Surat Ali ‘Imran Ayat 67

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

مَا كَانَ إِبْرَٰهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Arab-Latin: Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn

Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.

« Ali 'Imran 66Ali 'Imran 68 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Mengenai Surat Ali ‘Imran Ayat 67

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 67 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan penting dari ayat ini. Didapatkan beberapa penjelasan dari banyak ahli ilmu terhadap isi surat Ali ‘Imran ayat 67, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Bukanlah Ibrahim itu seorang Yahudi dan bukan juga seorang Nasrani, karena tidak ada yahudi dan nasrani kecuali setelahnya, akan tetapi dia mengikuti perintah Allah dan taat kepada Nya serta berserah diri kepada tuhannya, dan tidak termasuk orang-orang yang Musyrik.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

67-68. Allah mengingkari klaim orang-orang yang mengaku Ibrahim berada dalam agama mereka. Ibrahim adalah orang yang mengikuti perintah Allah dan tunduk kepada-Nya, dia tidak pernah menyekutukan-Nya. Dan manusia yang paling berhak atas Ibrahim adalah orang-orang yang mengikuti agamanya, yaitu nabi Muhammad beserta orang-orang yang beriman kepadanya. Allah adalah penolong orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

67. Ibrahim -'alaihissalām- tidak pernah menganut agama Yahudi maupun Nasrani, tetapi dia cenderung menjauhi agama-agama yang batil dan memilih berserah diri kepada Allah -Ta'ālā- seraya mengesakan-Nya. Dan dia juga tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu sebagaimana anggapan orang-orang musyrik Arab yang mengklaim bahwa mereka adalah penganut agama Ibrahim.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

67. وَلٰكِن كَانَ حَنِيفًا ( akan tetapi dia adalah seorang yang lurus)
Yakni yang tidak condong kepada agama-agama lain, melainkan condong kepada tauhid.

مُّسْلِمًا ( lagi berserah diri)
Yakni taat kepada Allah dan senantiasa beribadah kepada-Nya, dan beragama Islam.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

67 Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, sebab dia lebih dulu ada daripada dua agama yang berbeda ini. Adapun semua agama yang ada adalah mengesakan Allah dan menjunjung kebenaran. Dia taat kepada Allah dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain selain Allah.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi, bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang hanif} terhindar dari agama-agama yang bathil {dan berserah diri. Dia bukan termasuk orang-orang musyrik


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

65-68. Seluruh agama dari Yahudi, Nasrani, kaum musyrikin demikian juga Islam mengaku bahwa mereka mengikuti ajaran Nabi Ibrahim. Allah memberitakan bahwa manusia yang paling berhak atasnya adalah Nabi Muhammad beserta pengikut beliau serta pengikut al-Khalil (Nabi Ibrahim sendiri) sebelum Muhammad. Adapun orang-orang Yahudi, nasrani, dan kaum musyrikin, sesungguhnya Ibrahim berlepas diri dari mereka dan dari menjadi pembela mereka, oleh karena agama beliau adalah yang hanif dan membawa kemudahan yang mengandung keimanan kepada seluruh Rasul dan seluruh kitab-kitab (suci), dan ini adalah keistimewaan kaum Muslimin. Adapun klaim Yahudi dan Nasrani bahwa mereka berada di atas ajaran Ibrahim, maka telah diketahui bahwa agama Yahudi dan Nasrani yang mengaku menganut ajaran tersebut belum dibentuk kecuali setelah Ibrahim, lalu bagaimanakah mereka dapat membantah perkara ini yang telah diketahui padanya kebohongan dan dusta mereka? Taruhlah andaikan mereka mendebat tentang suatu hal yang mereka memiliki ilmu tentangnya namun bagaimana dalam kondisi seperti ini? Hal ini sebelum diperhatikan pendapat mereka yang penuh dengan kebohongan yang dapat diketahui akan batilnya klaimnya tersebut. Ayat ini juga merupakan sebuah dalil bahwa tidaklah halal bagi seorang manusia berkata atau berdebat tentang sesuatu yang tidak ia miliki ilmunya.
Dan FirmanNya, “Dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman.” Maka semakin kuat iman seorang manusia, niscaya Allah akan melindungiNya dengan kelembutanNya, memudahkannya dengan segala kemudahan, dan menjauhkannya dari kesulitan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 65-68
Allah SWT mengingkari orang-orang Yahudi dan Nasrani terkait argumen mereka tentang nabi Ibrahim, serta klaim dari setiap kelompok mereka bahwa nabi Ibrahim adalah bagian dari mereka. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas, “kelompok Nasrani dari Najran dan para pendeta Yahudi berkumpul di hadapan Rasulullah SAW dan saling berdebat di sisinya. Para pendeta Yahudi berkata, “Tidaklah Ibrahim itu melainkan seorang Yahudi,” sedangkan kelompok Nasrani berkata, “Tidaklah Ibrahim hanyalah itu melainkan seorang Nasrani.” Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (65)) yaitu bagaimana bisa kalian menganggap, wahai orang Nasrani, bahwa dia adalah seorang Nasrani, sedangkan agama Nasrani baru ada jauh setelah masa hidupnya? Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Apakah kamu tidak berpikir?). Kemudian Allah berfirman (Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui (66)) Ini adalah penolakan terhadap mereka yang berdebat tentang hal yang tidak mereka ketahui. Seandainya orang-orang Yahudi dan Nasrani berdebat tentang hal yang mereka pahami dari ajaran agama mereka yang berlaku hingga masa kepemimpinan nabi Muhammad SAW, maka itu akan lebih pantas bagi mereka. Akan tetapi mereka berbicara tentang hal yang tidak mereka ketahui, maka Allah mengingkari mereka atas hal tersebut dan memerintahkan mereka untuk mengembalikan hal-hal yang tidak mereka ketahui kepada Yang Maha Mengetahui akan hal-hal ghaib dan yang bisa disaksikan, Dzat mengetahui hakikatnya dan zhahirnya. Oleh karena itu Allah berfirman (Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui) Kemudian Allah berfirman, (Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)) yaitu orang yang bersih dari perbuatan syirik karena keimanannya (dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik) Ini seperti ayat yang telah lalu dalam surah Al-Baqarah (Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik"(135)) (Surah Al-Baqarah) Kemudian Allah berfirman (Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (68)) Allah berfirman bahwa orang yang paling berhak mengikuti nabi Ibrahim adalah orang yang mengikuti agamanya dan nabi ini, yaitu nabi Muhammad SAW, dan orang-orang yang beriman dari para sahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikutinya setelah mereka.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap nabi memiliki pewaris di antara para nabi. Pewaris dari para nabi adalah bapakku dan khalilullah” Kemudian beliau membaca, (Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (68)) yaitu sesungguhnya pelindung bagi seluruh mukmin adalah dengan mengutus Rasulullah SAW


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 67: Bukanlah Ibrahim itu seorang yang Yahudi dan bukan seorang Nasrani; tetapi adalah ia seorang yang jauh daripada kesesatan, ia seorang Muslim dan bukanlah (pula) ia seorang daripada musyrikin.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 67

Setelah ayat sebelumnya menjelaskan ketidakbenaran anggapan ahli kitab tentang nabi ibrahim, lalu Allah membantah anggapan mereka sekaligus menjelaskan sosok nabi ibrahim sebenarnya. Nabi ibrahim bukanlah seorang yahudi dan bukan pula seorang nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, yaitu jauh dari syirik atau mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan, sekaligus muslim yaitu seorang yang berserah diri kepada Allah semata dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik sebagaimana orang yahudi dan nasrani yang meyakini uzair dan nabi isa sebagai anak tuhan. Jika demikian, orang yang paling dekat atau yang paling berhak dinisbatkan kepada ibrahim dan ajaran yang dianutnya ialah orang yang mengikutinya, yaitu yang menjawab ajakan nabi ibrahim kepada tauhid, begitu juga nabi ini, Muhammad, dan orang-orang yang beriman yakni para pengikut agama tauhid secara konsisten dan sunggung-sungguh. Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dengan senantiasa memberi pertolongan di dunia dan memberi balasan surga di akhirat kelak.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penjabaran dari beragam mufassirun terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 67 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Support syi'ar kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Banyak Dibaca

Telaah banyak materi yang banyak dibaca, seperti surat/ayat: Yusuf, Al-Qari’ah, Al-‘Ashr, Bismillah, Quraisy, An-Naziat. Termasuk An-Nisa 59, Al-Kahfi 1-10, Al-Lahab, Al-Ma’idah 3, An-Nashr, Az-Zumar 53.

  1. Yusuf
  2. Al-Qari’ah
  3. Al-‘Ashr
  4. Bismillah
  5. Quraisy
  6. An-Naziat
  7. An-Nisa 59
  8. Al-Kahfi 1-10
  9. Al-Lahab
  10. Al-Ma’idah 3
  11. An-Nashr
  12. Az-Zumar 53

Pencarian: surah al jin, ayat kursi., an nisa ayat 20, al baqarah 113, al baqarah ayat 117

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: