Surat Ali ‘Imran Ayat 120
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Arab-Latin: In tamsaskum ḥasanatun tasu`hum wa in tuṣibkum sayyi`atuy yafraḥụ bihā, wa in taṣbirụ wa tattaqụ lā yaḍurrukum kaiduhum syai`ā, innallāha bimā ya'malụna muḥīṭ
Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
« Ali 'Imran 119 ✵ Ali 'Imran 121 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Berkaitan Surat Ali ‘Imran Ayat 120
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 120 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat kumpulan penjabaran dari para ulama terkait isi surat Ali ‘Imran ayat 120, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Di antara bentuk permusuhan mereka bahwa sesungguhnya kalian (wahai orang-orang mukmin), jika terjadi kepada kalian peristiwa yang baik, seperti kemenangan dan memperoleh harta rampasan, maka tampak jelas pada mereka duka-lara dan kesedihan. Dan apabila terjadi hal-hal buruk pada kalian, berupa kekalahan, berkurangnya harta benda, jiwa dan hasil panen buah-buahan, maka mereka bergembira ria dengan hal tersebut. Apabila kalian sabar terhadap apa yang menimpa kalian dan kalian bertakwa kepada Allah dalam perkara yang Allah memerintahkan kalian untuk melakukannya dan perkara yang Allah larang kalian darinya, maka gangguan dari makar mereka tidak akan memudaratkan kalian. Dan Allah meliputi seluruh kerusakan yang diperbuat oleh orang-orang kafir dan akan membalas mereka atas hal itu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
120. Hai orang-orang beriman, bagian dari cobaan mereka adalah jika kalian mendapat kebaikan mereka akan bersedih, namun jika kalian mendapat musibah mereka menjadi gembira. Jika kalian bersabar atas gangguan mereka dan segala musibah serta bertakwa kepada Allah, maka permusuhan mereka tidak akan berbahaya bagi kalian sedikitpun. Ilmu Allah meliputi segala kerusakan yang mereka buat, dan Dia akan membalas perbuatan mereka itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
120. Apabila kalian -wahai orang-orang mukmin- mendapatkan suatu nikmat, baik berupa kemenangan atas musuh maupun bertambahnya harta dan anak, mereka (orang-orang kafir) akan merasa gundah dan sedih. Dan apabila kalian mendapatkan musibah, seperti dikalahkan oleh musuh, atau berkurangnya harta dan anak, mereka akan merasa gembira dan mencaci maki kalian. Jika kalian sabar terhadap perintah-perintah dan ketentuan-ketentuan-Nya, dan berusaha menghindari murka-Nya kepada kalian, maka kalian akan terhindar dari tipu daya dan gangguan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala macam tipu daya mereka dan akan menggagalkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
120. إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ (Jika kamu memperoleh kebaikan)
Yang berupa pertolongan, kekuatan, dan yang lainnya meski itu sedikit.
تَسُؤْهُمْ (niscaya mereka bersedih hati)
Maka siapa saja yang memiliki sifat seperti ini maka ia tidak pantas untuk dijadikan orang terpercaya.
وَإِن تَصْبِرُوا۟ (Jika kamu bersabar)
Yakni atas permusuhan mereka atau atas beban berat dalam memerangi mereka.
وَتَتَّقُوا۟( dan bertakwa)
Yakni menghindari untuk menjadikan mereka teman dekat.
لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ (niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu)
Yakni berupa keburukan rencana mereka bagi kalian dan agama kalian.
إِنَّ اللهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan)
Yakni yang Maha melihat mereka dan Maha berkuasa atas penghapusan amalan mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
120 Jika kamu memperoleh kenikmatan berupa pertolongan, atau ghanimah, atau kekuatan, niscaya mereka akan bersedih hati dan gundah. Namun jika kamu mendapat bencana berupa kekalahan atau kekeringan, mereka akan bergembira karenanya sebab kebencian mereka. Jika kamu bersabar atas perlakuan dan permusuhan mereka dan bertakwa kepada Allah dan tidak menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak akan mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sebab kalian berada dalam perlindungan Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan dan Maha Kuasa menjadikan mereka frustasi.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Jika kalian memperoleh} mendapat {kebaikan} kenikmatan seperti pertolongan, awan mendung, dan kesuburan {maka itu membuat mereka sedih} membuat mereka sedih. {Adapun jika kalian ditimpa bencana} musibah seperti kehancuran dan kekeringan{mereka bergembira karenanya. Jika kalian bersabar dan bertakwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kalian sedikit pun. Sesungguhnya Allah Maha Meliputi segala yang mereka kerjakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
120. “Jika kamu memperoleh kebaikan;” kemuliaan, kemenangan, keselamatan, dan kebaikan, “niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapatkan bencana” berupa penguasaan musuh atau terjadinya beberapa musibah duniawi, “niscaya mereka bergembira karenanya.” Ini adalah sifat dari musuh yang sangat sengit sekali permusuhannya. Ketika Allah menerangkan tentang permusuhan mereka yang begitu keras dan menjelaskan tentang sifat keji yang ada pada mereka, maka Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang Mukmin untuk bersabar dan konsisten terhadap ketakwaan, dan bahwa bila mereka menegakkan hal itu, niscaya tipu daya musuh mereka tidak akan memudaratkan mereka sedikit pun. Sesungguhnya Allah meliputi mereka semua, perbuatan-perbuatan mereka, tipu daya mereka yang mereka gencarkan terhadap kalian, dan sungguh Allah telah berjanji kepada kalian ketika kalian menegakkan ketakwaan, bahwa mereka tidak akan memudaratkan kalian sedikit pun, maka janganlah kalian bersedih dengan terjadinya hal tersebut.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 118-120
Allah SWT berfirman sembari melarang hamba-hambaNya yang mukmin untuk menjadikan orang-orang munafik sebagai teman akrab, yaitu membiarkan mereka mengetahui rahasia-rahasia orang mukmin yang bisa digunakan oleh musuh-musuh mereka. Orang-orang munafik dengan segala usaha dan upaya tidak akan henti-hentinya untuk merugikan orang-orang beriman, yaitu mereka akan berusaha bertentangan dan berusaha membahayakan mereka dengan segala kemungkinan, dan melakukan tipu daya untuk mencelakakan mereka. Mereka menginginkan sesuatu yang membuat orang-orang mukmin merasa tertekan dan terganggu.
Firman Allah SWT, (janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu) yaitu golongan lain dari golongan agama lain, dan teman kepercayaan seseorang terhadap oerang lain seperti keluarganya yang mengetahui rahasia-rahasia perkaranya. Imam Bukhari meriwayatkan hal ini. Diriwayatkan dari Abu Sa'id bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi dan mengangkat seorang khalifah melainkan dia mempunyai dua orang kepercayaan: satu orang kepercayaan yang menyuruh dan mendorongnya kepada yang makruf, dan satu orang kepercayaan yang menyuruh dan mendorongnya kepada kejahatan. Orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah "
Diriwayatkan dari Abu Dahqanah, dia berkata, "Dikatakan kepada Umar bin Khattab, “Sesungguhnya disini ada anak dari golongan Nasrani yang hafal kitab, maka mungkin kamu bisa menjadikannya penulis” Umar berkata, “Sungguh jika aku mengambilnya, maka aku menjadikan orang kepercayaan selain orang-orang beriman."
Dalam riwayat dan ayat ini terdapat dalil bahwa orang-orang yang ditegur maka tidak boleh dimintai pertolongan untuk menulis yang di dalamnya terdapat rahasia-rahasia orang muslim dan dalam urusannya yang bisa membahayakan mereka jika terungkap kepada musuh-musuh Islam dalam peperangan.Oleh karena itu Allah SWT berfirman (mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu)
Kemudian Allah SWT berfirman, (Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi) sungguh telah terlihat di banyak wajah mereka, jadi ujaran kebencian keluar dari lisan-lisan tidak berguna mereka, dengan yang ada dalam hati mereka berupa kebencian terhadap Islam dan orangpara pemeluknya. Hal yang semacam itu tidak dapat disembunyikan bagi orang yang bijaksana dan berakal. Oleh karena itu Allah berfirman, (Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya) Firman Allah SWT, (Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu) yaitu hai orang-orang yang beriman, kalian mencintai orang-orang munafik karena apa yang mereka tunjukkan kepada kalian berupa keimanan, sehingga kalian mencintai mereka karena itu. Adapun mereka tidak mencintai kalian baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. (dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya) yaitu kalian tidak ragu-ragu dalam mengimani kepada kitab-kitab tersebut, sedangkan mereka memiliki keraguan, kebimbangan, dan ketidakpastian.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas mengatakan, (dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya) yaitu terhadap kitab kalian, kitab mereka, dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Adapun mereka ingkar terhadap kitab kalian sehingga kalian lebih berhak membenci mereka daripada mereka membenci kalian. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir,
(Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu) “Al-Anamil" adalah ujung-ujung jari. Ini adalah yang dikatakan Qatadah. Seorang penyair berkata:
Aku ingin dari kalian berdua, yaitu sesuatu yang mencapai tenggorokanku, dan apa yang dipegang oleh sepuluh jari tanganku.
Ibnu Mas'ud, As-Suddi, dan Ar-Rabi' bin Anas berkata, “Al-Anamil” adalah jari-jari tangan.
Ini adalah perkara orang-orang munafik. Mereka menampakkan iman dan kasih sayang kepada orang-orang mukmin, tetapi di dalam hati mereka sesuatu yang bertentangan. Seperti Allah SWT berfirman: (mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu” Ini adalah kemarahan dan kebencian yang paling mendalam.
Allah SWT berfirman, (Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati) yaitu bagaimana kalian dengki terhadap orang-orang mukmin dan marah karena hal itu. Maka ketahuilah sesungguhnya Allah telah menyempurnakan nikmatNya kepada hamba-hambaNya yang beriman, memantapkan agamaNya, meninggikan kalimat-kalimatNya, dan menampakkan agamaNya. Maka matilah kalian dalam kemarahan kalian (Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati) yaitu Dia Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati kalian, dan yang tersembunyi berupa rahasia-rahasia kalian berupa kemarahan, kedengkian, dan dendam terhadap orang-orang mukmin. Itu adalah kiasan bagi kalian di dunia, dimana kalian menampakkan sesuatu yang kalian harapkan. Di akhirat, kalian diberi azab yang dahsyat di neraka dan kalian kekal di dalamnya, sehingga tidak ada jalan keluar bagi kalian dari sana. Kemudian Allah SWT berkata, (Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya) Ini adalah bukti yang menunjukkan atas dahsyatnya permusuhan mereka terhadap orang-orang mukmin. Ketika orang mukmin meraih kemenangan, pertolongan, dan dukungan, serta mendapatkan banyak bantuan, hal itu menyakiti orang munafik. Ketika orang-orang mukmin mengalami kesulitan, atau kekalahan dari musuh mereka, dimana dalam hal tersebut terdapat hikmah Allah SWT (sebagaimana yang terjadi pada perang Uhud) orang-orang munafik merasa gembira. Allah SWT berfirman seraya memberitahu kepada hamba-hambaNya
(Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan) Allah SWT membimbing mereka agar selamat dari kejahatan orang-orang yang berbuat jahat dan usaha orang yang berbuat dosa dengan sabar, takwa, dan tawakal kepada Allah, Dzat yang meliputi muruh-musuh mereka. Maka, tidak ada daya dan upaya bagi mereka kecuali dengan izinNya. Dialah Dzat yang membuat sesuatu ada jika Dia berkehendak, dan tidak ada jika Dia tidak berkehendak, serta sesuatu tidak aakn terjadi kecuali dengan kausa dan kehendakNya. Cukuplah berserah diri kepadaNya.
Kemudian Allah SWT menentukan syariat dalam mengisahkan perang Uhud dan apa yang terjadi di dalamnya, berupa ujian bagi hamba-hambaNya yang beriman, dan memisahkan antara orang-orang mukmin dan orang-orang munafik serta menjelaskan kesabaran orang-orang yang bersabar. Kemudian Allah SWT berfirman
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 120: Jika kebaikan mengenai kamu, mereka susah; dan jika bahaya hinggapi kamu, mereka suka; dan kamu sabar dan berbakti, maka tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit jua pun;sesungguhnya Allah Mengepung apa-apa yang mereka kerjakan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Seperti kemenangan dan harta rampasan perang (ghanimah).
Seperti kekalahan dan musibah.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa memusuhi kita dan tidak memberikan kesetiaan kepada kita. Oleh karena itu, janganlah kita berwala' kepada mereka.
Inilah sebab kemenangan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 120
Jika mereka yang berhati dengki itu melihat kamu memperoleh kebaikan, kemenangan perang, rezeki yang melimpah, kesehatan dan kemuliaan, niscaya mereka bersedih hati bahkan hal tersebut membuat mereka marah, tetapi jika kamu tertimpa bencana, seperti sakit, kemiskinan atau kalah perang, maka mereka bergembira karenanya. Allah memberi umat islam tuntunan agar tetap bersabar dan bertakwa kepada Allah ketika menghadapi orang yang bersifat demikian. Karena jika kamu bersabar tidak terbawa hawa nafsu untuk membalasnya dengan perbuatan jahat, dan bertakwa kepada Allah dengan tetap istikamah dalam bersabar, maka tipu daya mereka tidak akan menyusahkan dan mendatangkan bahaya bagi kamu sedikit pun. Sungguh, Allah maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan dan maha mengetahui tipu daya yang mereka rahasiakan. Pada ayat ini Allah mengingatkan umat islam akan kisah perang uhud. Dan ingatlah, ketika engkau wahai nabi Muhammad, berangkat pada pagi hari jum'at, meninggalkan keluargamu, yaitu istrimu aisyah untuk mengatur strategi perang, dan pada hari sabtu kamu menempatkan orang-orang beriman pada pos-pos strategis untuk pertempuran. Allah maha mendengar pembicaraan lagi maha mengetahui isi hati semua orang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penjelasan dari berbagai ulama tafsir terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 120 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.