Surat Al-Ma’idah Ayat 111

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى ٱلْحَوَارِيِّۦنَ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِى وَبِرَسُولِى قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَٱشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ

Arab-Latin: Wa iż auḥaitu ilal-ḥawāriyyīna an āminụ bī wa birasụlī, qālū āmannā wasy-had bi`annanā muslimụn

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

« Al-Ma'idah 110Al-Ma'idah 112 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Mengenai Surat Al-Ma’idah Ayat 111

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 111 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati berbagai penafsiran dari kalangan mufassir berkaitan isi surat Al-Ma’idah ayat 111, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan ingatlah (wahai Isa), nikmatKu yang tercurah padamu, ketika Aku ilhamkan dan tanamkan dalam hati sejumlah pengikut-pengikut setiamu untuk mengimani keesaan Allah dan kenabianmu, maka mereka berkata, ”kami telah beriman wahai tuhan, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami tunduk kepadMu, patuh terhadap perintahMu. ”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

111. Hai Isa, dan kenikmatan yang Aku berikan kepadamu adalah Aku mengilhamkan kepada para sahabat dan penolongmu untuk beriman kepadamu dan kepada risalahmu padahal mayoritas Bani Israil mendustakanmu. Aku menjadikan mereka sebagai penolongmu yang membela hujjahmu dan menyebarkan dakwahmu setelah kamu tidak ada; mereka berkata: Hai Tuhan kami, kami telah beriman kepada-Mu dan membenarkan Isa bahwa dia adalah Rasulmu yang Engkau utus kepada kami dan kami bersaksi bahwa kami tunduk terhadap keagungan dan kekuasaan-Mu.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

111. Dan ingatlah nikmat yang Aku berikan kepadamu berupa kemudahan untuk mendapatkan pendukung tatkala Aku ilhamkan kepada orang-orang ḥawāriyyīn agar beriman kepada-Ku dan percaya kepadamu. Kemudian mereka mengikuti dan menjawab ilham itu seraya berkata, “Kami telah beriman. Dan saksikanlah -wahai Rabb kami- bahwa kami tunduk dan patuh kepada-Mu.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

111. وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّۦنَ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِى وَبِرَسُولِى (Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”)
Yakni mengilhamkan dan membisikkan dalam hati mereka ketauhidan, keikhlasan, dan keimanan.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Aku memerintahkan mereka lewat lisan para Rasul agar mereka beriman kepada-Ku dan kepada kenabian Rasul-Rasul-Ku.

قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا (Mereka menjawab: Kami telah beriman)
Yakni para hawariyyun menerima seruan dari Nabi Isa.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

111. Dan ketika Aku memberi ilham kepada Hawariyun (mereka adalah teman dekat and sahabat setia Isa) untuk mengimaniKu sebagai Tuhan yang Esa, dan risalah RasulKu dan berkata: “Kami beriman dengan keimanan yang benar kepada Allah dan rasulNya. Dan saksikanlah wahai Tuhan, bahwa Kami benar dan ikhlas dalam beriman”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ketika Aku beri ilham} Aku beri ilham {kepada para pengikut setia Isa} sahabat-sahabat Isa AS {“Berimanlah kalian kepadaKu dan kepada utusanKu.” Mereka menjawab, “Kami telah beriman dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri"


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

111-120. MaksudNya ingatlah nikmatKu kepadamu manakala aku memudahkan untukmu mendapatkan pengikut-pengikut dan penolong-penolong, maka aku ilhamkan kepada Hawariyyin (pembela dan pengikut setia), dan aku bisikan iman kepadaKu dan RasulKu kedalam hati mereka, dan aku ilhamkan melalui lisanmu yakni aku memerintahkan kepada mereka melalui wahyu yang datang kepadamu dari Allah, maka mereka menjawab dan meresponnya dengan baik, mereka berkata, “ kami telah beriman dan saksikanlah wahai Rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanMu.” Mereka menggabungkan antara Islam yang zahir yang di dasari ketundukan dengan amal yang di dasari dengan iman batin yang mengeluarkan pemiliknya dari kemunafikan dan iman yang lemah. Para Hawariyyin itu adalah orang-orang yang menolong, seperti kata Isa kepada mereka,
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." ( Ash- Shaff:14)
“Ingatlah ketika pengikut-pengikut Isa berkata, ‘ Hai Isa putra Maryam bersediakah Tuhanmu menyediakan hidangan dari langit kepada kami?’” maksudNya, meja makanan dengan makanan. Ini bukan karena keraguan mereka terhadap kuasa Allah dan kemampuaNya untuk itu, akan tetapi itu usulan yang sopan dari mereka. Karena permintaan terhadap kekuasaan Allah bertentangan dengan ketundukan kepada kebenaran, dan ucapan yang keluar dari para hawariyyin bisa jadi mengarah kesana. Maka Isa menasehati mereka dan berkata, “ bertakwalah kepada Allah jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” Karena seorang Mukmin akan bertakwa karena imanNya untuk selalu bertakwa, tunduk kepada perintah Allah dan tidak menuntut turunnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang tidak di ketahui apa yang terjadi sesudah itu.
Hawariyyin menjelaskan bahwa bukan itu maksud mereka, akan tetapi maksud mereka adalah baik yaitu karena kebutuhan, mereka berkata, “ Kami akan memakan hidangan itu.” Ini adalah bukti bahwa mereka memerlukannya, “ dan supaya tenteram hati kami” dengan iman ketika kami melihat tanda-tanda kekuasaan Allah denga mata kepala kami sehingga iman kami menjadi ain al-yaqin (setelah sebelumnya adalah ilmu al-yaqin) seperti Ibrahim kekasih Allah yang meminta kepada Allah untuk di tujukan bagaimana menghidupka orang mati. Allah berfirman
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah:260).
Seorang hamba memerlukan tambahan ilmu, keyakinan, dan iman setiap saat. Oleh karena itu Allah berfirman, “Dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami,” yakni, kami mengetahui apa yang kamu bawa, bahwa ia adalah benar. “Dan kami menjadi orang-orang yang menyksikan hidangan itu.” Yakni, ia membawa kebaikanbagi orang yang datang sesudah kami. Kami menjadi saksi dalam hal ini, maka hujjah pun tegak dan bukti semakin bertambah kuat dengan itu.
Manakala Isa mendengar itu dan mengetahui maksud mereka, dia mengabulkan permintaan mereka, dia bero’a, “ Ya Tuhan Kami, turunkanlah sekiranya kepada kami suatu hidangan kepada kami dari langit yang hari turunnya akan mejadi hari raya yaitu bagi orang-orang yang bersama kami kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaanMu.” Maksudnya, hari turunnya di jadikan hari raya dan musim bagi memperingati hari bessar dari kekuasaan Allah itu ia kan selalu di ingatdan tidak di lupakan selama waktu dan tahun terus berganti, sebagaimana Allah menjadikan hari raya di manasik kamu Muslimin sebagai momen untuk mengingat kebesaranNya dan mengingat jalan para Rasul dan Sunnah mereka yang lurus, karunia dan kebaikanNya untuk mereka, “ Berilah Kami Rezeki, da Engkaulah Pemberi Rezeki yang paling utama.” Yakni di jadikan ia sebagai rezeki kami. Isa memohon agar hidangan itu di turunkan untuk dua kemaslahatan: Pertama, kemaslahatan agama, yaitu sebagai tanda kekuasan Allah yang kekal, dan Kedua, kemaslahatan dunia sebagai rezeki.
“Allah berfirman, ‘Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kapadamu, barangsiapa yang kafir sesudah di turunkannya hidangan itu, maka sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia’.” Karena dia menyaksikan tanda kekusaan Allah yang mengagumkan dan dia kafir karena kesombongan dan pengingkaran, maka dia berhak mendapatkan siksa yang pedihdan hukuman yang berat.
Ketahuilah bahwa Allah berjanji hendak menurunkannya, Dia mengancam mereka dengan ancaman itu jika mereka mengingkarinya, tetapi Dia tidak menyatakan akan menurunkannya. Ada kemungkinan, karena mereka tidak memilih ini. Ini di tunjukan bahwa ia tidak di sebut di dalam Injil yang ada di tangan orang-orang Nasrani dan sama sekali tidak ada indikasi ( bahwa itu terjadi ). Kemungkinan lain ia sudah di turunkan seperti yang di janjikan oleh Allah, karena Dia tidak menyelisihi janji, tetapi masalah ini tidak di singgung di dalam Injil, karena ia termasuk bagian di mana mereka di ingatkan denganNya tetapi mereka melupakanNya. Atau mereka memang tidak di sebt dalam Injil sama sekali, karena ia telah di warisi dari generasi ke generasi. Generasi berikut mengambil dari generasi sebelumnya, maka Allah merasa itu cukup tanpa harus di singgug di dalam Injil, dan makna ini di dukung oleh FirmanNya, “ dan kami jadikan orang-orang yang meyaksikan hidangan itu.” Dan Allah lebih mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
“Dan ingatlah ketika Allah berfirman, ‘ Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘ Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?’” ini adalah celaan terhadap orang-orang nasrani yang berkata, “ sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga.” Maka Allah berfirman kepada Isa. Isa sendiri berlepas diri dari ucapan tersebut, dia berkata, “ Maha Suci Engkau” dari ucapan buruk ini dan dari segala yang tidak layak untukMu. “ Tidaklah patut bagu mengcapkan apa yang bukan hakku.” Yakni tidak layak dan tidak patut bagiku mengatakan sesuatu yang bukan sifat dan hakku, karena tiada suatu makhlukpun dari malaikat yang dekat kepada Allah, para nabi yang di utus, dan tidak pula selain mereka yang berhak menduduki derajat ketuhanan. Semuanya hany para hamba yang di atur, makhluk yang tunduk, dan fakir lagi tidak berdaya.
“ Jika aku pernah mengatkanNya, maka tentulah engkau telah mengtahuiNya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu.” Karena engkau lebih mengetahui apa yang keluar dariku, Engkau Maha Mengetahui yang ghaib. Ini termasuk kesempurnaan adab Al-Masih dalam berdialog dengan RabbNya, di mana dia tidak menjawab, “ Aku tidak mengatakan apa pun.” Tetapi dia hany menympaikan ucapan yang menafikan dari dirinya bahwa dia mengucapkan ucapan ucapan tersebut yang bertentangan dengan kedudukanNya yang mulia. Dan bahwa ini termasuk perkara yang mustahil, dan dia menyuciakan Allah dari itu dengan kesempurnaan dan mengembalikan ilmuNya kepada Dzat yang mengetahui yang ghaid dan yang Nampak.
Kemudian dia secara jelas menyebutkan apa yang di perintahkan kepada Bani Israil, “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa-apa yang Engkau perintahkan kepadaKu untuk mengatakanNya,” aku hanyalah hamba yang mengikuti dan aku tidak lancang terhadap kebesaranMu, “Sembahlah Allah, Tuhanku, dan TUhanmu.” Yakni aku tidak memerintahkan mereka kecuali dengan ibadah kepada Allah semata dan mengikhlaskan agama untukNya yang mengandung larangan untuk mengangkat diriku dan ibuku dua tuhan selain Allah dan penjelasan bahwa aku hanyalah seorang hamba, sebagaimana Allah adalah Rabbmu, Dia juga Rabbku.
“Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.” Aku menjadi saksi atas orang yang menunaikan perkara ini dan yang tidak menunaikan. “Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka.” Yang mengetahui rahasia-raahasia dana pa yang mereka sembunyikan.
“Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu,” dengan ilmu, pendengaran, dan penglihatan. IlmuMu meliputi segala sesuatu yang diketahui, pendengaranMu meliputi segala sesuatu yang didengar dan penglihatanMu meliputi segala sesuatu yang dilihat. Engkau membalas para hamba dengan kebaikan dan keburukan yang Engkau ketahui pada mereka.
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMU,” Engkau lebih menyayangi mereka daripada diri mereka sendiri dan Engkau lebih mengetahui keadaan mereka. Kalau mereka bukan hamba-hamba yang Bengal niscaya Engkau tidak menyiksa mereka. “Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Maksudnya, ampunanMu keluar dari kebijaksanaan dan kuasa yang sempurna, tidak seperti orang yang memaafkan dan mengampuni karena kelemahan dan ketidakmampuan. “Mahabijaksana,” di mana di antara kebijaksanaanNya adalah mengampuni orang yang melakukan sebab-sebab ampunan.
“Allah berfirman,” menjelaskan keadaan hamba-hambaNya pada Hari Kiamat, siapa yang lulus dan siapa yang celaka, siapa yang berbahagia dan siapa yang sengsara, “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” Orang-orang yang benar adalah orang-orang yang lurus dan petunjuk yang benar. Di Hari Kiamat mereka mendapatkan buah kebenaran ini jika Allah mendudukkan mereka di kursi kejujuran di sisi Maharaja Yang Maha Berkuasa. Oleh karena itu Allah berfirman, “Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadapNYa. Itulah keberuntungan yang paling besar.”
Sementara itu orang-orang yang dusta adalah sebaliknya, mereka akan memikul mudarat kedustaan, kebohongan, dan buah amal mereka yang rusak.
“Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi.” Karena Dia-lah Penciptanya, yang mengatur dengan hukum takdirNya, hukum syar’iNya, dan hukum pembalasanNya. Oleh karena itu Dia berfirman, “Dan DIa Mahakuasa atas segala sesuatu.” Tidak ada sesuatu pun yang melemahkanNya, justru segala sesuatu tunduk kepada kehendakNya dan patuh kepada perintahNya


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 110-111
Allah SWT menyebutkan apa yang telah dianugerahkan olehNya kepada hamba dan rasulNya, nabi Isa yang berlaku melalui tangannya berupa mukjizat yang jelas dan hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan. Allah SWT berfirman: (ingatlah nikmat-Ku kepadamu) yaitu Aku menciptakan dirimu dari ibumu tanpa ayah, dan Aku menjadikan dirimu sebagai tanda yang dalil yang tegas atas kesempurnaan kekuasaanKu atas segala sesuatu (dan kepada ibumu) dimana Aku menjadikan dirimu sebagai bukti baginya yang atas kebersihan dirinya dari apa yang dituduhkan oleh orang-orang zalim dengan perbuatan keji (di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus) yaitu Jibril dan Kami menjadikan kamu sebagai nabi yang mengajak kepada Allah di masa kecilmu dan masa dewasamu. Aku menjadikan kamu dapat berbicara ketika dalam buaian, lalu kamu bersaksi dengan kebersihan ibumu dari setiap aib, dan kamu mengaku menyembahKu, dan kamu memberitahukan tentang risalah yang Aku berikan kepadamu, yaitu kamu mengajak untuk menyembahKu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa) yaitu kamu mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT dalam keadaan kecilmu dan keadaan dewasamu. Kata (Kamu dapat berbicara) mengandung makna mengajak, karena ucapannya manusia dalam keadaan dewasa bukan sesuatu yang mengejutkan.
Firman Allah SWT: (dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis dan hikmah) yaitu pengaajaran menulis dan pemahaman (dan Taurat) yaitu kitab yang diturunkan kepada nabi Musa yang dijuluki “Al-Kalim” Terkadang kata “Taurat” disebutkan di dalam hadits, dan yang dimaksud dengan Taurat itu lebih umum daripada itu
Firman Allah SWT: (dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku) yaitu kamu membuat bentuk burung dari dengan izinKu (Kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku) yaitu kamu meniup bentuk yang kamu buat itu dengan seizinKu, lalu bentuk itu menjadi burung yang memiliki ruh dan bisa terbang dengan seizin Allah dan merupakan ciptaanNya
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku) pembahasan tentang itu telah dijelaskan sebelumnya di surah Ali Imran sehingga tidak perlu mengulanginya.
Firman Allah SWT: (dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku), yaitu kamu memanggil mereka, lalu mereka keluar dari kubur mereka dengan izin, kuasa, dan kehendakNya.
Firman Allah (dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain kecuali sihir yang nyata.") yaitu ingatlah atas nikmatKu kepadamu dimana Aku menghalangi mereka dari dirimu, ketika kamu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti dan hujjah yang jelas atas kenabian dan kerasulanmu dari Allah kepada mereka. Lalu mereka mendustakanmu dan menuduhmu bahwa kamu seorang penyihir. Mereka berusaha untuk membunuh dan menyalibmu, lalu Aku menyelamatkanmu dari mereka dan mengangkatmu di sisiKu, serta menyucikanmu dari kekotoran mereka dan melindungimu dari kejahatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa anugerah ini diberikan Allah kepadanya setelah mengangkatnya ke langit dunia, atau anugerah ini diberikan kepada hari kiamat. Diungkapkan tentangnya dengan bentuk “fi’il madhi” yang menunjukkan kejadiannya. Hal ini termasuk hal-hal ghaib yang diperlihatkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin, "Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”) Hal ini juga termasuk anugerah Allah kepadanya, yaitu Dia menjadikan baginya para sahabat dan penolong. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan wahyu di sini adalah wahyu yang berupa ilham, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susukanlah dia”) (Surah Al-Qashash: 7) Itu adalah wahyu ilham, tanpa ada yang perbedaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia (68) kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)) (Surah An-Nahl: 68-69) Demikianlah sebagian ulama salaf tentang ayat ini: (Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada kaum Hawariyyin, "Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rasul-Ku." Mereka menjawab, "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada semanmu)" (111)) yaitu mereka diberi ilham itu, lalu mereka mengerjakan apa yang diilhamkan kepada mereka.
As-Suddi berkata, Dia memasukkan hal itu ke dalam hati mereka. Hal itu juga bisa mengandung makna,"Ketika Aku memberi wahyu kepada mereka melalui dirimu, lalu kamu menyeru mereka untuk beriman kepada Allah dan rasulNya, dan mereka menerimamu, tunduk dan mengikutimu" Lalu mereka berkata: (Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu))


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 111

Allah lalu mengingatkan nabi isa tentang kenikmatan lain yang sangat berharga, yaitu mendapat pengikut setia. Dan ingatlah, wahai rasulullah dan sampaikan kepada umatmu, ketika aku mengilhamkan kepada al-hawa'riyyun, para pengikut setia nabi isa, berimanlah kamu kepada-ku dan kepada rasul-ku, yakni nabi isa. Mereka, al-hawa'riyyun, menjawab dengan meyakinkan, kami telah beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan saksikanlah, wahai rasul, nabi isa, bahwa kami adalah orang-orang yang setia mematuhi perintah-perintahmu, yang berserah diri kepada Allah secara total. Ingatlah, wahai rasulullah, ketika al-hawa'riyyun, para pengikut setia nabi isa, berkata kepadanya, wahai isa putra maryam! apakah tuhanmu berkenan, jika kami mengajukan permohonan untuk menurunkan hidangan dari langit kepada kami supaya kami bisa menikmati hidangan bersama kamu' nabi isa menjawab, bertakwalah kepada Allah, wahai al-hawa'riyyun, jika kamu benar-benar orang-orang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, niscaya Allah akan mengabulkan permohonanmu itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penafsiran dari para ahli ilmu mengenai isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 111 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Cukup Banyak Dilihat

Kami memiliki banyak konten yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: At-Taubah, Al-Anbiya 30, Al-Muthaffifin, Ali ‘Imran 190, At-Tin 4, Al-Fatihah 5. Serta An-Nahl 114, An-Nisa, Al-Humazah, Al-Fatihah 4, Al-Ma’idah 48, Al-A’raf 54.

  1. At-Taubah
  2. Al-Anbiya 30
  3. Al-Muthaffifin
  4. Ali ‘Imran 190
  5. At-Tin 4
  6. Al-Fatihah 5
  7. An-Nahl 114
  8. An-Nisa
  9. Al-Humazah
  10. Al-Fatihah 4
  11. Al-Ma’idah 48
  12. Al-A’raf 54

Pencarian: surat al baqarah arab latin, an nur latin, surah al baqarah ayat 185 beserta artinya, surat at-tin latin, wajaalna mimbaini

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: