Surat At-Tur Ayat 6
وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ
Arab-Latin: Wal-baḥril-masjụr
Artinya: Dan laut yang di dalam tanahnya ada api,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Terkait Dengan Surat At-Tur Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat At-Tur Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran penting dari ayat ini. Didapatkan sekumpulan penafsiran dari banyak mufassirin mengenai kandungan surat At-Tur ayat 6, misalnya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Dan bersumpah dengan lautan yang dipenuhi air.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (dan laut yang di dalam tanahnya ada api)
Yakni laut yang dinyalakan. Diriwayatkan bahwa lautan akan dinyalakan dengan api ketika hari kiamat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5-6. Dan demi langit yang diangkat tanpa tiang, dan demi lautan yang dipenuhi air yang didihkan oleh api pada hari kiamat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{dan demi lautan yang dipanaskan} Aku bersumpa demi lautan yang dipenuhi dengan air
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. “Dan lautan yang diluapkan api”, yakni penuh air. Allah menahannya agar tidak meluap ke dataran bumi, meski secara alamiah, air bisa menutupi permukaan bumi, namun hikmah dan kebijaksanaan Allah mengharuskan air tersebut tertahan dan tidak bisa menggenangi seluruh permukaan bumi, agar berbagai jenis hewan bisa hidup. Ada yang menyatakan bahwa maksud dari kata ‘almasjur’ adalah dinyalakan, yakni, apa yang akan dinyalakan pada Hari Kiamat sehingga lautan menjadi lautan membara yang penuh dengan berbagai macam siksa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-16
Allah SWT bersumpah dengan menyebut makhlukNya yang menunjukkan KekuasaanNya yang agung, bahwa azabNya pasti akan menimpa musuh-musuhNya. Dan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menolak azab itu dari mereka. “Thur” adalah gunung yang mempunyai pepohonan seperti bukit tempat Allah berbicara langsung kepada nabi Musa dan mengangkat nabi Isa sebagai rasuINya. Bukit yang tidak ada pepohonannya tidak dinamakan “Thur”, melainkan dinamakan Jabal (dan Kitab yang ditulis (2)) Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah Lauhil Mahfuz. Dikatakan juga yaitu kitab-kitab yang diturunkan yang tertulis untuk dibacakan kepada manusia dengan terang-terangan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (pada lembaran yang terbuka (3) dan demi Baitul Ma'mur (4)) Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda dalam hadits Isra’ setelah melewati langit ketujuh:”Kemudian aku dinaikkan ke Baitul Ma’mur, dan ternyata Baitul Ma’mur itu setiap harinya dimasuki tujuh puluh ribu (malaikat) yang tidak kembali lagi kepadanya sampai yang terakhir dari mereka” Yakni mereka beribadah dan thawaf di sekelilingnya sebagaimana penduduk bumi melakukan thawaf di Ka'bah mereka. Demikian juga Baitul Ma'mur, adalah adalah Ka'bah penduduk langit ketujuh, Oleh karena itu Nabi SAW menjumpai Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Ma'mur. Karena beliau adalah orang yang membangun Ka'bah di bumi, maka pahala yang diterimanya adalah dari jenis amalnya. Letak Baitul Ma'mur itu adalah lurus di atas Ka'bah; dan pada tiap-tiap langit terdapat Ka'bahnya sebagai tempat mereka melakukan ibadah dan shalat dengan menghadap kepadanya. Ka'bah yang ada di langit yang terdekat dinamakan Baitul Izzah, hanya Allah yang lebih Mengetahui
Firman Allah SWT: (dan atap yang ditinggikan (langit) (5)) dari Ali tentang firmanNya: (dan atap yang ditinggikan (5) yaitu langit. Sufyan berkata kemudian membaca firmanNya: (Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya (32)) (Surah Al-Anbiya’) Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Firman Allah: (dan laut yang di dalam tanahnya ada api)
Terkait makna firmanNya, "Al-Masjur" masih diperselisihkan. Sebagian dari mereka berkata bahwa makna yang dimaksud yaitu pada hari kiamat akan dinyalakan menjadi api, sebagaimana firmanNya: (dan apabila lautan dipanaskan (6)) (Surah At-Takwir) yaitu dinyalakan sehingga menjadi api yang bergejolak yang meliputi semua orang-orang yang yang berdiri. Pendapat itu diriwayatkan Sa'id bin Al-Musayyib dan Mujahid.
Qatadah berkata bahwa makna “Al-masjur” adalah penuh. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir, yaitu karena itu sekarang bukanlah bahan bakar, melainkan makna yang dimaksud adalah penuh.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “Al-masjur” adalah yang terhalang dan dicegah dari bumi agar tidak memenuhinya karena akan menenggelamkan para penghuninya. Pendapat itu dikatakan Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Demikian juga dikatakan As-Suddi dan lainnya.
Firman Allah: (Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi (7)) Ini adalah sumpah atasnya, yaitu pasti terjadi terhadap orang-orang kafir. Sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (tidak seorang pun yang dapat menolaknya (8)) yaitu tidak ada seorangpun yang dapat menolak azab itu dari mereka, jika Allah menghendakinya terhadap mereka.
Firman Allah SWT: (pada hari ketika langit benar-benar berguncang (9)) Ibnu Abbas dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah berguncang dahsyat.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud adalah mengalami keretakan-keretakan. Mujahid berkata bahwa itu berputar-putar
Adh-Dhahhak berkata langit berputar dan bergerak-gerak karena diperintahkan Allah SWT dan sebagian darinya mengguncang sebagian yang lain. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir, bahwa yang dimaksud adalah gerakan berputar-putar
(dan gunung benar-benar berjalan (10)) yaitu lenyap dari tempatnya, menjadi debu dan meledak dengan hebat (Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (11)) yaitu, celakalah mereka karena azab, pembalasan, dan siksaan Allah yang ditimpakan kepada mereka ((yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan (12)) yaitu, mereka selama hidup di dunia tenggelam di dalam kebathilan dan menjadikan agama mereka sebagai mainan dan olok-olokan (pada hari mereka didorong) yaitu, didorong dan digiring (ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya (13)) Mujahid, Asy-Sya'bi, Muhammad bin Ka'b, Adh-Dhahhak, As-Suddi, dan Ats-Tsauri berkata bahwa mereka mendorong ke dalam neraka dengan kuat.
((Dikatakan kepada mereka), “Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya” (14)) yaitu malaikat Zabaniyah mengatakan hal itu kepada mereka dengan maksud mencemooh dan mengecam (Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat (15) Masuklah kamu ke dalamnya) yaitu masuklah kedalamnya dan rasakanlah panas apinya yang membakar kalian dari semua arah (maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu) yaitu sama saja baik kalian bersabar atas azab dan siksanya atau tidak sabar, tidak ada jalan keluar dan tempat lari bagi kalian darinya (sesungguhnya kamu hanya diberi apa yang telah kamu kerjakan) yaitu Allah tidak menzalimi seorang pun, bahwa masing-masing mendapat balasan sesuai amal perbuatannya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat At-Tur ayat 6: Allah bersumpah dengan lautan yang berkobar padanya api yang menyala-nyala pada hari kiamat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni penuh airnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memenuhkan laut dengan air dan menahannya agar tidak melimpah ke bumi, dimana secara tabiat akan membanjiri permukaan bumi, namun hikmah Allah menghendaki agar air itu tidak tumpah dan banjir agar makhluk yang tinggal di permukaan bumi dapat hidup. Ada pula yang menafsirkan “Wal bahril masjuur” dengan yang dinyalakan api dalam tanahnya, yakni akan menyalakan api pada hari Kiamat, sehingga menjadi api yang menyala-nyala.
Semua ini, yakni perkara-perkara yang Allah bersumpah dengannya menunjukkan bahwa ia termasuk ayat-ayat Allah dan dalil yang menunjukkan keesaan-Nya, bukti kekuasaan-Nya dan berkuasanya Dia membangkitkan orang-orang yang telah mati. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi,” (Terj. Ath Thuur: 7), maksudnya pasti terjadi dan Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Tur Ayat 6
1-6. Surah a'-''riy't ditutup dengan penegasan jatuhnya ancaman Allah bagi mereka yang kafir. Surah at-t'r diawali dengan kepastian jatuhnya azab bagi mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah. Penegasan tentang kepastian azab ini diawali dengan sumpah-sumpah Allah. Demi gunung sinai yang menjadi lokasi nabi musa menerima taurat, dan demi kitab Allah yang diwahyukan-Nya dan yang ditulis pada lembaran yang terbuka sehingga mudah dibaca dan dipahami maknanya, dan demi baitulma'mur, yaitu kakbah atau tempat yang menjadi lokasi para malaikat rukuk, sujud, dan tawaf, dan demi atap, yaitu langit, yang ditinggikan dan kukuh tanpa tiang penyangga, dan demi lautan yang penuh gelombang yang di dalam tanahnya terdapat api. 7-8. Sungguh, azab tuhanmu yang diancamkan kepada para pengingkar ayat-ayat dan ajaran-Nya pasti terjadi. Ketika itu, tidak ada sesuatu pun, baik manusia maupun makhluk lain, yang dapat menolak atau menghindarinya,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penafsiran dari berbagai mufassirin terkait isi dan arti surat At-Tur ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah perjuangan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.