Surat Ali ‘Imran Ayat 25

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَٰهُمْ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Arab-Latin: Fa kaifa iżā jama'nāhum liyaumil lā raiba fīh, wa wuffiyat kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamụn

Artinya: Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).

« Ali 'Imran 24Ali 'Imran 26 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Surat Ali ‘Imran Ayat 25

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 25 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penjabaran dari banyak ulama tafsir mengenai makna surat Ali ‘Imran ayat 25, antara lain sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Bagaimana terjadinya keadaan mereka apabila Allah mengumpulkan mereka untuk menghisab mereka pada hari yang tidak ada keraguan sama sekali tentang terjadinya (yaitu hari kiamat) dan masing-masing orang akan mendapatkan balasan atas apa yang mereka perbuat dan mereka tidak akan dizalimi sedikitpun.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

25. Lalu bagaimana keadaan dan penyesalan mereka? Tentu akan sangat buruk sekali, karena Kami akan mengumpulkan mereka untuk menghadapi penghitungan amal pada hari yang tidak diragukan kebenarannya, yaitu hari kiamat. Dan setiap orang akan diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Tidak ada yang dizalimi dengan dikurangi kebaikannya maupun ditambah keburukannya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

25. فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنٰهُمْ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ (Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya)
Yakni bagaimana keadaan mereka jika Kami mengumpulkan mereka di hari pembalasan yang tidak diragukan tentang adanya, mereka pasti akan terjerumus ke dalam siksaan dan tidak dapat meloloskan diri mereka dengan tipu daya dan kebohongan.

وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ (Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya)
Yakni balasan apa yang telah diperbuat.

وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( sedang mereka tidak dianiaya)
Yakni dengan penambahan dosa atas mereka atau dengan pengurangan amal kebaikan yang menjadi hak mereka.
Dan di hari tersebut akan jelas bagi orang-orang Yahudi dan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan melawan-Nya yang tertipu dengan kebohongan-kebohongan mereka bahwa hal itu tidak akan bermanfaat bagi mereka ketika Allah mengumpulkan mereka di depan-Nya untuk menanyai dan menghisab, maka mereka tidak memiliki alasan apapun di sisi Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

25 Bagaimanakah jadinya mereka, atau bagaimana keadaan mereka nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari pembalasan, hari yang tidak ada keraguan kejadiannya yaitu hari kiamat. Setiap jiwa akan dibalas atas apa yang mereka kerjakan. Mereka tidak dirugikan sedikitpun berupa penambahan siksa atas dosa mereka, juga tidak akan berkurang kebaikan mereka. Saat itulah, mereka sadar bahwa tidak ada satupun yang dapat menolong mereka.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Bagaimanakah} keadaan mereka {jika mereka Kami kumpulkan pada hari dimana tidak ada keraguan di dalamnya dan setiap jiwa diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakan, dan mereka tidak dizalimi


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

23-25. Maksudnya, tidakkah anda perhatikan dan heran terhadap mereka, “orang-orang yang telah diberi bagian yaitu al-Kitab (Taurat)”, dan “mereka diseru kepada kitab Allah” yang membenarkan apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-rasulNya, “kemudian sebagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi” dari mengikuti kebenaran. Seolah-olah dikatakan, apa pendorong mereka berpaling seperti itu, padahal mereka adalah orang-orang yang paling berhak untuk mengikuti dan paling mengetahui hakikat dari apa yang dibawa oleh nabi Muhammad? Lalu Allah menyebutkan dua sebab dari hal itu:
Pertama, rasa aman dan persaksian mereka yang batil lagi diri mereka sendiri akan keselamatan dan bahwa neraka itu tidaklah akan menyentuk mereka kecuali hanya beberapa waktu saja yang mereka tentukan menurut hawa nafsu mereka sendiri yang rusak. Seolah-olah pengaturan kepemilikan kembali kepada mereka, di mana mereka berkata,
"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. QS- Al-Baqarah: 111-
Telah diketahui bahwa hal ini merupakan angan-angan kosong yang batil secara syari maupun akal.
Kedua, bahwasanya mereka ketika mendustakan ayat-ayat Allah dan membuat kebohongan atasnya, setan menghiasi perbuatan-perbuatan mereka yang buruk, dan mereka terpedaya oleh hal tersebut, hingga Nampak oleh mereka bahwa itu merupakan sesuatu yang benar, (dan itu adalah) sebagai suatu hukuman atas keberpalingan mereka dari kebenaran, oleh karena itu, bagaimanakah kondisi mereka ketika Allah mengumpulkan mereka pada Hari Kiamat nanti? Di mana Allah akan memberikan balasan akan perbuatan manusia dan berlakulah keadilan Allah terhadap hamba-hambaNya. Saat itu tidaklah perlu ditanya lagi tentang siksaan yang akan mereka rasakan, kebaikan dan pahala tidak mungkin didapatkan. Dan itu adalah karena tindakan yang diperbuat oleh tangan mereka sendiri, dan tidaklah Tuhanmu itu berlaku zhalim terhadap hamba-hambaNya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 23-25
Allah SWT berfirman seraya menolak tegas tuduhan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengklaim bahwa kitab-kitab yang ada pada mereka, yaitu Taurat dan Injil. Ketika mereka diajak untuk mengambil hukum kepada apa yang ada dalam kandungan kedua kitab itu berupa ketaatan kepada Allah sesuai dengan apa yang Dia perintahkan dalam kitab-kitab tersebut, berupa mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW, mereka justru berpaling dan menolak kandungan kedua kitab itu. Hal ini bertujuan untuk mencela mereka dan ejekan terhadap ketidaksesuaian dari apa yang mereka sebutkan dengan kekeras kepalaan mereka. Kemudian Allah berfirman, (Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung") yaitu keberanian mereka dalam mengingkari kebenaran dan sangkaan mereka kepada Allah dalam klaim mereka atas diri mereka sendiri bahwa mereka akan disiksa di neraka hanya selama tujuh hari dalam seribu tahun di dunia. Pembahasan mengenai hal ini telah disebutkan sebelumnya dalam surah Al-Baqarah.
Kemudian Allah SWT berfirman (Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan) yaitu mereka tetap kokoh pada agama mereka yang bathil, dan terhadap sesuatu yang mereka gunakan yang menipu diri mereka sendiri berupa sangkaan bahwa neraka tidak akan menyentuh mereka karena dosa-dosa mereka kecuali hanya beberapa hari saja. Mereka adalah orang-orang yang telah mengada-adakan klaim ini untuk diri mereka sendiri dengan sengaja. Allah belum menurunkan hukumannya karena hal itu, Allah berfirman seraya mengancam dan memberikan peringatan kepada mereka (Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya) yaitu bagaimana keadaan mereka sedangkan mereka telah mengada-adakan hal itu kepada Allah, mendustakan para rasulNya, membunuh para nabiNya, dan ulama’ dari kaum mereka yang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran? Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada mereka atas hal itu semua dan akan menghisab mereka, serta membalas mereka atas hal tersebut. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya) yaitu tidak ada keraguan atas terjadinya (Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 25: Bagaimanakah (hal mereka) apabila Kami himpunkan mereka di satu hari yang tidak ada sebarang syak tentang (datangnya), dan disempurnakan kepada tiap-tiap seorang, apa yang ia telah usahakan, sedang mereka tidak teraniaya!.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tidak dikurangi kebaikannya dan tidak ditambah keburukannya.

Ketika mereka dikumpulkan oleh Allah dan diberi balasan, maka mereka akan menyadari salahnya persangkaan mereka selama ini, yakni bahwa mereka hanya masuk ke dalam neraka beberapa hari saja.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 25

Pada ayat sebelumnya disebutkan bahwa kaum yahudi berani menyepelekan azab Allah dengan mengingkari kebenaran yang dibawa rasulullah, barangkali karena mereka masih hidup di dunia, maka bagaimana jika nanti mereka, kaum yahudi itu, kami kumpulkan pada hari kiamat yang tidak diragukan terjadinya, dan pada hari itu juga kepada setiap jiwa diberi balasan yang sempurna atau setimpal sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, jika baik akan mendapatkan pahala dan jika buruk akan memperloleh siksa, dan mereka tidak akan dizalimi, yakni dirugikan atau dikurangi sedikit pun dari balasannya' setelah ayat-ayat sebelumnya menjelaskan tentang ketidakmampuan seseorang untuk menghindar dari keniscayaan hari akhir sebagai hari pembalasan, hari tersingkapnya rahasia, hari terkuaknya segala kebohongan, maka ayat berikut menjelaskan tentang kemahakuasaan Allah yang lain di dunia. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, wahai tuhan pemilik kekuasaan, engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang engkau kehendaki, dan engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapa pun yang engkau kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebajikan. Sungguh, engkau mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak seorang pun mampu mengangkat derajat orang lain dan memuliakannya kecuali atas izin-Nya, dan tidak seorang pun mampu menjatuhkan kekuasaan orang lain dan menghinakannya kecuali atas izin-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjelasan dari kalangan ahli ilmu terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 25 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Terbanyak Dikaji

Telaah ratusan topik yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Lahab, Al-Qari’ah, Al-‘Ashr, Az-Zumar 53, Al-Ma’idah 3, Quraisy. Juga An-Naziat, An-Nisa 59, Yusuf, Bismillah, An-Nashr, Al-Kahfi 1-10.

  1. Al-Lahab
  2. Al-Qari’ah
  3. Al-‘Ashr
  4. Az-Zumar 53
  5. Al-Ma’idah 3
  6. Quraisy
  7. An-Naziat
  8. An-Nisa 59
  9. Yusuf
  10. Bismillah
  11. An-Nashr
  12. Al-Kahfi 1-10

Pencarian: surat at taubah ayat 71, surah qulhu, surah al jumuah 9 10, al qamar artinya, al-baqarah ayat 1-5

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.