Surat Al-An’am Ayat 104

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قَدْ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ عَمِىَ فَعَلَيْهَا ۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ

Arab-Latin: Qad jā`akum baṣā`iru mir rabbikum, fa man abṣara fa linafsih, wa man 'amiya fa 'alaihā, wa mā ana 'alaikum biḥafīẓ

Artinya: Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).

« Al-An'am 103Al-An'am 105 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Berkaitan Surat Al-An’am Ayat 104

Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 104 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati beragam penjelasan dari kalangan ahli ilmu terkait isi surat Al-An’am ayat 104, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Katakanlah (wahai rasul), kepada kaum musyrikin, ”sungguh telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata yang kalian dapat melihat dengannya petunjuk dari kesesatan, termuat dalam al-qur’an, dan Rasulullah telah membawanya. Maka barangsiapa yang dapat melihatnya dengan jelas dan mengimani kandungan petunjuknya, maka manfaat nya kembali kepada dirinya. Dan barangsiapa tidak melihat hidayah setelah muncul dengan jelas di hadapannya, maka dia telah berbuat jahat terhadap dirinya. Dan aku bukanlah seorang pemelihara atas kalian, yang menghitung amal perbuatan kalian. Aku hanyalah penyampai risalah semata, dan Allah lah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendakiNya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendakiNya, berdasarkan ilmu dan hikmahNya. ”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

104. Hai manusia, telah datang kepada kalian bukti-bukti dan hujjah-hujjah yang jelas; barangsiapa yang mengambil manfaat dan memperoleh hidayah darinya maka kebaikannya bagi diri sendiri; dan barangsiapa yang berpaling dan enggan mengambil hidayah darinya maka akibat buruknya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan aku bukanlah pengawas yang menghitung amal perbuatan kalian, namun aku hanyalah seorang rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

104. Sungguh telah datang kepada kalian -wahai manusia- hujah-hujah yang jelas dan bukti-bukti yang nyata dari Rabb kalian. Siapa yang mau memahaminya dan mendengarkannya dengan seksama, maka manfaatnya akan kembali kepada dirinya. Dan siapa yang menutup mata terhadapnya, tidak mau memahaminya dan tidak mau mendengarkannya dengan seksama, maka dampak buruknya akan kembali pada dirinya saja. Dan aku bukanlah pengawas bagi kalian yang bertugas menghitung amal perbuatan kalian. Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan dari Tuhanku. Dia lah yang menjadi pengawas bagi kalian.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

104. قَدْ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمْ ۖ (Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang)
Yakni hujjah-hujjah dan bukti-bukti yang jelas, siapa yang mau memahaminya niscaya dia akan melihat kebenaran. Dan bukti-bukti ini terdapat dalam al-qur’an di surat ini dan surat lainnya.

فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِۦ ۖ (maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri)
Barangsiapa yang mau memahami hujjah dan mematuhinya niscaya manfaatnya bagi dirinya.

وَمَنْ عَمِىَ (dan barangsiapa buta)
Yakni buta terhadap hujjah dan tidak mau memahami dan mematuhinya maka mudharatnya akan kembali kepadanya.

وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِحَفِيظٍ (Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu))
Yakni mengawasi kalian dan menghitung amalan-amalan kalian. Namun aku hanya seorang rasul yang menyampaikan risalah tuhanku dan Dia-lah yang mengawasi kalian.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

{ قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا }
"Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya"

{ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ }
"Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan"

Hendaknya setiap muslim ketika membaca al-qur'an senantisa mengambil pelajaran dari tiap-tiap ayat yang ia baca, dengan tadabbur ayat ia akan mendapat suatu kebaikan yang belum ia dapatkan sebelumnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

104. Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata dari Tuhan kalian yang menunjukkan pada tuhanan dan keesaahNya, dan itu terkandung dalam Al-Qur’an. Barangsiapa memikirkannya, maka dia akan mengenali kebenaran, dan barangsiapa melihat kebenaran, memikirkan tentang hujjahnya, dan beriman, maka sungguh kebaikan telah diberikan kepadanya, dan barangsiapa menutup mata dari hujjah itu dan tidak mau memikirkannya, maka sungguh kemudharatan akan menimpa dirinya. Dan aku sebagai seorang rasul tidaklah pengawas yang menghitung amal perbuatan kalian, melainkan hanya memberi peringatan


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sungguh telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata} dalil-dalil yang dapat dilihat {dari Tuhan kalian. Siapa saja yang melihat} memikirkan dan mematuhi dalil-dalil itu {maka itu bagi dirinya sendiri} maka bermanfaat bagi dirinya {dan siapa saja yang buta} siapa aja yang tidak memikirkan dan mematuhinya {maka bagi dirinya sendiri} maka akibat buruknya bagi dirinya sendiri {dan aku bukanlah pengawas kalian


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

104. “Sungguh bukti-bukti yang terang telah datang dari Rabbmu, maka barangsiapa yang melihat kebenaran itu, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak melihat kebenaran itu, maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (maksudnya Muhammad) sekali-kali bukanlah pemeliharamu,” manakala Allah menejaskan ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang nyat yang jelas yang menunjukan dalam kebenaran dalam tuntunan dan tujuan, maka dia mengingatkan hamba-hambaNya terhadapnya dan Dia menyatakan bahwa petunjuk dan kesesatan mereka adalah untuk mereka sendiri. Dia berfirman, “Sungguh telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang.” Masudnya, ayat-ayat yang menjelaskan kebenaran dan menjadikannya di dalam hati seperti matahari bagi mata karena sesuatu yang dikandunnya, berupa kefasihan dan kegamblangan di tambah dengan kesesuainnya dengan makna-makna yang mulia dan hakikat yang indah karena ia datang dari tuhan yang mengatur makhluk dengan seluruh nikmatNya, lahir dan batin dimana yang -paling utama dan paling berharga adalah penjelasan ayat-ayat dan keterangan tentang persoalan-persoalan yang dibutuhkan.
“Maka barangsiapa melihat kebenaran itu,” maksudnya dengan ayat-ayat itu tempat-tempat pelajaran dan beramal dengan sesuatu yang ditunjukan, “maka manfaatnya bagi dirinya sendiri.” Karena Allah adalah Dzat yang Mahakaya lagi Maha terpuji. Dan barangsiapa buta, dia di tunjukan, akan tetapi ia tidak membuka matanya, di peringatkan tetapi tidak mengindahkan, dijelaskan kebenaran kepadanya tetapi dia menolak tunduk dan mengikutinya, maka mudarat kebutaan itu akan menimpa diri sendiri. Katakanlah wahai Rasul, “Dan aku bukanlah,” maksudnya, yakni, Rasululoh “pemeliharamu.” Maksudnya, memelihara dan mengawasi amalmu secara terus menerus. Akan tetapi tugasku hanyalah menyampaikan dengan jelas, dan aku telah melaksanakannya dan menyampaikan apa yang Allah turunkan kepadaku. Inilah tugasku dan yang selain itu bukanlah urusanku.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 104-105
“Al-Bashair” adalah bukti dan hujjah yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW (maka barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri)
sebagaimana firmanNya: (Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri) (Surah Al-Isra: 15) Oleh karena itu Allah berfirman (dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya) ketika Dia menyebut “Al-Bashair” (dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya)
yaitu sesungguhnya bencananya akan menimpa dirinya; sebagaimana firmanNya: (Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada) (Surah Al-Hajj: 46)
(Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (kalian)) yaitu bukan pemelihara, dan bukan juga sebagai pengawas, melainkan aku hanya sebagai orang yang menyampaikan; dan Allah itu memberi petunjuk kepda siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki.
Firman Allah: (Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami) yaitu sebagaimana Kami menjelaskan secara rinci ayat-ayat itu di surat ini berupa penjelasan tentang keesaan bahwa itu tidak ada Tuhan selain Dia. Demikian juga Kami menjelaskan, menafsirkan, dan menerangkan ayat-ayat itu pada setiap tempatnya, karena ketidaktahuan orang-orang yang bodoh, dan agar orang-orang musyrik dan orang-orang kafir yang berdusta itu berkata,"Wahai Muhammad, kamu telah belajar dari orang-orang Ahli Kitab sebelummu, dan kamu telah membaca serta mengetahuinya dari mereka" Demikianlah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh-Dhahhak, dan lainnya.
Ini sebagaimana firman Allah SWT yang memberitahukan tentang kedustaan dan keingkaran mereka: (Dan orang-orang kafir berkata, "Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain "; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar (4) Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan”) (Surah Al-Furqan: 4, 5)
Firman Allah SWT: (dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui)
yaitu agar Kami menerangkannya kepada kaum yang mengetahui kebenaran, lalu mereka mengikutinya, dan mereka menjauhi kebathilan. Maka hanya milik Allahlah ketentuan tentang kesesatan mereka, dan penjelasan tentang kebenaran kepada mereka. sebagaimana firman Allah SWT: (Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk) (Surah Al-Baqarah: 26) dan (agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat) (Surah Al-Hajj: 53) dan ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Dan dengan itu Dia menyesatkan orang-orang yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang yang musyrik mengatakan, "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab), "dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui) At-Tamimi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa "Darasta" maknanya adalah kamu telah membaca dan kamu telah mempelajari”. Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid dan As-Suddi


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-An’am ayat 104: Ketika Allah Ta’ala telah menunjukkan bukti-bukti yang nyata dan dalil-dalil yang jelas yang menunjukkan kebenarannya, maka dalam ayat ini Alah menerangkan bahwa hidayah atau kesesatan yang diperoleh adalah untuk dirinya sendiri.

Bukti-bukti tersebut saking jelasnya seperti matahari di siang hari.

Maksudnya barang siapa mengetahui kebenaran lalu mengamalkannya dengan beriman dan beramal saleh, serta mengikuti petunjuk, maka dia telah mencapai puncak kebahagiaan.

Aku hanyalah pemberi peringatan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 104

Kemampuan penglihatan manusia amat terbatas seperti diisyaratkan oleh ayat sebelum ini. Namun demikian, manusia dianugerahi oleh Allah dengan mata batin. Ayat ini menegaskan bahwa sungguh, bukti-bukti yang nyata dan sangat jelas telah datang dari tuhanmu yang disampaikan melalui wahyu. Barang siapa melihat kebenaran itu dengan mata hatinya, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, bukan untuk orang lain, dan barang siapa buta mata batinnya dan tidak melihat kebenaran itu, maka dia sendiri-lah yang akan rugi, bukan orang lain. Dan aku, yakni nabi Muhammad, bukanlah penjaga-Mu, tetapi aku hanya sekadar menyampaikan nasihat. Setelah mengingatkan tugas nabi Muhammad, kelompok ayat ini ditutup dengan pernyataan Allah sebagai berikut. Dan demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat sebagai bukti-bukti kekuasaan kami, baik berupa fenomena yang tergelar di alam semesta maupun yang tertulis di dalam Al-Qur'an, agar orang beriman dapat meraih petunjuk. Hal tersebut mengakibatkan orang-orang musyrik mengatakan, engkau telah mempelajari ayat-ayat itu dari ahli kitab atau siapa pun. Dan hal itu juga bertujuan agar kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah kumpulan penafsiran dari berbagai ulama mengenai isi dan arti surat Al-An’am ayat 104 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita bersama. Dukunglah syi'ar kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Paling Banyak Dibaca

Ada ratusan materi yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Fajr, Al-Baqarah 153, Luqman 14, Ar-Ra’d 11, Al-Baqarah 185, Ali Imran 190-191. Ada pula Juz al-Qur’an, Al-Insyirah 5-6, Al-‘Adiyat, Al-An’am, Al-Maidah, Al-Balad.

  1. Al-Fajr
  2. Al-Baqarah 153
  3. Luqman 14
  4. Ar-Ra’d 11
  5. Al-Baqarah 185
  6. Ali Imran 190-191
  7. Juz al-Qur’an
  8. Al-Insyirah 5-6
  9. Al-‘Adiyat
  10. Al-An’am
  11. Al-Maidah
  12. Al-Balad

Pencarian: ku anfusakum wa ahlikum naaro artinya, ali imran 67, surah al muzzammil latin, al baqarah arab latin, al ankabut ayat 46

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: