Surat Al-Insyiqaq Ayat 22

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُكَذِّبُونَ

Arab-Latin: Balillażīna kafarụ yukażżibụn

Artinya: Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).

« Al-Insyiqaq 21Al-Insyiqaq 23 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Tentang Surat Al-Insyiqaq Ayat 22

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Insyiqaq Ayat 22 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai pelajaran penting dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjabaran dari berbagai ahli tafsir terkait kandungan surat Al-Insyiqaq ayat 22, sebagiannya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

20-24. Apa yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah dan hari akhir sesudah ayat ayat dijelaskan kepada mereka? Dan apabila al-qur’an dibacakan kepada mereka,mereka tidak sujud kepada Allah dan tidak menerima apa yang datang dari sisi NYA? Ciri khas orang orang kafir adalah mendustakan dan menyelisihi kebenaran. Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka simpan dalam dada mereka berupa penentangan, padahal mereka mengetahui bahwa apa yang dibawa oleh al-qur’an adalah kebenaran. Sampaikanlah kabar gembira kepada mereka (wahai rasul),bahwa Allah telah menyiapkan azab yang menyakitkan bagi mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

22. Bahkan orang-orang kafir ini mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul mereka untuk mereka.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

22. بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُكَذِّبُونَ (bahkan orang-orang kafir itu mendustakan)
Yakni mendustakan kitab yang mengandung pengukuhan tauhid, hari kebangkitan, pahala, dan siksa.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

22-23. Namun orang-orang kafir itu tetap mendustakan Alquran, hari kebangkitan dan hari perhitungan. Allah Maha Tahu atas kesyirikan, kekufuran dan rasa memusuhi Ilsam yang mereka sembunyikan di dalam dada mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Bahkan orang-orang yang ingkar itu mendustakan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Meski demikian, masih banyak manusia yang tidak beriman, “dan apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,” yakni tidak tunduk merendahkan diri untuk al-Qur’an dan tidak tunduk pada perintah dan larangannya. “Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya),” yakni mendustakan kebenaran setelah jelas, sehingga tidak aneh bila mereka tidak beriman dan tidak tunduk pada al-Qur’an. Orang yang mendustakan adalah pembangkang yang tidak memiliki tipu daya di dalamnya. “Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka),” yakni, terhadap apa yang mereka lakukan dan yang mereka niatkan secara rahasia. Allah mengetahui rahasia dan perbuatan terang-terangan mereka dan akan membalas amal perbuatan mereka. Karena itu Allah berfirman, “Maka berilah kabar gembira kepada mereka dengan azab yang pedih.” Berita dinamakan juga kabar gembira, karena berita itu berpengaruh di diri manusia, baik berita menyenangkan atau menyedihkan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-25
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa mereka berkata “asy-syafaq” adalah awan merah
“Asy-syafaq” adalah merahnya warna cakrawala yang adakalanya hal ini terjadi sebelum terbitnya matahari dan adakalanya setelah tenggelamnya matahari, sebagaimana yang diketahui di kalangan ahli bahasa
Dalam hadits shahih Muslim, dari Abdullah bin Amr, dari Rasulallah SAW bahwa beliau bersabda,”waktu Maghrib selama sinar merah belum tenggelam”
Tetapi yang benar pendapat dari Mujahid bahwa dia berkata tentang firmanNya: (Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja (16)) itu adalah seluruh siang. Dalam riwayat lain darinya, bahwa “asy-syafaq” adalah matahari. Dan sesungguhnya hal yang mendorong Mujahid mengatakan demikian adalah karena dia membandingkan dengan firmanNya: (dan dengan malam dan apa yang diselubunginya (17)) yaitu menggabungkan, seakan-akan menurutnya Allah bersumpah dengan menyebut cahaya dan kegelapan.
Ibnu Jarir berkata bahwa Allah bersumpah dengan menyebut siang hari yang pergi dan malam hari yang datang.
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah berkata tentang firmanNya, (Wama wasaq) yaitu apa yang dihimpunkan
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bintang-bintang dan hewan-hewan yang dihimpunkan.
Ikrimah berkata tentang firmanNya: (dan dengan malam dan apa yang diselubunginya (17)) yaitu apa yang dikumpulkan karena kegelapannya, jika malam hari tiba, maka semua makhluk pulang ke tempat tinggalnya.
Firman Allah SWT: (dan dengan bulan apabila jadi purnama (18)) Ibnu Abbas berkata terhimpun dan terlihat sempurna. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, dan Ibnu Zaid.
(dan dengan bulan apabila jadi purnama (18)) yaitu, ketika sempurna. Al-Hasan berkata, ketika penuh. Qatadah berkata, ketika bundar. Makna pendapat mereka bahwa ketika bulan itu sempurna cahayanya, yang hal ini dijadikan sebagai lawan kata dari malam yang apabila gelap gulita.
Firman Allah SWT (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) yaitu keadaan demi keadaan. Lalu dia berkata bahwa demikianlah Nabi kalian SAW. Hal ini bisa ditafsirkan bahwa Ibnu Abbas menyandarkan tafsir ini dari Nabi SAW seakan-akan dia berkata,”Aku mendengar ini dari nabi kalian SAW. Maka perkataannya,”nabiyyukum” sebagai marfu’ menjadi fa’il dari “qaala”. Dan itu adalah yang paling jelas.
Diriwayatkan dari Mujahid, bahwa Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) dia berkata bahwa menurut Nabi kalian yaitu “keadaan demi keadaan”;.
Bisa juga ditafsirkan bahwa yang dimaksud oleh firmanNya: (sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (19)) adalah keadaan demi keadaan. Lalu disebutkan bahwa orang yang dimaksud adalah Nabi kalian. Maka, kata “nabiyyukum” dimarfu’ dengan ketentuan bahwa “haza” dan “nabiyyukum” merupakan mubtada’ dan khabar; hanya Allah yang lebih Mengetahui. Hal ini diperkuat dengan adanya bacaan Umar, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan sebagian besar ulama Makkah dan Kufah (latarkabanna) dengan difathah huruf ta’ dan ba’nya.
Kemudian Ibnu Jarir setelah mengemukakan pendapat semua ulama qiraat dan tafsir tentang ayat ini berkata bahwa penafsiran yang benar adalah pendapat orang yang berkata bahwa sesungguhnya kamu, wahai Muhammad akan melalui keadaan demi keadaan, dan urusan demi urusan yang berat. Makna yang dimaksud sekalipun khitabnya hanya ditujukan kepada Rasulullah SAW, tetapi pengertiannya mencakup semua manusia, bahwa mereka pada hari kiamat akan mengalami banyak penderitaan karena menghadapi keadaan-keadaan dan kengerian-kengeriannya.
Firman Allah SWT: (Mengapa mereka tidak mau beriman? (20) Dan apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud (21)) yaitu apakah yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah dan RasulNya serta hari akhir, dan mengapa mereka ketika Al-Qur'an yang merupakan ayat-ayat dan kalam Allah ini dibacakan kepada mereka, mereka tidak mau bersujud menghormati dan mengagungkanNya?
Firman Allah SWT: (bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya) (22)) yaitu watak mereka yaitu mendustakan kebenaran, mengingkari dan menentang kebenaran (Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka) (23)) Mujahid dan Qatadah berkata bahwa mereka menyembunyikannya dalam dada mereka. (Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih (24)) yaitu maka beritahukanlah kepada mereka, wahai Muhammad, bahwa Allah SWT menyediakan bagi mereka azab yang pedih.
Firman Allah SWT: (Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh (25)) Ini merupakan isti'sna munqathi’, yaitu tetapi (orang-orang yang hatinya beriman) yaitu dengan hati mereka (dan beramal saleh) dengan seluruh anggota tubuh mereka (bagi mereka pahala) yaitu di akhirat (yang tidak putus-putusnya) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah tidak dikurangi


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Bahkan orang-orang yang berada dalam kekafiran mendustakan isi Al-Qur'an yang mulia ini, mereka mengatakan : ini hanyalah cerita atau dongeng orang-orang terdahulu, ini ucapan manusia, ini, dan ini, mendustakannya, dan para pengikut kelompok al-jahmiyah dan al-mu'tazilah, serta kelompok al-asya'roh mengatakan : bahwasanya Allah tidak berbicara dan Al-Qur'an ini adalah perkataan Muhammad atau perkataan Jibril, itulah pemahaman sesat mereka tentang Al-Qur'an, dan perkataan mereka itu Allah simpan dalam Al-Qur'an : { إِنْ هَٰذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ } ( Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia” ) [ Al-Mudattsir : 25 ] .

( بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُكَذِّبُونَ ) Mereka mendustakan Al-Qur'an yang mulia ini, dan peringatan dan ancaman yang ada didalamnya, berita-berita yang agung serta peringatan akan peristiwa hari kiamat yang maha dahsyat mereka pun mendustakannya .


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُكَذِّبُونَ (22) وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ (23) “bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya). Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).” Setelah Allah subhaanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa apabila mereka dibacakan al-Quran mereka tidak tunduk, Allah menjelaskan bahwa penyebab mereka enggan sujud adalah pendustaan mereka terhadapa yang dibawa oleh para rasul ‘alaihimussholaatu wassalaam, karena siapa saja yang imannya jujur maka pasti ia akan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, karena keimanan yang jujur akan membawa pemiliknya kepada hal itu. Dan anda tidak akan mendapati seorang yang melakukan perkara-perkara yang haram atau meninggalkan kewajiban-kewajiban melainkan karena disebabkan oleh lemahnya iman. Oleh karenanya, menurut ahlussunnah waljama’ah keimanan adalah pembenaran yang berkosekuensi menerima dan patuh, maka kapan pun anda melihat seseorang yang meninggalkan kewajiban-kewajiban,atau sebagiannya, melakukan perkara-perkara haram maka ketahuilah bahwa keimanannya lemah. Andai saja keimanannya kuat maka ia tidak akan menyia-nyakan kewajiban dan tidak akan melakukan larangan-larangan, oleh karena itu Allah Ta’ala di sini berfirman: بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُكَذِّبُونَ (22) “bahkan orang-orang kafir itu mendustakan (nya).” Maknanya: Bahwa mereka meninggalkan sujud disebabkan karena pendustaan mereka terhadap risalah yang dibawa oleh rasul-rasul.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Insyiqaq ayat 22: 20-24 Kemudian Allah berkata : Maka apapun yang dilakukan mereka orang-orang kafir (tidak ada manfaatnya), sampai-sampai (mereka) menolak kemampuan Allah terhadap hari kebangkitan. Dan jika dibacakan Al Qur’an, mereka tidak mau tunduk dan membantah perintah-perintah dan larangan-larangan Allah. Bahkan tabiat mereka sebenarnya adalah mendustakan. Allah lah Yang Maha Tahu atas apa yang terkumpul di dada-dada mereka dari kekufuran, kedustaan, dan kedengkian terhadap kaum muslimin. Maka kabarkan kepada mereka wahai Nabi ! Dengan adzab yang pedih yang menyakitkan sebagai balasan penolakan dan hal yang dirahasiakan dari kedustaan mereka.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah jelas kebenarannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Insyiqaq Ayat 22

Mereka enggan beriman, bahkan orang-orang kafir itu mendustakan Al-Qur'an dan hari kebangkitan dengan berbagai alasan, seperti dengki kepada nabi Muhammad, khawatir kehilangan status sosial, atau hanya merasa diri mulia. 23. Dan mereka tetap ingkar, padahal Allah lebih mengetahui dengan pasti apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka. Allah akan membuka semua isi hati mereka kelak di hari kiamat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penafsiran dari kalangan mufassir terkait kandungan dan arti surat Al-Insyiqaq ayat 22 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Support usaha kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Sering Dibaca

Ada berbagai halaman yang paling sering dibaca, seperti surat/ayat: Ad-Dukhan, Ali ‘Imran 139, Al-Ma’idah 8, Tentang Al-Quran, Al-Baqarah 45, Al-Qamar 49. Ada pula Al-Isra 25, Ali ‘Imran 97, Al-Hadid 20, At-Thalaq, Al-Baqarah 43, Al-Jin.

  1. Ad-Dukhan
  2. Ali ‘Imran 139
  3. Al-Ma’idah 8
  4. Tentang Al-Quran
  5. Al-Baqarah 45
  6. Al-Qamar 49
  7. Al-Isra 25
  8. Ali ‘Imran 97
  9. Al-Hadid 20
  10. At-Thalaq
  11. Al-Baqarah 43
  12. Al-Jin

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: