Surat An-Naml Ayat 42

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

فَلَمَّا جَآءَتْ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُۥ هُوَ ۚ وَأُوتِينَا ٱلْعِلْمَ مِن قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ

Arab-Latin: Fa lammā jā`at qīla a hākażā 'arsyuk, qālat ka`annahụ huw, wa ụtīnal-'ilma ming qablihā wa kunnā muslimīn

Artinya: Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".

« An-Naml 41An-Naml 43 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Terkait Surat An-Naml Ayat 42

Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 42 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah berharga dari ayat ini. Didapatkan beraneka penafsiran dari para pakar tafsir terhadap makna surat An-Naml ayat 42, antara lain seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Ketika Ratu Saba’ datang kepada Sulaiman di majelisnya, maka dikatakan kepada wanita itu, “Apakah seperti ini singgasanamu?” ia menjawab, “Sesungguhnya itu menyerupainya.” Maka Sulaiman merasa bahwa wanita itu telah benar dalam jawabannya, dan sesungguhnya ia telah meyakini kekuasaan Allah dan kebenaran kenabian Sulaiman. Sulaiman berkata, “Dan kami telah diberi pengetahuan tentang Allah dan besarnya kekuasaanNya sebelum wanita itu. Dan kami adalah orang-orang yang tunduk kepada perintah Allah lagi mengikuti ajaran agama Islam.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

42. Maka ketika Ratu Saba` tersebut datang kepada Sulaiman, ditanyakanlah kepadanya untuk mengujinya, "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab, "Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku. Sulaiman lalu berkata, "Allah telah memberi kami pengetahuan tentangnya sebelumnya karena Dia Maha Kuasa untuk hal ini, dan kami adalah orang-orang yang berserah diri lagi taat kepada perintah-Nya".


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

42. فَلَمَّا جَآءَتْ (Dan ketika Balqis datang)
Yakni ketika Bilqis datang kepada Nabi Sulaiman.

قِيلَ(ditanyakanlah kepadanya)
Ditanyakan kepada Bilqis. Dan orang yang bertanya adalah Nabi Sulaiman atau orang lain yang diperintah oleh Nabi Sulaiman.

أَهٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُۥ هُوَ ۚ(“Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku)
Bilqis antara mengenal dan tidak, dan ia merasa heran dengan keberadaan singgasana itu di tempat Nabi Sulaiman, sehingga ia berkata: “seakan-akan itu adalah singgasanaku,” ia masih tidak yakin dengan hal itu.

وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِن قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri)
Terdapat pendapat mengatakan orang yang mengatakan ini adalah Sulaiman. Yakni kami


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

42. Ketika Bilqis datang, dia ditanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya sehingga kami mengenalinya. Kami adalah orang-orang yang berserah diri". Maka Sulaiman berkata setelah mendengar jawaban Bilqis: Bilqis telah mendapat ilmu dengan kekuasaan Allah, dan kami termasuk orang yang berpegang kepada hukum Allah


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ketika dia datang, dikatakan kepadanya,“Apakah ini singgasanamu” Dia menjawab,“Sepertinya iya. Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya} Sulaiman berkata,”Kami telah diberi pengetahuan oleh Allah dengan kuasaNya {dan kami adalah orang-orang yang berserah diri


