Surat Al-Muthaffifin Ayat 15

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ูƒูŽู„ู‘ูŽุงู“ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู† ุฑู‘ูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ู‘ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ

Arab-Latin: Kallฤ innahum 'ar rabbihim yauma`iลผil lamaแธฅjแปฅbแปฅn

Artinya: Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.

ยซ Al-Muthaffifin 14 โœต Al-Muthaffifin 16 ยป

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Muthaffifin Ayat 15

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Didapatkan berbagai penjelasan dari berbagai ulama tafsir terkait isi surat Al-Muthaffifin ayat 15, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

10-17. Azab besar pada hari itu bagi orang orang yang mendustakan. Yaitu orang orang yang mendustakan hari pembalasan. Tidak ada yg mendustakannya kecuali orang yang dzhalim dan banyak berbuat dosa. Apabila ayat-ayat al-qurโ€™an dibacakan kepadanya, dia berkata,โ€ini adalah kebatilan-kebatilan orang orang dulu.โ€ Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka tuduhkan, sebaliknya al-qurโ€™an adalah firman Allah dan wahyu NYA kepada nabi NYA. Yang membuat hati mereka terhalang untuk membenarkan adalah apa yang menutupinya akibat banyaknya dosa dosa yang mereka lakukan. Perkaranya tidak sebagaimana yang diucapkan oleh orang orang kafir, sebaliknya pada hari kiamat,mereka terhalang sehingga tidak bisa melihat tuhan mereka di surga. Kemudian orang-orang kafir itu masuk kedalam api neraka,mereka merasakan panasnya, Kemudian kepada mereka dikatakan, โ€œini adalah balasan yang dulu kalian dustakan.โ€


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

15. Sungguh, mereka akan terhalangi untuk melihat kepada Rabb mereka pada hari Kiamat.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

15. ูƒูŽู„ู‘ูŽุงู“ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู† ุฑู‘ูŽุจูู‘ู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ู‘ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka)
Yakni tertutup dari Tuhan mereka pada hari kiamat, mereka tidak dapat melihat-Nya layaknya orang-orang beriman. Sebagaimana Allah telah menghalangi mereka dari tauhid di dunia, Allah juga menghalangi mereka dari melihat-Nya di akhirat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1) . Imam Syafi'i berkata : "Ayat ini merupakan dali bahwasanya orang-orang beriman pada hari kiamat akan melihat tuhannya"

Kemudian dari perkataan itu Ibnu katsir memberi komentar : Perkataan Imam Syafi'i ini adalah perkataan yang sangat baik, dia menjadikannya dalil atas pemahaman yang baik terhadap ayat ini, dan itu satu makna dengan ayat : { ูˆูุฌููˆู‡ูŒ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู†ูŽุงุถูุฑูŽุฉูŒ , ุฅูู„ูŽู‰ูฐ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูŽุง ู†ูŽุงุธูุฑูŽุฉูŒ } ( Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri , Kepada Tuhannyalah mereka melihat. ) [ Al-Qiyamah : 22-23 ] .

2) . Al-Husain bin al-fadhl berkata tentang ayat ini : "Sebagaimana di dunia Allah menutupi hati-hati orang kafir dari cahaya Tauhid, Dia pun menutupi mereka dari melihat kepada-Nya pada hari kiamat" .

3) . Tabir di dunia dan tabir di akhirat !
Sesungguhnya azab yang paling besar bagi penghuni neraka adalah tabir yang menutupi mereka dari melihat kepada Tuhannya, hati-hati mereka yang keras membatu menjadi sebab cahaya iman tidak mampu sampai kepada mereka, maka balasan yang pantas bagi mereka adalah tabir yang menutup dari melihat kepada sang pencipta.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

15. Jangan begitu! Ungakapan untuk memperingatkan lagi. Orang-orang kafir itu benar-benar terhalang dan terlarang dari Tuhannya pada hari kiamat. Mereka tidak bisa melihat Tuhannya seperti orang-orang yang beriman


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโ€™ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โ€˜Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sekali-kali tidak. Sesungguhnya mereka dari Tuhan mereka} dari melihat Tuhan mereka {pada hari itu benar-benar terhalang} terhalang


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 14-17
Sedangkan orang yang bersikap adil lagi obyektif dan bertujuan mencari kebenaran yang nyata, ia tidak mendustakan Hari Pembalasan, karena Allah telah menegakkan dalil-dalil pasti dan bukti-bukti nyata yang membuatnya yakin dengan sebenarnya. Bukti dan dalil itu bagi pandangan hatinya laksana matahari bagi pandangan matanya. Tidak seperti orang yang hatinya tertutup oleh kemaksiatan-kemaksiatannya. Ia terhalang dari kebenaran. Karena itu balasannya adalah terhalang dari Allah sebagaimana hatinya dulu ketika di dunia terhalang dari menerima ayat-ayat Allah. โ€œKemudian sesungguhnya mereka,โ€ di samping siksaan berat itu, โ€œbenar-benar masuk neraka, kemudian dikatakan (pada mereka),โ€ โ€œinilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan.โ€ Di sini Allah menyebutkan tiga macam azab untuk mereka; azab Neraka Jahim, azab celaan dan cemoohan, dan azab terhalang dari Rabb semesta alam yang mencakup murka dan marah Allah atas mereka dan hal itu lebih berat bagi mereka daripada siksaan neraka.
Kontekstual ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Rabb mereka pada Hari Kiamat dan di surga. Mereka merasa niikmat dengan memandang Allah yang jauh lebih besar dari seluruh kenikmatan. Mereka bergembira berbincang-bincang denganNya dan senang dekat denganNya sebagaimana disebutkan Allah dalam berbagai ayat al-Qurโ€™an serta riwayat mutawatir yang dinukil dari Rasulullah.
Dalam ayat-ayat ini terdapat peringatan dari berbagai dosa, karena dosa bisa menutupi hati sedikit demi sedikit hingga cahaya hati padam dan pandangan hati mati dan inilah yang akan memutarbalikkan kebenaran (pada diri seseorang), sehingga kabatilan dalam pandangannya adalah kebenaran dan kebenaran dalam pandangannya adalah kebatilan. Dan inilah salah satu hukuman dosa terbesar.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 7-17
Allah SWT: (sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin) yaitu tempat kembali dan tempat berpulang mereka adalah ke Sijjin. Kata sijjin menggunakan wazan fa'il dari kata โ€œas-sijnuโ€ yang artinya kesempitan, sebagaimana dikatakan fasiq, syarib, khamir, dan sakir dan kata semacam itu. Oleh karena itu Allah mengagungkan perkaraNya, jadi Dia SWT berfirman: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yaitu sesuatu perkara yang menakutkan, penjara yang abadi, dan azab yang menyakitkan.
Kata Sijjin diambil dari kata โ€œas-sijnuโ€ adalah sempit. karena sesungguhnya semua makhluk itu setiap kali rendah, menyempit, dan setiap kali meninggi, maka bertambah luas. yaitu, sesungguhnya ketujuh ufuk itu masing-masing darinya lebih luas dan lebih tinggi daripada selainnya. Demikian pula bumi, yang masing-masing lapis lebih luas daripada yang lainnya, sehingga sampai pada lapis yang paling bawah yang semakin menyempit sampai pada pusat pertengahan bumi yang ada di lapis ketujuh. Mengingat tempat kembali orang-orang durhaka adalah neraka Jahanam yang merupakan lapisan paling dasar, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) (5) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih) (Surah At-Tin) dan di sini Allah berfirman: (Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin (7) Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) yang menghimpunkan antara kesempitan dan kerendahan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan (13)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT: ((Ialah) kitab yang bertulis (9)) bukan tafsir dari firmanNya: (Tahukah kamu apakah Sijjin itu? (8)) sesungguhnya ayat ini merupakan penjelasan bagi apa yang dicatatkan bagi mereka tentang tempat kembali mereka menuju Sijjin, yaitu hal itu telah ditulis dan dicatat darinya, tidak ada seorangpun yang ditambahkan di dalamnya dan tidak ada seorangpun yang dikurangi darinya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (10)) yaitu ketika mereka pada hari kiamat telah berada di sesuatu yang diancamkan Allah kepada mereka berupa Sijjin dan azab yang menghinakan. Telah disebutkan pembahasan itu tentang firmanNya (wail) dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi dan yang dimaksud adalah kebinasaan dan kehancuran, sebagaimana dikatakan, "Kecelakaan bagi Fulan"
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan siapa orang-orang yang berdusta, durhaka, dan kafir: ((yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan (11)) yaitu tidak percaya tentang kejadiannya, tidak meyakini keberadaannya, dan menganggap mustahil perkaranya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan settap orang yang melampaui batas lagi berdosa (12)) yaitu melampaui batas dalam perbuatannya, berupa mengerjakan hal-hal yang diharamkan dan melampaui batas dalam menggunakan hal-hal yang diperbolehkan, serta berdosa dalam ucapannya; jika berbicara, dia berdusta; jika berjanji, dia mengingkarinya; dan jika bertengkar, dia melampaui batas.
Firman Allah SWT: (yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata, "Itu adalah dongengan-dongengan orang-orang yang dahuluโ€ (13)) yaitu apabila dia mendengar kalam Allah SWT dari Rasul SAW, maka dia mendustakannya dan menuduhnya dengan prasangka buruk, lalu dia meyakininya sebagai hal yang dibuat-buat yang dikumpulkan dari kitab orang-orang yang terdahulu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahuluโ€ (24)) (Surah An-Nahl)
Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14)) yaitu keadaannya tidak seperti apa yang mereka sangka, dan tidak seperti yang katakan bahwa Al-Qur'an ini adalah dongengan orang-orang terdahulu, bahkan Al-Qur'an itu adalah kalam dan wahyu Allah yang diturunkan kepada RasulNya. Dan sesungguhnya hati mereka tertutup dari keimanan kepada Al-Qur'an, tidak lain karena hati mereka telah dipenuhi oleh dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang banyak. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka (14))
Ar-rainu itu menutupi hati orang-orang kafir, dan Al-ghaimu menyelimuti hati orang-orang yang berbuat baik, sedangkan โ€œAl-gainuโ€ meliputi hati orang-orang yang didekatkan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW yang bersabda,โ€Sesungguhnya seorang hamba itu apabila melakukan suatu dosa, maka ada noda hitam di hatinya; dan apabila dia bertaubat darinya, maka noda itu lenyap dari hatinya dan menjadi cemerlang; dan apabila dia menambah dosanya, maka bertambah juga nodanya. Demikian itu berdasarkan firmanNya; ("Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati merekaโ€ (14))
Hasan Al-Bashri berkata bahwa yang dimaksud dengan itu adalah dosa di atas dosa sehingga membutakan hatinya sehingga mati. Demikian juga dikatakan Mujahid bin Jubair, Qatadah, Ibnu Zaid dan lainnya.
Firman Allah: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) yaitu pada hari kiamat bagi mereka itu Sijjin sebagai tempat tinggal mereka, kemudian mereka terhalang dari melihat Tuhan mereka yang menciptakan mereka.
Firman Allah SWT: (Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka (16)) yaitu kemudian mereka selain dihalangi dari melihat Tuhan mereka yang Maha Pengasih, mereka juga termasuk penghuni neraka (Kemudian, dikatakan (kepada mereka), "Inilah azab yang dahulu selalu kalian dustakan" (17)) yaitu, hal itu dikatakan kepada mereka dengan maksud mengecam, mencemooh, menghina dan merendahkan


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Sungguh orang-orang beriman pada hari kiamat akan melihat Tuhan mereka dengan mata kepala mereka sendiri, mereka nyaman dengan melihat-Nya, sedangkan orang-orang kafir tidak akan bisa mendapankan nikmat yang sama, karena mereka enggan beriman kepada Allah ketika didunia, oleh karena itu mereka pun tertutup dari melihat Tuhan mereka dihari kiamat.

Orang-orang yang ketika didunia mereka beriman akan mendapat nikmat terbesar dari Tuhan mereka di hari kiamat, ketika masih didunia mereka tidak mampu melihat wujud Tuhan mereka secara langsung, tapi mereka tetap istiqomah pada keimanan mereka, semua makhluk yang ada di dunia tidak mampu dan tidak memiiki kekuatan untu melihat wujud Tuhan semesta alam secara lagsung, akan tetapi pada hari kiamat Allah menjadikan jasad-jasad mereka menjadi kuat, sehingga mereka pun mampu melihat Allah dengan kemuliaannya, Rasululah ๏ทบ bersabda : (( ุนูŽู†ู’ ู‚ูŽูŠู’ุณู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุญูŽุงุฒูู…ู ุญูŽุฏูŽู‘ุซูŽู†ูŽุง ุฌูŽุฑููŠุฑูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุจูŽุฏู’ุฑู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุณูŽุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุฑูŽุจูŽู‘ูƒูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ูƒูŽู…ูŽุง ุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ู„ูŽุง ุชูุถูŽุงู…ููˆู†ูŽ ูููŠ ุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู )) " dari Qais bin Abu Hazim telah menceritakan kepada kami Jarir, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menemui kami di malam purnama, lantas beliau bersabda: "Kalian akan melihat Tuhan kalian pada hari kiamat sebagaimana kalian melihat bulan ini dengan tidak kesulitan melihatnya."

Imam Syafi'i berkata : hadits ini merupakan dalil bahwa orang mukmin pasti akan melihat Tuhannya pada hari kiamat, karena jika hal itu tertup bagi orang-orang kafir maka sudah bisa dipastikan bahwa hal itu mungkin bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, dan dalil-dalil tentang itu cukup banyak diriwayatkan dari Rasulullah ๏ทบ , dan melihat Allah dalam wujudnya yang asli adalah merupakan nikmat yang terbesar bagi orang-orang mukmin, mereka akan bahagia dengan nikmat yang agung itu, seperti itulah balasan bagi mereka yang menyatakan keimanannya kepada Allah dan taat atas segala perintahnya, menjauh dari segala larangannya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

ูƒูŽู„ู‘ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ " Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan (berupa dosa) itu menutup hati mereka." Maknanya: benar-benar mereka terhalangi dari Rabb mereka, ini terjadi saat hari kiamat, mereka akan terhalangi dari memandang kepada Allah โ€˜Azza Wa Jalla, sebagaimana mereka pun telah terhalangi dari memandang syariโ€™at, ayat-ayat-Nya, mereka memandang ayat-ayat-Nya itu seperti dongeng-dongeng terdahulu belaka.
Ahlussunnah waljamaโ€™ah menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk ketetapan adanya melihat Allah โ€˜Azza Wa Jalla. Sisi pendalilannya jelas. Sesungguhnya tidaklah mereka terhalangi ketika dimurkai Allah melainkan Allah memberikan kemampuan orang-orang baik untuk melihat-Nya Taโ€™ala ketika mendapatkan leridhoan., jika mereka,orang-orang yang fajir terhalangi maka orang-orang baik tidak akan terhalangi. Jika saja keduanya terhalangi maka tidak ada faedah sama sekali dari pengkhususan terhalang ini bagi orang-orang fajir saja.
Adanya melihat Allah โ€˜Azza Wa Jalla ditetapkan berdasarkan dalil al-Quran, hadits mutawatir dan ijmaโ€™ sahabat dan aimmah, tidak ada masalah (perselisihan) pada hal ini, bahwa Allah Taโ€™ala akan dilihat dengan mata sebagaimana Allah Taโ€™ala berfirman: ูˆูุฌููˆู‡ูŒ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู†ูŽุงุถูุฑูŽุฉูŒ (22) ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูŽุง ู†ูŽุงุธูุฑูŽุฉูŒ โ€œWajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.โ€(QS. AL-Qiyamah: 22-23)
Allah Ta'ala juga berfirman: ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ููˆุง ุงู„ู’ุญูุณู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽุฒููŠูŽุงุฏูŽุฉูŒ โ€œBagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.โ€ (QS. Yunus: 26) Nabi shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam manfsirkan tambahan dengan melihat wajah Allah Taโ€™ala(1)
Sebagaimana dalam firman Allah taโ€™ala juga: ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูŠูŽุดูŽุงุกููˆู†ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽุฏูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุฒููŠุฏูŒ โ€œMereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.โ€(QS. Qaf: 35) Tambahan dalam ayat ini bermakna tambahan yang ada pada firman-Nya: ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ููˆุง ุงู„ู’ุญูุณู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽุฒููŠูŽุงุฏูŽุฉูŒ โ€œBagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.โ€
Sebagaimana Allah Taโ€™ala berfirman: ู„ูŽุง ุชูุฏู’ุฑููƒูู‡ู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุฏู’ุฑููƒู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽุทููŠูู ุงู„ู’ุฎูŽุจููŠุฑู โ€œDia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan ituโ€(QS. Al-Anโ€™am: 103) Peniadaan jangkauan penglihatan di sini menunjukkan pada dasarnya adanya melihat Allah, oleh karenanya ayat ini dijadikan ulama salaf sebagai dalil penetap adanya penglihatan kepada Allah, sedang kholaf menjadikan dalil tidak adanya penglihatan kepada Allah, tidak diragukan lagi ayat ini adalah dalil yang mebantah mereka. Karena Allah di sini tidak meniadakan penglihatan, tetapi Allah maniadakan jangkauan, sedangkan peniadaan jangkauan pandangan menunjukkan pada dasarnya penglihatan itu ada.
Kesimpulannya: bahwa AL-Quran menunjukkan adanya rukyah (melihat) Allah โ€˜Azza waJalla secara hakiki dengan mata, begitu juga hadits hadits shahih menunjukkan demikian pula, yang mana Nabi shallallaahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:
ุฅูู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุณูŽุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ุนูŽูŠูŽุงู†ู‹ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ุตูŽุญู’ูˆู‹ุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฏููˆู’ู†ูŽู‡ูŽุง ุณูŽุญูŽุงุจูŒ
โ€œ Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian denagn mata sebagaimana kalian melihat matahari dengan jelas tanpa dihalangi awan โ€(2)
Beliau juga bersabda:
ุฅูู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุณูŽุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ุชูŽุฑูŽูˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุจูŽุฏู’ุฑู ู„ูŽุง ุชูŽุถูŽุงู…ู‘ููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ ุฑูุคู’ูŠูŽุชูู‡ู
โ€œSesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan di malam purnama, kalian tidak akan bedesakan dalam melihat-Nyaโ€ (3)
Para Sahabat radhiyallaahu โ€˜anhu, para pengikut mereka dengan kebaikan dari kalangan salaf telah mengimani hal tersebut, begitu juga para imam-imam umat ini. tetapi orang-orang yang akal dan hatinya tertupi kebenaran mereka mengingkarinya, mereka mengatakan: Sesungguhnya Allah tidak mungkin dilihat dengan mata, sedangkan yang dimaksud penglihatan dalam ayat-ayat adalah penglihatan dengan hati, yaitu dengan keyakinan. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah pernyataan yang batil, menyelisihi al-Quran, hadits dan ijmaโ€™ salaf. Juga keyakinan tersebut akan ada pada selain mereka juga, sampai-sampai orang fajir pun di hari kiamat nanti akan melihat apa-apa yang dulu dijanjikan kepada mereka dengan sebenar-benarnya dan dengan keyakinan, di sini bukan saatnya untuk memperpanjang pembahasan penetapan penglihatan kepada Allah โ€˜Azza Wa Jalla dan mendiskusikan dalil-dalil kedua kubu ini, karena perkara ini โ€“walillaahil hamdu- sudah amat jelas tidak perlu diulas secara panjang lebar.

(1) Dikeluarkan Muslim (181) dari hadits Shuhaib radhiyallaahu 'anhu
(2) Penggalan awal hadits ini dikeluarkan Bukhari (7435) dan sabdanya yang artinya "sebagaimana memandang matahariโ€ฆ" Muslim (183)
(3) Dikeluarkan Bukhari (554) dan Muslim (633) dari hadits Jarir Bin Abdullaah radhiyallaahu 'anhu


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Muthaffifin ayat 15: Allah memberi ancaman kepada kaum musyrikin dengan berkata : Cegahlah (hari kiamat ini) wahai orang-orang musyrik sebagaimana yang kalian klaim bahwa : Nanti di hari kiamat kalian akan menjadi orang-orang yang dekat (di sisi) Allah; Bahkan kalian di akhirat adalah orang-orang yang terhalang dari melihat Allah dan kalian tak akan dapat melihat-Nya. Karena sebagaimana kalian di dunia menghalangi diri-diri kalian dari mentauhidkan Allah, maka kalian akan terhalangi dari melihat Rabb kalian di hari kiamat.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Kata โ€œKallaโ€ di ayat ini bisa diartikan โ€œTentu atau pastiโ€.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 15

Sekali-kali tidak! sesungguhnya mereka yang kafir dan berbuat maksiat pada hari pembalasan itu benar-benar terhalang dari rahmat tuhannya. Mereka tidak mendapatkan rahmat Allah dan tidak pula mampu melihat-Nya di akhirat nanti. 16. Setelah terhalang dari rahmat Allah, kemudian sesungguhnya mereka yang ingkar dan berbuat maksiat itu benar-benar masuk neraka yang penuh siksa mengerikan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian beragam penjabaran dari kalangan mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk ummat. Bantulah usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Terbanyak Dikaji

Telaah banyak halaman yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 97, Tentang Al-Quran, Al-Baqarah 45, Ali ‘Imran 139, Al-Qamar 49, Al-Isra 25. Juga Al-Jin, At-Thalaq, Al-Hadid 20, Al-Baqarah 43, Ad-Dukhan, Al-Ma’idah 8.

  1. Ali ‘Imran 97
  2. Tentang Al-Quran
  3. Al-Baqarah 45
  4. Ali ‘Imran 139
  5. Al-Qamar 49
  6. Al-Isra 25
  7. Al-Jin
  8. At-Thalaq
  9. Al-Hadid 20
  10. Al-Baqarah 43
  11. Ad-Dukhan
  12. Al-Ma’idah 8

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qurโ€™an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
ย 
๐Ÿ‘‰ tafsirweb.com/start
ย 
โœ… Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: