Surat Al-Waqi’ah Ayat 29

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ

Arab-Latin: Wa ṭal-ḥim manḍụd

Artinya: Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

« Al-Waqi'ah 28Al-Waqi'ah 30 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Waqi’ah Ayat 29

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penafsiran dari kalangan mufassirin terhadap makna surat Al-Waqi’ah ayat 29, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

27-34. Ashabul Yamin (golongan kanan), betapa besar kedudukan dan balasan mereka. Mereka di bawah pohon bidara yang tidak berduri dan pisang yang sebagian tersusun di atas sebagian lainnya, naungan yang langgeng yang tidak lenyap, air mengalir yang tiada henti, buah-buahan yang banyak yang tidak pernah habis dan tidak pula berakhir, tidak ada yang menghalangi mereka, dan juga kasur-kasur yang terangkat di atas ranjang-ranjang.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

29. Dan di buah pisang yang saling bertumpuk dan bersusun sebagiannya di atas sebagian yang lain.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

29. وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ (dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya))
Terdapat pendapat mengatakan yang dimaksud adalah pohon pisang. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud bukanlah pohon pisang, namun pohon akasia yang merupakan pohon terbesar bagi orang Arab, namun pohon akasia ini lebih baik daripada pohon akasia yang ada di bumi, sebagaimana segala yang ada di surga jauh lebih baik daripada apa yang ada di dunia.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

29. Dan pohon-pohon pisang yang buah-buahnya bersusun-susun ke atas satu sama lain.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{dan pohon pisang yang bersusun-susun} dan pohon pisang yang saling bertumpuk satu sama lain


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

27-34. Kemudian Allah menyebutkan apa yang telah Dia persiapkan bagi golongan kanan seraya berfirman, “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu,” maksudnya kedudukan dan kondisi mereka amatlah agung, “berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,” maksudnya tidak memiliki duri dan ranting yang tidak enak dipandang lagi membahayakan, dan digantikan di tempat tersebut dengan buah yang baik (lezat dan bermanfaat). Dan pohon bidara itu memiliki keistimewaan, yakni pohonnya yang sangat rindang nan teduh dan biasa digunakan sebagai tempat beristirahat. “Dan pohong pisang yang bersusun-susun (buahnya).” ‘attholhu’ adalah sebuah pohon yang dikenal dikalangan masyarakat, yaitu pohon besar yang biasanya didapati di daerah pedalaman yang pada pelepahnya tersusun buahnya yang enak dan lezat. “Dan air yang tercurah,” maksudnya di dalam surga banyak didapati mata air dan sungai-sungai yang mengalir terus menerus. “Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya,” maksudnya, buah-buahan tersebut tidaklah seperti yang ada di dunia, di mana dalam waktu tertentu akan berhenti berbuah dan tidak bisa dipetik, artinya tidak mudah bagi orang yang ingin menikmatinya (setiap kali mau). Akan tetapi buah-buahan di surga itu akan selalu ada dan dapat dipetik dari dekat, di mana seorang hamba penghuni surga akan dapat mengambilnya dalam keadaan apa pun. “Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk” yakni memiliki ketebalan (ketinggian) yang melebihi semua kasur yang ada (di dunia), dan kasur-kasur tersebut terbuat dari sutra, emas dan mutiara, serta dari sesuatu yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 27-40
Setelah Allah SWT menyebutkan tentang orang-orang yang terdahulu dan yaitu orang-orang yang didekatkan, Dia menghubungkannya dengan golongan kanan, mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan (Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu (27)) yaitu, siapakah golongan kanan itu, keadaan mereka, dan bagaimanakah tempat kembali mereka? Kemudian ditafsirkan dengan firman: (Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri (28)) Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, Qisamah bin Zuhair, dan Qatadah berkata bahwa pohon tersebut tidak ada durinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa itu adalah pohon bidara yang dipenuhi dengan buah, ini menurut riwayat dari Mujahid. Yang jelas bahwa yang dimaksud adalah bahwa pohon bidara di dunia penuh dengan duri dan sedikit buahnya, tetapi di akhirat kebalikannya, tidak berduri dan banyak buahnya yang membuat pohonnya terasa berat dengan buah sebagaimana yang dikatakan Al-Hafizh Abu Bakar bin Salman An-Najjad dari Sulaim bin Amir, dia berkata bahwa dahulu para sahabat Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya Allah benar-benar memberikan manfaat kepada kita dengan kebiasaan dan permasalahan orang-orang Arab badui" dia berkata,”Pada suatu hari seorang Arab Badui datang lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, Allah SWT menyebutkan bahwa di surga terdapat sebuah pohon, yang dapat menyakiti pemiliknya" Maka Rasulullah SAW bertanya,"Pohon apakah itu?" Orang Arab Badui menjawab,"Pohon bidara, sesungguhnya pohon bidara itu banyak durinya dan menyakitkan." Maka Rasulullah SAW bersabda: “Bukankah Allah SWT berfirman, (Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri (28)) Allah melenyapkan semua durinya dan menggantikan setiap durinya dengan buah, maka sesungguhnya pohon bidara surga itu menghasilkan banyak buah; setiap buahnya menghasilkan tujuh puluh dua rasa buah yang tidak ada suatu rasapun yang mirip dengannya.
Firman Allah: (dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) (29)) “Ath-Thalh” adalah sebuah pohon besar yang ada di tanah Hijaz termasuk jenis pohon “Al-'idhah”. Bentuk tunggalnya “thalhah”, pohon ini terkenal banyak durinya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (yang bersusun-susun (buahnya)) yaitu buahnya bersusun-susun. dia mengingatkan hal ini kepada orang-orang Quraisy karena mereka merasa kagum dengan pohon yang besar dan rindang naungannya seperti pohon thalh dan pohon bidara
Diriwayatlan dari Abu Sa’id tentang firmanNya: (dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya) (29)) bahwa pohon itu adalah pohon pisang. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Ibnu Zaid. Disebutkan bahwa penduduk Yaman menyebut pisang dengan sebutan thalh, tetapi Ibnu Jarir tidak meriwayatkan selain pendapat ini.
Firman Allah SWT: (dan naungan yang terbentang luas (30)) Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang menyampaikannya dari Nabi SAW yang bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon, jika seorang pengendara berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun, maka dia masih belum menempuhnya. Bacalah jika kalian suka firmanNya, (Dan naungan yang terbentang luas (30))
Telah disebutkan ayat-ayat yang semakna, sebagaimana firmanNya: (dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman) (Surah An-Nisa: 57) dan (buahnya tak henti-hentinya dan naungannya (demikian pula)) (Surah Ar-Ra'd:35) serta (berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air) (Surah Al-Mursalat: 41) dan ayat lainnya yang seperti itu.
Firman Allah SWT: (dan air yang tercurah (31)) Telah disebutkan pembahasan tentang hal ini dalam tafsir firman Allah SWT (di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya) (Surah Muhammad: 15) Jadi, tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah SWT: (dan buah-buahan yang banyak (32) Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya (33)) yaitu pada mereka terdapat buah-buahan yang banyak dan beragam warnanya yang termasuk di antara apa yang belum pernah dilihat mata, terdengar telinga, dan terbesit dalam hati seorang manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. mereka mengatakan, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa) (Surah Al-Baqarah: 25) yaitu bentuknya serupa, tetapi rasanya berbeda.
Firman Allah SWT (Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya (33)) yaitu tidak pernah terputus, baik di musim dingin maupun musim panas, bahkan buahnya selalu ada selamanya. Setiap kali mereka menginginkannya, mereka mendapatinya yang, tidak ada suatu buah pun yang menolak terhadap mereka berkat kekuasaan Allah.
Qatadah berkata bahwa tidak ada yang mencegah mereka dari memetiknya, baik itu ranting, duri, ataupun jarak yang jauh.
Firman Allah SWT (dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk (34)) yaitu yang tebal, empuk, dan lembut.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung (35) dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan (36) penuh cinta lagi sebaya umurnya (37) (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan (38)) Dhamir merujuk kepada yang tidak disebutkan; tetapi karena konteks ayat berkaitan dengan kasur-kasur yang menjadi tempat pembaringan para bidadari itu, maka sudah dianggap cukup dengan menyebutkan hal itu daripada mereka. Lalu dhamir itu merujuk kepada mereka,
Abu Ubaidah berkata bahwa mereka telah disebutkan dalam firmanNya SWT: (Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli (22) laksana mutiara yang tersimpan baik (23)) (Surah Al-Waqi’ah) Allah SWT (Sesungguhnya Kami menciptakan mereka) yaitu Kami kembalikan lagi mereka dalam penciptaan yang baru yang sebelumnya mereka telah tua, lalu menjadi perawan dan berusia muda, yaitu setelah mereka tidak perawan lagi, kembali menjadi perawan (penuh cinta) disukai oleh suami-suami mereka karena menjadi cantik, menarik, dan manis.
Firman Allah (lagi sebaya umurnya) Mujahid berkata bahwa “al-atrab” adalah sama, dan dalam riwayat lain darinya bahwa maknannya adalah serupa usianya.
Firman Allah SWT: ((Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan (38)) yaitu kami diciptakan untuk golongan kanan, disimpan untuk golongan kanan, atau dikawinkan untuk golongan kanan. Yang jelas bahwa ayat ini berkaitan dengan firman Allah: (Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung (35) dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan (36) penuh cinta, lagi sebaya umurnya (37) (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan (38)) maka bentuk maknannya adalah,”Kami menciptakan mereka untuk golongan kanan. Ini menurut pandangan Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: ((yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (39) dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian (40)) yaitu segolongan dari orang-orang dahulu dan segolongan dari orang-orang kemudian.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Waqi’ah ayat 29: 27-34. Ketika Allah selesai menyebutkan perihal orang-orang yang berlomba dalam kebaikan, maka Allah menyebutkan kondisi golongan kanan, dan apa yang mereka dapatkan dari kenikmatan; Allah mengabarkan bahwa golongan kanan urusannya dan derajatnya ditinggikan, mereka bertempat di surga yang penuh dengan pohon bidara yang tak memiliki duri, dan juga pohon pisang yang berderet-deret satu sama lain yang terhampar dan tidak akan pernah habis. Begitu juga air yang manis yang mengalir dari semburan mata air surga dan sungai-sungainya. Begitu juga buah-buahan yang lezat yang terus ada, dan tidak akan penah terputus dari waktu ke waktu, bahkan buah-buahan tersebut saling berdekatan jika ingin dipetik. Penghuni surga duduk di tempat yang tinggi.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 29

28-29. Orang yang termasuk golongan kanan itu berada di antara pohon bidara yang tak berduri dengan penuh kegembiraan, dan di sekeliling mereka terdapat pohon pisang yang bersusun-susun buahnya dan telah masak. 30-31. Suasana di tempat itu sangat menyenangkan. Dan di bagian atasnya terdapat naungan yang terbentang luas, menjadikannya terasa sejuk, dan selain itu terdapat pula air jernih yang tercurah di sana.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Banyak Dibaca

Kaji ratusan halaman yang banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Isra 23, Az-Zalzalah, Al-Hujurat 12, Al-Baqarah 83, An-Nur 2, Asy-Syams. Juga Al-Baqarah 286, Al-Mujadalah 11, Yunus 40-41, Ali Imran, Al-Ma’idah 2, At-Takatsur.

  1. Al-Isra 23
  2. Az-Zalzalah
  3. Al-Hujurat 12
  4. Al-Baqarah 83
  5. An-Nur 2
  6. Asy-Syams
  7. Al-Baqarah 286
  8. Al-Mujadalah 11
  9. Yunus 40-41
  10. Ali Imran
  11. Al-Ma’idah 2
  12. At-Takatsur

Pencarian: qs. luqman ayat 14, al imron ayat 190, surah al anfal ayat 2, surat al baqarah ayat 187, download surat yusuf ayat 1 16

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: