Surat Al-Munafiqun Ayat 9

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tul-hikum amwālukum wa lā aulādukum 'an żikrillāh, wa may yaf'al żālika fa ulā`ika humul-khāsirụn

Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

« Al-Munafiqun 8Al-Munafiqun 10 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Tentang Surat Al-Munafiqun Ayat 9

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 9 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari kalangan mufassirun terkait isi surat Al-Munafiqun ayat 9, di antaranya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

9. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, janganlah kalian disibukkan oleh harta dan anak-anak kalian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Barangsiapa disibukkan oleh harta dan anaknya dari itu, maka mereka adalah orang-orang yang merugi, gagal meraih kemuliaan dan rahmat dari Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

9-10. Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian menyibukkan kalian dari ibadah. Dan barangsiapa yang disibukkan dunia dari akhirat dan beribadah kepada Allah, maka orang-orang yang jauh dari kebenaran ini adalah orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat.

Dan infakkanlah sebagian harta yang telah Kami karuniakan itu untuk berbagai jalan kebaikan, sebelum datang tanda-tanda kematian, sehingga seseorang dari kalian akan berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku kesempatan dan tundalah kematianku sebentar saja, agar aku dapat menginfakkan hartaku dan menjadi bagian dari orang-orang shalih yang menjalankan hukum-hukum-Mu.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

9. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan kepada mereka, janganlah harta dan anak-anak melalaikan kalian dari mengerjakan salat dan kewajiban Islam lainnya. Barangsiapa yang dilalaikan oleh harta dan anak-anaknya dari apa yang diwajibkan oleh Allah berupa salat dan selainnya, maka mereka adalah orang-orang yang benar-benar merugi, yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari Kiamat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

9. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ( Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah)
Allah memperingatkan orang-orang beriman dari kelakuan orang-orang munafik yang dilalaikan oleh harta dan keturunan mereka dari mengingat Allah yang berupa kewajiban-kewajiban dalam Islam. Pendapat lain mengatakan: yakni berupa membaca al-Qur’an.

وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ(Dan barang siapa berbuat demikian)
Yakni orang yang lalai dari agama karena urusan duniawi.

فَأُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُونَ(maka mereka itulah orang-orang yang rugi)
Yakni benar-benar dalam kerugian.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1). Pemilihan lafazh { تُلْهِكُمْ } "melalaikanmu" dan tidak menggunakan lafzh (تُشْغِلُكُمْ) "menyibukkanmu", hikmahnya adalah bahwa penggunaan lafazh (الشغل) ada yang mengarah kepada sesuatu yang dipuji; maka terkadang seseorang disibukkan dengan kebaikan, sebagaimana tercantum dalam hadis: (إنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا) "Di dalam shalat itu sedang sibuk", dan sebagaimana firman Allah ta'ala: { إِنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍ فَٰكِهُونَ } "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)" [Q.S. Yaasin : 55], Adapun lafazh (الإلهاء) penggunannya lebih kepada sesuatu yang dibenci; maka dipilih lafazh yang lebih pantas dalam larangan.

2). Abu Hazim berkata: “Segala sesuatu yang mengalihkan perhatianmu dari menunaikan hak-hak Allah ﷻ, baik harta atau anak-anak, adalah buruk bagimu!”.

3). Ayat ini berisi peringatan terhadap godaan orang-orang munafik yang lalai menyebut Tuhannya, karena itulah ciri-ciri mereka; Oleh karena itu, banyak mengingat Allah adalah perlindungan dari kemunafikan, dan Allah ta'ala sangat baik daripada menimpakan kemunafikan pada hati yang senantiasa mengingat-Nya, namun itu berlaku bagi hati yang lalai dari mengingat Allah ﷻ.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

9. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Jangan sampai harta yang mengandung fitnah dan anak-anak yang kalian cintai melalaikan kalian dari mengingat Allah, yaitu untuk memenuhi kewajiban atau peribadatan dalam Islam. Barangsiapa melakukan itu, yaitu permainan dan pesta pora dengan hiburan dunia, maka mereka adalah orang-orang yang merugi dalam perniagaan mereka di hari kiamat, karena mereka membeli sesuatu yang agung dan kekal dengan sesuatu yang rendah dan fana


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai membuat lalai kalian} jangan sampai menyibukkan kalian {harta benda kalian dan tidak pula anak-anak kalian dari mengingat Allah} kewajiban-kewajiban dari Allah SWT seperti shalat, zakat, dan haji {Siapa saja yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

9. Selanjutnya Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar banyak-banyak mengingatNya karena di dalam dzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah juga melarang hamba-hambaNya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk mengingat Allah, karena kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah yang akan menimbulkan kerugian besar. Karena itu Allah berfirman, “Barangsiapa yang berbuat demikian,” yakni dilalaikan oleh harta dan anaknya dari mengingat Allah “maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Untuk kebahagiaan abadi dan nikmat yang kekal, karena mereka lebih mengedepankan kefanaan daripada keabadian. Allah berfirman, “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”-Al-Anfal:28-


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 9-11
Allah SWT berfirman memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman untuk banyak berdzikir mengingatNya, dan melarang mereka menyibukkan diri dengan harta dan anak-anak sehingga melupakannya. dan memberitahukan kepada mereka bahwa barang siapa yang terlena dengan kesenangan dan perhiasan dunia sehingga melupakan ketaatan kepada Tuhannya dan mengingatNya, maka sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang merugi, yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Kemudian Allah SWT menganjurkan mereka untuk berinfak di jalan ketaatan kepadaNya. Maka Allah berfirman: (Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (10)) Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan menyesal di saat sekarat, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertaubat dan menyusul apa yang dia lewatkan. Apa yang terjadi sudah terjadi dan apa yang datang sudah datang, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Adapun orang-orang kafir, maka sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (44)) (Surah Ibrahim)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)) yaitu tidak memberi tangguh kepada seorangpun jika ajalnya datang. Dan Dia mengetahui orang yang berkata dengan sejujurnya dalam permintaannya dari kalangan orang-orang yang seandainya dikembalikan akan mengulangi kejahatan yang sebelumnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Munafiqun ayat 9: Kemudian Allah melarang untuk meniru sifat-sifat orang-orang munafik, yaitu mereka tidak menyebut nama Allah kecuali hanya sedikit, Allah berkata : Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya ﷺ, beramallah kalian dengan syariat-Nya, janganlah kalian tersibukkan dibelakang harta-harta kalian, dan berlebihan terhadap anak-anak kalian dari menegakkan hak-hak Tuhan kalian, dan mengerjakan kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan kepada kalian. Ketahuilah barangsiapa yang tersibukkan dengan urusan dunia di atas urusan agama, maka mereka adalah orang-orang yang menderita yang akan sampai pada derajat orang yang merugi dengan sebab kelalaian mereka dari agama Rabb mereka, dan dunia mereka akan musnah dan akhirat itu kekal.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk banyak mengingat-Nya, karena di sana terdapat keberuntungan dan kebaikan yang banyak, dan melarang mereka dibuat sibuk oleh harta dan anak-anak mereka sampai lalai mengingat Allah. Hal itu, karena jiwa manusia diciptakan dengan keadaannya yang senang kepada harta dan anak, namun jika sampai diutamakan di atas kecintaan dan ketaatan kepada Allah, maka dapat mengakibatkan kerugian yang besar seperti saat dikumandangkan azan Jum’at untuk shalat Jum’at, tetapi ia masih saja sibuk berdagang.

Seperti dari shalat yang lima waktu.

Yakni harta dan anaknya membuat lalai dari mengingat Allah.

Tidak mendapatkan kebahagiaan yang abadi dan kenikmatan yang kekal karena mengutamakan kenikmatan yang fana’ (sebentar). Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At Taghaabun: 15)


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Munafiqun Ayat 9

Pada ayat ini Allah mengingatkan orang-orang beriman agar kesibukan mengurus harta dan memperhatikan urusan anak tidak menghalangi ibadah kepada Allah. Wahai orang-orang yang beriman di mana pun berada! janganlah harta bendamu yang kamu cari dan anak-anakmu yang kamu sayangi, melalaikan kamu dari mengingat Allah, yakni salat lima waktu dan aturan-aturan Allah tentang bekerja, bermasyarakat, dan bernegara. Dan barang siapa berbuat demikian, melalaikan ibadah dan aturan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang rugi, karena kebutuhan ruhaninya tidak terpenuhi dan hidupnya tidak seimbang. 10. Ayat ini menghimbau orang-orang beriman untuk memfungsikan harta dengan benar. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu untuk kepentingan duafa, fasilitas umum, dan fasilitas sosial sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu sehingga kamu tak sempat berinfak; lalu dia berkata setelah kematian terjadi, menyesalinya, 'ya tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dengan hartaku ini dan aku dengan demikian akan termasuk orang-orang yang saleh, karena menjadi dermawan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penafsiran dari para mufassirun terkait makna dan arti surat Al-Munafiqun ayat 9 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita. Dukung perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Banyak Dikaji

Nikmati banyak konten yang banyak dikaji, seperti surat/ayat: Ayat Kursi, Al-Baqarah, Al-Kahfi, Ar-Rahman, Yasin, Al-Kautsar. Ada juga Shad 54, Al-Mulk, Al-Ikhlas, Al-Waqi’ah, Do’a Sholat Dhuha, Asmaul Husna.

  1. Ayat Kursi
  2. Al-Baqarah
  3. Al-Kahfi
  4. Ar-Rahman
  5. Yasin
  6. Al-Kautsar
  7. Shad 54
  8. Al-Mulk
  9. Al-Ikhlas
  10. Al-Waqi’ah
  11. Do’a Sholat Dhuha
  12. Asmaul Husna

Pencarian: surat al luqman ayat 13-14, yasin dan latin, al lahab, surah al a'la, surat arrum ayat 21

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.