Surat Al-Baqarah Ayat 278

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa żarụ mā baqiya minar-ribā ing kuntum mu`minīn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

« Al-Baqarah 277Al-Baqarah 279 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Tentang Surat Al-Baqarah Ayat 278

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 278 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penjabaran dari berbagai mufassirun mengenai makna surat Al-Baqarah ayat 278, antara lain sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah den mengikuti RasulNya, takutlah kepada Allah, dan tinggalkanlah usaha untuk meminta sisa dari uang tambahan (riba) selain harta pokok kalian yang merupakan milik kalian sebelum diharamkan riba, jika kalian memang merealisasikan keimanan kalian dalam bentuk ucapan dan perbuatan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

278. Allah memperingatkan orang-orang beriman: takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah riba yang kalian ambil sebelum ia diharamkan jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

278. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya, takutlah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan janganlah kalian menuntut harta riba yang tersisa untuk kalian di tangan orang lain, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan percaya akan keharaman harta riba.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

278. وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ الرِّبَوٰٓا۟ (dan tinggalkan sisa riba)
Yakni tinggalkanlah sisa riba miikimu yang masih tersisa.

إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ( jika kamu orang-orang yang beriman)
Yakni dengan sebenar-benarnya iman, karena hal itu membutuhkan ketaatan untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

278. Wahai orang-orang mukmin, bertakwalah kepada Allah dengan menunaikan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan tinggalkanlah sesuatu yang masih tersisa pada diri kalian berupa riba yang masih belum dipungut jika kalian benar-benar orang mukmin. Dan keimanan itu mendorong untuk mematuhi syariat Allah. Ayat ini dan setelahnya turun untuk Bani Amr bin Auf bin Tsaqif dan Bani Mughirah dari Bani Makhzum yang menginginkan seluruh riba (uang tambahan) setelah Fathu Makkah dengan mengadukannya kepada Gubernur Mekkah yaitu Ittab bin Usaid bahwa mereka masih memiliki uang tambahan di sisi kaum Tsaqif. Lalu Itab membuat hukum tersebut dengan rasulullah SAW, lalu turunlah ayat ini dan ayat setelahnya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah} tinggalkanlah mencari {sisa riba jika kalian orang-orang mukmin


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

277-279. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat…” adalah untuk menjelaskan bahwa sebesar-besarnya sebab untuk menjauhkan diri dari apa yang diharamkan oleh Allah dari pendapatan-pendapatan ribawi adalah menyempurnakan keimanan dan hak-haknya, khususnya menegakkan shalat dan menunaikan zakat, karena shalat itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar. Dan zakat adalah kebajikan kepada makhluk yang meniadakan praktik riba yang jelas-jelas merupakan kezhaliman bagi mereka dan keburukan atas mereka.
Kemudian Allah mengahadapkan firmaNya kepada kaum Mukminin dan memerintahkan mereka agar bertakwa kepadaNya dan agar mereka meninggalkan muamalah-muamalah dengan riba yang mereka kerjakan sebelumnya, dan bahwa bila mereka tidak melakukan hal itu, maka sesungguhnya mereka itu telah memerangi Allah dan RasulNya.
Inilah bukti yang paling jelas yang di akibatkan oleh kebusukan riba, di mana Allah menjadikan orang-orang yang suka berpraktik riba, menjadi orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya.
Kemudian Allah berfirman,”Dan jika kamu bertaubat. ”Maksudnya, dari muamalah ribawiyah,” maka begitu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya,” manusia lain dengan mengambil riba, ”dan tidak pula di aniaya” dengan tindakan kalian dengan pokok harta kalian. Maka saipapun yang bertaubat dari riba walaupun muamalah yang telah berlalu adalah miliknya, maka perkaranya akan di perhatikan Allah. Namun bila muamalahnya masih berjalan, wajiblah ia hanya mengambil pokok hartanya saja. Dan apa bila ia mengambilnya lebih dari itu,maka ia telah berani melakuakan riba.
Ayat ini merupakan penjelasan akan hikmah (diharamkanya riba) dan bahwa riba itu meliputi kezhaliman bagi orang-orang yang membutuhkan dengan mengambil tambahan dan melipat gandakan riba atas mereka, padahal dia seharusnya menangguhkan mereka. Oleh karena itu Allah berfirman;


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 278-281
Allah berfirman seraya memberi perintah kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk bertakwa kepadaNya, dan melarang dari melakukan hal-hal yang mendekatkan mereka kepada kemurkaanNya dan menjauhkan mereka dari keridhaanNya. Allah berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah) yaitu, takutlah dan berhati-hatilah dalam segala sesuatu yang kalian lakukan. (dan tinggalkan sisa riba) yaitu tinggalkanlah kelebihan yang kalian peroleh dari orang lain sebagai tambahan atas modal, setelah adanya peringatan ini, (jika kalian beriman (jika kamu orang-orang yang beriman) yaitu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kalian, seperti halalnya perdagangan, haramnya riba dan lain sebagainya. Zaid bin Aslam, Ibnu Juraij, Muqatil bin Hayyan, dan As-Suddi menyebutkan bahwa konteks ayat ini turun kepada Bani 'Amr bin Umair dari suku Tsaqif dan Bani Mughirah dari Bani Makhzum. Di antara mereka ada yang terlibat dalam riba pada masa jahiliyah. Ketika Islam datang dan mereka masuk ke dalamnya, Suku Tsaqif menginginkan untuk mengambil riba dari mereka. Kemudian mereka berunding, dan Bani Mughirah berkata, “Kami tidak akan melaksanakan riba dalam Islam” Lalu 'Itab bin Usaid, gubernur Makkah, menulis surat kepada Rasulullah SAW. Lalu ayat ini turun. Kemudian Rasulullah SAW menuliskan ayat ini kepada nya. (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman (278) Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu) Mereka menjawab, “Kami bertaubat kepada Allah dan meninggalkan sisa riba.” Lalu mereka semua meninggalkannya.
Ini adalah ancaman dan peringatan yang tegas bagi mereka yang terus terlibat dalam riba setelah adanya peringatan. Ibnu Juraij mengatakan: Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa ayat (maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu)' adalah Mereka yakin akan datangnya peperangan dari Allah dan RasulNya.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas: (Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya) Maka jika seseorang masih terlibat dalam riba dan tidak meninggalkannya, maka seorang imam Muslim berhak untuk mengancamnya untuk bertaubat. Jika dia masih tidak mau meninggalkannya, maka dia bisa dihukum mati.
Kemudian Allah berfirman: (Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya) yaitu dengan mengambil penambahan itu (dan tidak (pula) dianiaya) yaitu, dengan mengambil modal juga yaitu bagi kalian apa yang kalian berikan tanpa adanya kelebihan dan kekurangan darinya.
Firman Allah (Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (280)) Allah memerintahkan untuk bersabar atas kesukaran yang tidak mendapati sesuatu. Allah berfirman (Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan) yaitu tidak sama seperti orang Jahiliyyah yang berkata kepada orang yang berhutang kepadanya saat hutangnya jatuh tempo”Apakah kamu akan melunasinya atau kamu akan mengembangkannya” Lalu, dia akan disarankan untuk membebaskan utangnya, dan dijanjikan pahala yang besar. Jadi Allah berfirman: (Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui) yakni, jika kalian mengikhlaskan pokok hutang sepenuhnya dan melepaskannya dari orang yang berhutang. Hal ini disebutkan dalam banyak hadits yang diriwayatkan dari berbagai jalur dari Nabi SAW tentang hal itu.
Diriwayatkan dari Buraidah dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan, dia akan mendapatkan pahala sedekah setiap hari” Kemudian aku mendengar beliau bersabda lagi: “Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan, dia akan mendapatkan pahala sedekah dua kali lipat setiap hari” Aku berkata, “Aku mendengar engkau, wahai Rasulullah, engkau bersabda: “Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan, dia akan mendapatkan pahala sedekah setiap hari” Aku kemudian mendengar engkau bersabda: “Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan, dia akan mendapatkan pahala sedekah dua kali lipat setiap hari” Beliau bersabda: “Dia akan mendapatkan pahala sedekah setiap hari sebelum hutangnya jatuh tempo. Setelah hutangnya jatuh tempo, lalu dia memberikan kelonggaran, maka dia akan mendapatkan pahala sedekah dua kali lipat setiap hari.”
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberikan nasihat kepada hamba-hambaNya dan mengingatkan mereka tentang hilangnya dunia dan lenyapnya segala yang ada di dalamnya, baik harta maupun hal lainnya, datangnya akhirat, kembalinya semua manusia kepadaNya, dan perhitungan Allah SWT atas mereka sesuati perbuatan mereka, serta balasanNya atas mereka sesuai dengan amal yang telah mereka kerjakan, baik amal baik maupun amal buruk. Allah mengancam mereka dengan hukuman, Lalu Allah berfirman: (Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) (281)).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Ayat terakhir yang turun adalah (Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah).


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata:
{ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ } Ittaqûllâh: Takutlah terhadap hukuman Allah dengan menjalankan ketaatan kepadaNya. Ketaatanmu akan menjadi pelindung bagimu dari kemurkaan dan hukuman Allah.
{ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ } Wadzarû Mâ baqiya minarribâ: Tinggalkanlah transaksi-transaksi ribawi yang masih tersisa.

Makna ayat:
Selaras dengan penyebutan hukuman yang akan didapatkan oleh pemakan riba pada ayat sebelumnya, Allah Ta’ala menyeru hamba-hambaNya yang beriman dengan memerintahkan mereka untuk bertakwa kepadaNya. Hal itu direalisasikan dengan melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan, serta dengan meninggalkan transaksi-transaksi ribawi yang masih tersisa pada beberapa orang. Allah meningatkan mereka dengan memanggil keimanannya karena seorang mukmin adalah orang yang bersegera untuk menyambut seruan Allah dan segera melaksanakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Allah Ta’ala berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”

Pelajaran dari ayat:
• Kewajiban bertaubat dari riba dan setiap maksiat-maksiat yang menggoda.
• Wajib bagi penguasa untuk memerangi orang-orang yang terus melakukan transaksi-transaksi ribawi dengan memukul kedua tangannya, sampai meninggalkan riba.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Baqarah ayat 278: Karena iman itu menghendaki untuk mengikuti perintah Allah.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 278

Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dengan menghindari jatuhnya siksa dari Allah antara lain akibat praktik riba, dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut sampai datangnya larangan riba jika kamu benar-benar orang beriman yang konsisten dalam perkataan dan perbuatanjika kamu tidak melaksanakannya, yakni apa yang diperintahkan ini, sehingga kamu memungut sisa riba yang belum kamu pungut, maka yakinlah akan terjadi perang yang dahsyat dari Allah dan rasul-Nya antara lain berupa bencana dan kerusakan di dunia, dan siksa pedih di akhirat. Tetapi jika kamu bertobat, yakni tidak lagi melakukan transaksi riba dan melaksanakan tuntunan ilahi, tidak memungut sisa riba yang belum dipungut, maka perang tidak akan berlanjut, bahkan kamu berhak atas pokok hartamu dari mereka. Dengan demikian, kamu tidak berbuat zalim atau merugikan dengan membebani mereka pembayaran utang melebihi apa yang mereka terima dan tidak dizalimi atau dirugikan karena mereka membayar penuh sebesar utang yang mereka terima.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penafsiran dari beragam mufassirin mengenai makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 278 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Terbanyak Dilihat

Ada banyak konten yang terbanyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Hujurat 12, Al-Mujadalah 11, Ali Imran, Yunus 40-41, Asy-Syams, Al-Isra 23. Serta Al-Baqarah 83, Al-Baqarah 286, Al-Ma’idah 2, Az-Zalzalah, At-Takatsur, An-Nur 2.

  1. Al-Hujurat 12
  2. Al-Mujadalah 11
  3. Ali Imran
  4. Yunus 40-41
  5. Asy-Syams
  6. Al-Isra 23
  7. Al-Baqarah 83
  8. Al-Baqarah 286
  9. Al-Ma’idah 2
  10. Az-Zalzalah
  11. At-Takatsur
  12. An-Nur 2

Pencarian: surat yusuf ayat 53, wa'tasimu bihablillahi, surat al baqarah ayat 219, surah ar rahman 1-78, az zumar ayat 68

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: