Surat Al-Mu’minun Ayat 101

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ

Arab-Latin: Fa iżā nufikha fiṣ-ṣụri fa lā ansāba bainahum yauma`iżiw wa lā yatasā`alụn

Artinya: Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.

« Al-Mu'minun 100Al-Mu'minun 102 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Mengenai Surat Al-Mu’minun Ayat 101

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 101 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan bermacam penjelasan dari berbagai mufassir berkaitan isi surat Al-Mu’minun ayat 101, di antaranya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Saat Hari Kiamat tiba, malaikat yang ditugasi meniup sangkakala telah meniupnya, dan manusia dibangkitkan, maka tidak ada kebanggaan dengan pertalian nasab pada hari itu sebagaimana mereka berbangga-bangga diri dengannya di dunia, dan tidak seorang pun yang bertanya kepada orang lain.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

101. Apabila Malaikat yang bertugas meniup sangkakala telah meniupkan sangkakala untuk kedua kalinya yang mengumumkan terjadinya hari Kiamat, maka tidak ada lagi pertalian nasab dan keluarga yang mereka banggakan di antara mereka, karena masing-masing disibukkan dengan dahsyatnya kondisi hari Kiamat, dan tidak pula mereka saling bertanya satu sama lain karena sibuk dengan dirinya masing-masing.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

101. فَإِذَا نُفِخَ فِى الصُّورِ (Apabila sangkakala ditiup)
Yakni pada tiupan yang kedua.
Makna (الصور) adalah tanduk yang ditiup pada hari kiamat.

فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ(maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu)
Yakni mereka tidak lagi berbangga-bangga dengan nasab, dan nasab tidak akan bermanfaat bagi mereka di hari itu.

وَلَا يَتَسَآءَلُونَ(dan tidak ada pula mereka saling bertanya)
Sebab ketika itu masing-masing dari mereka memiliki kesibukan sendiri-sendiri.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Seseorang bertanya kepada Zuhair bin Nu'aim: dari siapakah kamu wahai Abu Abdirrahman? beliau menjawab: dari hamba yang diberi nikmat islam oleh Allah; orang itu kembali berkata: maksud saya adalah asal dari nasab, Zuhair menjawab:
{ فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ } "Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya."


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

101. Apabila sangkakala ditiup pada tiupan kedua maka tidak akan ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya karena kesibukan mereka pada hari itu


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Maka apabila sangkakala ditiup, pada hari itu tidak ada lagi hubungan keluarga di antara mereka} maka tidak berguna hubungan kekeluargaan mereka pada hari itu, dan tidak bisa menyombongkan diri dengan itu, berupa membanggakan kedudukan {dan mereka tidak saling bertanya} dan mereka tidak bertanya satu sama lain, karena kesibukan masing-masing mereka terhadap diri sendiri {maka siapa yang berat timbangannya} lebih berat timbangan kebaikannya


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

101 Allah mengabarkan mengenai kengerian Hari kiamat, dan kejadian-kejadian yang memekakan telingan dan mendebarkan hati [dihari itu], dan bahwa bila sudah ditiup sangkakala untuk tiupan kebangkitan, lalu orang-orang dihimpun secara keselurhan untuk pertemuan pada hari yang sudah ditentukan, maka Allah akan menimpakan kepada mereka rasa takut yang menyebabkan mereka melupakan pertalian nasab (yang merupakan faktor perekat hubungan yang paling kokoh), apalagi bentuk hubungan lainnya. Sungguh, tidak ada orang yang menanyakan kondisi orang lain lantaran kesibukan pribadinya, karena tidak tahu apakah ia akan selamat tanpa ada kesengsaraan setelahnya, atau akan menjadi orang yang celaka tanpa ada unsur kebahagiaan sesudahnya. Allah berfirman,
“Dan apabila datang suara yang memekakan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya; dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukannya.” (Abasa:33-37).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 101-104
Allah SWT memberitahukan bahwa apabila sangkakala telah ditiup untuk tiupan kebangkitan, dan semua manusia bangkit dari kubur, (maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu) yaitu hubungan nasab tidak berguna pada hari itu, dan orang tua tidak dapat menangisi anaknya dan tidak menoleh kepadanya. Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya (10) sedangkan mereka saling melihat) (Surah Al-Ma'arij) yaitu, seseorang tidak bertanya kepada kerabatnya, sedangkan dia melihatnya, sekalipun dia menanggung dosa-dosa yang tidak kuat ditanggung, padahal kerabatnya itu orang yang paling disayangi di dunia, tetapi keadaan pada hari itu membuatnya tidak memperhatikannya, dan tidak membantu tanggungannya bahkan seberat sayap lalat pun. Allah SWT berfirman: (Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya (34) ibu dan bapak­nya (35) dari istri dan anaknya (36) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya (37)) (Surah 'Abasa)
Ibnu Mas'ud berkata bahwa ketika hari kiamat terjadi, Allah mengumpulkan semua manusia yang terdahulu dan yang terakhir, kemudian penyeru menyerukan,"Ingatlah, barangsiapa yang pernah dianiaya, maka datanglah dan ambillah haknya" dia berkata,”Maka bergembiralah orang yang mempunyai hak pada orang tua, anak, atau istrinya, sekalipun haknya itu kecil. Hal yang membenarkannya adalah firman Allah SWT: (Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya (101))
Firman Allah SWT: (Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan (102)) yaitu, barangsiapa yang kebaikannya berat, dan keburukannya ringan, walaupun hanya satu kebaikan. Pendapat itu dikatakan oleh Ibnu Abbas (Maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberun­tungan) yaitu orang-orang yang beruntung adalah orang-orang yang selamat dari neraka dan masuk surga.
(Dan barang siapa yang ringan timbangannya) yaitu, keburukannya lebih berat melebihi kebaikannya. (maka mereka- itulah orang-orang yang merugikan diri sendiri) yaitu kecewa, binasa, dan kembali dengan membawa transaksi yang rugi.
Oleh karena itu Allah berfirman: (mereka kekal di dalam neraka Jahannam) yaitu menetap di dalam neraka Jahannam untuk selamanya dan tidak akan dikeluarkan darinya (Muka mereka dibakar api neraka)
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan muka mereka ditutup oleh api neraka) (Surah Ibrahim: 50) dan (Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka, sedang mereka tidak mendapat pertolongan (tentulah mereka tidak meminta disegerakan) (39)) (Surah Al-Anbiya’)
Firman Allah : (dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yaitu masam cemberut.
Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas'ud tentang firmanNya: (dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat) bahwa tidakkah kamu pernah melihat kepala yang dikuliti sehingga gigi-giginya kelihatan dan kedua bibirnya telah disayat dan dikuliti?


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Mu’minun ayat 101: Tiupan yang pertama atau yang kedua.

Maksudnya, pada hari kiamat itu, manusia tidak dapat saling tolong menolong meskipun di kalangan keluarga.

Berbeda dengan keadaan ketika di dunia. Hal itu, karena dahsyatnya sebagian keadaan ketika itu dan masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, sedangkan pada sebagian keadaan lagi mereka bisa sadar dan saling bertanya-tanya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 101

101. Usai menjelaskan alam barzakh hingga hari kebangkitan, Allah lalu memberi uraian tentang peristiwa hari kebangkitan itu. Apabila sangkakala ditiup dengan tiupan pertama maka semua yang bernyawa segera mati, dan dalam tiupan kedua semua dibangkitkan, maka setiap orang akan menghadap tuhan secara sendiri-sendiri (lihat juga: surah maryam/19: 95); tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu, dan tidak pula mereka saling bertanya. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing dan diliputi ketakutan yang begitu mencekam. 102-104. Di hadapan Allah setiap individu akan diperiksa dan ditimbang amalnya, maka barangsiapa berat timbangan kebaikan-Nya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan sebaliknya, barang siapa ringan timbangan kebaikan-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri karena gagal meraih keberuntungan dan membuat mereka kekal di dalam neraka jahanam. Wajah mereka, demikian juga anggota tubuh yang lain, dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat sehingga kondisi mereka amat miris.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjelasan dari para mufassir terhadap isi dan arti surat Al-Mu’minun ayat 101 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi ummat. Bantu perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dilihat

Tersedia ratusan halaman yang tersering dilihat, seperti surat/ayat: Ar-Ra’d 28, At-Tahrim 6, As-Sajdah, At-Taubah 128-129, Al-Baqarah 275, Al-Baqarah 1-5. Ada pula Al-Baqarah 155, Ath-Thariq, Al-Hujurat, An-Nahl 125, Al-Furqan 63, Al-Waqi’ah 35-38.

  1. Ar-Ra’d 28
  2. At-Tahrim 6
  3. As-Sajdah
  4. At-Taubah 128-129
  5. Al-Baqarah 275
  6. Al-Baqarah 1-5
  7. Al-Baqarah 155
  8. Ath-Thariq
  9. Al-Hujurat
  10. An-Nahl 125
  11. Al-Furqan 63
  12. Al-Waqi’ah 35-38

Pencarian: surat an nahl ayat 68, surat kahfi latin, dalil tentang anak sholeh, surat yusuf arab dan latin, surah al baqarah ayat 285 beserta artinya

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: