Surat An-Nisa Ayat 72
وَإِنَّ مِنكُمْ لَمَن لَّيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَٰبَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَىَّ إِذْ لَمْ أَكُن مَّعَهُمْ شَهِيدًا
Arab-Latin: Wa inna mingkum lamal layubaṭṭi`ann, fa in aṣābatkum muṣībatung qāla qad an'amallāhu 'alayya iż lam akum ma'ahum syahīdā
Artinya: Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Surat An-Nisa Ayat 72
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 72 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan berharga dari ayat ini. Didapati bermacam penafsiran dari banyak ahli tafsir terkait kandungan surat An-Nisa ayat 72, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan sesungguhnya diantara kalian ada sejumlah orang yang sengaja mengakhirkan diri untuk keluar menghadapi musuh-musuh karena merasa berat dan dia melemahkan semangat orang lain dengan kesengajaan dan terus menerus. Dan jika diantara kalian ditakdirkan ada yang tewas dan kalian mengalami kekalahan, dia berkata dengan meberi kabar gembira,”sesungguhnya Allah telah menjagaku, ketika aku tidak ikut terjun bersama orang-orang yang terjadi pada mereka peristiwa yang aku tidak suka terjadi pada diriku,” dan membuatnya senang dengan ketidak ikutsertaannya bersama kalin.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
72-73. kemudian Allah menjelaskan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap orang-orang yang melemahkan semangat dari barisan kaum muslimin, mereka adalah orang-orang yang enggan pergi berjihad dan menghalangi orang lain dari berjihad.
Jika orang-orang beriman terbunuh dan mendapat kekalahan mereka merasa senang hati karena tidak ikut berjihad, mereka bersyukur kepada Allah selamat dari musibah yang menimpa orang-orang beriman.
Namun jika orang-orang beriman meraih kemenangan dan mendapatkan harta ghanimah maka mereka menyesal tidak ikut berjihad bersama mereka sehingga mereka bisa ikut mendapat bagian harta ghanimah, mereka tidak memiliki maksud Selain itu, seakan-akan mereka bukan bagian dari kalian Hai orang-orang beriman, tidak ada diantara kalian dan mereka ikatan persaudaraan dalam keimanan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
72. Dan di antara kalian -wahai kaum mukminin- ada sekelompok orang yang menunda-nunda berangkat ke medan perang untuk melawan musuh-musuh kalian karena ketakutan mereka yang luar biasa. serta mengajak orang lain juga untuk menunda-nunda pergi ke medan jihad, yaitu kalangan munafik dan orang-orang yang lemah iman. Lalu apabila kalian terbunuh atau mengalami kekalahan, maka salah satu dari mereka mengatakan -untuk mengungkapkan kegembiraannya karena selamat dari hal tersebut-, “Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepadaku sehingga aku tidak pergi ke medan perang bersama mereka dan tidak mengalami apa yang menimpa mereka”.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
72. وَإِنَّ مِنكُمْ لَمَن لَّيُبَطِّئَنَّ (Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat)
Yakni selalu mengakhirkan diri. Dan mereka adalah orang-orang munafik, yang tidak ikut pergi berperang dan mengajak orang lain agar tidak pergi.
Dan maksud dari ayat ini bahwa diantara orang-orang kalian dan dari kelompok kalian terdapat orang yang mununjukkan keimanannya sebagai bentuk kemunafikan, ia mengajak orang-orang beriman untuk tidak ikut serta dalam perang dan menakut-nakuti mereka.
فَإِنْ أَصٰبَتْكُم مُّصِيبَةٌ(Maka jika kamu ditimpa musibah)
Berupa jatuhnya korban jiwa, kekalahan, atau kehilangan harta benda.
قَالَ(ia berkata)
Yakni orang munafik ini berkata
قَدْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَىَّ إِذْ لَمْ أَكُن مَّعَهُمْ (Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang)
Yakni sehingga aku tidak tertimpa apa yang menimpa mereka.
شَهِيدًا (bersama mereka)
Yakni ikut serta.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
72-73
Orang-orang munafiq itu tidak menyukai saudara-saudara mereka yang mukminin sebagaimana mereka menyukai apa yang ada pada diri mereka, dan ketika musibah datang menghampiri kaum mukminin mereka senang dengan hal itu, dan ketika nikmat mengindahkan suasana kaum mukminin orang-orang munafiq itu tidak akan senang dengan kebahagiaan mereka, mereka tidak akan merasa bahagia ketika kenikmatan mengampiri orang lain, atau ketika suatu musibah terangkat dari mereka, dan barangsiapa yang tidak memberikan sesuatu yang menyenangkan mereka seperti apa yang disenangi oleh orang-orang beriman, dan membenci sesuatu pada mereka sebagaimana orang beriman membencinya, maka mereka bukanlah dari golongan mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
72. Sesungguhnya sebagian kalian, yaitu orang-orang munafik yang tidak mau berperang itu akan merasa berat hati dan terlambat untuk berjihad, serta akan menakut-nakuti orang lain untuk berjihad. Jika kalian mendapatkan musibah dalam peperangan, menerima kekalahan atau kehilangan harta, maka orang munafik yang menentang ini akan berkata: “Sungguh Allah telah memberikan nikmat kepadaku, yang mana aku tidak ikut berperang dengan mereka, sehingga aku akan mendapatkan hal yang sama seperti mereka.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya di antara kalian pasti ada orang yang sangat enggan pergi} terlambat dan enggan untuk berjihad {Jika kalian ditimpa musibah} terbunuh dan kalah {dia berkata, “Sungguh Allah telah menganugerahkan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.”} hadir sehingga apa yang menimpa mereka tidak menimpaku
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
72. Kemudian Allah mengabarkan tentang orang-orang yang lemah imannya lagi malas berjihad dengan firman “Dan kesungguhanya diantara kamu” wahai orang-orang yang beriman, “ada orang yang sangat lemah yang berlambat-lambat ke medan pertempuran,” yaitu mereka berat dari berjihad di jalan Allah karena lemah, lesu, dan pengecut, dan inilah yang shahih, dan pendapat lain berkata, artinya adalah bahwa mereka memperlambat orang lain, yaitu membuatnya tidak butuh kepada peperangan, dan mereka ini adalah orang-orang munafik, akan tetapi pendapat yang pertama adalah lebik utama dari dua segi; pertama firmanNya, “Dan diantara kalian” dan percakapan itu di tujukan kepada kaum Mukminin.
Dan kedua; firman Allah pada ayat terakhir, “Seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia,” karena sesungguhnya kaum kafir dari orang-orang musyrik dan orang-orang munafik telah Allah putus kasih sayang antara mereka dengan kaum Mukminin.
Dan juga bahwasanya hal ini adalah suatu kenyataan yang terjadi, sesungguhnya kaum Mukminin tebagi dua bagian; orang-orang yang benar dalam keimanan mereka yang membawa mereka kepada kesempurnaan keyakinan dan jihad, dan orang-orang yang lemah, mereka memasuki islam lalu keimanan mereka menjadi lemah hingga akhirnya mereka tidak mampu untuk berjihad, sebagaimana Allah berfirman,
"Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’," -Al- hujurat:14-.
Kemudia Allah menyebutkan bahwa tujuan utuma orang-orang yang merasa berat, bahwasanya tujuan utama mereka dalah dunia dan segala kenikmatannya. "maka jika kalian tertimpa musibah" maksudnya kekalahan, terbunuh, kemenangan musuh atas kalian dalam beberapa kondisi sebagaimana ada hikmah Allah di dalamnya, "berkata" orang yang mundur tersebut "Allah telah memebri nikmat kepadaku dengan tidak membuatku berada Bersama mereka" Ia memandang dengan kelemahan iman dan akalnya bahwasanya berdiam diri dari berjihad yang terdapat musibah di dalamnya adalah sebuah nikmat, dan ia tidak tahu bahwa kenikmatan sebenarnya adalah adanya taufik kepada ketaatan tersebut yang menjadi pendorong kuatnya iman dan selamatnya seorang hamba dari hukuman dan kerugian, dan ia padanya akan memperoleh pahala yang besar dan keridhaan yang mulia lagi maha memberi.
Adapun berdiam diri tidak ikut perang, maka sesungguhnya walaupun terlihat menikmati istirahat sebantar namun mengakibatkan kelelahan yang panjang dan kesakitan yang tiada terperi, dan kehilangan apa yang di peroleh oleh orang-orang yang berjihad.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 71-74
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang mukmin untuk waspada terhadap musuh-musuh mereka. Ini mengharuskan mereka untuk selalu siap dengan mempersiapkan senjata dan peralatan, serta meningkatkan jumlah mereka untuk berkumpul di jalan Allah (berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok demi kelompok, bagian demi bagian, dan pasukan demi pasukan untuk berperang di jalan Allah. Kata “Ats-Tsubaat” adalah bentuk jamak dari “Tsubah” (kelompok), yaitu satu kelompok saling berkumpul menjadi dua kelompok
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah (dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok-kelompok, yaitu dua pasukan yang bergerak secara terpisah, (atau majulah bersama-sama) yaitu kalian semua Demikian juga diriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, Adh-Dhahhak, ‘Atha' Al-Khurasani, Muqatil bin Hayyan, dan Hushaif Al-Jazari.
Firman Allah, (Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat). Mujahid dan lainnya berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang orang-orang munafik.
Muqatil bin Hayyan berkata, (ada orang yang sangat berlambat-lambat) yaitu dia yang tidak mau jihad. Kemungkinan bahwa maknanya bahwa dia memperlambat diri sendiri dan memperlambat orang-orang untuk berjihad. Sebagaimana yang telah dilakukan Abdullah bin Ubay bin Salul, dimana dia terlambat dalam dalam berjihad dan menakut-nakuti manusia untuk keluar ikut berjihad. Ini merupakan pendapat Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir. Oleh karena itu Allah berfirman seraya memberitahukan tentang orang munafik yang berkata ketika terlambat untuk berjihad (Maka jika kamu ditimpa musibah) yaitu terbunuh, mati syahid, dan keunggulan musuh atas kalian dimana Allah menempatkan hikmah di dalamnya (ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka) yaitu tidak hadir bersama mereka saat terjadi peperangan. Hal itu merujuk kepada nikmat Allah kepadany, namun dia tidak menyadari apa yang telah dia lewatkan berupa pahala dari kesabaran atau pahala syahit ketika terbunuh.
(Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah) yaitu pertolongan, kemenangan dan harta rampasan (tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia) yaitu seakan-akan dia dari golongan agama kalian (Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)) yaitu agar bisa ikut menembakkan panah bersama mereka sehingga aku mendapatkan bagian dari hal itu, Itu merupakan tujuan utamanya.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Maka hendaklah dia berperang) yaitu orang mukmin yang maju (orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah) yaitu menukar agamanya dengan harga yang sedikit dari dunia. Hal itu tidak lain kecuali karena kekafiran dan tidak adanya keimanan mereka. Kemudian Allah SWT berfirman, (Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar) yaitu setiap orang yang berperang di jalan Allah, baik dia terbunuh atau menang dan mendapatkan harta rampasan. Maka di sisi Allah, dia mendapatkan pahala besar dan balasan yang melimpah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih “Allah menjamin orang yang berjihad di jalanNya ketika dia mati, maka Allah akan memasukkannya ke surga atau jika dia kembali ke tempat tinggal yang dia tinggalkan dengan membawa pahala dan harta rampasan”.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 72: Dan sesungguhnya sebahagian daripada kamu ada yang sungguh-sungguh lantas jika ada satu bahaya mengenai kamu, maka ia berkata: "Sesungguhnya Allah telah beri ni'mat atasku lantaran aku tidak hadir bersama mereka itu".
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Mereka ini adalah orang-orang mukmin yang lemah iman, namun ada yang mengatakan bahwa mereka ini adalah orang-orang munafik. Yang rajih adalah yang pertama, yakni orang-orang mukmin yang lemah iman berdasarkan kata-kata "di antara kamu", yang tertuju kepada kaum mukmin, dan kata-kata "seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia", sedangkan antara orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang munafik tidak memiliki hubungan kasih sayang dengan orang-orang mukmin. Di samping itu, karena kaum mukmin ada dua golongan; yang kuat imannya dan yang lemah imannya. Orang mukmin yang kuat imannya membuat mereka berani berjihad, sedangkan orang mukmin yang masih lemah imannya tidak berani berjihad. Dari perkataan mereka "Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka" dapat diketahui bahwa yang dicita-citakan oleh orang-orang yang berat berjihad itu tidak lain adalah kehidupan dunia dan kesenangannya. Cita-cita seperti ini tidak lain karena kurangnya ilmu dan akal mereka, dan tidak mengetahuinya tentang hakikat kehidupan dunia.
Terbunuh atau kalah dalam pertempuran.
Kata-kata ini diucapkan karena kelemahan akal dan imannya, di mana ia mengira bahwa tidak berangkat jihad yang di sana seseorang bisa mendapatkan musibah merupakan kenikmatan, padahal nikmat yang sesungguhnya adalah ketika seseorang mendapat taufiq untuk dapat menjalankan ketaatan yang besar ini, di mana di dalamnya menguatkan iman, menyelamatkan hamba dari siksa dan kerugian, memperoleh pahala yang besar dan keridaan Ar Rahman. Adapun duduk tidak berangkat berjihad, meskipun ada istirahatnya namun hanya sebentar, dan setelahnya adalah keletihan yang panjang, penderitaan yang besar dan tidak memperoleh apa yang diperoleh para mujahid.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 72
Dan sesungguhnya ingatlah, wahai orang-orang beriman, di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan dan sangat berat hati bila diajak ke medan pertempuran. Lalu jika kamu ditimpa musibah, yakni kamu mengalami kekalahan di medan perang yang mereka tidak ikut itu, dia berkata, sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena tidak menjadi korban dalam peperangan itu karena aku memang tidak ikut berperang bersama mereka. Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia dari Allah berupa kemenangan dalam perang dan memperoleh ganimah tentulah dia mengatakan dengan sangat menyesal bercampur keinginan mendapatkan ganimah, seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu, kaum muslim, dengan dia, orang munafik, wahai, sekiranya aku bersama mereka ikut dalam peperangan, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung pula, yakni bangga sebagai pemenang perang dan memperoleh harta rampasan perang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjabaran dari kalangan mufassirin mengenai isi dan arti surat An-Nisa ayat 72 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.