Surat Ali ‘Imran Ayat 155

إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْا۟ مِنكُمْ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ إِنَّمَا ٱسْتَزَلَّهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا۟ ۖ وَلَقَدْ عَفَا ٱللَّهُ عَنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Arab-Latin: Innallażīna tawallau mingkum yaumaltaqal-jam'āni innamastazallahumusy-syaiṭānu biba'ḍi mā kasabụ, wa laqad 'afallāhu 'an-hum, innallāha gafụrun ḥalīm

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

« Ali 'Imran 154Ali 'Imran 156 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Tentang Surat Ali ‘Imran Ayat 155

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 155 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjelasan dari para ahli ilmu berkaitan makna surat Ali ‘Imran ayat 155, misalnya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sesungguhnya orang-orang yang lari di antara kalian (wahai sahabat-sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam), dari peperangan ketika bertemunya pasukan Mukminin dengan kaum musyrikin pada Perang Uhud, sesungguhnya setan menjerumuskan mereka pada dosa itu dikarenakan sebagian dosa yang mereka perbuat. Dan sesungguhnya Allah telah memaafkan itu dari mereka,sehingga tidak menghukum mereka. Sesungguhnya Allah maha pengampun kepada orang-orang yang berbuat dosa yang mau bertaubat,juga Maha penyantun,tidak menyegerakan pada orang yang berbuat maksiat kepadaNya dengan siksaan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

155. kaum muslimin yang kalah dalam menghadapi pasukan kafir pada perang Uhud disebabkan setan yang menjerumuskan mereka ke dalam kesalahan yang menyebabkan kekalahan, yaitu menyelisihi perintah Rasulullah. Namun Allah telah mengampuni mereka dan tidak menyiksa mereka. Allah Maha Pengampun orang-orang yang berdosa, Maha Lembut kepada mereka sehingga tidak segera menyiksa mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

155. Sesungguhnya orang-orang yang kalah di antara kamu -wahai sahabat-sahabat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada waktu pertemuan antara golongan musyrik dengan kaum muslimin di Uhud, sesungguhnya setan lah yang mendorong mereka untuk tergelincir akibat perbuatan maksiat yang mereka lakukan. Dan sungguh Allah telah memaafkan mereka dan tidak menghukum mereka sebagai wujud kemurahan dan kasih sayang-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat lagi Maha Penyantun, tidak tergesa-gesa menjatuhkan hukuman kepada orang yang berbuat dosa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

155. إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا۟ مِنكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ (Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu)
Yakni orang-orang yang kabur pada perang Uhud.

إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطٰنُ (hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan)
Yakni dijerumuskan dalam kesalahan berupa berpaling disebabkan sebagian dosa-dosa yang telah mereka perbuat.

وَلَقَدْ عَفَا اللهُ عَنْهُمْ ۗ (dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka)
Karena taubat dan permohonan maaf mereka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Jika seorang hamba selalu mendekati dosa, dan tidak bersegera bertaubat kepada Allah, maka tidak akan aman baginya jika Allah akan membuat syaithon berkuasa atasnya, dan membuatnya tersesat menuju kesesatan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

155 Sesungguhnya orang-orang di antaramu yang berpaling pada perang Uhud, pada hari bertemunya dua pasukan mukmin dan musyrik itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan dalam kesalahan yaitu berpaling dari perang, disebabkan sebagian kesalahan/dosa yang telah mereka perbuat di masa lampau yaitu mebantah perintah Nabi. Sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka karena taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya bagi mereka yang bertaubat lagi Maha Penyantun dengan tidak menyiksa hamba tanpa adanya dosa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sesungguhnya orang-orang yang berpaling} lari dan berpaling dari jihad {di antara kalian pada hari ketika dua pasukan bertemu,} pasukan muslim dan pasukan musyrik pada hari perang Uhud {sesungguhnya mereka hanyalah digelincirkan oleh setan} setan membuat mereka tergelincir {karena sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat. Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

155. Allah memberitahukan tentang keadaan orang-orang yang kalah pada peperangan Uhud, dan sebab yang menjadikan mereka melarikan diri dari peperangan dan bahwa hal itu adalah bujukan setan, dan bahwa setan telah menguasai mereka karena beberapa dosa mereka. Merekalah yang telah memasukkan setan pada diri mereka sendiri dan menempatkannya padanya dengan cara melakukan beberapa kemaksiatan, karena kemaksiatan itu adalah kendaraan dan pintu (masuknya setan). Sekiranya mereka itu berpegang teguh dengan melakukan ketaatan kepada Rabb mereka, niscaya setan itu tidaklah memiliki kekuasaan atas mereka. Allah berfirman,
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”."-Al-Isra:65-
Kemudian Allah memberitahukan bahwasanya Dia telah memaafkan mereka setelah melakukan hal-hal yang mengharuskan hukuman, dan bila tidak demikian, sekiranya Allah menghukum mereka, niscaya Allah akan membinasakan mereka.
“Sesungguhnya Allah Maha Pengampun” bagi orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang berbuat kesalahan (dilebur) dengan sesuatu yang dapat memberi mereka taufik kepadaNya berupa taubat, istighfar, dan musibah-musibah yang menggugurkan, “lagi Maha Penyantun.” Allah tidak menyegerakan hukuman orang yang bermaksiat kepadaNya, akan tetapi menangguhkannya dan mengajaknya kembali kepadaNya, dan berserah diri kepadaNya, kemudian bila dia bertaubat dan kembali, niscaya akan diterima lalu membuatnya seperti tidak terjadi dosa darinya dan tidak muncul darinya kekurangan. Akhirnya segala puji hanya milik Allah atas kebaikanNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 154-155
Allah SWT berfirman seraya menambahkan ketenangan dan ketenangan kepada hamba-hambaNya yang mukmin atas apa yang telah diturunkan kepada mereka, yaitu rasa kantuk yang menimpa mereka sedangkan mereka tetap menjaga senjata mereka saat mereka dalam keadaan cemas dan sedih. Rasa kantuk dalam keadaan tersebut menunjukkan tanda keamanan, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anfal dalam kisah perang Badar: ((Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu) (11)) (Surat Al-Anfal).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Rasa kantuk dalam pertempuran adalah dari Allah, sedangkan dalam shalat berasal dari setan.
Diriwayatkan dari Abu Talhah, dia berkata: “Aku pernah merasakan rasa kantuk saat hari perang Uhud, hingga pedangku jatuh dari tanganku berkali-kali, dan aku terus mengambilnya lagi.
(Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu) yaitu orang-orang yang memiliki keimanan, keyakinan, keteguhan, dan tawakal yang tulus. Mereka yakin bahwa Allah akan menolong RasulNya dan membantunya mencapai tujuannya. Oleh karena itu, Allah berfirman, (sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri) yaitu mereka tidak merasakan rasa kantuk karena kegelisaan, kecemasan dan ketakutan. (mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah) sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain, (Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa (12)) (Surat Al-Fath). Demikian juga mereka yakin bahwa orang-orang musyrik ketika mereka tampak pada saat itu akan menang, dan bahwa Islam dan para pengikutnya telah kalah. Ini adalah perkara yang dialami oleh orang-orang yang mengalami keraguan ketika peristiwa mengerikan ini terjadi, maka sangkaan buruk ini akan terjadi. Kemudian Allah menjelaskan tentang mereka bahwa (Mereka berkata) dalam keadaan itu (Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?) lalu Allah berfirman (Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu) Kemudian, Allah menjelaskan apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka dengan firmanNya, (mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini") Mereka menyembunyikan ucapan ini dari Rasulullah SAW.
Az-Zubair berkata, "Aku pernah melihat diriku bersama Rasulullah SAW ketika ketakutan sangat menghantui kami. Allah mengirimkan tidur kepada kami, sehingga tidak ada satu pun dari kami kecuali rasa kantuk menyelimutinya. Demi Allah, aku mendengar kata-kata Mu'attib bin Qusyair, yang seperti mimpi, dia berkata, “Kalau saja kita memiliki peran dalam perkara ini, kita tidak akan mati di sini.” Aku masih mengingatnya dengan jelas. Dalam hal ini, Allah menurunkan ayat, (mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini") seperti yang diucapkan oleh Mu'attib.
Allah SWT berfirman, (Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh") Ini adalah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah, keputusan yang pasti terjadi sehingga yang tidak bisa menghindar dan mengelak dariNya.
Firman Allah, (Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu) yaitu Dia menguji kalian dengan apa yang terjadi pada kalian, untuk memisahkan yang buruk dari yang baik dan menampakkan perbedaan antara orang-orang mukmin dan orang-orang munafik dalam perkataan dan perbuatan mereka. (Allah Maha Mengetahui isi hati) yaitu, apa yang bergejolak dalam dada berupa rahasia. Kemudian Allah SWT berfirman (Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat) saitu sebagian dosa mereka yang terdahulu, sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa ulama’ salaf, "Sebagian balasan perbuatan baik adalah kebaikan setelahnya, dan sebagian balasan perbuatan buruk adalah keburukan setelahnya"
Kemudian Allah SWT berfirman, (dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka) yaitu apa yang telah mereka lakukan berupa melarikan diri. (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun) yaitu Dia mengampuni dosa, bermurah hati kepada makhlukNya, dan membiarkan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 155: Sesungguhnya yang telah berpaling dari antara kamu pada hari pertemuan dua tentara itu, tidak lain melainkan mereka digelincir kan oleh syaitan dengan sebab sebagian daripada (kesalahan) yang mereka telah kerjakan; tetapi sesungguhnya Allah telah ampunkan mereka, karena sesungguhnya Allah itu Pengampun, Penyabar.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dari peperangan.

Dua pasukan itu ialah pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin dalam perang Uhud.

Dengan bisikannya.

Yakni sikap-sikap menyelisihi perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena sebab inilah setan berhasil menguasai mereka. Kalau sekiranya mereka menaati Allah dan rasul-Nya, tentu setan tidak akan dapat menguasai hati mereka. Allah berfirman,

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Terj. Al Hijr: 42)

Dengan memberikan taufiq kepada mereka untuk beristighfar dan bertobat, serta dengan musibah-musibah yang menghapuskan dosa.

Dia tidak segera menghukum para pelaku maksiat, bahkan menundanya dan mengajak untuk kembali kepada-Nya. Jika ia mau bertobat dan kembali, maka Dia menerimanya dan menjadikannya seolah-olah tidak pernah berbuat dosa, maka segala puji bagi Allah atas ihsan-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 155

Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu, tidak ikut berperang atau lari dari medan perang, ketika terjadi pertemuan, yaitu pertempuran, antara dua pasukan itu, yakni pasukan mukmin dan pasukan kafir dalam perang uhud, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan, dosa, yang telah mereka perbuat, pada masa lampau, tetapi Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sungguh, Allah maha pengampun atas segala dosa, maha penyantun tidak segera menghukum orang yang berbuat maksiat usai menjelaskan peristiwa perang uhud, Allah lalu menjabarkan tuntunan yang harus diikuti oleh orang yang beriman. Wahai orangorang yang beriman! janganlah kamu seperti orang-orang kafir, yakni orang munafik yang mengatakan kepada saudara-saudaranya seketurunan maupun seiman, apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau pergi berperang, sekiranya mereka tetap bersama kita, tidak ikut berperang, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. Akibat perkataan yang demikian itu, Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan yang besar di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan siapa yang dikehendaki-Nya sesuai dengan ketetapan-Nya, dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan, yang kamu tampakkan maupun yang kamu sembunyikan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjabaran dari berbagai ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 155 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Sokonglah dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Banyak Dilihat

Tersedia ratusan halaman yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 3, Bismillah, Al-Kahfi 1-10, An-Naziat, Az-Zumar 53, An-Nisa 59. Ada pula Yusuf, Al-Qari’ah, Al-Lahab, An-Nashr, Al-‘Ashr, Quraisy.

  1. Al-Ma’idah 3
  2. Bismillah
  3. Al-Kahfi 1-10
  4. An-Naziat
  5. Az-Zumar 53
  6. An-Nisa 59
  7. Yusuf
  8. Al-Qari’ah
  9. Al-Lahab
  10. An-Nashr
  11. Al-‘Ashr
  12. Quraisy

Pencarian: q.s. an-nisa/4 59, surah yunus ayat 58, al ahzab ayat 32, qs al anam, an nur ayat 11

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.