Surat Al-Mu’min Ayat 65

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

هُوَ ٱلْحَىُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۗ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Arab-Latin: Huwal-ḥayyu lā ilāha illā huwa fad'ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

Artinya: Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

« Al-Mu'min 64Al-Mu'min 66 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Al-Mu’min Ayat 65

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 65 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Didapatkan sekumpulan penjelasan dari para mufassirun mengenai makna surat Al-Mu’min ayat 65, sebagiannya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

.Dia-lah Allah Yang Mahahidup dengan kehidupan yang sempurna dan lengkap tiada tuhan yang haq disembah kecuali Dia, maka mintalah kepadaNya dan berikanlah ibadah kalian hanya kepadaNya dengan memurnikan agama dan ketaatan kepadaNya. Segala puji dan sanjungan sempurna hanya bagi Allah, tuhan seluruh makhluk.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

65. Allah Mahahidup tidak mati, tidak ada sesembahan yang hak selain-Nya, maka berdoalah kepada Allah dengan doa ibadah dan doa permintaan dengan berharap wajah-Nya semata, jangan menyekutukan Allah dengan selain-Nya dari makhluk-makhluk-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh makhluk.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

65. هُوَ الْحَىُّ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ (Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia)
Yakni Dzat yang kekal dan tidak akan sirna, serta mempunyai keesaan dalam ketuhanan.

فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۗ( maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya)
Yakni ikhlaskanlah doa dan ibadah bagi-Nya.

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam)
Ibnu ‘Abbas berkata: “Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laailaahaillallaah’ maka hendaklah ia mengucapkan setelahnya ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin’, hal ini berdasarkan firman-Nya: فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Keikhlasan sering disebutkan dalam Al-Qur'an: terkadang Allah ta'ala memerintahkannya:
{ فَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ } "maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya"

Dan terkadang Dia mengabarkan bahwa surga adalah milik keluargaNya:
{ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ }
"kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)"

{ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ }
"Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu" [ As-Shaffat : 40-41 ]

Dan kadang-kadang Ia mengatakan bahwa hanya orang-orang yang ikhlas kepada Allah yang akan selamat dari jerat setan – maksudnya: jebakannya–
{ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ }
"dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya"

{ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ }
"kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka" [ Al-Hijr : 39-40 ].


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

65. Maha Suci Allah yang Maha hidup selamanya lagi Maha Abadi yang tidak mungkin mati. Tidak ada yang haq disembah kecuali Dia. Maka berdoalah dan beribadahlah kepadaNya dengan ikhlas penuh ketaatan. Ucapkanlah: “Rasa syukur dan pujian sepenuhnya itu hanya milik Allah, Tuhan seluruh makhluk”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dialah Dzat yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia, maka berdoalah kepadaNya dengan mengikhlaskan ketaatan} ketaatan dan ibadah {kepadaNya. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

65. “Dia-lah yang Maha Hidup” yang memiliki kehidupan sempurna lagi parripurna yang menuntut adanya sifat dzatiyyah yang pasti dimilikiNya, yang kehidupanNya tidak akan sempurna kecuali dengan adanya, seperti, mendengar, melihat, kuasa, berilmu, berbicarra dan sifat-sifat kesempurnaan dan kebesaranNya yang lain.
“Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia” tiada sesembahan yang haq melainkan Dia, Yang Mahamulia “maka berdoalah kepadaNya”. Ini mencakup doa ibadah dan doa permohonan, “dengan memurnikan ibadah kepadaNya”. Maksdunya, niatlah dalam setiap ibadah, doa, dan amal untuk mendapat keridhoan Allah. Sebab ikhlaslah yang diperintahkan, sebagaimana ditegaskan oleh firmanNya,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,” (Al-Bayyinah: 5)
“segala puji bagi Allah, rabb semesta alam”. Maksudnya, seluruh bentuk pujian, sanjungan dan persembahan dengan ucapan, seperti ucapan manusia yang menyebutNya dan dengan pekerjaan, seperti beribadah kepadaNya, semua itu adalah hanya untuk Allah semata. Tiadasekutu bagiNya, karena kesempurnaan sifat-sifat, perbuatan, dan nikmat-nikmatNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 61-65
Allah SWT berfirman seraya menyebutkan karuniaNya kepada para hambaNya, bahwa Dia telah menjadikan bagi mereka malam yang mereka jadikan sebagai waktu untuk mereka istirahat dan menenangkan diri setelah menjalani kesibukan mencari penghidupan di siang hari. Dan Dia menjadikan siang terang agar mereka melakukan kegiatan padanya seperti bepergian, bekerja, dan kegiatan-kegiatan lain (Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur) yaitu tidak melakukan perbuatan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah kepada mereka. Kemudian Allah berfirman: (Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu melakukan segala sesuatu itu adalah Allah Yang Maha Esa, Pencipta segala sesuatu, yang tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia (maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan) yaitu, bagaimana bisa kalian menyembah selainNya, yaitu berhala-berhala yang tidak menciptakan sesuatu pun, bahkan mereka diciptakan dan dipahat?
Firman Allah: (Seperti demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah (63)) yaitu sebagaimana tersesat dengan menyembah selain Allah. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka dipalingkan sehingga mereka menyembah kepada selain Allah tanpa dalil dan bukti, melainkan hanya berdasarkan kebodohan dan hawa nafsu. Mereka mengingkari hujjah-hujjah dan ayat-ayat Allah.
Firman Allah SWT: (Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap) yaitu Dia menjadikannya bagi kalian sebagai tempat menetap yang terhampar sehingga kalian bisa hidup dan berkegiatan padanya. Kalian bisa berjalan di segala penjurunya, lalu Dia memancangkan gunung-gunung padanya agar tidak mengguncang kalian (dan langit sebagai atap) yaitu atap bagi alam semesta dan terpelihara (dan membentuk kamu, lalu membaguskan rupamu) yaitu, Dia menciptakan kalian dalam bentuk yang paling baik dan menganugerah­kan rupa yang paling bagus dalam penampilan yang paling indah (serta memberi rezeki kepadamu dengan sebagian yang baik-baik) yaitu berupa berbagai macam makanan dan minuman di dunia. Disebutkan bahwa Dia telah menciptakan tempat tinggal, penduduk, dan rezeki. Maka Dia adalah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi rezeki, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah: (Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa (21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (22)) (Surah Al-Baqarah) Allah SWT berfirman disini setelah Dia menciptakan segala sesuatu, Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan alam semesta) yaitu, Maha Tinggi dan Maha Suci Allah, Tuhan alam semesta. Kemudian Allah berfirman: (Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu Dialah Dzat yang Maha Hidup sejak zaman azali dan selama-lamanya, Dialah Dzat yang Maha Pertama dan Maha Terakhir, yang Maha Jelas dan Maha Tersembunyi (tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu tidak ada tandingan dan saingan bagiNya (maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) yaitu dengan mengesakanNya dan mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta.
Diriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa barangsiapa berkata "Tidak ada Tuhan selain Allah", lalu berkata "Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta". Demikian itu berdasarkan firman Allah: (maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepadaNya. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Mu’min ayat 65: (Dialah Yang hidup kekal tiada Tuhan melainkan Dia, maka serulah Dia) sembahlah Dia (dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) dari kemusyrikan. (Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.)


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dia Mahahidup secara sempurna, dimana hal ini mengharuskan adanya sifat-sifat Dzatiyah yang dengannya kehidupan menjadi sempurna, yaitu mendengar, melihat, berkuasa, mengetahui, berfirman, dan lainnya yang termasuk sifat kesempurnaan-Nya dan keagungan-Nya.

Kalimat “Fad'uuh" (maka berdoalah kepada-Nya), mencakup doa ibadah dan doa mas’alah.

Doa Ibadah maksudnya, seseorang beribadah dengan doa itu dengan mengharap pahala-Nya dan takut kepada siksa-Nya. Sedangkan Doa Masalah maksudnya, meminta kebutuhan. Hal ini (doa mas’alah) bisa menjadi ibadah jika dari seorang hamba kepada Tuhannya, karena di dalamnya mengandung rasa butuh kepada Allah Ta’ala, kembali kepada-Nya dan meyakini bahwa Dia Mahakuasa, Maha Pemurah lagi Mahaluas karunia dan rahmat-Nya, dan diperbolehkan apabila berasal dari seorang hamba kepada hamba yang lain jika yang diminta itu mengerti doa itu dan mampu memenuhinya, sebagaimana dalam kata-kata seseorang, “Wahai fulan, berilah saya makan.”

Yakni niatkanlah dalam semua ibadah, doa dan amal saleh untuk mencari keridhaan Allah, karena ikhlas itulah yang diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Terj. Al Bayyinah: 5)

Yakni semua pujian dan sanjungan dengan ucapan seperti ucapan makhluk ketika mengingat-Nya, dan dengan perbuatan seperti ibadah mereka kepada-Nya. Semua ini untuk Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja tidak ada sekutu bagi-Nya karena sempurnanya sifat-Nya dan perbuatan-Nya dan karena sempurna nikmat-nikmat-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 65

Keniscayaan bahwa Allah-lah yang layak dijadikan tuhan dan se-bagai tempat memohonkan doa lebih dikukuhkan lagi dengan ayat ini. Dialah yang hidup kekal yang memberikan kehidupan bagi semua yang hidup, tidak ada tuhan yang layak disembah selain dia; maka oleh sebab itu, berdoa dan sembahlah dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Segala puji bagi Allah, dia maha esa, tuhan seluruh alam. 66. Setelah jelas dan tuntas tentang keniscayaan bahwa hanya Allah yang layak untuk disembah dan sebagai tempat meminta, bukan kepada yang lain, maka pada ayat di atas dan ayat-ayat berikut disampaikan larangan untuk menyembah selain Allah. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, 'sungguh, aku sangat dilarang untuk menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah yang maha esa, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dan bukti-bukti dari tuhanku; dan lebih dari itu aku diperintahkan agar dengan bersungguh-sungguh berserah diri kepada tuhan pemelihara seluruh alam. '.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah kumpulan penjelasan dari kalangan ulama terhadap isi dan arti surat Al-Mu’min ayat 65 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita. Bantu perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Sering Dikaji

Ada ratusan halaman yang sering dikaji, seperti surat/ayat: Ad-Dhuha 3, Al-Hujurat 6, Luqman, Al-‘Ankabut 57, Ali ‘Imran 14, Al-A’raf 26. Ada pula Yunus, Bersyukur, Al-Isra 27, Yunus 40, Ali ‘Imran 31, Al-Bayyinah 5.

  1. Ad-Dhuha 3
  2. Al-Hujurat 6
  3. Luqman
  4. Al-‘Ankabut 57
  5. Ali ‘Imran 14
  6. Al-A’raf 26
  7. Yunus
  8. Bersyukur
  9. Al-Isra 27
  10. Yunus 40
  11. Ali ‘Imran 31
  12. Al-Bayyinah 5

Pencarian: surah al kahfi ayat 46, qs yasin ayat 38, alfatihah ayat 2, quran surat luqman ayat 31, surat an nisa ayat 82

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: