Surat As-Saffat Ayat 113

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ

Arab-Latin: Wa bāraknā 'alaihi wa 'alā is-ḥāq, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn

Artinya: Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

« As-Saffat 112As-Saffat 114 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Tentang Surat As-Saffat Ayat 113

Paragraf di atas merupakan Surat As-Saffat Ayat 113 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Ditemukan beragam penjelasan dari banyak ulama tafsir berkaitan isi surat As-Saffat ayat 113, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

dan Kami menurunkan keberkahan kepada mereka berdua. Dan diantara anak keturunan mereka berdua ada yang taat kepada tuhannya berbuat baik untuk dirinya, namun ada juga yang zhalim secara nyata dengan kekafiran dan kemaksiatannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

113. Dan Kami menurunkan keberkahan kepada Ibrahim dan Ishaq dalam urusan agama dan dunianya; dan Kami jadikan pada keturunan mereka berdua terdapat orang yang beriman kepada Tuhannya dan terdapat pula yang menzalimi dirinya sendiri dengan kekafiran dan kemaksiatan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

113. Kami menurunkan keberkahan dari Kami kepadanya dan kepada anaknya Isḥāq. Kami melimpahkan kenikmatan kepada mereka, di antaranya memperbanyak anak turunan keduanya, dan dari anak turunan keduanya ada orang yang berbuat baik dengan menaati Rabbnya, ada juga yang menzalimi dirinya dengan kekufuran dan berbuat kemaksiatan, kezaliman yang nyata.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

113. وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحٰقَ ۚ (Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq)
Yakni dengan kenikmatan yang berturut-turut dari Allah kepada mereka berdua.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Kami perbanyak keturunan dari keduanya.

وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ (Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata)
Allah menjelaskan bahwa menjadi keturunan dari silsilah orang-orang yang mulia dan diberkahi ini tidak dapat memberi manfaat bagi mereka, karena yang dapat bermanfaat bagi mereka adalah amalan mereka sendiri, dan bukan dengan silsilah nenek moyang mereka. Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani meskipun berasal dari keturunan nabi Ishaq namun mereka tetap juga terjerumus dalam kesesatan yang nyata.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

113. Kami memberkati Ibrahim dan Ishaq dengan menambahkan nikmat dan kami jadikan banyak nabi dari keturunannya, seperti Ayub AS dan Syu’aib AS. Di antara anak turun mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir, berbuat maksiat, menzalimi diri sendiri, menampakkan kezaliman dan menunjukkan kekufuran. Ini adalah dalil bahwa nasab tidak berpengaruh dalam pemberian petunjuk dan kesesatan.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kami melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada yang menzalimi diri sendiri dengan jelas


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

113. “Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq.” Yakni, Kami turunkan kepada keduanya berkah yang berupa perkembangan dan pertambahan ilmu mereka berdua, amal, dan anak keturunannya. Dari anak keturunan dua nabi inilah Allah menyebarkan tiga umat besar, yaitu UMat Arab yang berasal dari anak keturunan Nabi Ismail, UMat Bani Israil dan Umat Romawi dari anak keturunan Nabi Ishaq.
“Dan di antara anak cucu mereka berdua ada yang baik da nada pula yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.” Maksudnya, di antara mereka ada yang shalih da nada yang jahat, ada yang adil da nada yang zhalim, yang kezhalimannya sangat jelas melalui kekafiran dan kesyirikannya.
Ini bisa jadi sebagai bagian dari pencegahan terhadap pandangan keliru, karena tatkala Allah mengatakan, “Kami limpahkan keberkahan atasnya dan atas Ishaq,” maka berarti berkah itu harus tetap ada pada anak keturunannya, dan di antara kesempurnaan berkah itu adalah keberadaan semua anak keturunannya sebagai orang-orang yang berbuat baik. Maka Allah mengabarkan bahwa di antara mereka ada yang baik da nada yang zhalim. Wallohu a’lam.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 99-113
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kekasihNya, nabi Ibrahim bahwa sesungguhnya setelah Allah menolongnya dari kaumnya dan merasa putus asa dari keimanan mereka, padahal mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat yang agung. Maka nabi Ibrahim hijrah dari mereka seraya berkata: ("Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku (99) Ya Tuhanku, anugerah­kanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh” (100)) yaitu anak-anak yang taat sebagai ganti dari kaumnya dan kaum kerabatnya yang dia tinggalkan. Allah SWT berfirman: (Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (101))
Anak ini adalah nabi Ismail, karena sesungguhnya dia adalah anak pertamanya yang mana nabi Ibrahim mendapat berita gembira tentangnya. Dia lebih tua daripada nabi Ishaq, menurut kesepakatan orang-orang muslim dan Ahli Kitab.
Sejumlah orang yang berilmu bahwa anak yang disembelih itu adalah nabi Ishaq. Hal itu dikatakan oleh segolongan ulama salaf, sehingga ada yang menukilnya dari sebagian sahabat. Tetapi hal itu bukan bersumber dari kitab, dan bukan pula dari sunnah. Dan saya memastikan bahwa hal itu tidak diterima, melainkan dari para rahib Ahli Kitab, lalu diterima orang muslim tanpa hujjah yang kuat. Kitab Allah yang merupakan saksi yang menunjukkan kepada kita bahwa itu adalah nabi Ismail. karena sesungguhnya Al-Qur'an telah menyebutkan berita gembira tentang putra yang penyabar dan menyebutkan bahwa dialah yang disembelih. Kemudian Allah berfirman setelah itu: (Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh (112)) Malaikat ketika menyampaikan berita gembira tentang kelahiran nabi Ishaq kepada nabi Ibrahim mereka berkata: (Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim) (Surah Al-Hijr:53) Dan Allah SWT berfirman: (maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub) (Surah Hud: 71) yaitu dilahirkan bagi nabi Ishaq di masa hidup keduanya seorang putra yang diberi nama Ya'qub. Dengan demikian, nabi Ibrahim mendapatkan keturunan dan cucu. Telah Kami sebutkan bahwa tidak diperbolehkan setelah itu nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih nabi Ishaq ketika dia masih kecil, karena Allah SWT telah menjanjikan kepada keduanya bahwa bahwa nabi Ishaq akan memiliki keturunannya. Maka bagaimana mungkin setelah semuanya itu nabi Ishaq diperintahkan agar di sembelih ketika dia masih kecil. Dan nabi Ismail di sini digambarkan sebagai orang yang sabar, maka dia lebih pantas untuk kedudukan ini.
Firman Allah SWT: (Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim)
yaitu telah dewasa dan bisa pergi dan berjalan bersama ayahnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lainnya tentang firmanNya: (Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim) yaitu, telah tumbuh dewasa, dapat bepergian dan mampu bekerja dan berusaha sebagaimana yang dilakukan ayahnya (Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!")
Ubaid bin Umair berkata bahwa mimpi para nabi adalah wahyu, kemudian dia membaca firmanNya (Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!")
Dan sesungguhnya nabi Ibrahim memberitahukan hal itu kepada putranya agar putranya tidak terkejut dengan itu, dan untuk menguji kesabaran, keteguhan, dan keyakinannya sejak kecil terhadap ketaatannya kepada Allah SWT dan kepada orang tuanya.
(Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintah­kan kepadamu”) yaitu, tunaikanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu untuk menyembelihku (insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”) yaitu aku akan bersabar dan rela menerimanya demi apa yang ada di sisi Allah SWT. Dan memang benarlah dia menepati apa yang dia janjikan. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan dia adalah seorang rasul dan nabi (54) Dan ia menyuruh ahlinya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya (55)) (Surah Maryam) Allah SWT berfirman: (Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya) (103)) yaitu setelah keduanya mengungkapkan kesaksian dan menyebut nama Allah, yaitu nabi Ibrahim ketika menyembelih, dan anaknya ketika menyaksikan kematian. Dikatakan bahwa aslama adalah berserah diri dan patuh. Nabi Ibrahim mengerjakan perintah Allah SWT dan dan nabi Ismail sebagai rasa taat kepada Allah dan berbakti kepada ayahnya. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Qatadah, As-Suddi dan lainnya. Makna (tallahu lil jabin) adalah merebahkannya dengan wajah yang tengkurap untuk menyembelihnya dari tengkuknya dan agar dia tidak melihat wajahnya saat menyembelihnya, agar hal ini lebih ringanbaginya.
Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh-Dhahhak, dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya)) yaitu menengkurapkan wajahnya.
Firman Allah SWT: (Dan Kami panggillah dia, "Hai Ibrahim (104) sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu!") yaitu sungguh kamu telah mengerjakan apa yang telah kamu lihat dalam mimpimu itu dengan membaringkan putramu untuk disembelih.
Firman Allah SWT: (sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik) yaitu demikianlah Kami memalingkan hal-hal yang tidak disukai dan menyengsarakan dari orang-orang yang taat kepada Kami, dan Kami menjadikan bagi mereka dalam urusan mereka jalan keluar dan kemudahan, sebagaimana firmanNya: (Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (2) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (3)) (Surah Ath-Thalaq)
Dan sesungguhnya tujuan utama dari perintah ini awalnya hanyalah untuk menguji keteguhan dan kesabaran nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106)) yaitu, ujian yang jelas dan gamblang yaitu perintah untuk menyembelih anaknya. Maka nabi Ibrahim bersegera mengerjakannya dengan penuh rasa berserah diri dan tunduk kepada Allah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (37)) (Surah An-Najm)
Firman Allah SWT: (Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (107))
Pendapat yang shahih yang diikuti oleh mayoritas adalah tebusan berupa seekor kambing.
Firman Allah SWT: (Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh (112)) Setelah menyebutkan berita gembira tentang kelahiran anak yang disembelih yaitu nabi Ismail, lalu Dia menghubungkannya dengan berita gembira tentang saudaranya, yaitu nabi Ishaq. Demikian juga disebutkan dalam surah Hud dan surah Al-Hijr.
Firman Allah SWT, (Nabiyyan) sebagai haal yang tidak disebutkan. Bentuknya adalah kelak dia akan menjadi seorang nabi yang shalih.
Diriwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh (112) dia berkata,”Ini setelah dia dengan bersungguh-sunggu menyerahkan dirinya untuk Allah SWT. Allah SWT berfirman: (Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq)
Firman Allah (Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata (113)) sebagaimana firmanNya: (Difirmankan, "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami” (Surah Hud: 48)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat As-Saffat ayat 113: Allah mengabarkan bahwasanya di antara anak keturunan Ibrahim dan Ishaq ada yang berbuat baik pada dirinya sendiri dengan ketaatan dan ada pula yang berbuat dzalim dengan kufur dan maksiat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni dengan menjadikan para nabi kebanyakan berasal dari keturunannya. Menurut Syaikh As Sa’diy, berkah di sini adalah dengan bertambah ilmu, amal dan keturunan. Oleh karena itu, Allah menyebarkan dari keduanya 3 bangsa yang besar, yaitu bangsa Arab dari keturunan Ismail, bangsa Bani Israil dan bangsa Romawi dari keturunan Ishaq.

Yakni yang mukmin.

Yakni yang kafir.

Menurut Syaikh As Sa’diy, mungkin saja kalimat, “Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” untuk menerangkan firman-Nya, “Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq.” di mana jika diturunkan berkah, maka anak keturunannya menjadi orang-orang yang baik semua, maka dengan lanjutan ayat ini “Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq.” Allah Subhaanahu wa Ta'aala menrangkan, bahwa tidak semuanya baik, bahkan di antara mereka ada yang berbuat baik dan ada yang berbuat zalim.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat As-Saffat Ayat 113

112-113. Dan di samping buah tutur dan pujian yang indah bagi nabi ibrahim sepanjang masa, kami beri pula dia kabar gembira melalui malaikat dengan kelahiran putra keduanya, yaitu nabi ishak. Kelak dia juga menjadi seorang nabi yang termasuk golongan orang-orang yang saleh dan berilmu (lihat pula: surah h'd/11: 69'73 dan a'-''riy't/51: 24'30). Dan demikianlah kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada nabi ishak dengan nikmat kenabian. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik, menaati perintah Allah, dan menyeru ke jalan yang benar sehingga diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul, dan ada pula dari keturunannya yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dengan mengingkari nikmat Allah dan berbuat kerusakan sehingga Allah menurunkan kepada mereka azab yang sa-ngat pedih. 114. Dan kenikmatan serta keberkahan sungguh merupakan janji Allah bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. Sebagaimana karunia itu kami berikan kepada nabi ibrahim dan putra-putranya, kami telah melimpahkan pula nikmat yang besar kepada nabi musa dan nabi harun. Kami jadikan keduanya rasul dan kami dukung mereka untuk membebaskan bani israil dari perbudakan fir'aun dan mengembalikan me-reka ke negeri asalnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah aneka ragam penjelasan dari berbagai mufassirin mengenai kandungan dan arti surat As-Saffat ayat 113 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi ummat. Sokong syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Sering Dikunjungi

Kami memiliki berbagai konten yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Isra 27, Yunus, Al-A’raf 26, Ali ‘Imran 31, Ad-Dhuha 3, Yunus 40. Ada juga Al-‘Ankabut 57, Ali ‘Imran 14, Bersyukur, Al-Hujurat 6, Al-Bayyinah 5, Luqman.

  1. Al-Isra 27
  2. Yunus
  3. Al-A’raf 26
  4. Ali ‘Imran 31
  5. Ad-Dhuha 3
  6. Yunus 40
  7. Al-‘Ankabut 57
  8. Ali ‘Imran 14
  9. Bersyukur
  10. Al-Hujurat 6
  11. Al-Bayyinah 5
  12. Luqman

Pencarian: qul huwallahu ahad artinya, asy syams berapa ayat, sesungguhnya allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, surah al balad ayat 1-10, lafadz bismillahirohmanirohim

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: