maksudnya, akan tetapi hanya untuk mengingatkan dan menasihati mereka, mudah-mudahan mereka bertakwa kepada Allah. Dalam hal ini terdapat dalil bahwa orang yang meberi nasihat harus mengunakan kata-kata yang paling dekat untuk membawanya takwa kepada Allah. Dalam hal ini juga terdapat dalil bahwa peringatan dan nasihat hanyalah menambah keburukan di atas keburukanNya, maka meninggalkannya adalah wajib, karena bila pemberian nasihat itu bertentangan bengan maksudnya, maka meninggalakan nasihat befungsi sebagai maksud nasihat itu sendiri.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 66-69
Firman Allah: (Dan mendustakannya) yaitu terhadap Al-Qur'an yang kamu sampaikan kepada mereka, serta hidayah dan penjelasan (kaummu) yaitu orang-orang Quraisy (Padahal Al-Qur'an itu benar adanya) yaitu
tidak ada yang lebih benar daripada Al-Qur'an (Katakanlah, Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus kalian") yaitu aku tidak diwajibkan sebagai pemelihara kalian, tidak pula orang yang menolong kalian. Sebagaimana firmanNya: (Dan katakanlah "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman; dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir”) (Surah Al-Kahfi: 29) Sesungguhnya kewajibanku hanyalah menyampaikan, dan kewajiban kalian hanyalah mendengarkan dan taat. Maka siapa saja yang mengikuti aku, maka dia berbahagia di dunia dan akhirat. Dan siapa saja yang menentangku, maka sesungguhnya dia akan celaka di dunia dan akhirat. Oleh karena itu Allah berfirman: (Untuk tiap-tiap berita ada (waktu) terjadinya) Ibnu Abbas dan lainnya berkata yaitu setiap berita adalah berita yang sebenarnya, yaitu setiap berita itu adalah kejadiannya, meskipun waktunya sudah lama, Sebagaimana Allah berfirman: (Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur'an setelah beberapa waktu lagi (88)) (Surah Shad) dan (Bagi tiap-tiap masa ada kitab (tertentu)) (Surah Ar-Ra'd: 38) Ini adalah ancaman dan peringatan yang ditegaskan. Oleh karena itu Allah berfirman setelahnya: (dan kelak kalian akan mengetahui)
Firman Allah: (Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yaitu mendustakan dan memperolok-olokkannya (maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain) yaitu sehingga mereka menempatkannya pada hal yang bukan pada tempatnya karena kedustaan mereka (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) Maksud dari itu adalah bahwa setiap orang dari umat ini dilarang duduk bersama orang-orang yang mendustakan, yaitu mereka yang mengubah ayat-ayat Allah dan menafsirkannya bukan pada tempatnya. Jika seseorang duduk bersama mereka karena lupa: (maka janganlah kamu duduk setelah teringat)
setelah ingat (bersama orang-orang yang zalim itu) Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits,”Dimaafkan dari umatku (perbuatan) keliru, lupa, dan hal yang dipaksakan kepada mereka”
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) dia berkata,”jika kamu lupa, lalu kamu ingat (maka janganlah kamu duduk) bersama mereka.
Demikian juga dikatakan Muqatil bin Hayyan. Ini adalah ayat yang ditunjukkan dalam firmanNya: (Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) yaitu Jika kalian tetap duduk bersama mereka, dan berikrar atas hal itu, maka sungguh kalian sama dengan apa yang mereka lakukan. Firman Allah: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) yaitu jika kalian menjauhi mereka, maka tidak duduk dengan mereka dalam hal tersebut, sehingga terlepas dari mereka dan terbebas dari dosa mereka.
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) dia berkata,”Tidak ada bagimu, dosa dari memperolok-olok ayat-ayat Allah, yaitu jika kamu meninggalkan dan berpaling dari mereka”
Ulama’ lainnya berkata,”Maknanya adalah,”Jika mereka itu duduk bersama orang memperolok-olok, maka mereka mendapatkan hisab orang-orang itu sedikitpun. Mereka menduga bahwa ini dinasakh dengan ayat dari surah An-Nisa Madaniyyah, yaitu: (Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) Hal ini dikatakan oleh Mujahid, As-Suddi, Ibnu Juraij, dan lainnya. Berdasarkan pendapat mereka ini, maka makna firmanNya: (Akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa) yaitu tetapi Kami memerintahkan kalian untuk berpaling dari mereka ketika itu sebagai pengingat bagi mereka dari hal yang mereka lakukan, agar mereka mewaspadai dan tidak mengulangi hal itu.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-An’am ayat 69: Dalam tafsir Al Baghawi dijelaskan, bahwa Ibnu Abas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Ketika turun ayat ini "Wa idzaa ra'aitalladziina yakhuudhuuna…dst." Kaum muslimin berkata, "Bagaimanakah kami akan duduk di Masjidilharam dan bertawaf di Baitullah, sedangkan mereka tidak berhenti memperolok-olok? Dalam sebuah riwayat disebutkan, "Sesungguhnya kami takut terhadap dosa ketika kami meninggalkan mereka dan tidak melarang mereka." Maka Allah menurunkan ayat, "Wa maa 'alallladziina yattaquun" (tidak ada tanggung jawab sedikit pun dari orang-orang yang menjaga diri) dari sikap memperolok-olok terhadap mereka yang memperolok-olok. Wa laakin dzikraa, yakni tetapi berilah mereka peringatan dan nasehat dengan Al Qur'an

Yakni jika orang-orang yang bertakwa menjauhi mereka dan tidak duduk bersama mereka, maka sesungguhnya yang demikian sudah membuat mereka (yang bertakwa) telah lepas tanggung jawab dan tidak memikul dosa mereka.

Perintah berpaling dari mereka ketika itu adalah untuk mengingatkan mereka agar mereka bertakwa dan tidak mengulangi lagi.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 69

Orang-orang yang bertakwa, yaitu yang berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa-dosa mereka, yakni para pendurhaka, baik akibat melecehkan agama maupun dosa lainnya, tetapi kaum muslim berkewajiban mengingatkan mereka tersebut agar bertakwauntuk menguatkan tuntunan Allah dalam menghadapi para pendurhaka, khususnya yang suka melecehkan ajaran agama-Nya, ayat ini menegaskan kembali keharusan menjauhi mereka. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan, ejekan, dan bahan senda-gurau, dan mereka yang telah tertipu oleh kemewahan dan gemerlapnya kehidupan dunia. Namun demikian, jangan tinggalkan mereka sama sekali. Peringatkanlah mereka dengan Al-Qur'an agar setiap orang dapat memperoleh rahmat Allah dan tidak terjerumus ke dalam neraka karena perbuatannya sendiri. Di akhirat, tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat atau pertolongan selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun dan sebanyak apa pun, niscaya tidak akan diterima tebusan tersebut. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran yang terus-menerus mereka lakukan dahulu selama di dunia.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian pelbagai penjabaran dari kalangan mufassir terkait isi dan arti surat Al-An’am ayat 69 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita bersama. Bantu usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Paling Sering Dikunjungi

Kaji berbagai konten yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-An’am, Al-Baqarah 153, Juz al-Qur’an, Al-Baqarah 185, Al-Maidah, Al-Fajr. Ada pula Ar-Ra’d 11, Al-‘Adiyat, Al-Balad, Luqman 14, Ali Imran 190-191, Al-Insyirah 5-6.

  1. Al-An’am
  2. Al-Baqarah 153
  3. Juz al-Qur’an
  4. Al-Baqarah 185
  5. Al-Maidah
  6. Al-Fajr
  7. Ar-Ra’d 11
  8. Al-‘Adiyat
  9. Al-Balad
  10. Luqman 14
  11. Ali Imran 190-191
  12. Al-Insyirah 5-6

Pencarian: qs thaha 41, ayat syifa latin, bunyi surat al-maun ayat ke-6 adalah, al ghasyiyah ayat 5, al baqarah ayat 43 latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.