Surat An-Nisa Ayat 158

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

Arab-Latin: Bal rafa'ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā

Artinya: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

« An-Nisa 157An-Nisa 159 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Mengenai Surat An-Nisa Ayat 158

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 158 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penjabaran dari para ahli ilmu terhadap isi surat An-Nisa ayat 158, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Bahkan Allah telah mengangkat isa kepadaNya dengan jasad dan ruhnya dalam keadaan hidup, dan membersihkannya dari orang-orang kafir. Dan Allah maha perkasa dalam kerajaanNya, juga maha bijaksana dalam pengaturan dan ketetapan qadha Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

158. Sebenarnya Allah yang telah menyelamatkan Isa dari makar mereka. Allah mengangkat tubuh dan rohnya sekaligus ke sisi-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dalam kerajaan-Nya, tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya, memutuskan keputusan-Nya, dan menetapkan syariat-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

158. بَل رَّفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ ۚ (Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya)
Pengangkatan Isa telah disebutkan dalam surat Ali-Imran:55.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

158 Tetapi yang sebenarnya adalah bahwa Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya ke langit sebagaimana Yang Allah lakukan kepada Idris. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dalam kerajaan-Nya lagi Maha Bijaksana dalam segala perbuatan-Nya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Tetapi Allah telah mengangkatnya ke hadiratNya. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