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

42 “dan ketika balqis datang,” menghadap sulaiman, maka sulaiman memperlihatkan kepadanya singgasana itu, yang ama balqis belum lama meninggalkannya di negerinya. Dan “ditanyakanlah kepadanya, ’serupa inikah singgasanamu?’” maksudnya, sesungguhnya kami yakin bahwa anda mempunyai singgasana yang sangat besar. Apakah ia serupa dengan singgasana yang kami perlihatkan kepada anda ini? “dia menjawab, ’seakan-akan singgasana ini singgasanaku’,” ini menunjukkan kecerdasan dan kepandaiannya. Ia tidak mengatakan, ’ia ini,” karena adanya perubahan dan modifikasi dalam singgasana tersebut, dan dia juga tidak menafikkan kalau itu adalah singgasananya, karena dia memang mengenalnya. Maka dari itu dia mengungkapkan jawabannya dengan ungkapan yang mengandung dua kemungkinan, mengandung dua sayap makna.
Maka sulaiman dengan rasa kagum kepada kehebatan dan kecerdasannya, dan rasa bersyukur kepada Allah karena telah mengaruniakan kepada dirinya karunia yang lebih besar daripada yang dikaruniakanNya kepada balqis, berkata, ”kami telah diberi pengetahuan sebelumnya,” maksudnya, hidayah, kecerdasan dan ketegasan sebelum ratu ini, “dan kami adalah orang-orang yang berserahdiri,” inilah hidayah sesungguhnya yang (sangat) bersemangat.
Dan ada kemungkinan bahwa ungkapan ini adalah perkataan sang ratu saba’ itu (yang artinya), dan kami telah diberi pengetahuan tentang kerajaan sulaiman, kekuasaan dan kehebatannya sebelum keadaan di mana kami melihta kemampuannya menghadirkan singgasana ini dari jarak yang sangat jauh. Maka dari itu kami tunduk kepadanya, kami datang dengan berserah diri dan tunduk pada kekuasaannya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 41-44
Setelah didatangkan singgasana Balqis kepada nabi Sulaiman sebelum dia tiba di hadapannya, maka dia memerintahkan agar singgasana itu diubah sebagian cirinya untuk menguji pengetahuan dan ingatannya saat melihatnya. Apakah dia bisa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya atau dia tidak bisa mengungkap bahwa itu adalah singgasananya? Jadi nabi Sulaiman berkata: ("Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalinya)”)
Ibnu Abbas berkata, Sebagian hiasan singgasana itu dilepas.
Mujahid berkata bahwa nabi Sulaiman memerintahkan agar apa yang sebelumnya berwarna merah maka diubah menjadi kuning, yang tadinya kuning diubah menjadi merah, dan yang tadinya hijau diubah menjadi merah, semua warna diubah dari keadaan semula.
Ikrimah berkata bahwa mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu pada singgasana itu.
Qatadah berkata yaitu menjadikan yang bagian bawah menjadikannya bagian atas , dan yang di belakang menjadi di depan, lalu mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu padanya.
(Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya,“Serupa inikah singgasanamu?”) Ditampilkan kepadanya singgasananya yang telah diubah, dan dia cerdik dan berakal. Selain itu dia juga pandai, berwibawa dan tegas. Maka dia tidak tergesa-gesa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya, mengingat jarak singgasananya dan dirinya . Ia tidak mengatakan juga bahwa itu adalah singgasana lain, berdasarkan apa yang dia lihat padanya masih berupa jejak-jejak dan ciri-ciri singgasananya Maka dia berkata: (Seakan-akan singgasana ini singgasanaku) yaitu menyerupai dan mendekatinya, Ungkapan ini menunjukkan kecerdikan dan kecermatan.
Firman Allah: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Mujahid berkata bahwa yang mengatakan ini adalah nabi Sulaiman.
Firman Allah: (Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir (43)) Ini merupakan kelanjutan dari perkataan nabi Sulaiman berdasarkan pendapat Mujahid, Sa'id bin Jubair, dan selain keduanya, yaitu nabi Sulaiman berkata: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Balqis dihalang-halangi untuk menyembah hanya kepada Allah: (apa yang disembahnya selama ini selain Allah, karena sesungguh­nya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir) Ini adalah pendapat yang dikatakan Mujahid, Sa'id, dan Hasan. Ibnu Jarir juga mengatakan hal demikian.
Kemudian Ibnu Jarir berkata bahwa bisa juga ditafsirkan bahwa dhamir dalam firmanNya, ("Wasaddaha") merujuk kepada nabi Sulaiman atau kepada Allah SWT, bentuknya adalah mencegahnya untuk menyembah selain Allah, (karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir)
Saya berkata, pendapat Mujahid diperkuat bahwa sesungguhnya Balqis menampakkan keislamannya setelah dia memasuki istana kaca sebagaimana pembahasannya akan dijelaskan.
Firman Allah: (Dikatakan kepadanya.”Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya) Demikian itu karena nabi Sulaiman memerintahkan kepada setan-setan, lalu mereka membangunkan istana yang agung dari kaca untuknya, lalu dialirkan air di bawahnya. Maka orang yang tidak mengetahuinya akan mengira bahwa itu adalah air, padahal ada kaca yang menghalangi antara orang yang berjalan dan air itu.
Asal kata “ash-sharh” dalam bahasa Arab adalah istana dan semua bangunan yang tinggi. Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun, (semoga laknat Allah menimpanya) bahwa dia pernah berkata kepada pembantunya, Haman: (Buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (36) (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa) (Surah Ghafir: 36-37) Kata “Ash-sharh” adalah istana yang tinggi di negeri Yaman, yang bangunannya tinggi. Dan “Al-Mumarrad” adalah bangunan yang kokoh dan licin (terbuat dari kaca) yaitu istana kaca. dan “tamrid” adalah membuatnya licin, dan “marid” adalah nama sebuah benteng di Daumah Al-Jandal. Maknanya adalah bahwa nabi Sulaiman membuat istana besar yang terbuat dari bahan kaca untuk untuk ratu ini untuk memperlihatkan kepadanya kebesaran kerajaan dan kedudukannya. Ketika Balqis melihat apa yang dianugerahkan Allah kepada nabi Sulaiman berupa kebesaran yang dia miliki dan menyaksikan perkara itu, maka tunduklah dia kepada perintah Allah dan meyakini bahwa dia adalah seorang nabi yang mulia dan seorang raja yang besar. Dan dia berserah diri kepada Allah SWT, lalu dia berkata: (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku) yaitu, apa yang pernah dilakukan berupa kekafiran, kemusyrikan, dan penyembahannya dengan kaumnya kepada matahari, selain Allah (dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam) yaitu, mengikuti agama nabi Sulaiman, yaitu menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yang menciptakan setiap hal dan menentukan kadarnya masing-masing,


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Naml ayat 42: Ketika sampai raja (bilqis) kepada Sulaiman, nampak kepadanya akan singgasananya setelah diubah-ubah, berkata Sulaiman kepadanya : Apakah singgasana ini mirip dengan milikmu ? Dia berkata : Mirip dan menyerupai. Bilqis tidak berkata : Ya seperti milikku; Tidak juga berkata : Tidak, milikku tidak demikian; Akan tetapi dia berkata : Seperti milikku; Karena yang demikian adalah jawaban yang lebih afdhal, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir : Hal ini merupakan jawaban yang cerdas dan bermartabat. Kemudian berkata Sulaiman : Telah menyapa pada wanita ini kebenaran, akan tetapi kami diberikan ilmu oleh Allah dan karena kuasa-Nya sebelumnya, dan kami adalah orang-orang yang mengikuti agama islam yang tunduk kepada perintah Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ini menunjukkan kecerdasannya. Ia tidak mengatakan, “Memang ini.” Karena adanya sedikit perubahan, tetapi tidak menafikan bahwa ia adalah singgasananya. Ia menjawab dengan kata-kata yang mengandung dua kemungkinan; yang kedua-duanya benar.

Jelaslah bagi Nabi Sulaiman bahwa jawabannya benar, dan ia (Balqis) pun akhirnya mengetahui kekuasaan Allah dan benarnya kenabian Sulaiman ‘alaihis salam, maka Nabi Sulaiman berkata karena kagum terhadap diri ratu Balqis yang mendapat petunjuk dan terhadap kecerdasannya serta sebagai rasa syukur kepada Allah karena dikaruniakan nikmat yang lebih dari itu, “Kami telah diberi pengetahuan tentang Allah dan kekuasaan-Nya sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang tunduk kepada perintah Allah lagi mengikuti agama Islam.” Bisa juga, bahwa kata-kata ini adalah kata-kata ratu Balqis, sehingga artinya, “Dan kami telah diberi pengetahuan tentang kerajaan Sulaiman dan kekuasaannya sebelum peristiwa yang saat ini kami melihatnya, yaitu membawakan singgasana dari jarak yang jauh, maka kami tunduk dan datang dalam keadaan menyerahkan diri.”

Yakni hidayah, akal dan kematangan sebelum ratu Balqis. Inilah hidayah yang bermanfaat lagi sebagai modal dasarnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 42

Singgasana ratu balqis akhirnya diubah, berbeda dari aslinya kemudian singgasana itu diletakkan di tempat yang akan dilewati oleh ratu balqis. Maka ketika dia, balqis, datang dan melewati tempat yang ada singgasananya, ditanyakanlah kepadanya, 'serupa inikah singgasanamu'' dia, balqis, menjawab dengan sedikit ragu, 'seakan-akan itulah dia singgasanaku. ' dan balqis terus berkata, 'kami telah diberi pengetahuan akan kenabian nabi sulaiman, cerita tentang burung hudhud, dan cerita tentang utusan kami yang membawa hadiah untuk nabi sulaiman, sebelumnya yaitu sebelum kejadian yang mencengangkan ini dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah. Karena kejadian demi kejadian yang kami lihat dan kami amati, membuktikan bahwa kami berada dalam kesesatan dan ajakan nabi sulaiman adalah ajakan yang benar. "43. Allah lalu menjelaskan akan terhambatnya ratu balqis untuk cepat berbalik menyembah kepada Allah. Dan kebiasaannya menyembah selain Allah seperti penyembahannya kepada matahari, mencegahnya untuk melahirkan keislamannya dengan cepat. Sesungguhnya, dia, balqis, dahulu termasuk orang-orang kafir, menutupi dirinya dari kebenaran, sampai datang kepadanya ajakan nabi sulaiman, yang disertai dengan kisah-kisah yang menakjubkannya yang menunjukkan kebenaran ajakan nabi sulaiman.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah pelbagai penafsiran dari kalangan ulama mengenai kandungan dan arti surat An-Naml ayat 42 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita semua. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Sering Dikaji

Ada ratusan materi yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat: Al-Ahzab 21, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Al-Isra 23-24, Az-Zariyat 56, Al-Infithar. Termasuk Al-Baqarah 2, Al-Baqarah 186, Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 30, Ali ‘Imran 134, Ali ‘Imran 133.

  1. Al-Ahzab 21
  2. Ar-Ra’d
  3. Al-Isra 1
  4. Al-Isra 23-24
  5. Az-Zariyat 56
  6. Al-Infithar
  7. Al-Baqarah 2
  8. Al-Baqarah 186
  9. Al-Jumu’ah 9
  10. Al-Baqarah 30
  11. Ali ‘Imran 134
  12. Ali ‘Imran 133

Pencarian: qs al baqarah ayat 261, surah hud ayat 3, surat al qasas ayat 88, qs.at taubah ayat 105, ali imran/3: 159

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: