Surat An-Nisa Ayat 73

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَئِنْ أَصَٰبَكُمْ فَضْلٌ مِّنَ ٱللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَن لَّمْ تَكُنۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُۥ مَوَدَّةٌ يَٰلَيْتَنِى كُنتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا

Arab-Latin: Wa la`in aṣābakum faḍlum minallāhi layaqụlanna ka`al lam takum bainakum wa bainahụ mawaddatuy yā laitanī kuntu ma'ahum fa afụza fauzan 'aẓīmā

Artinya: Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia: "Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)".

« An-Nisa 72An-Nisa 74 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Terkait Surat An-Nisa Ayat 73

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 73 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjabaran dari berbagai pakar tafsir terhadap makna surat An-Nisa ayat 73, di antaranya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sungguh jika kalian mendapatkan karunia dari Allah dan harta rampasan ,dia benar-benar akan mengucapkan lantaran dengki dan kecewa,seolah-olah tidak ada hubungan kasih sayang secara lahir antara kalian dengan dirinya, ”Duhai,seandainya aku bersama mereka,maka aku akan memperoleh apa yang mereka dapatkan berupa keselamatan,kemenangan dan harta rampasan.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

73. Dan sungguh jika kalian -wahai kaum muslimin- mendapatkan karunia Allah berupa kemenangan atau harta rampasan perang, niscaya orang yang tidak pergi ke medan perang itu berkata seolah-olah ia bukan bagian dari kalian dan seakan-akan ia tidak berteman dan tidak kenal dengan kalian, “Seandainya aku bersama mereka di medan perang itu sehingga aku mendapatkan kemenangan besar seperti mereka.”


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

73. وَلَئِنْ أَصٰبَكُمْ فَضْلٌ مِّنَ اللهِ (Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah)
Berupa harta ghanimah atau kemenangan.

لَيَقُولَنَّ (tentulah dia mengatakan)
Yakni orang munafik ini mengatakan perkataan ini dengan penuh penyesalan dan kedengkian

كَأَن لَّمْ تَكُنۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُۥ مَوَدَّةٌ (seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia)
Yakni ia berkata: mengapa kalian tidak memberiku bagian dari harta ghanimah dan kemenangan kalian, seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang diantara kita dan seolah-olah aku tidak pernah menolong kalian.

يٰلَيْتَنِى كُنتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا (“Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar)
Yakni ia berandai-andai kalaulah ia pergi bersama orang-orang beriman ke medan perang agar mendapat bagian dari harta ghanimah (rampasan perang), dan ia menganggap bahwa mendapat bagian ghanimah merupakan kemenangan yang besar, dan ia tidak memiliki tujuan untuk meninggikan kalimat Allah dan menolong agama Islam.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

72-73
Orang-orang munafiq itu tidak menyukai saudara-saudara mereka yang mukminin sebagaimana mereka menyukai apa yang ada pada diri mereka, dan ketika musibah datang menghampiri kaum mukminin mereka senang dengan hal itu, dan ketika nikmat mengindahkan suasana kaum mukminin orang-orang munafiq itu tidak akan senang dengan kebahagiaan mereka, mereka tidak akan merasa bahagia ketika kenikmatan mengampiri orang lain, atau ketika suatu musibah terangkat dari mereka, dan barangsiapa yang tidak memberikan sesuatu yang menyenangkan mereka seperti apa yang disenangi oleh orang-orang beriman, dan membenci sesuatu pada mereka sebagaimana orang beriman membencinya, maka mereka bukanlah dari golongan mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

73. Dan jika kalian mendapatkan kebaikan, berupa kemenangan atau harta rampasan, maka dengan penuh penyesalan seakan mereka jauh dari kalian, dan seakan tidak ada kasih sayang, dan pertolongan antara dia dan kalian, orang munafik ini akan berkata: “Kenapa kalian tidak membagi harta rampasan ini denganku? Andai saja aku bersama para mujahid di peperangan ini, maka aku akan mendapatkan bagian yang melimpah dari harta rampasan itu”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sungguh jika kalian mendapat karunia} harta rampasan dan kemenangan {dari Allah, tentulah dia akan mengatakan seakan-akan belum pernah ada antara kalian dengan dia hubungan kasih sayang} hubungan yang baik dan kasih sayang {“Seandainya aku dahulu bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung.”} sehingga aku mendapat bagian yang banyak dari harta rampasan itu


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

73. Kemudian Allah berfirman, “sesungguhnya jika kamu beroleh karunia kemenangan dari Allah,” yaitu kemengan dan ganimah, “tentulah dia mengatakan seolah-olah belum ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia,’sekiranya saya ada bersama-sama mereka, tetu saya mendapat kemenangan yang besar’,” maksudnya ia berangan-angan sekiranya ia ikut hadir pada saat itu agar dia memperoleh ghanimah, dan tidak ada kemauan pada mereka kecuali hanya untuk itu saja, dimana seakan –akan dia bukanlah di antara kalian sekalian wahai kaum Mukminin, dan tidak pula diantara kalian dengannya kasih sayang keimanan yang mana di antara tuntutannya adalah bahwa kaum Mukminin adalah bersekutu kepada segala kemaslahatan mereka dan menolak kemudharatan dari mereka, mereka merasa bahagia dengan diperolehnya kemaslahatan itu walaupun di dapatkan oleh orang lain dari saudara-saudaranya, kaum Mukminin dan mereka akan merasa sakit dengan kehilangannya dan mereka semua berusaha bersama-sama dalam setiap perkara untuk mendapatkan manfaat bagi dunia dan bagi agama mereka, dan orang yang berangan-angan dunia saja itu tidak memiliki ruh keimanan yang di sebutkan di atas.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 71-74
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang mukmin untuk waspada terhadap musuh-musuh mereka. Ini mengharuskan mereka untuk selalu siap dengan mempersiapkan senjata dan peralatan, serta meningkatkan jumlah mereka untuk berkumpul di jalan Allah (berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok demi kelompok, bagian demi bagian, dan pasukan demi pasukan untuk berperang di jalan Allah. Kata “Ats-Tsubaat” adalah bentuk jamak dari “Tsubah” (kelompok), yaitu satu kelompok saling berkumpul menjadi dua kelompok
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah (dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok-kelompok, yaitu dua pasukan yang bergerak secara terpisah, (atau majulah bersama-sama) yaitu kalian semua Demikian juga diriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, Adh-Dhahhak, ‘Atha' Al-Khurasani, Muqatil bin Hayyan, dan Hushaif Al-Jazari.
Firman Allah, (Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat). Mujahid dan lainnya berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang orang-orang munafik.
Muqatil bin Hayyan berkata, (ada orang yang sangat berlambat-lambat) yaitu dia yang tidak mau jihad. Kemungkinan bahwa maknanya bahwa dia memperlambat diri sendiri dan memperlambat orang-orang untuk berjihad. Sebagaimana yang telah dilakukan Abdullah bin Ubay bin Salul, dimana dia terlambat dalam dalam berjihad dan menakut-nakuti manusia untuk keluar ikut berjihad. Ini merupakan pendapat Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir. Oleh karena itu Allah berfirman seraya memberitahukan tentang orang munafik yang berkata ketika terlambat untuk berjihad (Maka jika kamu ditimpa musibah) yaitu terbunuh, mati syahid, dan keunggulan musuh atas kalian dimana Allah menempatkan hikmah di dalamnya (ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka) yaitu tidak hadir bersama mereka saat terjadi peperangan. Hal itu merujuk kepada nikmat Allah kepadany, namun dia tidak menyadari apa yang telah dia lewatkan berupa pahala dari kesabaran atau pahala syahit ketika terbunuh.
(Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah) yaitu pertolongan, kemenangan dan harta rampasan (tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia) yaitu seakan-akan dia dari golongan agama kalian (Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)) yaitu agar bisa ikut menembakkan panah bersama mereka sehingga aku mendapatkan bagian dari hal itu, Itu merupakan tujuan utamanya.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Maka hendaklah dia berperang) yaitu orang mukmin yang maju (orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah) yaitu menukar agamanya dengan harga yang sedikit dari dunia. Hal itu tidak lain kecuali karena kekafiran dan tidak adanya keimanan mereka. Kemudian Allah SWT berfirman, (Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar) yaitu setiap orang yang berperang di jalan Allah, baik dia terbunuh atau menang dan mendapatkan harta rampasan. Maka di sisi Allah, dia mendapatkan pahala besar dan balasan yang melimpah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih “Allah menjamin orang yang berjihad di jalanNya ketika dia mati, maka Allah akan memasukkannya ke surga atau jika dia kembali ke tempat tinggal yang dia tinggalkan dengan membawa pahala dan harta rampasan”.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 73: Akan berkata ada antara kamu dan antaranya (tali) percintaan "Alangkah baiknya jika aku telah (pergi) bersama-sama mereka, lalu akupun dapat satu pendapatan yang besar.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yaitu kemenangan atau ghanimah.

Dengan nada penyesalan.

Dia berharap dirinya hadir dalam peperangan tersebut agar memperoleh ghanimah, dan tidak ada yang diinginkannya selain ghanimah saja tidak lebih, seakan-akan dirinya bukan golongan kamu wahai kaum mukmin, dan seakan-akan tidak ada hubungan keimanan antara kamu dengan dia. Padahal keimanan itu menghendaki pemiliknya agar bersama-sama dengan kaum mukmin yang lain memikul beban demi mendatangkan maslahat dan menghindarkan madharat, merasa senang ketika ketika saudaranya memperoleh kemenangan dan merasa sedih ketika saudaranya tidak memperolehnya serta berusaha bersama-sama kepada sesuatu yang dapat memperbaiki keadaan agama dan dunia mereka. Namun ternyata yang terlintas dalam hatinya hanya dunia dan kesenangannya, tidak memikirkan masalah tadi. Tetapi karena kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Dia tidak membuat mereka berputus asa dari rahmat-Nya serta tidak menutup pintunya, bahkan Dia tetap mengajaknya menutupi kekurangan itu dan menyempurnakan dirinya. Oleh karena itu, di ayat selanjutnya Dia mengajak mereka memperbaiki dirinya dengan berbuat ikhlas dan berangkat untuk berjihad di jalan-Nya.

Memperoleh banyak ghanimah.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 73

Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia dari Allah berupa kemenangan dalam perang dan memperoleh ganimah tentulah dia mengatakan dengan sangat menyesal bercampur keinginan mendapatkan ganimah, seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu, kaum muslim, dengan dia, orang munafik, wahai, sekiranya aku bersama mereka ikut dalam peperangan, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung pula, yakni bangga sebagai pemenang perang dan memperoleh harta rampasan perangsetelah ayat-ayat yang lalu mengecam perilaku orang-orang munafik yang selalu berkelit bila diajak berperang, ayat-ayat berikut membangkitkan semangat untuk maju ke medan perang menghadapi musuh. Karena itu, hendaklah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya menjual dalam arti menukar dan mengorbankan kehidupan dunia yang mereka miliki untuk mendapatkan kebahagiaan pada kehidupan akhirat, dengan cara berperang di jalan Allah menegakkan keadilan dan kebenaran. Dan barang siapa di antara kalian yang ikut berperang di jalan Allah, lalu gugur menjadi syahid karena dikalahkan oleh musuh atau memperoleh kemenangan selamat dari gugur di medan perang, maka kelak akan kami berikan pahala dengan nikmat yang besar kepadanya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah variasi penafsiran dari banyak mufassir terhadap kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 73 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita. Dukung syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Banyak Dibaca

Kaji banyak halaman yang banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-‘Adiyat, Al-Baqarah 153, Ali Imran 190-191, Al-Fajr, Al-An’am, Luqman 14. Juga Juz al-Qur’an, Al-Balad, Al-Baqarah 185, Al-Maidah, Al-Insyirah 5-6, Ar-Ra’d 11.

  1. Al-‘Adiyat
  2. Al-Baqarah 153
  3. Ali Imran 190-191
  4. Al-Fajr
  5. Al-An’am
  6. Luqman 14
  7. Juz al-Qur’an
  8. Al-Balad
  9. Al-Baqarah 185
  10. Al-Maidah
  11. Al-Insyirah 5-6
  12. Ar-Ra’d 11

Pencarian: surat al hajj ayat 27 untuk dagang, mushaf artinya, surat 59, surat yang menenangkan hati, an nahl ayat 44

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: