Surat An-Nisa Ayat 62

فَكَيْفَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلَّآ إِحْسَٰنًا وَتَوْفِيقًا

Arab-Latin: Fa kaifa iżā aṣābat-hum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim ṡumma jā`ụka yaḥlifụna billāhi in aradnā illā iḥsānaw wa taufīqā

Artinya: Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".

« An-Nisa 61An-Nisa 63 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Surat An-Nisa Ayat 62

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 62 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan kumpulan penjelasan dari berbagai mufassirin berkaitan kandungan surat An-Nisa ayat 62, misalnya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka bagiamana keadaan orang-orang munafik itu apabila musibah menimpa mereka lantaran dosa-dosa yang mereka perbuat dengan tangan-tangan mereka. Kemudian mereka datang kepadamu (wahai rosul) memberi alasan dan menguatkan kepadamu bahwa sesungguhnya mereka tidak bermaksud dengan perbuatan-perbuatan mereka kecuali berbuat baik dan mendamaikan antara pihak-pihak yang bertikai.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

62. Lalu bagaimanakah keadaan orang-orang munafik apabila ditimpa beraneka musibah akibat dosa-dosa mereka, kemudian mereka datang kepadamu -wahai Rasul- untuk meminta maaf seraya bersumpah, “Demi Allah, kami mencari keputusan hukum dari pihak lain selain dirimu semata-mata untuk berbuat baik dan mendamaikan pihak-pihak yang berseteru" Padahal mereka berdusta tentang hal itu. Karena berbuat baik yang sebenarnya dilakukan dengan berhukum kepada syariat yang Allah tetapkan bagi hamba-hamba-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

62. فَكَيْفَ إِذَآ أَصٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۢ (Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah)
Maka ketika itu mereka akan lemah dan tidak akan mampu menolak musibah itu.

بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ (disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri)
Yakni disebabkan kemaksiatan yang mereka perbuat yang diantaranya adalah berhukum kepada para thaghut.

ثُمَّ جَآءُوكَ(kemudian mereka datang kepadamu)
Yakni untuk meminta uzur atas perbuatan mereka.

إِنْ أَرَدْنَآ إِلَّآ إِحْسٰنًا وَتَوْفِيقًا (: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”)
Yakni kami tidak menginginkan dalam berhukum kepada selainmu itu kecuali kebaikan dan bukan keburukan, dan menginginkan perdamaian diantara pihak yang berselisih, dan bukan hendak menyelisihi kamu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

62. Lalu bagaimanakah nasib mereka jika menerima hukuman Allah akibat dosa-dosa mereka atau ketika kemunafikan mereka terungkap akibat perbuatan maksiat mereka, di antaranya adalah meminta keputusan hukum kepada Thaghut, lalu mereka mendatangi kalian dengan bersumpah palsu: “Kami tidak ingin meminta keputusan kepada selainmu kecuali ingin mendapat keputusan yang baik, dan diterima oleh kedua belah pihak. Kami tidak akan menentang keputusanmu”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Bagaimana} keadaan orang-orang munafik {apabila musibah menimpa mereka karena perbuatan mereka sendiri. Kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah, “Demi Allah, kami tidak menghendaki selain kebaikan dan perdamaian.”} perdamaian di antara perseteruan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

62. “Maka bagaimanakah” kondisi mereka orang-orang yang tersesat, “apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri” berupa kemaksiatan-kemaksiatan, di antaranya adalah berhukum dengan thagut, “kemudian mereka datang kepadamu” dengan maksud untuk meminta maaf atas apa yang telah mereka lakukan seraya berkata, “Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna,” maksudnya, tidakkah kami bermaksud dengan hal itu kecuali berbuat baik kepada dua belah pihak yang berselisih dan mendamaikan antara mereka, namun mereka berdusta dalam hal tersebut, karena sesungguhnya berbuat baik adalah dengan berhukum kepada Allah dan RasulNya, dan siapakah gerangan yang paling baik hukumnya daripada Allah bagi kaum yang yakin.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 60-63
Ini adalah bentuk pengingkaran dari Allah terhadap orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan Allah kepada Rasulullah dan kepada para nabi terdahulu. Dalam hal itu dia menghendaki menentukan hukum dalam menyelesaikan perselisihan kepada selain Kitabullah dan sunnah Rasulullah, sebagaimana yang disebutkan dalam penyebab turunnya ayat ini, bahwa ada seorang dari kaum Anshar dan orang Yahudi yang sedang berselisih. Orang Yahudi berkata, “Di antara aku dan kamu ada Muhammad,” dan yang lain berkata,”Di antara aku dan kamu ada Ka'b bin Al-Asyraf.” Dikatakan,”Dalam kelompok orang munafik ada yang menampakkan keislamannya. Mereka ingin untuk menentukan hukum dengan hukum Jahiliyyah, dikatakan juga hal lain. Sedangkan ayat itu lebih umum dari semua itu. Sesungguhnya ayat itu mencela orang yang menentukan hukum tanpa menggunakan Kitabullah dan sunnah. Mereka menentukan hukum kepada sesuatu selain keduanya dengan cara yang bathil, dan itu yang dimaksud dengan thaghut. Oleh karena itu Allah berfirman (Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu …) sampai ayat terakhir
Firman Allah, (padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu) yaitu mereka menolak seperti orang-orang sombong dan enggan dari hal itu. Sebagaimana Allah berfirman mengenai orang-orang musyrik, (Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya") (Surah Luqman: 21). Mereka berbeda dari orang-orang mukmin yang difirmankan Allah tentang mereka (Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (51)) (Surah An-Nur)
Kemudian Allah SWT berfirman untuk mencela orang-orang munafik (Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri) yaitu bagaimana dengan mereka ketika mereka menyampaikan mushibah yang menimpa mereka karena dosa mereka sehingga mereka membutuhkanmu dalam hal itu (kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna") yaitu mereka membuat alasan kepadamu dan bersumpah,”Kami tidak menghendaki untuk pergi ke orang lain selain dirimu, dan ketika kami meminta saran hukum kepada musuh-musuhmu itu tidak lain kecuali untuk mendapatkan kebaikan dan bantuan, yaitu bersikap keramahan dan bujukan tanpa adanya keyakinan tentang kebenaran dari hukum itu, sebagaimana Allah memberitahukan tentang mereka dalam firmanNya (Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka) (Surah Al-Maidah:52) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Abu Barazah Al-Aslami, pendeta yang menentukan urusan di antara orang Yahudi dalam perkara yang mereka perselisihkan dan yang diselisihkan oleh sebagian orang muslim, lalu Allah menurunkan ayat (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?) sampai firmanNya (penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna)
Kemudian Allah SWT berfirman (Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka) Ini merupakan perumpamaan orang-orang munafik, dan Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka dan akan membahas mereka atas hal tersebut. Sesungguhnya tidak ada sedikitpun yang tersembunyi dariNya. Jadi cukuplah denganNya wahai Muhammad terkait urusan mereka. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada mereka tampakkan dan mereka sembunyikan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman kepada beliau (Karena itu berpalinglah kamu dari mereka) yaitu jangan sampai membuatmu jengkel sesuatu yang ada dalam hati mereka (dan berilah mereka pelajaran) yaitu laranglah mereka dari sesuatu yang ada pada diri mereka yang merupakan kemunafikan dan rahasia-rahasia buruk (dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka) yaitu nasehatilah mereka dalam hal yang terjadi di antara kamu dan mereka dengan ucapan yang bisa mencegah mereka berbuat keburukan.


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
{ﻣﺼﻴﺒﺔ} mushiibah: hukuman kiarenakan kekafiran dan kemunafikan mereka.
{ ﺇﻥ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ} : Apa yang kami inginkan
{ﺇﻻ ﺇﺣﺴﺎﻧﺎ} illaa ihsaana: perdamaian antara orang yang bertikai.
{ﻭﺗﻮﻓﻴﻘﺎ} wa taufiiqa: mengumpulkan dan melembutkan hati diantara orang-orang yang berselisih.

Makna ayat :
-


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 62: Tetapi bagaimanakah (hal- nya) apabila satu bahaya menge- nai mereka dengan sebab apa yang diperbuat oleh tangan-tangan me- reka, kemudian mereka datang ke- padamu bersumpah dengan (nama) Allah; "Kami tidak maksudkan melainkan kebaikan dan perdamaian!


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni karena kemaksiatan dan berhukum kepada thagut, kemudian mereka merasa butuh denganmu dalam menghadapi musibah itu.

Untuk menyebutkan alasan berhukum kepada selain Beliau.

Dalam berhakim kepada selainmu.

Antara dua orang yang bertengkar dengan mengadakan pendekatan hukum; karena tidak siap menanggung pahitnya kebenaran. Perkataan mereka adalah dusta, padahal kebaikan dan kedamaian hanya ada pada hukum Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta'ala berfirman, "Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (Terj. Al Maa'idah: 50)


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 62

Jika perilaku orang-orang munafik itu seperti yang digambarkan tersebut, bagaimana bila mereka ditimpa musibah' maka bagaimana halnya tindakan mereka apabila kelak musibah menimpa sebagai hukuman atas keengganan mereka mengikuti tuntunan Allah disebabkan perbuatan tangannya sendiri, kemudian mereka datang kepadamu, wahai nabi Muhammad dengan tunduk tetapi membawa dalih sambil bersumpah palsu, demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki untuk menjadikan thagut sebagai hakim. Tiada yang kami kehendaki selain kebaikan dan kedamaian. Ayat ini membantah pengakuan orang-orang munafik, sembari memberi umat islam petunjuk tentang cara menghadapi kebohongan orang-orang munafik itu. Mereka itu adalah orang-orang yang sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, yakni jangan hiraukan mereka dan jangan percaya pada ucapan dan sumpah mereka, dan berilah mereka nasihat yang menyentuh hati mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas dan menghunjam pada jiwa mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penafsiran dari kalangan ahli ilmu berkaitan isi dan arti surat An-Nisa ayat 62 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Bantulah usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Banyak Dikunjungi

Tersedia ratusan halaman yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 83, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Yunus 40-41, Al-Baqarah 286, Az-Zalzalah. Juga An-Nur 2, Al-Ma’idah 2, At-Takatsur, Al-Mujadalah 11, Ali Imran, Asy-Syams.

  1. Al-Baqarah 83
  2. Al-Isra 23
  3. Al-Hujurat 12
  4. Yunus 40-41
  5. Al-Baqarah 286
  6. Az-Zalzalah
  7. An-Nur 2
  8. Al-Ma’idah 2
  9. At-Takatsur
  10. Al-Mujadalah 11
  11. Ali Imran
  12. Asy-Syams

Pencarian: surah luqman ayat 18, surat ke 82, wama muhammadun, bacaan surat yusuf, al fatihah ayat 6

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.