153-158. Pertanyaan ini, yang bersumber dari Ahli Kitab yang dialamatkan kepada Rasulullah adalah bentuk kedurhakaan dan usulan, dan tindakan mereka menjadikan pertanyaan ini sebagai patokan hingga mereka percaya atau mendustakan, pertanyaan itu adalah bahwa mereka meminta kepada beliau agar seluruh al-Quran diturunkan secara langsung sekali turun saja sebagaimana Taurat dan Injil diturunkan. Ini adalah tindakan kezhaliman yang sangat jauh dari mereka (dan juga kebodohan), karena sesungguhnya Rasul itu adalah seorang manusia dan seorang hamba yang diatur, beliau tidak memiliki kuasa dalam hal itu sama sekali, akan tetapi perkara itu adalah milik Allah saja, Allah –lah yang mengutus dan menurunkan apa yang dikehendaki atas hamba-hambaNya, seperti Firman Allah tentang Rasul tatkala menyebutkan ayat-ayat yang menerangkan usulan orang-orang musyrik terhadap Muhammad, "katakanlah mahasuci tuhanku tidakla keadaanku kecuali seorang pemberi kabar gembira dan sebagai seorang utusan" (Al-Isra:93).
Demikian juga tindakan mereka menjadikan pembeda antara kebenaran dan kebatilan dengan hanya sebatas turunnya al-Kitab secara keseluruhan atau terpisah-pisah, hal itu adalah sebuah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil sama sekali, tidak sesuai bahkan tidak ada syubhat. Lalu darimana datangnya dalil pada kenabian seorang nabi di antara nabi-nabi bahwa seorang rasul yang datang kepada kalian dengan membawa kitab yang turun secara terpisah-pisah, sehingga kalian tidak beriman kepadanya dan tidak mempercayainya? Akan tetapi turunnya al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi, adalah menunjukkan akan keagungan Allah dan perhatianNya kepada orang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, sebagaimana Allah berfirman,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Al-Furqan: 32-33).
Ketika Allah menyebutkan keberatan mereka yang batil, Allah mengabarkan bahwa perbuatan mereka yang seperti itu bukanlah suatu yang aneh bahkan telah ada sikap-sikap sebelumnya dari mereka yang jelek yang lebih buruk yang mereka tempuh bersama Rasul yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, yaitu permohonan mereka kepada beliau agar dapat melihat Allah secara nyata, tindakan mereka menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang mereka sembah, setelah mereka menyaksikan bukti-bukti nyata kekuasaan Allah dengan mata kepala mereka, dan penolakan mereka untuk meneriman hukum-hukum dari kitab mereka yaitu Taurat, hingga Allah mengangkat bukit Thur di atas kepala-kepala mereka, dan mereka di ancam bahwasannya bila mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menjatuhkan bukit itu kepada mereka. Lalu mereka meneriman hal itu dengan mata tertunduk dan keimanan palsu yang menyerepaui iman asasi. Dan juga berupa penolakan mereka untuk memasuki pintu-pintu negeri dimana mereka di perintahkan untuk memasukinya sebagai orang-orang yang bersujud dan memohon ampun, tetapi mereka menyali perintah dan perbutan yang di wajibkan. Juga tindakan melampui batas di antara mereka terhadap hari Sabtu, sehingga Allah menghukum mereka dengan hukuman yang keji tersebut, dan diambilnya perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka melemparnya di belakang punggung mereka dan mereka kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka membunuh rasul-rasul tanpa haq.
Dan diantara perkataan mereka adalah; sesunguhnya mereka membunuh Al-masih isa dan menyalibnya, padahal kenyataannya mereka tidaklah membunuh Al- Masih dan tidak pula menyalibnya, akan tetapi orang lain diserupakan dengannya hingga mereka membunuh orang lain tersebut dan menyalibnya.
Dan perngakuan mereka bahwa hati mereka tertutup, tidak memahami apa yang dikatakan dan tidak mengerti. Mereka juga menghalangi manusia dari jalan Allah hingga mereka mengalangi manusia dari kebenaran, mengajak manusia kepada apa yang mereka yakini berupa kesesatan dan penyimpangan, dan mereka juga mengambil riba dari harta-harta yang di larang, padahal Allah melarang mereka daripadanya dan telah menegaskannya. Maka orang yang malakukan perbuatan ini tidaklah aneh bila keluar dari mereka permintaan Rasul Muhammad untuk menunjukan kitab berbentuk buku kepada mereka dari langit.
Jalan ini adalah sebaik-baik jalan dalam berdebat dengan lawan yang kafir, yaitu bila terjadi sanggahan yang bathil yang membuatnya jadi syubhat baginya dan bagi orang lain dalam menolak kebenaran, agar ia menjelaskan kondisinya yang licik dan perbuatan-perbuatan mereka yang keji yang merupakan perkara yang paling jelek darinya. Agar setiap orang mengetahui bahwasanya sanggahan itu berasal dari lembah yang berbahaya, dan sungguh sebelum itu ada hal-hal yang lain yang dijadikan sanggahan. Demikian juga setiap sanggahan yang mereka utarakan atas kenabian Muhammad, mungkin dapat di lawan dengan yang sama dengannya atau dengan yang lebih kuat darinya pada kenabian orang yang mereka akui beriman kepadanya, agar kejahatan mereka selesai dengan hal tersebut dan kebathilan mereka terputus. Dan setiap hujjah yang mereka tempuh untuk menetapkan kenabian orang yang mereka Imani, dan serupa dengannya atau yang lebih kuat darinya adalah menunjukan dan menetapkan kanabian Muhammad.
Dan tatkala maksud dari penyebutan kejelekan-kejelekan mereka oleh Allah itu adalah bantahan, Allah tidak meluaskan penjelasan pada bagian ini, akan tetapi Allah mengisyaratkan tentangnya dan mengindikasikan tempat-tempatnya (dalam al-Quran), dan sesungguhnya Allah telah meluaskan penjelasannya pada tempat lain yang sesuai untuk diperluas.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 155-159
Ini adalah di antara dosa-dosa yang mereka lakukan yang menyebabkan mereka dilaknat, diusir, dan dijauhkan dari petunjuk, yaitu melanggar perjanjian-perjanjian dan sumpah yang telah diambil dari mereka, serta mengingkari ayat-ayat Allah; yaitu hujjah-hujjah dan bukti-buktiNya, serta mukjizat yang mereka saksikan melalui tangan para nabi. Firman Allah, (dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar) itu semua karena banyaknya kejahatan mereka dan keberanian mereka menentang para nabi Allah. Mereka telah membunuh sejumlah besar para nabi, dan mereka mengatakan, (Hati kami tertutup) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa itu berarti tertutup.
Ini seperti ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hati kami berada dalam penutup apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)" (5)) (Surah Fushilat), maknanya bahwa mereka mengaku bahwa hati mereka telah dibungkus dengan ilmu; yaitu, wadah ilmu yang telah terkumpul dan berhasil didapatkan. Al-Kalbi meriwayatkan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas. Penjelasan tentang itu telah dijelaskan sebelumnya dalam surah Al-Baqarah. Allah berfirman, (Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya) berdasarkan pendapat pertama, seakan-akan mereka beralasan kepada Allah bahwa hati mereka tidak memahami apa yang Dia firmankan, karena hati mereka tertutup. Allah berfirman,”Bahkan terdapat penutup atas hati mereka akibat kekafiran mereka”. Adapun berdasarkan pendapat kedua, ini adalah pengingkaran kepada mereka atas apa yang mereka klaim dalam semua hal, dan ini telah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah, (karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka) yaitu, hati mereka telah menolak akibat kekafiran dan kezaliman mereka serta sedikitnya keimanan mereka"
(Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) (156)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknanya adalah mereka menuduh Maryam berzina. Demikian juga yang dikatakan oleh As-Suddi, Juwaibir, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya. Hal ini tampak pada ayat tersebut bahwa mereka menuduh Maryam dan anaknya berbuat dosa besar, menganggapnya sebagai pezina, padahal pada saat itu Maryam dalam keadaan hamil. Sebagian mereka menambahkan bahwa saat itu Maryam dalam keadaan haidh, Semoga laknat Allah yang berkelanjutan atas mereka hingga hari kiamat.
Ucapan mereka (Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah) yaitu orang yang telah mengaku dirinya sebagai seorang utusan ini telah kami bunuh. Ini adalah sindiran dan ejekan mereka, sebagaimana ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila) (Surah Al-Hijr: 6) Itu di antara berita tentang orang-orang Yahudi, Semoga laknat, kemarahan, kemurkaan, dan hukuman Allah atas mereka. Sesungguhnya ketika Allah mengutus nabi Isa AS dengan bukti-bukti dan petunjuk, mereka iri atas apa yang diberikan Allah kepadanya berupa kenabian dan mukjizat yang nyata, seperti menyembuhkan buta, orang memiliki penyakit mata, dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Dia juga membentuk burung dari tanah, kemudian meniupnya, dan bentuk itu menjad burung hidup dan terbang dengan izin Allah dan mukjizat-mukjizat lain yang dijadikan Allah untuk memuliakannya dengan mukjizat itu dan membuatnya berlaku melalui tangannya. Bersamaan dengan itu, mereka mendustakan, menentang, dan berusaha menyakitinya dengan segala cara yang bisa mereka lakukan.
Allah telah menjelaskan perintahNya, membuatnya terang, dan menampakkannya dalam Al-Quran yang agung, yang diturunkan kepada RasulNya yang mulia, yang didukung dengan mukjizat-mukjizat, bukti-bukti, dan dalil-dalil yang jelas. Allah berfirman,“Allah adalah Dzat yang paling benar firmanNya, Tuhan semesta alam, Dzat yang Maha Mengetahui rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati, Dzat Dia mengetahui rahasia di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak terjadi, serta bagaimana sesuatu terjadi (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka) yaitu mereka melihat orang yang serupa dengannya dan mengira bahwa itu adalah dia. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka) yaitu dengan itu orang dari kalangan Yahudi yang mengaku bahwa dia membunuhnya dan yang menyampaikannya kepada mereka dari kalangan Nasrani yang tidak tahu, Mereka semua dalam keraguan, kebingungan, kesesatan dan kegilaan. Oleh karena itu, Allah berfirman, (mereka tidak (pula) yakin) yaitu bahwa mereka tidak membunuhnya dengan yakin bahwa itu adalah dia, tetapi mereka ragu-ragu dan kebingungan. (Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (158)) Dzat yang Maha Mencegah dari semua sisi, dan Dzat yang tidak bisa ditaklukkan dari segala sisi dan Dzat yang tidak bisa dipaksa oleh orang yang memohon melalui pintuNya. (Maha Bijaksana) atas semua makhluk yang Dia takdirkan dan putuskan, dan bagiNyalah hikmah yang nyata, hujjah yang pasti, kekuasaan yang agung, dan perkara yang terdahulu.
Firman Allah (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka (159)) Ibnu Jarir berkata, "Ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS. Maksud dari hal itu bahwa semuanya akan beriman kepada nabi Isa AS ketika dia turun untuk membunuh Dajjal, sehingga seluruh umat akan menjadi satu, yaitu dalam agama Islam yang lurus, yaitu agama nabi Ibrahim"
Ibnu Jarir berkata,”Yang lain mengatakan bahwa makna dari ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya) yaitu beriman kepada nabi Isa sebelum kematian orang yang memiliki Al-Kitab.
Orang yang berpendapat begitu menyebutkan bahwa ketika seseorang melihat malaikat maut, maka dia akan mengetahui kebenaran dari kebathilan, karena orang yang didatangi kematian itu jiwanya tidak akan keluar sampai terlihat jelas baginya kebenaran dari kebathilan dari agamanya.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini, dia berkata: “Seorang Yahudi tidak akan mati sampai dia beriman kepada nabi Isa AS.
Kemudian Ibnu Jarir berkata,”Pendapat yang lebih benar adalah pendapat pertama, yaitu bahwa tidak akan ada seorang pun dari Ahli Kitab yang akan tetap hidup setelah turunnya nabi Isa AS, kecuali dia telah beriman kepadanya sebelum kematian nabi Isa AS. Tidak diragukan lagi bahwa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini benar, karena itu adalah maksud dari konteks ayat ini untuk menegaskan kebathilan dari apa dianggap oleh orang -orang Yahudi tentang pembunuhan dan penyaliban nabi Isa AS, serta penerimaan orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui hal itu. Allah memberitahu bahwa yang terjadi tidak seperti itu, tetapi Dia menyerupakan seseorang bagi mereka. Lalu mereka membunuh orang yang serupa itu, dan mereka tidak menyadari hal itu. Kemudian Allah mengangkatnya di sisiNya, dan dia masih hidup, serta akan turun sebelum hari kiamat.
Oleh karena itu, Dia berfirman, (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS yang diklaim oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang sepakat dengan hal itu bahwa dia telah dibunuh dan disalib. (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) yaitu saksi atas perbuatan-perbuatan mereka yang telah dia saksikan sebelum di angkat ke langit dan setelah turun ke bumi. Adapun seseorang menafsirkan ayat ini bahwa maknanya adalah bahwa semua Ahli Kitab tidak mati sampai beriman kepada nabi Isa AS atau kepada nabi Muhammad SAW, karena inilah yang terjadi. Maknanya adalah bahwa setiap orang ketika ada ketika dia dihadirkan, maka akan jelas baginya ketidaktahuannya, sehingga dia berian kepadanya. Akan tetapi, itu bukanlah keimanan yang bermanfaat baginya ketika dia sudah melihat malaikat maut sebagaimana Allah SWT berfirman di permulaan surah ini (Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran) (Surah An-Nisa’: 18)
Allah berfirman (Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja…) (Surah Ghafir: 84), Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan hujjah yang digunakan oleh Ibnu Jarir ketika menolak pendapat ini, dimana dia berkata bahwa jika makna ayat ini adalah seperti yang dia katakan, Jika maksud dari ayat ini seperti itu, maka setiap orang yang beriman kepada nabi Muhammad SAW atau nabi Isa AS, meskipun sebelumnya dia kafir kepada keduanya akan berada pada agama keduanya,. Pada saat itu, keluarganya yang masih berada pada agamanya tidak mewarisi mereka, karena Nabi yang jujur telah memberitahu bahwa dia beriman kepad nabi Isa sebelum kematiannya. Ini adalah pendapat yang benar; karena iman seseorang tidak akan membuatnya secara otomatis menjadi seorang muslim. Anda dapat melihat pendapat Ibnu Abbas bahwa bahkan jika seseorang jatuh dari ketinggian, ditebas dengan pedang atau dimangsa oleh hewan buas, dia akan tetap beriman kepada nabi Isa. Dalam situasi seperti ini, iman tersebut tidak akan memberi manfaat baginya dan tidak akan memindahkan seseorang dari kekufurannya atas apa yang telah kami sebutkan sebelumnya. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Barangsiapa yang merenung dengan baik dan memperhatikan dengan seksama, maka akan jelas baginya bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah hal yang sebenarnya. Akan tetapi, itu tidak mengharuskan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah seperti itu. melainkan maknanya adalah yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwa tentang pengakuan atas keberadaan nabi Isa AS, keberlanjutan hidupnya di langit, dan dia akan turun ke bumi sebelum hari Kiamat untuk membantah klaim golongan-golongan itu yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang saling berdepat tentang ucapan mereka.
Terkait firman Allah, (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) Qatadah berkata,”Dia akan menjadi saksi atas mereka bahwa dia telah menyampaikan risalah dari Allah kepada mereka dan dia telah mengakui keesaan Allah. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ma'idah (Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib" (116) Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu (117)) (Surah Al-Maidah)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 158: Tetapi Allah telah angkat dia kepadaNya, karena adalah Allah itu Gagah, Bijaksana.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa a.s.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 158

Kami hukum juga mereka karena ucapan mereka, sesungguhnya kami telah membunuh al-masih, isa putra maryam, yang mereka ejek dengan menamainya rasul Allah padahal mereka tidak beriman kepadanya. Mereka mengatakan telah membunuhnya, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka orang yang dibunuh itu dengan nabi isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya, yakni tentang nabi isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang hal, yakni pembunuhan itu. Mereka tidak mempunyai sedikit pun pengetahuan menyangkut hal itu, yakni tentang pembunuhan nabi isa, dan apa yang mereka katakan kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkatnya, isa, kepada-Nya, yakni mengangkatnya ke tempat yang aman sehingga tidak dapat disentuh oleh musuh-Musuhnya. Dan Allah maha perkasa, mengalahkan musuh-Musuhnya, maha bijaksana dalam segala perbuatan-Nya. Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab, baik yahudi maupun nasrani, yang tidak beriman kepadanya, yakni kepada nabi isa bahwa beliau adalah utusan Allah, sebelum kematiannya, yakni sebelum kematian dari ahli kitab itu. Dan pada hari kiamat, dia, nabi isa, akan menjadi saksi terhadap mereka bahwa beliau adalah utusan Allah, dan tidak pernah menyampaikan kepada umatnya selain apa yang diperintahkan Allah agar disampaikan kepadanya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah pelbagai penafsiran dari kalangan mufassir berkaitan kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 158 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Sokong syi'ar kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Sering Dicari

Nikmati banyak halaman yang paling sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Fatihah 5, Al-A’raf 54, At-Tin 4, Ali ‘Imran 190, At-Taubah, Al-Fatihah 4. Juga Al-Anbiya 30, An-Nisa, Al-Ma’idah 48, Al-Humazah, Al-Muthaffifin, An-Nahl 114.

  1. Al-Fatihah 5
  2. Al-A’raf 54
  3. At-Tin 4
  4. Ali ‘Imran 190
  5. At-Taubah
  6. Al-Fatihah 4
  7. Al-Anbiya 30
  8. An-Nisa
  9. Al-Ma’idah 48
  10. Al-Humazah
  11. Al-Muthaffifin
  12. An-Nahl 114

Pencarian: qs.yunus 40-41, huwal awwalu wal akhiru artinya, surat al baqarah alif lam mim, al hadid 23, annur ayat 4

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: